Struktur Anggaran Ditetapkan Ekspansif

Indonesian Economic Review and Outlook 4 Tabel 1 Ringkasan Realisasi APBN dan APBN 2017, 2015–2017 Target penerimaan dan belanja negara pada 2017 turun, sementara deisit anggaran naik Uraian 2015 2016 2017 APBNP R e a l i s a s i Unaudited APBN APBNP RAPBN APBNP Pendapatan Negara 1,761.6 1,505.4 1,822.5 1,786.2 1,737.6 1.750,3 Pendapatan dalam negeri 1,758.3 1,494.10 1,820.5 1,784.2 1,735.3 1.748,9 Penerimaan Perpajakan 1,489.3 1,240.40 1,546.7 1,539.2 1,495.9 1.498,9 Penerimaan Negara Bukan Pajak 269.1 253.70 273.8 245.1 240.4 250 Penerimaan Hibah 3.3 11.3 2.0 2.0 1.4 1,4 Belanja Negara 1,984.1 1,797.9 2,095.7 2,082.9 2,070.5 2080,5 Belanja pemerintah pusat 1,319.5 1,174.5 1,325.6 1,306.7 1,310.4 1315,5 Transfer ke daerah dan dana desa 664.6 623.0 770.2 776.3 552.1 704,9 SurplusDeisit anggaran -225.5 -292.2 -273.2 -296.7 -332.8 -330,2 SurplusDeisit terhadap PDB -1.90 -2.50 -2.20 -2.40 -2.41 -2,41 Sumber: Kementerian Keuangan dan BPK 2017

2. Struktur Anggaran Ditetapkan Ekspansif

Gambar 5 Total Subsidi dan Alokasi Subsidi Pemerintah, 2016–2017 Total subsidi dan subsidi energi turun Sumber: Kementerian Keuangan 2017 Pada APBN 2017, total anggaran subsidi pemerintah turun 22,5 triliun dari 182,6 pada APBN 2016 menjadi 160,1 triliun pada APBN 2017. Rendahnya anggaran belanja subsidi pada APBN kali ini disebabkan oleh turunnya anggaran subsidi BBM dari semula 43,7 triliun pada APBN-P 2016 menjadi 32,3 triliun pada APBN 2017. Senada dengan subsidi BBM, subsidi listrik turun sebesar 5,7 triliun dari 50,7 triliun APBN-P 2016 menjadi 45,0 triliun APBN 2017. Penurunan anggaran untuk subsidi energi ini salah satunya dilaksanakan dengan mengimplementasikan subsidi BBM LPG Tabung 3 kilogram secara tertutup. Pemberian subsidi ini ditentukan secara spesiik kepada penerima tertentu yang menjadi sasaran kebijakan subsidi, di satu sisi untuk menjadikan pemberian subsidi lebih tepat sasaran dan mencegah pembengkakan anggaran akibat besarnya subsidi BBM seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Target penerimaan negara pada APBN 2017 turun 72,2 triliun dari semula 1.822,5 triliun APBN 2016 menjadi 1.750,3 APBN 2017. Turunnya target penerimaan ini masih dipengaruhi oleh lesunya perekonomian global yang dapat mempengaruhi kedaan ekonomi domestik. Asumsi pertumbuhan ekonomi yang turun dari 5,3 persen year on year menjadi 5,1 persen ikut mendorong turunnya ekspektasi dan target penerimaan, terutama target penerimaan pajak. 5 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada B. Pasar Finansial dan Sektor Moneter 1.Nilai Tukar Menguat, Cadangan Devisa Naik Gambar 6 Kurs Rupiah terhadap Dolar AS, Desember 2011 – Desember 2016 Rupiah relatif stabil pada Desember 2016 Catatan: = mulai Mei 2013, data kurs menggunakan JISDOR Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2016, diolah Pada Desember 2016 kurs rupiah terhadap dollar AS tercatat berada pada Rp 13.436US. Nilai ini terapresiasi 0,94 persen m-t-m namun terdepresiasi 3,37 persen q-t-q . Selama kuartal IV-2016, terdapat indikasi rupiah mengalami pelemahan. Tabel 2 menunjukkan depresiasi rupiah yang dimulai sejak Oktober 2016 dan memuncak pada November 2016. Meskipun rupiah mengalami apresiasi pada bulan Desember, namun nilai rupiah bulan Desember tidak sekuat