BAB IV. Pengembangan

(1)

BAB IV

SU DINAS BINA PENGEMBANGAN

Sub Dinas Bina Pengembangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi untuk mewujudkan program kerja pembangunan peternakan pada umumnya mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijakan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Sub Dinas Bina Pengembangan. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Sub Dinas Bina Pengembangan selama tahun 2008 yaitu :

A. SEKSI SARANA PRASARANA

A.1. Satker Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat (08) / Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air (APBN)

1. Sinkronisasi Program/ kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air a. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Pertemuan ini adalah berupa diskusi membahas program kegiatan pengembangan kawasan menyangkut aspek pengelolaan lahan dan air yang dilaksanakan di Parai View Hotel Bukittinggi pada tanggal 1-2 Februari 2008.

Peserta kegiatan Sinkronisasi program Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air ini adalah ; Kepala Dinas Peternakan/ Kepala Sub Dinas yang menangani pengembangan kawasan peternakan Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat, Pejabat Pembuat Komitmen Satker dana Tugas Perbantuan Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat dan Kepala Sub Dinas/ Kepala Bagian lingkup Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

b. Tujuan

 Mensosialisasikan program kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air baik pusat, propinsi dan pelaksanaan kegiatan dana tugas perbantuan kab/kota

 Menyamakan persepsi dan komitmen antara pusat dan daerah dalam rangka pembangunan pengelolaan lahan dan air untuk mendukung pengembangan kawasan agribisnis komoditas.

c. Sasaran

 Terlaksananya kegiatan Sosialisasi dan Sinkronisasi Pengelolaan Lahan dan Air ke Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan di Kabupaten/ Kota  Terwujudnya komitmen dan persepsi antara pusat,

propinsi dan Kabupaten/ Kota dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan agribisnis komoditas melalui pengelolaan lahan dan air.


(2)

d. Hasil Rumusan/ Kegiatan :

1. Pertemuan Sinkronisasi ini merupakan suatu kegiatan yang perlu dilaksanakan agar program kerja Propinsi dan Kab/ Kota terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

2. Penetapan Kawasan komoditi peternakan telah disepakati dengan Kab/ Kota dan diharapkan SK Penetapan oleh Bupati/ Walikota telah harus selesai pada bulan maret tahun 2008, bagi kawasan yang belum ditetapkan maka perencanaan penganggaran pembangunan kawasan belum bisa dialokasikan.

3. Kegiatan Pembangunan Peternakan (bidang produksi dan pengembangan) diarahkan ke kawasan peternakan yang terdiri kawasan prioritas dan kawasan integrasi.

4. Penyediaan Infrastruktur, Sarana dan Prasarana sesuai dengan kebutuhan prioritas dan ketersediaan alokasi anggaran yang ada. Sehubungan dengan hal tersebut Kab/ Kota segera mengisi dan menyerahkan Form yang telah diberikan.

5. Percepatan Restrukturisasi Perunggasan melalui penataan kawasan produksi (VPF) dan kawasan non produksi (pemukiman).

6. Pendataan, penggunaan dan Pembinaan pemakaian alat dan mesin peternakan melalui koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan antar instansi yang menangani fungsi peternakan Kab/ Kota dan propinsi. 7. Penumbuhan Kelompok Tani, gabungan kelompok tani

oleh Kab/ Kota mengacu pada Permentan No. 213 tahun 2007.

8. Kab/ Kota harus menyiapkan wilayah kerja penyuluh pertanian sub sektor peternakan sesuai dengan potensi. 9. Dalam rangka meningkatkan pembangunan peternakan

Kab/ Kota harus membuat programa penyuluhan dan Penyuluh membuat Rencana Kerja Penyuluh.

10.Usulan program dan kegiatan pembangunan peternakan dituangkan dalam bentuk rencana Kerja Tahun 2009. 11.Agar perencanaan kegiatan tepat sasaran dan tepat

tujuan perlu didukung oleh data yang valid dan akurat. Untuk itu agar semua Kab/ kota melakukan pendataan secara benar sehingga data yang dilaporkan adalah data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

12.Perkembangan keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari penyampaian laporan dari Kab/ Kota secara rutin dan Kontiniu. Laporan sudah harus diterima pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat cq. Subdin Program pada tanggal 5 bulan berikutnya karena laporan ini akan disampaikan ke Pusat sebelum tanggal 10 setiap bulannya.


