Indonesian Economic Review and Outlook
12
2. Kondisi Kemiskinan Membaik Gambar 18 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin,
September 2012–September 2016 Per September 2016, proil kemiskinan di Indonesia membaik
Sumber: Badan Pusat Statistik 2016
Per September 2016, jumlah penduduk miskin di Indonesia berkurang 250 ribu orang dari semula 28,01 juta orang
Maret 2016 menjadi 27,76 juta orang September 2016. Angka ini juga masih lebih rendah bila dibandingkan dengan
kondisi pada September 2015 ketika jumlah penduduk miskin Indonesia tercatat sebanyak 28,51 juta orang. Selama empat
tahun terakhir, jumlah penduduk miskin kali ini merupakan salah satu yang paling rendah setelah capaian pada September 2014
27,73 juta orang. Sementara itu, persentase penduduk miskin di Indonesia per Sepetember 2016 ini sebesar 11,3 persen—menurun
dibandingkan Maret 2016 11,20 persen. Angka ini merupakan yang terendah selama setidaknya empat tahun terakhir.
Gambar 19 Garis Kemiskinan, Inlasi Garis Kemiskinan, dan Inlasi Umum, September 2012–September 2016
Garis kemiskinan meningkat, sementara inlasi garis kemiskinan turun
Sumber: Badan Pusat Statistik 2016
Pada September 2016, garis kemiskinan naik sebesar 2,15 persen dari 354.386 per kapita per bulan ke 361.990 per
kapita per bulan. Sementara itu, pada periode September 2015– September 2016, garis kemiskinan naik sebesar 4,98 persen y-o-y.
Beras dan rokok menjadi penyumbang terbesar terhadap naiknya garis kemiskinan. Kelompok barang yang memberikan sumbangan
terbesar pada garis kemiskinan adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi BPS, 2016.
13
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
E. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
1. Neraca pembayaran Indonesia mengalami kenaikan surplus
Gambar 20 Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal III-2013 – Kuartal III-2016
Neraca Pembayaran Indonesia mengalami peningkatan surplus
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2016
Neraca Pembayaran Indonesia NPI pada kuartal-III 2016 kembali mengalami peningkatan surplus. NPI mengalami
surplus sebesar US 5,27 miliar, lebih tinggi 163,88 persen q-t-q.
Surplus neraca tranksaksi modal dan inansial mengalami kenaikan, di sisi lain terjadi pengurangan deisit pada neraca
tranksaksi berjalan. Neraca tranksaksi modal dan inansial pada kuartal-III 2016 bersaldo positif sebesar US 9,4 miliar,
meningkat sebesar 24,77 persen q-t-q dan 4.671,57 persen y-o-y. Meningkatnya investasi langsung dari luar negeri—pada kuartal
III-2016 investasi langsung bersaldo positif sebesar US 5,2 miliar, nilai ini lebih tinggi 79 persen q-t-q dan meroket 394,73 persen
y-o-y
—menjadi pendorong utama peningkatan neraca tranksaksi modal dan inansial. Sama seperti periode-periode sebelumnya,
neraca tranksaksi berjalan kembali mencatatkan saldo deisit. Adapun deisit neraca tranksaksi berjalan pada kuartal III-2016
mengalami penurunan sebesar 8,16 persen q-t-q . Deisit pada
saldo Pendapatan primer masih menjadi penyebab utama dari negatifnya saldo neraca tranksaksi berjalan.
Gambar 21 Neraca Transaksi Berjalan Kuartal III-2013 – Kuartal III-2016
Deisit neraca transaksi berjalan mengecil
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2016
Deisit neraca jasa-jasa di kuartal III-2016 mengalami penurunan dari USD 2,20 miliar menjadi USD 1,53 miliar.
Deisit neraca jasa-jasa tersebut menurun sebesar 30,1 persen q-t-q
, dan 27,5 y-o-y . Deisit pada jasa transportasi kembali
menjadi faktor utama penyebab deisit neraca jasa-jasa. Pada kuartal III-2016, saldo jasa transportasi tercatat mengalami deisit
sebesar US 1,35 miliar, walaupun deisit ini mengecil 1,23 persen dibandingkan kuartal II-2016. Selain itu, membengkaknya saldo
jasa bisnis lainnya—yang meningkat 72 persen q-t-q menjadi US 0,83 miliar—juga turut berkontribusi terhadap deisit neraca jasa-
jasa.
