Olahraga dan keakraban Rapat koordinasi pengembangan kawasan integrasi lintas sektoral.

7. Olahraga dan keakraban

Olah raga dan keakraban adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan diantara aparatur Dinas Peternakan Propinsi dan Kab Kota agar menumbuhkan rasa kebersamaan yang mendalam yang selama ini telah kita bina melalui kegiatan kegiatan baik dibidang kesenian maupun Olah raga dan salah satunya dilaksanakan pada Peringatan Hari Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2007. Tujuan : Untuk menambah keakraban dan tali silaturahmi sesama aparatur Dinas Peternakan Kab Kota dan Propinsi se Sumatera Barat. Sementara dilingkungan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah diadakan kegiatan Porseni antar Sub Dinas lingkup Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dari tanggal 4 sd 8 September dengan kegiatan berupa pertandingan Tennis, Tennis Meja, Sepak Bola wanita, Domino dan Acara Kesenian. Dari hasil kegiatan Porseni lingkup Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sebagai juara umum atau meraih peringkat juara I terbanyak untuk semua jenis kegiatan adalah Sub Dinas Program.

B. Kasi Pendidikan Dan Pelatihan

Pada Tahun 2007 Kasi Pendidikan dan Pelatihan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

1. Apresiasi Penyuluh Sub Sektor Peternakan

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Apresiasi dilaksanakan di Padang pada tanggal 25 – 27 April 2007.

b. Tujuan

 Menyamakan persepsi, visi dan kesamaan gerak dalam penyelenggaraan penyuluhan peternakan  Mengembangkan kemampuan peguasaan teknologi dan pengetahuan sehingga searah dengan pengembangan teknologi pada system usaha agribisnis;  Mengembangkan kewirausahaan sehingga dapat menjadi pelaku ekonomi yang handaltangguh;  Mengembangkan team work sumberdaya manusia dalam hal ini mencakup SDM pelaku langsung pengembangan kawasan peternakan sehingga bias mengakses kelembagaan yang ada di sub system agribisnis hulu, 49 sub system usaha tani on-farm, sub system agribisnis hilir dan agribisnis pendukung.

c. Sasaran

Meningkatnya citra penyuluh sebagai tenaga professional yang melayani permintaaan dari dan sesuai dengan kepentingan masayarakat petani ternak.

d. Peserta

Peserta adalah penyuluh pertanian sub sektor peternakan yang berasal dari 16 KabupatenKota dan diprioritaskan penyuluh yang langsung berada pada kawasan pengembangan peternakan

e. Hasil Kegiatan

 Penyuluh telah memahami pelaksanaan tugas pokok dan fungsi terutama membuat perencanaan, data base, melakukan koordinasi dengan komisi penyuluhan tingkat Kabupaten dan Propinsi.  Revitalisasi penyuluhan pertanian dan pelaksanaan Undang-Undang no. 16 tahun 2006  Pertemuan koordinasi penyuluh perlu dilakukan setiap tahun dengan difasiltasi Sub Dinas Pengembangan Dinas Peternakan Prop. Sumbar  Sebelum terbentuknya revitalisasi penyuluh pertanian, diharapkan penyuluh tetap bekerja dan mendukung sektor peternakan yang ada dilapangan.

C. Kasi Penyebaran Dan Pengembangan

Selama Tahun 2007 Kasi Penyebaran dan Pengembangan telah melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Rapat koordinasi pengembangan kawasan integrasi lintas sektoral.

Koordinasi adalah unsur penting dalam manajemen pemerintahan yang menggambarkan sistem jaringanhubungan kerja antar komponen pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pengembangan kawasan peternakan baik prioritas maupun terpadu dan sejauhmana peran instansi lintas sektoral dalam mewujudkan hasil workshop pengembangan tahun 2006 yang lalu maka melalui DPA SKPD Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat tahun 2007 melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral. Lokasi : 50 Kegiatan ini dilaksanakan di Ambacang Hotel Jl. Bundo Kanduang no 14-16 Padang. Waktu Pelaksanaan : Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral dilaksanakan pada tanggal 14 sd 16 November 2007. Hasil yang dicapai : Pada acara ini telah disepakati bersama hasil rumusan rapat koordinasi pengembangan kawasan integrasi lintas sektoral sebagai berikut : 1. Penetapan kawasan harus sesuai dengan RUTR RDTR, RTRW dan dilanjutkan dengan penyusunan master plan kawasan oleh seluruh Stake Holder 2. Pengembangan kawasan integrasi memerlukan komitmen lintas sektoral, yang dimulai dari perencanaan penyusunan master plan dan dilakukan dengan pendekatan partisipatif. 3. Dalam penetapan kawasan integrasi lintas sektoral memerlukan dukungan SK BupatiWalikota dan dikuatkan dengan SK Gubernur. 4. Dalam pengembangan kawasan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat peternak, budaya dan potensi yang dimiliki di wilayah tersebut. 5. Prinsip pengembangan kawasan adalah pengembangan komoditi unggulan yang didukung oleh kemampuan SDA, SDM petugas, masyarakatpeternak, riset, teknologi serta penyediaan sarana dan prasarana dari hulu sampai hilir. 6. Dinas Kimpraswil memfasilitasi pengembangan kawasan dari segi sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan di kawasan selama 3 tahun, setelah 3 tahun dianggap sudah mandiri. 7. Fasilitas infrastruktur yang akan dibangun ataupun yang sudah dibangin oleh kimpraswil agar POKJA KabKota menetapkan kelompok masyarakat atau stakeholder yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. 8. Pengembangan kawasan lingkup Deptan Distan, Disnak dan Disbun disarankan integrasinya disusun secara bersama sama terutama dalam penetapan kawasan model yang terintegrasi melalui program Prima Tani. 9. Belum optimalnya peran lembaga keuangan dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk pengembangan usahanya sehingga dalam peningkatan kesejahteraan akan terkendala, diharapkan tumbuhnya LKMA di kawasan integrasi 10. Program Prima Tani merupakan salah satu program Pengembangan Kawasan yang dapat dilaksanakan secara terpadu dan perlu dukungan secara bersama dan berkesinambungan 11. Dengan telah ditetapkan kawasan integrasi diharapkan semua stakeholder SKPD mengalokasikan anggaran untuk mendukung terwujudnya program kegiatan di kawasan integrasi. 51 12. Kegiatan BPP Model disinergikan dengan kegiatan di kawasan integrasi 13. Diperlukan Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program integrasi lintas sektoral.

2. Monitoring, Evaluasi Pelaporan Ternak Pemerintah