98 Perhitungan intensitas hujan r dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut : r
=
3 2
24
24 24
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
T R
=
3 2
7732 ,
24 24
13 ,
119 ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ = 49,03 mmjam
Maka perhitungan debit banjir rencana Q dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Q = A
r f .
. 6
, 3
1
= 6875
, 8
03 ,
49 75
, 6
, 3
1 x
x x
= 88,73 m
3
det
2. Metode Weduwen
Perhitungan debit banjir rencana dengan Metode Weduwen digunakan Persamaan 2.14 sebagai berikut :
Q
t
= A
q
n
. .
. β
α dimana :
α
= 7
1 ,
4 1
+ −
q β
β = 120
9 1
120 A
A t
t +
+ +
+
q
n
= 45
, 1
65 ,
67 240
+ t
R
n
t =
25 ,
125 ,
. .
. 25
,
− −
I Q
L dimana :
Q
t
= debit banjir rencana m
3
det R
n
= curah hujan maksimum mm α = koefisien limpasan
β = koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan DAS q
n
= debit per satuan luas m
3
det km
2
99 A = luas daerah pengaliran km
2
sampai 100 km
2
t = lamanya curah hujun jam L = panjang sungai km
I = gradien sungai atau medan yaitu kemiringan rata-rata sungai 10 bagian hulu dari panjang sungai tidak dihitung. Beda tinggi dan panjang
diambil dari suatu titik 0,1 L dari batas hulu DAS . Hasil perhitungan debit banjir rencana dengan Metode Weduwen dapat
kita lihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Perhitungan Debit Banjir Metode Weduwen
T tahun
A km
2
L km
I R
t
mm t
jam β
q
n
m
3
det.km
2
α Q
m
3
det
2 8,6875
7,75 0,06
119,13 2,23
0,95 9,11
0,74 55,66
5 8,6875 7,75
0,06 134,79
2,20 0,95
10,41 0,76 65,19
10 8,6875 7,75
0,06 144,94
2,18 0,95
11,25 0,77 71,50
20 8,6875 7,75
0,06 154,80
2,16 0,95
12,09 0,78 77,72
50 8,6875 7,75
0,06 167,54
2,14 0,95
13,15 0,79 85,86
100 8,6875 7,75
0,06 177,12
2,13 0,95
13,96 0,80 92,06
Berikut ini contoh perhitungan untuk Tabel 4.10 pada periode ulang 2 tahun adalah sebagai berikut :
Dari data diperoleh : A = 8,6875 km
2
L = 7,75 km I = 0,06
R
t
= 119,13 Debit Q yang digunakan untuk meghitung lamanya curah hujan t
menggunakan debit perkiraan yaitu debit dari hasil perhitungan Metode Rasional.
Q pada periode ulang 2 tahun = 88,73 m
3
det Perhitungan lamanya curah hujan t dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut : t =
25 ,
125 ,
. .
. 25
,
− −
I Q
L
100 =
25 ,
125 ,
06 .
73 ,
88 75
, 7
25 ,
− −
x x
x = 2,23 jam
Perhitungan debit banjir q
n
dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
q
n
= 45
, 1
65 ,
67 240
+ t
R
n
= 45
, 1
23 ,
2 65
, 67
240 13
, 119
+ = 9,11 m
3
det.km
2
Perhitungan koefisien pengurangan daerah β dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut : β =
120 9
1 120
A A
t t
+ +
+ +
= 6875
, 8
120 6875
, 8
9 23
, 2
1 23
. 2
120 +
+ +
+ = 0,95
Perhitungan koefisien limpasan hujan α dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut :
α
= 7
1 ,
4 1
+ −
q β
= 7
11 ,
9 95
, 1
, 4
1 +
− x
= 0,74 Maka perhitungan debit banjir rencana Q dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut : Q
t
= A
q
n
. .
. β
α =
6875 ,
8 .
11 ,
9 .
95 ,
. 738
, = 55,66 m
3
det
3. Metode Haspers