Pemerolehan Nomina Bahasa Karo Pada Anak Usia 3-4 Tahun

28 Dari data percakapan 20 di atas kata erdahin atau kerja merupakan kata kerja karena dapat bergabung dengan kata la atau tidak. 21 Annisa : “nutung, nutung” ↓ ↓ “membakar, bakar” Dari data percakapan 21 di atas kata tutung atau membakar merupakan kata kerja karena dapat bergabung dengan kata la atau tidak., contoh : tidak + membakar

4.1.2 Pemerolehan Nomina Bahasa Karo Pada Anak Usia 3-4 Tahun

Menurut Kridalaksana, kata benda atau nomina adalah nama dari semua benda yang dibendakan yang dapat bergabung dengan partikel yang + kata sifat. Peneliti : “Rike, Kira kuja kita dung man? ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Rike, Kira keman kita selesai makan? Dari data : 22 Rike : “Mutik belo” ↓ ↓ “Memetik sirih” 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 29 Dari data percakapan 22 di atas kata belo atau sirih dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga sirih merupakan kata benda contoh :sirih + yang + tua. 23 Kira : “Nutu gadong” ↓ ↓ “ Menumbuk ubi” Dari data percakapan 23 di atas kata gadong atau ubi dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga gadong atau ubi merupakan kata benda, contoh: ubi + yang + besar. Peneliti : “Erkai kam ku juma?” 24 Anto: “Muat tomat” ↓ ↓ “Mengambil tomat” Dari data percakapan 24 di atas kata tomat dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga tomat merupakan kata benda contoh: tomat+ yang + besar. Peneliti : “Kai saja lit i juma ndu?” 25 Rike : “ Lit lembu” ↓ ↓ “ ada lembu” 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 30 Dari data percakapan 25 di atas kata lembu dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga lembu merupakan kata benda contoh: lembu+ yang + besar 26 Annisa: “ Aku lit manok” ↓ ↓ ↓ “aku ada ayam” Dari data percakapan 26 di atas kata manok atau ayam dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga manok dan ayam merupakan kata benda contoh: ayam + yang + besar’ 27 Rido :” Aku melala Jongku” ↓ ↓ ↓ “ Aku banyak jagungku” Dari data percakapan 27 di atas kata jong atau jagung dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga jong atu jagung merupakan kata benda, contoh: jagung+ yang + besar 28 Teger : “Cina ka” ↓ ↓ “Cabai kak,” 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 31 Dari data percakapan 28 di atas kata cina ‘cabai’ dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga cina atau cabai merupakan kata benda, contoh: cabai + yang + pedas. 29 Anto: “Sapoku lit” ↓ ↓ “ gubukku ada” Dari data percakapan 29 di atas kata sapo atau gubuk dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga sapo atau gubuk merupakan kata benda, contoh: gubuk+ yang + besar 30 Dara: La lit lembuku, nalina saja” ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ “ tidak punya lembu aku, Cuma talinya saja” Dari data percakapan 30 di atas kata nali atau tali dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga tali merupakan kata benda, contoh: tali+ yang + panjang 31 Ani : “Lit galohku go nasak” lit galoh ku go tasak ↓ ↓ ↓ ↓ “ada pisangku sudah masak” 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 32 Dari data percakapan 31 di atas kata galoh atau pisang dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga pisang merupakan kata benda , contoh: pisang + yang + besar. 32 Kira : “Aku lit nulung jumaku” “aku lit nurung jumaku ↓ ↓ ↓ ↓ “Aku ada ikan diladangku Dari data percakapan 32 di atas kata nurung atau ikan dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga nurung atau ikan merupakan kata benda, contoh: ikan+ yang + besar. 33 Tina : “lala, lit cina, lembu, peltikku pe lit melala,lit cina, lembu, pertik ku pe lit ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ “Banyak, ada cabai, lembu, pepayaku pun ada” Dari data percakapan 34 di atas kata pertik atau pepaya dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga pertik atau pepaya merupakan kata benda, contoh: pepaya+ yang + besar. 35 Sari : “Limo, bulung gadong” rimo, bulung gadong ↓ ↓ “jeruk, daun ubi” 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 33 Dari data percakapan 35 di atas kata bulung gadong atau daun ubi dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga daun ubi merupakan kata benda contoh: daun ubi+ yang + lebar 36 Sila : “Jambe” ↓ “labu” Dari data percakapan 36 di atas kata jambe atau labu dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga jambe atau labu merupakan kata benda contoh: tomat+ yang + besar. Peneliti : “Adi ku tiga nukur kai Kam?” ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ “Kalau ke pasar membeli apa kamu?” 37 Sila : “Baju” ↓ Baju Dari data percakapan 37 di atas kata baju dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga baju merupakan kata benda contoh: baju+ yang + bagus. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 34 38 Tina : “Cimpa” ↓ Kue Dari data percakapan 38 di atas kata cimpa atau kue dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga cimpa atau kue merupakan kata benda contoh: kue+ yang + enak. Peneliti : “ I rumahndu kai saja lit, kai si mbue?” 39 Teger : “ lanting” ranting ↓ “Kayu bakar” Dari data percakapan 39 di atas kata ranting atau kayu bakar dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga kayu bakar merupakan kata benda contoh: kayu bakar+ yang + besar 40 Ani : “ Mbue amakku” ↓ ↓ 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 35 “ Banyak tikarku” Dari data percakapan 40 di atas kata amak atau tikar dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga amak atau tikar merupakan kata benda contoh: tikar+ yang + lebar 41 Sari : “Mamakku melala kampohna” ↓ ↓ ↓ “ Ibuku banyak sarungnya” Dari data percakapan 41 di atas kata kampoh atau sarung dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi kampoh atau sarung merupakan kata benda contoh: sarung+ yang + bagus 42 Kira : “Jong” ↓ “Jagung” Dari data percakapan 42 di atas kata jong atau jagung dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi jong atau jagung merupakan kata benda contoh: jagung+ yang + besar Peneliti : “Kari berngi kai panndu?” ↓ ↓ ↓ ↓ 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 36 “nanti malam apa yang kamu makan”? 43 Rike : “ nurung mas” ↓ “ikan mas” Dari data percakapan 43 di atas kata nurung mas atau ikan mas dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga ikan mas merupakan kata benda, contoh: ikan mas+ yang + besar. Peneliti : “Kai si tanggerken nande ah, Nisa, Rido?” ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Apa yang dimasak ibu itu, Nisa, Rido?” 44 Annisa : “Nakan ka” ↓ ↓ “Nasi Kak” Dari data percakapan 44 di atas kata nakan atau nasi dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga nasi merupakan kata benda contoh: nasi+ yang + hangat 45 Rido : “Naroh manok” ↓ ↓ “telur ayam” 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 37 Dari data percakapan 45 di atas kata naroh atau telur dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga telur merupakan kata benda contoh: telur+ yang + enak. Peneliti : “Kai simerhatna kam gulen Ra?” ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ “Apa yang paling ingin kamu sayur Ra?” Sayur apakah yang paling kamu ingin Ra? 46 Dara : “Talok” tarok ↓ “ Tunasdaun labu” Dari data percakapan 46 di atas kata tarok atau daun labu dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga daun labu merupakan kata benda contoh: tomat+ yang + muda. Peneliti : “Si diher ndu ena kai? “ Apa yang ada di dekatmu itu?” 47 Anto : “Pulih” purih ↓ 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 38 “Sapu lidi” Dari data percakapan 47 di atas kata purih atau sapu lidi dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi sapu lidi merupakan kata benda, contoh: sapu lidi+ yang + bagus. 48 Kira : “ batu” ↓ “batu” Dari data percakapan 48 di atas kata batu dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, sehingga batu jadi kata benda contoh: batu+ yang + besar Peneliti : “Kai si ninndu e?” “Apa yang kamu lihat?” 49 Rike: “ Motol Mamaku lewat” Motor mama ku lewat ↓ ↓ ↓ “ Mobil Pamanku lewat” 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 39 Dari data percakapan 49 di atas kata motor atau mobildapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi mobil merupakan kata bend,a contoh: mobil+ yang + besar 50 Annisa: “Perik Kak” ↓ ↓ “ Burung Kak ” Dari data percakapan 50 di atas kata perik atau burung dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi perik atau burung merupakan kata benda, contoh: burung+ yang + besar. 51 Rido : “Perkis” ↓ “Semut” Dari data percakapan 51 di atas kata perkis atau semut dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi kata perkis atau semut merupakan kata benda, contoh: semut+ yang + besar. Peneliti : “Engkai kam kiam?” ↓ ↓ ↓’ “Kenapa kamu lari? 52 Teger : “Mentas menci kari” ↓ 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 40 “ Tikus lewat nanti” Tikus nanti lewat Dari data percakapan 52 di atas kata menci atau tikus dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadia menci atau tikus merupakan kata benda contoh: tikus+ yang + besar. Peneliti : “ Kai si datas ah?” ↓ ↓ ↓ ↓ “Apa yang di atas itu?” 53 Anto : “Bulan” ↓ “Bulan” Dari data percakapan 53 di atas kata bulan dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi bulant merupakan kata benda, contoh: bulan+ yang + besar. Peneliti : “ Ku ja nande ah Ni?” “Kemana ibu itu Ni?” 54 Ani : “Ku lau” “Ke air” Ke tempat pemandian 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 41 Dari data percakapan 54 di atas kata lau atau air dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi kata air merupakan kata benda, contoh: air+ yang + deras. Peneliti : “Kai si kabang ah?” ↓ ↓ ↓ ↓ “ Apa yang Terbang Itu?” 55 Kira : “Ah kaba-kaba” ↓ ↓ “Itu kupu-kupu” Dari data percakapan 55 di atas kaba-kaba atau kupu-kupu dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi kata kaba-kaba atau kupu-kupu merupakan kata benda, contoh: kupu-kupu+ yang +indah. 56 Anto : “siri-siri ah, la kaba-kaba” ↓ ↓ ↓ ↓ “capung itu bukan kupu-kupu” Dari data percakapan 56 di atas siri-siri atau capung dapat digabung dengan partikel yang+ kata sifat, jadi kata siri-siri atau capung merupakan kata benda, contoh: capung+ yang +indah. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 42

4.1.3 Pemerolehan Adjektiva Bahasa Karo Pada Anak Usia 3-4 Tahun