nilai rupiah pada September 2016. Ketidakpastian pasca terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS menjadi salah satu alasan utama dibalik depresiasi rupiah ini. Secara rata-rata rupiah berada pada level Rp 13.329,83 US selama tahun 2016. Nilai rata-rata rupiah ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai rupiah yang ditetapkan dalam asumsi makro pada RAPBN 2016, yaitu Rp 13.900US. Tabel 2 Perkembangan Depresiasi Rupiah, September 2016‒ Desember 2016 Bulan Nilai Tukar RpUS September 12.998 Oktober 13.051 November 13.563 Desember 13.436 Gambar 7 Real Effective Exchange Rate, Desember 2011 – Desember 2016 Rupiah mengalami apresiasi dibandingkan dengan basket mata uang lainnya Sumber: BIS dan CEIC 2016, diolah Rupiah kembali terapresiasi terhadap grup mata uang negara-negara lainnya. Pada Desember 2016 indeks Real Effective Exchange Rate REER berada pada level 112,32 nilai indeks. Nilai REER pada Desember 2016 lebih tinggi 6,38 poin dibandingkan rata-rata jangka panjangnya yaitu 105,94 nilai indeks atau overvalued 6,02 persen. Overvaluation REER rupiah pada bulan Desember 2016 tercatat lebih besar dibandingkan kuartal III-2016, yaitu 2,09 persen. Hal ini memiliki implikasi bahwa nilai tukar riil rupiah efektif terhadap negara-negara rekan dagang makin menjauh dari rata-rata jangka panjangnya. Indonesian Economic Review and Outlook 6 Gambar 8 Cadangan Devisa, Desember 2011 – Desember 2016 Cadangan devisa mengalami kenaikan Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2016 Cadangan devisa Indonesia pada Desember 2016 tercatat berada pada US 116,36 miliar. Nilai cadangan devisa ini meningkat 4,39 persen m-t-m dan 0,59 q-t-q. Program pengampunan pajak yang dilakukan oleh pemerintah tax amnesty merupakan salah satu alasan utama kenaikan cadangan devisa. Selain itu ketidakpastian iklim perekonomian di negara maju juga berkontribusi terhadap kenaikan cadangan devisa Indonesia pada Desember 2016. Besarnya cadangan devisa pada Desember 2016 cukup untuk membiayai impor dan utang pemerintah selama 8,4 bulan—lebih tinggi dari standar kecukupan internasional yakni 3 bulan. Cadangan Devisa Indonesia selama tahun 2016 secara rata-rata berada pada US 109,9 miliar. Selama tahun 2016 cadangan devisa Indonesia memiliki tren peningkatan. Dari sisi internal, keberhasilan program tax amnesty yang dilaksanakan oleh pemerintah, turut berkontribusi terhadap tren peningkatan cadangan devisa Indonesia. Adapun dari sisi eksternal beberapa kejadian penting turut memengaruhi kenaikan cadangan devisa Indonesia, seperti keluarnya Inggris dari Uni Eropa Brexit, masih relatif rendahnya federal funds rate yang ditetapkan Bank Sentral Amerika The Fed dan ancaman krisis bank yang masih menghantui zona Eropa seperti Italia dan Jerman—lihat artikel Opini pada IERO No.3Tahun VSeptember2016 dan recent development di website macroeconomicdashboard.com. 2. Utang Luar Negeri ULN Indonesia Menurun, Indikator Sustainabilitas Utang Menunjukkan Tanda Perbaikan, Total SBN Outstanding Meningkat Dibayangi Sentimen Negatif Eksternal Gambar 9 Utang Luar Negeri Indonesia, November 2011– November 2016 Utang luar negeri Indonesia menurun Sumber: Statistik Utang Luar Negeri Bank Indonesia 2016 Jumlah total utang luar negeri ULN Indonesia pada November 2016 adalah US316,023 juta, menurun 2,3 persen m-t-m atau naik 1,8 persen y-o-y dengan penurunan utang pemerintah dan swasta sejak Oktober 2016. ULN swasta menurun 3,2 persen y-o-y atau 1,31 persen m-t-m. ULN sektor publik pemerintah dan bank sentral menurun 3,33 persen m-t-m atau meningkat 7,73 persen y-o-y. Penurunan ULN disebabkan perlambatan jumlah penarikan utang baru pemerintah dan swasta. Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada November 2016 masih cukup sehat. Utang luar negeri swasta melanjutkan tren penurunan yang telah terjadi sejak awal tahun 2016. Tren swasta untuk melakukan pembayaran lebih awal atas utang-utangnya masih berlanjut hingga penghujung tahun 2016. Selain itu, sektor swasta masih mengalami tekanan akibat lesunya permintaan produksi barang dan jasa sehingga mereka cenderung mengurangi penerbitan ULN baru. Penurunan utang luar negeri swasta mengurangi paparan Indonesia terhadap risiko valuta asing, akan tetapi, di sisi lain hal ini menunjukkan lemahnya pertumbuhan produksi sektor swasta. Utang luar negeri publik tumbuh sejalan dengan target pembiayaan APBN 2016. Penurunan ULN publik menunjukkan bahwa pemerintah lebih banyak melakukan pembayaran ULN outstanding dibanding menerbitkan ULN baru. 7 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada Gambar 10 Utang luar negeri Indonesia berdasarkan jangka waktunya remaining maturity November 2011 – November 2016 Utang luar negeri jangka panjang swasta dan publik menurun Sumber: Statistik Utang Luar Negeri Bank Indonesia 2016 ULN Indonesia masih didominasi oleh utang jangka panjang dan sektor swasta. Pada November 2016, posisi ULN jangka panjang dan ULN jangka pendek adalah US 259.775 juta dan US 56.249 juta, secara berurutan. ULN jangka panjang menyumbang 82 persen dari total ULN outstanding Indonesia. Persentase tersebut masih sama dengan pangsa ULN tahun sebelumnya. Sedangkan berdasarkan kelompok peminjam, pangsa sektor swasta dari keseluruhan ULN merupakan mayoritas. Sektor swasta memiliki pangsa 51 persen dalam ULN Indonesia, menurun dibandingkan satu tahun sebelumnya yang sebesar 55 persen. Tren penurunan pangsa ULN swasta ditekan oleh lesunya permintaan produksi barang dan jasa selama tahun 2016. Sektor swasta mencatatkan pertumbuhan ULN jangka pendek yang cukup tinggi. ULN jangka panjang swasta terus mengalami penurunan sedangkan ULN jangka pendeknya mengalami peningkatan tipis. ULN jangka panjang swasta berkurang 2,5 persen m-t-m atau turun 8,2 persen y-o-y. ULN jangka pendek swasta meningkat 1,4 persen m-t-m atau meningkat 10,9 persen y-o-y . ULN sektor swasta terkonsentrasi pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih yang menyumbang 76,8 persen dari keseluruhan ULN sektor swasta. Sektor publik mencatatkan pengurangan posisi ULN jangka pendek yang tinggi dan pertumbuhan ULN jangka panjang yang moderat. Pada November 2016, ULN jangka pendek sektor publik mengalami penurunan 13,1 persen m-t-m atau 29,5 persen y-o-y . ULN jangka panjang sektor publik turun 2,8 persen m-t-m atau naik 15,3 persen y-o-y. Sektor publik masih memilih ULN jangka panjang sebagai sumber pembiayaannya dibandingkan memilih ULN jangka pendek yang dapat meningkatkan paparan risiko luar negeri Indonesia. Gambar 11 Indikator Utang Luar Negeri Indonesia Kuartal III-2014 – Kuartal III-2016 DSR Tier 2 dan