(3)

13.Penyampaian laporan ini merupakan salah satu penilaian Kinerja dari Dinas Kab/ Kota yang bersangkutan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran untuk tahun berikutnya.

2. Pertemuan Penyusunan Program/ Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2009

a. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Pertemuan dilaksanakan dalam bentuk rapat, diskusi serta penyusunan RKAKL yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari di Padang tanggal 1-2 Agustus 2008.

Peserta Pertemuan Penyusunan Program/ Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2009 adalah : Kepala Sub Dinas yang menangani pengembangan kawasan peternakan/ atau staf yang ditunjuk Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat

b. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan sinerginya suatu perencanaan program/ kegiatan yang disusun oleh Kabupaten/ Kota dan Propinsi.

c. Sasaran

Tersusunnya program kerja yang sinergi dan terpadu mulai dari Kab/Kota, Propinsi maupun Pusat

d. Hasil Kegiatan

Dari hasil pertemuan keluarannya adalah tersedianya Dokumen usulan kegiatan dan Tugas Pembantuan untuk Kab/ Kota berupa RKAKL yang akan dibahas dalam Pertemuan Regional Perencanaan Wilayah Barat.

Dari hasil pembahasan pada Pertemuan Regional Wilayah Barat telah diusulkan RKAKL dana dekonsentrasi dengan jumlah dana yang diusulkan sebesar Rp. 845.160.000,-. sedang untuk dana Tugas Pembantuan untuk 16 Kab/ Kota adalah sebanyak Rp. 14.810.400.000,-dengan rincian sebagai berikut :

1. Kab. Agam ... Rp. 884.000.000,-2. Kab. Pasaman... Rp. 1.00884.000.000,-2.000.000,- 1.002.000.000,-3. Kab. 50 Kota ... Rp. 1.008.000.000,-4. Kab. Solok Selatan ... Rp. 791.000.000,-5. Kab. Solok ... Rp. 660.000.000,-6. Kab. Pdg. Pariaman ... Rp. 1.293.000.000,-7. Kab. Pess. Selatan ... Rp. 2.195.000.000,-8. Kab. Tnh. Datar ... Rp.


(4)

1.220.000.000,-9. Kab. Swl. Sijunjung ... Rp. 654.000.000,-10.Kab. Dharmasraya ... Rp. 1.333.000.000,-11.Kab. Pasaman Barat ... ... Rp. 834.000.000,-12.Kota Pdg, Panjang ... Rp. 684.000.000,-13.Kota Sawahlunto ... Rp. 1.548.000.000,-14.Kota Padang ... Rp. 409.000.000,-15.Kota Payakumbuh ... Rp. 295.400.000,-16.Kota Pariaman ... Rp. 336.000.000,-Dari Pertemuan ini disepakati bahwa Dinas Peternakan Propinsi akan merekomendasikan Kab/ Kota yang mendapatkan dana tugas pembantuan adalah:

 Kab/ Kota yang telah menetapkan lokasi kegiatan PLA tahun 2009 diutamakan yang telah mempunyai SID.  Kegiatan PLA diutamakan pengembangan kawasan untuk

kelompok tani dan bukan usaha perorangan.

 Kabupaten/ Kota juga menyediakan dana pendamping dalam pelaksanaan kegiatan karena PLA hanya menyediakan dana untuk kegiatan fisik.

