Bab 5 Pesisir dan Laut 27
BAB V PESISIR DAN LAUT
Standar Kompetensi: Mengenal ekosistem pesisir dan laut, pencemaran dan dampak yang
ditimbulkan, serta cara pemeliharaannya.
Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan dampak pencemaran laut bagi biota laut dan terumbu karang.
2. Mengidentifikasi dampak pencemaran laut dari aspek sosial dan ekonomi.
3. Menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan pesisir laut.
4. Menjelaskan pengaturan yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut.
5. Sebagai individu menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat turut serta memelihara pesisir laut.
Indikator:
1. Siswa dapat menjelaskan dampak pencemaran laut bagi biota laut dan terumbu karang.
2. Siswa dapat mengidentifikasi dampak pencemaran laut dari aspek sosial dan ekonomi.
3. Siswa dapat menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan pesisir laut.
4. Siswa dapat menjelaskan pengaturan yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut.
5. Siswa dapat menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat turut serta memelihara pesisir laut.
Bab 5 Pesisir dan Laut 28
A. Pendahuluan
Laut merupakan anugrah terbesar bagi umat manusia. Didalamnya begitu banyak sumberdaya yang tak ternilai harganya. Dari waktu ke waktu
terlihat penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya pesisir dan laut. Sumberdaya yang paling terdegradasi adalah terumbu karang dan hutan
mangrove. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kerusakan karena ulah manusia adalah hal terburuk yang sampai saat ini terus terjadi.
B. Pencemaran Laut
Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1999, pengertian pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energy, danatau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu danatau fungsinya.
Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup besar bagi nelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya
yang kian menyusut, jadi indikasi betapa buramnya potret kehidupan nelayan kita. Pemerintah yang diharapkan memberi solusi pun ternyata
tak banyak membantu. Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan
bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal.
Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran
tanker minyak. Dampak yang ditimbul- kan oleh minyak tersebut sangat berba-
haya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka panjang.
Jangka Pendek, masuknya molekul- molekul hidrokarbon minyak ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan
akan beraroma dan berbau minyak. Minyak dapat menyebabkan kematian
Bab 5 Pesisir dan Laut 29
pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan keracunan bahan berbahaya lainnya.
Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak dalam laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa minyak
dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Pencemaran laut juga berdampak bagi terumbu karang. Indonesia
memiliki 10 terumbu karang dunia. Terumbu karang bermanfaat sebagai penyangga daerah pantai. terumbu karang juga dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. selain itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai kawasan wisata, bahan baku
kosmetik dan obat-obatan. Terumbu karang atau koral
seluas 75 ribu kilometer persegi yang merupakan rumah-rumah ikan
di perairan Indonesia kini rusak parah akibat tangan-tangan manu-
sia tak bertanggung jawab. Penyebabnya adalah pe-
nangkapan ikan menggunakan bom dan pencabutan terumbu karang untuk hiasan aquarium. Padahal,
keberadaan terumbu karang dapat mengurangi efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global dan meningginya permukaan laut.
Semakin menipis koral, semakin panas pula suhu bumi. Bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan,
pencemaran laut sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut seperti ikan, udang, kerang hijau,dll semakin menurun. Penurunan hasil
laut ini diakibatkan oleh maraknya pembuangan limbah ke laut.
C. Pemeliharaan Lingkungan Pesisir dan Laut
Pemeliharaan lingkungan pesisir laut sangat diperlukan. Perlin- dungan mutu laut adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan agar
mutu laut tetap baik. Pengendalian pencemaran danatau perusakan laut
Bab 5 Pesisir dan Laut 30
adalah setiap upaya atau kegiatan pencegahan danatau penanggulangan danatau pemulihan pencemaran danatau perusakan laut. Pengaturan
yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
19 tahun 1999. Penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah manusia
seperti perusakan karang pantai, penebangan bakau, penambangan pasir, serta bangunan yang melewati garis pantai. Selain itu penggalian
karang menyebabkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang semula berfungsi meredam energi gelombang, akibatnya gelombang
sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar. Kegiatan pembangunan, industri dan aktivitas manusia serta
pengaruh faktor alam pada umumnya telah memberikan pengaruh negatif pada kestabilan kawasan pantai. Faktor alam yang berpengaruh tehadap
kondisi pantai antara lain timbulnya gelombang dan arus, terjadinya pasang surut, terjadinya sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada
berubahnya garis pantai serta kondisi sungai yang bermuara di perairan tersebut.
Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap kondisi pantai antara lain adalah pembangunan, reklamasi dan pengerukan dasar perairan
untuk tujuan komersial yang berlebihan. Berkembangnya wisata bahari di beberapa daerah pantai juga mendorong terjadinya perubahan kondisi
alam menjadi lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang diperlukan.
Selain hal di atas, terjadinya pantai mundur merupakan akibat pro- ses erosi pantai abrasi sehingga garis pantai menjadi mundur jauh dari
garis pantai lama. Garis pantai secara alami berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang,
angin, pasang surut dan arus serta sedimentasi daerah delta sungai. Namun perubahan garis pantai dapat meningkat dengan adanya
gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai penyangga pantai banyak dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan,
Bab 5 Pesisir dan Laut 31