xcv
5.2.3 Macam – Macam Program Bina Lingkungan di Loktuan
Program Bina Lingkungan sebagai bagian dari community development yang dilaksanakan PT. Pupuk Kaltim di Kelurahan Loktuan adalah sebagai berikut :
A Pembangunan Pasar Citramas
B Pembuatan Sumur Dalam
C Pembangunan Gereja Immanuel
D Pembangunan Rumah Baca
A. Pembangunan Pasar Citramas
Gambar 9. Pasar Citramas
Sebelum berdirinya PT. Pupuk Kaltim, di Loktuan telah ada pasar tradisional yang berlokasi di dekat pelabuhan. Pasar tersebut ada semenjak beroperasinya perusahaan hak pengusahaan hutan HPH
PT. Kayumas yang beroperasi sekitar tahun 1970an hingga tahun 1988. Dengan adanya proyek pembangunan PT. Pupuk Kaltim yang dimulai tahun 1978, semakin
banyak pula para pedagang yang berjualan di pasar tersebut. Di samping itu, pemukiman penduduk di sekitar pasar juga semakin banyak dan tidak beraturan, serta adanya usaha prostitusi yang membuat
kondisi pasar semakin padat dan kumuh, apalagi saat musim hujan tiba semakin bertambah kumuh akibat jalanan di dalam dan sekitar pasar sangat becek.
xcvi Para pedagang sebenarnya juga mengeluhkan kondisi yang seperti ini karena para pembeli
khususnya dari kalangan menengah ke atas lebih menyukai berbelanja ke pasar Rawa Indah yang lebih bersih dan relatif lebih lengkap barang-barangnya. Keterbatasan tempat jualan menyebabkan pula
tertutupnya kesempatan kerja bagi masyarakat Loktuan lainnya padahal masih banyak jenis macam barang kebutuhan sehari-hari yang bisa dijual di pasar tersebut.
Mengingat hal tersebut, pada tahun 1990 atas persetujuan Pemerintah Kota Bontang saat itu status Bontang masih Kota Administratif di bawah Kabupaten Kutai, membangun sebuah pasar baru
yang jauh lebih besar daripada pasar lama di sebuah kawasan yang masih kosong dari pemukiman penduduk, diberi nama pasar Citramas. Pembangunan pasar tersebut sebagai perwujudan misi PT.
Pupuk Kaltim, peduli kepada masyarakat lingkungan di bidang pengembangan prasarana dan sarana umum.
B. Pembuatan Sumur Dalam
Untuk keperluan sehari-hari, mandi-cuci-kakus, mayoritas masyarakat Loktuan mempergunakan air sumur galian dangkal dan air hujan yang ditampung ke dalam drum-drum plastik bekas kemasan
bahan kimia atau drum logam bekas kemasan pelumas pabrik. Kondisi air sumur galian dangkal tersebut sebenarnya tidak layak untuk diminum atau untuk keperluan memasak karena kadar logamnya tinggi dan
masam pH kurang dari 7, keruh dan berbau tanah. Sebagian masyarakat Loktuan terutama di sekitar “pasar senggol” sebuah tempat yang mana bila
malam hari menjadi ramai dengan adanya pedagang kakilima menjadikan jalan yang dilalui pejalan kaki semakin sempit menyebabkan orang-orang yang berjalan di sekitar tempat tersebut bersenggolan, dan di
daerah pelabuhan serta Kampung Selambai berlangganan air bersih ke perusahaan air minum swasta Hotel Abadi kepunyaan H. Amos Matiro.
xcvii
Gambar 10. Sumur Dalam
Air yang disalurkan oleh H. Amos Matiro inipun sebenarnya belum layak dijadikan air minum karena belum melalui proses pengolahan air minum. Dengan kondisi air minum seperti ini jelas tidak
menunjang mutu kesehatan masyarakat. Keberadaan Kelurahan Loktuan dan juga Kelurahan Guntung yang melewati kompleks PT.
Pupuk Kaltim dan jauh dari jaringan utama PDAM Kota Bontang menjadikan hambatan tersendiri atau dijadikan alasan oleh PDAM Kota Bontang belum membangun jaringan pipa air bersih ke Loktuan.