 Adapun Kabupaten/ Kota yang diprioritaskan untuk mendapat anggaran PLA tahun 2009 adalah sebagai berikut :

1. Kab. Agam ... Rp. 884.000.000,-2. Kab. Pasaman ... Rp. 1.00884.000.000,-2.000.000,- 1.002.000.000,-3. Kab.Solok Selatan ... Rp. 791.000.000,-4. Kab. Solok ... Rp. 660.000.000,-5. Kab.Pess. Selatan ... Rp. 2.19660.000.000,-5.000.000,- 2.195.000.000,-6. Kab. Tnh. Datar ... Rp. 1.220.000.000,-7. Kab.Dharmasraya ... Rp. 1.333.000.000,-8. Kab.Pasaman Barat ... Rp. 834.000.000,-9. Kota Pdg, Panjang ... Rp. 684.000.000,-10.Kota Sawahlunto ... Rp. 1.548.000.000,-11.Kota Padang ... Rp. 409.000.000,-Dalam pertemuan kordinasi ini telah dinformasikan kepada kab/ kota yang mendapat alokasi dana agar menyiapkan dana penunjang kegiatan dari APBD II untuk kegiatan non fisik seperti SID, CP/ CL, Koordinasi, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi serta pelatihan–pelatihan yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan dana di tingkat lapangan.

3. Pelatihan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Pelaporan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting didalam proses pembangunan dan penilaian kinerja pembangunan. Kegiatan ini dilakuan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi terjadi, serta penentuan kebijakan yang


(5)

relevan. Di dalam pelaksanaannya pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang.

Demikian halnya dalam pertanggung jawaban pengelolaan anggaran, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, PP No. 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga, bahwa setiap Kemeterian Negara/ Lembaga selaku pengguna anggaran/ Barang wajib menyelenggarakan akuntansi atas seluruh transaksi keuangan yang meliputi transaksi pendapatan, belanja, aset, utang dan ekuiditas dan yang berada dalam tanggung jawabnya, KMK No. 171/05/2007 tentang Sistem Akuntansi Keuangan Pusat, dan Permentan 02/2007 tentang Pelimpahan Wewenang kepada Gubernur. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah sistem terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronik dalam pengambilan data, pembukuan dan pelaporan semua transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas Kementerian Negara/ Lembaga (termasuk Entitas Pemda yang menerima dana APBN dari K/L).

Tujuan Sistem Akuntansi :

 Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan, pemrosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum.

 Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.  Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi

keuangan suatu instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan.

 Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Agar pelaporan keuangan yang meliputi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan terlaksana secara akurat dan tepat waktu, maka Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat tahun 2008 melaksanakan Pertemuan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Tahun 2008


(6)

Melaksanakan penyusunan laporan keuangan tahun 2008 kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air yang meliputi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

b. Sasaran

Tersusunnya laporan keuangan Tahun 2008 kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air yang meliputi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

c. Pelaksanaan Kegiatan

Pertemuan Sistem Akuntansi Instansi ( SAI) Tahun 2008 dilaksanakan pada tanggal 15 s/d 16 Juli 2008 bertempat di Inna Muara Hotel, Jl. Gereja No. 34 Padang

Peserta kegiatan Pertemuan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Tahun 2008 adalah Petugas yang menangani laporan SAI (SAK dan SABMN) di Propinsi dan Kabupaten.

d. Materi/ Nara Sumber

Materi yang disampaikan dalam Pertemuan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Tahun 2008 adalah :

 Penjelasan Umum

 Sosialisasi dan Aplikasi SAI yang meliputi laporan SAK dan SABMN

 Penyusunan laporan keuangan SAI (SAK dan SAMBN)  Verivikasi SAI (SAK dan SABMN)

e. Cara Pelaksanaan

Pertemuan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Tahun 2008 dilaksanakan dalam bentuk pertemuan, penyampaian materi dan diskusi. Pertemuan meliputi penyusunan laporan bulanan, semesteran dan tahunan berdasarkan SPM dan SP2D yang telah diterbitkan perbulan.

Laporan SAI ditujukan kepada :

Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air

Cq. Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air Kepala Bagian Keuangan dan Perlengkapan

d/a Kantor Pusat Departemen Pertanian

Gedung D lantai 8 Jl. Harsono RM. No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan – 12550

Telp/ Fax : 021-7828428 / 7816082, Email : sai_pla@yahoo.com

4. Pelatihan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV)

Monitoring merupakan kegiatan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga pelaksanaan atau


(7)

perkembangan pelaksanaan dilapangan secara berkala dan berkesinambungan dapat dideteksi. Sedangkan Pelaporan adalah penyajian data dan informasi suatu kegiatan yang telah/ sedang/ akan dilaksanakan sebagai indikator pelaksanaan kegiatan sesuai yang direncanakan.

