Faktor Kunci Keberhasilan Strategi

xxix Saat ini data PROPER sudah banyak digunakan oleh berbagai pihak untuk mengetahui tingkat kinerja penaatan pengelolaan lingkungan pada perusahaan. Sektor perbankan paling banyak menggunakan data PROPER, selain itu beberapa investor yang akan melakukan due-diligence. Hanya saja sampai saat ini komunitas pasar modal belum menggunakan data PROPER untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan yang tercatat. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan baik oleh Bapepam maupun BEJ mengenai pengungkapan informasi pengelolaan lingkungan pada Laporan Keuangan perusahaan khususnya yang mempunyai dampak besar dan penting, hanya bersifat anjuran. Di beberapa negara, kinerja pengelolaan lingkungan telah dijadikan sebagai salah satu benchmark untuk pemilihan investasi seperti pada Dow Jones Sustainability Indexes DJSI maupun FTSE4Good Index Series.

2.2.2 Dasar Hukum PROPER

Dasar hukum pelaksanaan PROPER dituangkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 127 Tahun 2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

2.2.3 Faktor Kunci Keberhasilan dan Strategi

1. Faktor Kunci Keberhasilan

a. Tumbuhnya sikap proaktif dan kesadaran para pelaku dunia usaha dan masyarakat dalam mensikapi paket informasi penaatan yang telah dikeluarkan oleh KLH merupakan salah satu faktor penting dari keberhasilan pelaksanaan PROPER. b. Kualitas informasi PROPER yang disampaikan kepada para stakeholder sehingga mampu mendorong para stakeholder melakukan langkah proaktif; c. Kepedulian perusahaan terhadap reputasi atau citra sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan PROPER.

2. Strategi

a. Paket informasi PROPER yang disampaikan harus dapat dengan mudah dimengerti oleh para stakeholder. Menurut KLH, untuk memudahkan langkah-langkah proaktif para stakeholder maka peringkat kinerja penaatan perusahaan dalam PROPER dikategorikan dalam 5 lima peringkat warna, yaitu: ƒ Peringkat Emas ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang telah berhasil melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan atau melaksanakan produksi bersih dan telah mencapai hasil yang sangat memuaskan; ƒ Peringkat Hijau ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan mencapai hasil lebih baik dari persyaratan yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; xxx ƒ Peringkat Biru ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan telah mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; ƒ Peringkat Merah ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup tetapi belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; ƒ Peringkat Hitam ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang belum melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang berarti. b. PROPER harus dilakukan oleh lembaga yang bersifat independen dan kredibel di mata para stakeholder. Untuk itu pelaksanaan PROPER dilakukan melalui pelibatan multi stakeholder; c. PROPER perlu diarahkan kepada perusahaan yang peduli terhadap reputasi atau citranya di mata para stakeholdernya; d. Pelaksanaan PROPER harus dilakukan secara bersama-sama dengan instrumen penaatan lainnya, seperti; instrumen ekonomi dan instrumen penegakan hukum, seperti ditampilkan dalam Gambar 2 Gambar 2. PROPER dan Instrumen Penaatan lainnya ƒ Pemberian penghargaan untuk perusahaan yang berperingkat Emas dan Hijau agar menjadi contoh pengelolaan lingkungan xxxi yang baik bagi perusahaan lainnya, dan didorong untuk melakukan produksi bersih; ƒ Perusahaan yang berperingkat Hitam perlu diikuti dengan upaya penegakan hukum, dan untuk perusahaan berperingkat Merah perlu dilakukan pembinaan dan diberikan waktu untuk melakukan perbaikan sebelum diikuti dengan upaya penegakan hukum. e. Pelaksanaan PROPER ke depan harus melibatkan jumlah perusahaan yang lebih banyak sehingga dapat mencerminkan tingkat penaatan perusahaan secara keseluruhan, dan tercapainya konsistensi serta berkeadilannya pengelolaan lingkungan di Indonesia. f. Meningkatkan peran aktif Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota agar pelaksanaan PROPER dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

2.2.4 Lembaga Pelaksana