74
BAB IV ANALISA DATA
SABO DAM DAN BENDUNG 4.1. ANALISA DATA
SABO DAM 4.1.1. Peta Topografi Wilayah Perencanaan
4.1.1.1. Data Peta Topografi
Secara garis besar situasi topografi Gunung Merapi terletak ± 30 km
sebelah utara Yogyakarta dengan elevasi puncak 2965 m di atas permukaan laut. Bagian puncak mempunyai kemiringan yang sangat terjal membentuk lembah-
lembah yang curam serta alur-alur sungai yang dalam. Secara umum berdasarkan ketinggian, morfologis daerah lereng barat dan
barat daya Gunung Merapi dapat dibedakan menjadi tiga daerah, yaitu daerah hulu atas, daerah hulu tengah dan daerah hulu bawah. Secara detail akan
dijelaskan sebagai berikut :
1. Daerah hulu atas
Daerah ini meliputi bagian di atas ketinggian 2000 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 30
o
- 40
o
yang merupakan daerah produksi material endapan dan tidak ada tumbuh-tumbuhan yang hidup. Sebagian besar
material tersebut turun mengalir ke arah barat dan barat daya bersama aliran lahar sampai di daerah lereng bawah dan mengakibatkan kerusakan.
2. Daerah hulu tengah
Daerah ini mempunyai elevasi 500 m – 2000 m di atas permukaan laut dan sebagian besar daerah ini terancam bahaya awan panas yang bergerak
menyebar ke arah alur-alur sungai. Daerah ini merupakan perkampungan dan ladang serta banyak endapan lepas akibat longsoran dan endapan dari banjir
lahar dingin aliran debris .
3. Daerah hulu bawah
Daerah ini meliputi bagian daerah di bawah ketinggian 500 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 1
o
– 4
o
, dimana merupakan daerah dataran rendah dengan persawahan yang luas dan perkampungan yang
75 padat penduduk. Daerah ini banyak memiliki endapan material akibat
perubahan-perubahan alur banjir lahar dingin. Dalam perencanaan sabo dam dan bendung ini digunakan peta topografi
dengan skala 1 : 25000 untuk mencari batas daerah aliran sungai DAS dan juga untuk menentukan atau mencari lokasi bangunan pengendali sedimen dan
bendung yang tepat berdasarkan letak geografisnya dengan meninjau potongan melintang dan memanjangnya dengan melihat pada data gambar yang ada.
4.1.1.2. Analisis Data Topografi
Berdasarkan peta topografi diketahui ketinggian Kali Putih terletak pada ketinggian antara 350 m di atas permukaan air laut sampai dengan 1270 m di atas
permukaan air laut.
4.1.2. GEOMETRI SUNGAI 4.1.2.1. Data Geometri Sungai
Dari gambar potongan melintang Kali Putih dengan skala V = 1:100 ; H = 1:100 dan potongan memanjang dengan skala V = 1:400 ; H = 1:2000 maka
dapat ditentukan lokasi bangunan yang sesuai. Kali Putih panjangnya + 15000 m. 4.1.2.2. Analisis Data Geometri Sungai
Dari data geometri sungai diketahui kemiringan dasar sungai rata-rata adalah 6 . Lokasi bangunan sabo dam dan bendung direncanakan terletak pada
potongan melintang yang memiliki kemiringan dasar sungai 4 dengan elevasi dasar sungai untuk bangunan bendung + 706,884 m sedangkan elevasi untuk
bangunan sabo dam + 708,643 m.
4.1.3. GEOLOGI SUNGAI 4.1.3.1. Data Geologi Sungai
Daerah Gunung Merapi mempunyai kondisi geologis yang dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam, antara lain :
1. Batuan dasar Batuan dasar ini merupakan kelompok batuan yang meliputi batuan-batuan dan
endapan vulkanik yang mendasari batuan Gunung Merapi.
76 2. Teras sungai dan endapan-endapan yang terdapat di dasar sungai.
3. Hasil erupsi baru Kelompok ini sebagian terdiri lava dan fragmen-fragmen piroklastik yang
berasal dari endapan Gunung Merapi sejak tahun 1888 dan lahar yang terjadi sejak tahun 1930.
4. Hasil erupsi Gunung Merapi muda Kelompok ini adalah endapan lahar dan lava akibat aktivitas Gunung Merapi
sebelum tahun 1930. 5. Hasil erupsi Gunung Merapi tua.
Hasil erupsi Gunung Merapi tua ini terdiri dari aliran lava Gunung Merapi tua, batuan-batuan intrusif dan piroklastik.
4.1.3.2. Analisis Data Geologi Sungai