76 2. Teras sungai dan endapan-endapan yang terdapat di dasar sungai.
3. Hasil erupsi baru Kelompok ini sebagian terdiri lava dan fragmen-fragmen piroklastik yang
berasal dari endapan Gunung Merapi sejak tahun 1888 dan lahar yang terjadi sejak tahun 1930.
4. Hasil erupsi Gunung Merapi muda Kelompok ini adalah endapan lahar dan lava akibat aktivitas Gunung Merapi
sebelum tahun 1930. 5. Hasil erupsi Gunung Merapi tua.
Hasil erupsi Gunung Merapi tua ini terdiri dari aliran lava Gunung Merapi tua, batuan-batuan intrusif dan piroklastik.
4.1.3.2. Analisis Data Geologi Sungai
Berdasarkan data geologi, dapat diketahui bahwa daerah Gunung Merapi mempunyai batuan dasar berupa kelompok batuan dan endapan vulkanik yang
mendasari batuan Gunung Merapi.
4.1.4. MEKANIKA TANAH 4.1.4.1. Data Mekanika Tanah
Data mekanika tanah yang digunakan adalah berdasarkan hasil boring pada lokasi bangunan. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman 20 m, dimana
lapisan tanahnya terdiri dari lapisan pasir batuan dengan diameter 1 cm pada kedalaman 0 – 6,00 m, lapisan pasir batuan dengan diameter 2 cm pada
kedalaman 6,00 – 11,50 m dan lapisan pasir batuan dengan diameter 2,5 cm pada kedalaman 11,50 – 20,00 m.
Secara umum lapisan tanah terdiri dari lapisan pasir. Parameter yang didapat dari hasil penyelidikan tanah adalah sebagai berikut :
1. Spesific gravity G
s
= 2,745 2. Berat isi kering
γ
d
= 1,68 grcm
3
3. Kohesi c = 0,08 kgcm
2
4. Sudut geser = 34
o
5. Kadar air w optimum = 17
77 6. Permeabilitas
= 0,90 x 10
-2
mdet. 7. Analisis mekanis tanah
Tabel 4.1. Analisa Ukuran Butiran
Nomor Ayakan
Diameter mm
Berat tertahan
Tertahan Lolos
4 10
18 20
30 50
100 200
75,0 50,0
25,0 6,3
4,75 2,00
1,00 0,85
0,600 0,300
0,150 0,075
101,6 203,5
199,6 802,4
329,7 673,0
1980,2 571,4
1049,7 1629,7
920,6 398,4
1,016 2,035
1,996 8,024
3,297 6,730
19,802 5,714
10,497 16,297
9,206 3,984
98,98 96,95
94,95 86,93
83,63 76,90
57,09 51,38
40,89 24,59
15,38 11,4
dalam Tim Proyek Pengendalian Banjir Lahar Gunung Merapi Yogyakarta, 1988
4.1.4.2. Analisis Data Mekanika Tanah
Dari data mekanika tanah dimana tanah pada daerah tersebut merupakan daerah dengan lapisan pasir maka diusahakan pondasi bangunan tidak terlalu
dalam digunakan pondasi dangkal sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu sukar.
4.1.5. HIDROLOGI 4.1.5.1. Data Hidrologi
Daerah di sekitar Gunung Merapi mempunyai iklim tropis dan temperatur antara 25
o
C – 30
o
C dengan kelembaban udara 80 pada musim hujan, 50 pada musim kemarau. Musim hujan berkisar antara bulan Oktober – bulan April
78 dengan curah hujan rata-rata 1300 – 4000 mmtahun, dimana 80 hujan terjadi
pada musim hujan. Dalam perencanaan bangunan sabo dam dan bendung digunakan data
curah hujan untuk menentukan besarnya debit air yang melewati alur Kali Putih. Curah hujan di daerah aliran sungai DAS Kali Putih relatif tinggi. Data curah
hujan yang berpengaruh pada DAS Kali Putih terdiri dari beberapa stasiun, yaitu tercantum pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Stasiun Yang Berpengaruh Pada DAS Kali Putih
No Stasiun Hujan
Tahun Data 1.
2. 3.
Babadan Plawangan
Mranggen 1988 – 1997
1988 – 1997 1988 – 1997
Data curah hujan yang dipakai adalah data curah hujan harian selama 10 tahun. Peta letak Stasiun curah hujan Kali Putih untuk Stasiun Babadan, Stasiun
Plawangan dan Stasiun Mranggen disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 . Stasiun curah hujan Gunung Merapi
79
4.1.5.2. Analisis Data Hidrologi