Deisit neraca pendapatan primer mengalami pendalaman sedangkan surplus neraca pendapatan sekunder menurun.
Pada kuartal III-2016 deisit neraca pendapatan primer mengalami pendalaman sebesar 1,54 persen q-t-q dan 9,71 y-o-y. Pembayaran
atas investasi asing, baik berupa investasi langung foreign direct investment
atau FDI maupun portofolio, merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan deisit neraca
pendapatan primer. Adapun besaran pembayaran atas investasi tercatat sebesar US 8,1 miliar. Selain itu besarnya deisit neraca
pendapatan primer ini juga didorong oleh penurunan pendapatan atas investasi sebesar 17.3 persen dibandingkan kuartal lalu. Pada
sisi lainnya, saldo neraca pendapatan sekunder pada kuartal III- 2016 menurun sebesar 17,07 persen dibandingkan kuartal II-2016.
Penurunan surplus neraca pendapatan sekunder ini diakibatkan oleh beberapa hal seperti: menurunnya saldo penerimaan
transfer personal turun 3.35 persen q-t-q yang diikuti dengan peningkatan pembayaran transfer personal naik 0,83 persen
q-t-q
.
Neraca perdagangan barang kembali mencatatkan peningkatan surplus pada kuartal III-2016. Adapun surplus
neraca perdagangan barang pada kuartal III-2016 mengalami peningkatan sebesar 4,52 persen q-t-q—walaupun capaian ini
lebih rendah 5,07 persen y-t-y. Meningkatnya ekspor bersih gas alam naik 25,3 persen q-t-q serta ekspor bersih barang non-
migas meningkat 1,43 persen q-t-q menjadi penggerak utama peningkatan surplus Neraca Perdagangan Barang
Indonesian Economic Review and Outlook
14
Gambar 22 Neraca Transaksi Modal dan Finansial Kuartal III- 2013 – Kuartal III-2016
Neraca Tranksaksi Modal dan Finansial mengalami lonjakan.
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2016
Neraca invetasi portofolio pada kuartal III-2016 berada pada US 6490 miliar. Nilai investasi portofolio pada kuartal III-
2016 lebih rendah 21,6 persen q-t-q. Pada kuartal III-2016 saldo kewajiban berupa surat utang yang menjadi tanggung jawab
pemerintah berkurang 55,48 persen q-t-q menjadi US 6.965 juta. Hal ini merupakan motor utama penurunan neraca investasi
portofolio. Apabila hal ini diakibatkan oleh penurunan minat pasar terhadap obligasi pemerintah, hal ini perlu diwaspadai.
Adapun kewajiban sektor swasta, khusunya modal ekuitas saham di bursa efek, mengalami pertumbuhan sebesar 145,43 persen
dibandingkan kuartal II-2016. Hal ini mengindikasikan masih menariknya pasar saham Indonesia di mata para investor asing.
Neraca investasi langsung mengalami lonjakan sedangkan neraca investasi lainnya mengalami penurunan deisit.
Neraca investasi langsung tumbuh 77,35 persen dibandingkan kuartal lalu. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan
kinerja, baik dari sisi aset maupun sisi kewajiban. Dari sisi aset, meningkatnya instrumen utang menjadi salah satu penyebab
lonjakan neraca investasi langsung. Selama kuartal III-2016, klaim
utang penduduk Indonesia atas aset inansial asing meningkat 40,48 persen q-t-q. Pada sisi lainnya, neraca investasi lainnya
mengalami pengurangan deisit sebesar 37,5 persen q-t-q. Mengecilnya deisit neraca investasi lainnya disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya adalah peningkatan tajam klaim penduduk Indonesia atas aset inansial lainnya di luar negeri. Hal
ini dapat terlihat dari saldo aset di neraca investasi lainnya yang meningkat 161,8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
15
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
15
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
F. Indikator Krisis
1. Tekanan pada Pasar Valuta Asing Cenderung Meningkat pada Desember 2016