Evaluasi adalah penilaian terhadap suatu kegiatan yang sudah dilaksanakan untuk melihat keberhasilan sebagaimana yang diharapkan dari kegiatan yang direncanakan.

Tujuan dari Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan adalah :

 Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu tertentu

 Untuk mengetahui keberhasilan penanganan kegiatan pembangunan lahan dan air sesuai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam periode tertentu

 Untuk mengetahui permasalahan/ kendala yang dihadapi dan usaha-usaha pemecahannya

Kewajiban pembuatan laporan juga diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 39 Tahun 2006 Tentang : Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, Selain dari pada itu terdapat Keputusan Menteri Pertanian (KepMen) 03, 04, dan 05 yang akan dijabarkan dalan Surat Edaran Sekjen Departemen Pertanian tentang pengelolaan laporan. Oleh karena itu untuk mempermudah pembuatan laporan Departemen Pertanian membuat Sofware yang disebut SIMONEV yang telah mengadopsi PP 39.

Setiap Satker atau penerima dana dari Pengelolaan Lahan dan Air dapat menyampaikan laporan pelaksanaan Program/Kegiatan masing-masing ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, disamping itu Satker Kabupaten/ Kota Pengelolaan Lahan dan Air juga menyampaikan laporannya ke Dinas Propinsi. Diharapkan agar dengan adanya penyampaian laporan Satker Kabupaten/ Kota ke Propinsi, dapat membantu tugas Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air untuk memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan Satker di Propinsi masing-masing.

Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparasi dan akuntabilitas untuk menuju “Good Governance” adalah penyampaian laporan tepat waktu dan akurat disusun dengan mengikuti petunjuk yang berlaku. Simonev harus dapat melaporkan kinerja pembangunan pertanian sesuai dengan rencana 9tujuan dan sasaran) yang telah ditetapkan. Ketaatan dan ketepatan waktu pengiriman laporan merupakan indikator keseriusan dalam melaksanakan pembangunan pertanian. Kualitas laporan akan dijadikan salah satu indikator Reward and Punishment bagi setiap satker.


(8)

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Agar pelaporan Simonev kegiatan PLA Tahun 2008 yang meliputi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan terlaksana secara akurat dan tepat waktu, maka Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat melaksanakan Pertemuan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) Tahun 2008.

a. Tujuan

Melaksanakan Pertemuan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) Tahun 2008 kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air yang meliputi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. b. Sasaran

Tersusunnya laporan Simonev Tahun 2008 kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air yang meliputi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

c. Pelaksanaan Kegiatan

Pertemuan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) Tahun 2008 dilaksanakan pada tanggal 16 s/d 17 Juli 2008 bertempat di Inna Muara Hotel, Jl. Gereja No. 34 Padang Peserta kegiatan Pertemuan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) Tahun 2008 adalah Petugas yang menangani laporan Simonev Satker di Propinsi dan Kabupaten.

d. Materi/ Nara Sumber

Materi yang disampaikan dalam Pertemuan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) Tahun 2008 adalah :  Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan Tahun 2008 oleh

Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

 Aplikasi dan Penyusunan laporan Simonev Tahun 2008, dsb

e. Cara Pelaksanaan

Pertemuan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) Tahun 2008 dilaksanakan dalam bentuk pertemuan, penyampaian materi dan diskusi.

Laporan Simonev ditujukan kepada :

Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air

Cq. Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan

d/a Kantor Pusat Departemen Pertanian

Gedung D lantai 8 Jl. Harsono RM. No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan – 12550

Faximile : 021-7816083, Email :

simonevpla@deptan.go.id


(9)

Secara operasional pembangunan peternakan dengan pendekatan wilayah dilaksanakan melalui konsep pengembangan kawasan untuk peternakan secara terpadu dan terintegrasi dengan sub sektor lainnya (pertanian, perkebunan dan hortikultura).