Masyarakat Loktuan yang berdekatan dengan PT. Pupuk Kaltim tentunya juga mempunyai hak untuk bisa menikmati air bersih sebagaimana yang dinikmati oleh keluarga PT. Pupuk Kaltim.
Memperhatikan hal tersebut PT. Pupuk Kaltim pada tahun 2005 membuat sumur bor dengan kedalaman 310 meter dengan kapasitas 32,2 liter detik di Kampung Mandar Loktuan. Biaya pembuatan
sumur bor ini sekitar 1 milyard rupiah. Pengoperasian sumur dalam ini untuk selanjutnya diserahkan kepada PDAM Kota Bontang. Pembuatan sumur bor ini merupakan program PT. Pupuk Kaltim di bisang
pengembangan prasarana dan sarana umum.
C Pembangunan Gereja Immanuel
Pembangunan gereja Immanuel ini merupakan bentuk pencerminan kerukunan ummat beragama di Kelurahan Loktuan. Hal ini didasarkan atas penduduk Loktuan yang mayoritas beragama Islam. Di
Kelurahan Loktuan, PT. Pupuk Kaltim tidak membangun masjid atau musholla baru karena bangunan masjid dan musholla sudah mencukupi untuk menampung jamaah sholat. Yang dilakukan PT. Pupuk
Kaltim adalah membantu perbaikan bangunan masjid dan musholla tersebut.
xcviii
Gambar 12. Gereja Immanuel
Untuk menunjukkan bahwa PT. Pupuk Kaltim tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap kehidupan beragama masyarakat, setelah selesainya PT. Pupuk Kaltim membangun masjid
Baiturrachman di kompleks perumahan PT. Pupuk Kaltim, dibangun pula gereja untuk ummat Kristen dan Katholik. Bangunan dua buah gereja tersebut sama besar dan sama pula bentuknya dengan lokasi
yang bersebelahan. Oleh masyarakat, bangunan gereja tersebut dikenal dengan sebutan gereja kembar.
Keputusan PT. Pupuk Kaltim pada tahun 2000 untuk membangun gereja kembar di Kelurahan
Loktuan tidak terlepas dari keinginan ummat Kristiani mempunyai tempat ibadah yang representatif karena gereja yang telah ada di Loktuan dan sekitarnya sangat sederhana dan sudah tidak mampu
menampung jumlah jemaat. Atas dasar tersebut dan disertai persetujuan masyarakat dan juga tokoh- tokoh masyarakat Loktuan, dibangunlah gereja kembar di daerah yang masih sepi dari pemukiman.
Pembangunan gereja ini merupakan program PT. Pupuk Kaltim di bidang pengembangan sarana ibadah. Untuk memudahkan ummat Kristiani melaksanakan ibadahnya ke Gereja Immanuel, dibuat pula
akses jalan cor beton untuk menuju gereja. Biaya pembuatan gereja dan jalan tersebut menelan biaya lebih dari 10 milyard rupiah. Dengan adanya jalan dan gereja tersebut, berkembang pula pemukiman
penduduk di kanan-kiri gereja dan jalan yang menuju ke gereja.
D Pembangunan Rumah Baca
Ga mb
ar 12. Rumah Baca
xcix Rumah baca yang dibangun oleh PT. Pupuk Kaltim ini merupakan bantuan di bidang pendidikan
dan pelatihan, berada di tengah-tengah pemukiman penduduk Loktuan dengan harapan bisa meningkatkan minat baca dan belajar bagi anak-anak usia sekolah dan masyarakat Loktuan pada
umumnya. Rumah baca ini dibangun pada tahun 2004 dengan dana kurang lebih sebesar 200 juta rupiah.
PT. Pupuk Kaltim membantu biaya pengoperasian rumah baca untuk 2 tahun pertama dan untuk selanjutnya dioperasikan oleh Yayasan Taman Baca Indonesia YTBI, sebuah yayasan yang berpusat di
Jakarta yang diketuai oleh Ibu Rethy Alexandra. Jumlah buku koleksi rumah baca sekitar 3000 judul, kebanyakan buku ceritera untuk anak-anak.
Tingkat kunjungan rumah baca setiap harinya rata-rata 20 orang, kebanyakan anak-anak SD dan TK.
5.3 Deskripsi Responden