rasio utang terhadap PDB membaik meski DSR Tier 1 dan rasio utang terhadap ekspor. Catatan: Debt service ratio Tier 1 merupakan rasio pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek terhadap penerimaan ekspor. Debt service ratio Tier 2 merupakan rasio pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam rangka investasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-ailiasi, terhadap penerimaan ekspor. Sumber: Statistik Utang Luar Negeri Bank Indonesia 2016 Secara garis besar, indikator sustainabilitas utang luar negeri Indonesia bervariasi. Debt service ratio DSR merupakan rasio atas jumlah pembayaran pokok beserta bunga utang luar negeri terhadap pendapatan ekspor. Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan pembayaran negara atas utang outstanding -nya. Pada kuartal III 2016, DSR Tier 1 adalah 21.84 atau naik 9,3 persen q-t-q sedangkan DSR Tier 2 adalah 185.01 atau turun 4,3 persen q-t-q. Rasio ULN terhadap ekspor adalah 63,63 atau naik 0,37 persen q-t-q sedangkan rasio ULN terhadap PDB adalah 35,73 persen atau turun 3,26 persen. Indonesian Economic Review and Outlook 8 Gambar 12 SBN Outstanding dan Kepemilikan Berdasarkan Entitias, Desember 2011 – Desember 2016 SBN outstanding Indonesia meningkat dan masih dinominasi oleh pemilik asing Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan 2017 Jumlah SBN outstanding terus meningkat dengan mayoritas berupa SBN yang dapat diperdagangkan. Pada Desember 2016, jumlah total SBN adalah Rp2.780,86 miliar, meningkat 1,78 persen m-t-m atau 15,3 persen y-o-y. SBN yang dapat diperdagangkan adalah sebesar Rp2.542,69 miliar atau 91,4 persen dari total SBN outstanding Indonesia. SBN yang tidak dapat diperdagangkan adalah sebesar Rp238.16 miliar atau hanya 8,6 persen dari total SBN outstanding. Kepemilikan SBN masih didominasi oleh asing. Pada Desember 2016, asing memiliki Rp665,810 triliun SBN tradeable Indonesia atau 55,51 persen total SBN tradeable. Besarnya kepemilikan asing atas SBN menandakan capital light dapat menjadi permasalahan serius apabila kondisi perekonomian dan return atas SBN Indonesia dipandang kurang menarik dibandingkan negara-negara lain. Pemerintah memegang Rp134,25 triliun atau 11,19 persen total SBN tradeable Indonesia. Sedangkan bank domestik memiliki Rp399,46 triliun atau 33,30 persen total SBN tradeable. Gambar 13 Yield SBN Indonesia Desember 2011 – Desember 2016 Imbal hasil SBN Indonesia mengalami rebound terbatas akibat pengaruh eksternal Sumber: CEIC 2017 Yield Surat Berharga Negara SBN menunjukkan tren rebound terbatas. Imbal hasil SBN baik yang bertenor 1, 5, 10, maupun 30 tahun mengalami peningkatan pada hari-hari menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat dan pengambilan keputusan penaikan suku bunga oleh The Federal Reserve System. Para investor asing berjaga – jaga dan mengantisipasi ketidakpastian politik Amerika Serikat dengan menarik dananya dari negara – negara Asia termasuk Indonesia. Aksi tersebut membuat harga SBN jatuh dan menaikkan yield-nya. Akan tetapi, peningkatan outlook sovereign credit rating oleh Fitch pada akhir Desember 2016 telah membalikkan rebound yield SBN. 9 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada C. SEKTOR PERBANKAN

1. Sistem Perbankan Indonesia Secara Keseluruhan Berada dalam Kondisi Stabil