Sumberdaya lahan merupakan salah satu sarana yang harus ada dalam usaha peternakan. Lahan merupakan suatu sarana yang sangat penting dalam pengembangan kawasan peternakan, karena lahan merupakan basis ekologi pendukung pada ternak dan lingkungan budidaya ternak (kandang, dll). Namun seiring perkembangannya terjadi berbagai kendala dalam pendayagunaan sumberdaya tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas produksi peternakan.

Mengingat besarnya potensi lahan untuk pengembangan kawasan peternakan maka pengelolaan lahan harus dilaksanakan dengan baik dalam rangka peningkatan populasi dan produksi ternak. Perluasan areal dibidang peternakan diantaranya dilakukan melalui perluasan areal kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) dengan maksud untuk menambah luas kawasan peternakan/ sentra produksi ternak dengan memanfaatkan tanah kosong/ terlantar.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Agar pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan, maka Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat tahun 2008 melalui dana dekonsentrasi akan melaksanakan Pelatihan Teknis Perluasan Areal Tahun 2008 a. Tujuan

Meningkatkan kemampuan petugas dalam perluasan areal peternakan baik dari segi pengelolaan pakan ternak (HMT) maupun kepemilikan lahan untuk pengembangan ternak di suatu kawasan.

b. Sasaran

Terlaksananya kegiatan Pelatihan Teknis Perluasan Areal pada petugas yang menangani pengembangan kawasan di Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat sebanyak 15 orang. c. Pelaksanaan Kegiatan

Pelatihan Teknis Perluasan Areal Kabupaten/ Kota Se Sumatera Barat Tahun 2008 dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19 November 2008 bertempat di Pangeran City Hotel Jl. Dobi No. 3 – 5 Padang.


(10)

Peserta kegiatan Pelatihan Teknis Perluasan Areal Kabupaten/ Kota Se Sumatera Barat Tahun 2008 adalah Petugas yang menangani Pengembangan Kawasan Peternakan Kab/ Kota se Sumatera Barat

d. Materi/ Nara Sumber

Materi yang disampaikan dalam Pelatihan Teknis Perluasan Areal Kabupaten/ Kota Se Sumatera Barat Tahun 2008 adalah :

 Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan Tahun 2008 oleh Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

 Program dan Kegiatan Pembangunan Kawasan Peternakan Tahun 2008 Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air

 Program Pengembangan pada Kawasan Peternakan Propinsi Sumatera Barat

6. Pelatihan Survey Investigasi Design (SID)

Sebagai bagian dari pembangunan wilayah, sub sektor peternakan dalam mewujudkan program pembangunan peternakan secara operasional diawali dengan pembentukan, penataan dan pengembangan wilayah dalam bentuk kawasan-kawasan melalui pendekatan sistem dan usaha agribisnis. Pengembangan kawasan agribisnis berbasis peternakan adalah merupakan salah satu alternatif program terobosan yang diharapkan dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan peternakan.

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah memberi dampak pada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertanian, agar program pembangunan pertanian dapat terlaksana sesuai tujuan, maka diperlukan hubungan yang lebih harmonis antara pusat, propinsi dan kab/kota sebagai pelaksana kegiatan dan merupakan ujung tombak pencapaian program pertanian di lapangan

Berdasarkan permasalahan pengelolaan sumber daya lahan dan air yang ada dan mengingat besarnya potensi lahan untuk pengembangan kawasan peternakan yang juga ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang terlibat dalam pengembangan kawasan baik petugas di kawasan maupun peternak itu sendiri maka untuk itu Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air melalui Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2008 melaksanakan kegiatan Pelatihan Survey Investgasi Design (SID) Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat Tahun 2008.


(11)

Meningkatkan kemampuan petugas dalam pengambilan data/ informasi secara detail terhadap suatu lokasi yang direncanakan untuk menyusun kelayakan dan desaign sebuah proyek pembangunan kawasan peternakan.

b. Sasaran

Terlaksananya kegiatan Pelatihan Survey Investigasi Design (SID) pada petugas yang menangani pengembangan kawasan di Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat sebanyak 15 orang.

c. Waktu dan Tempat

Pelatihan Pelatihan Survey Investigasi Design (SID) Kabupaten/ Kota Se Sumatera Barat Tahun 2008 dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 21 November 2008 bertempat di Pangeran City Hotel, Jl. Dobi No. 3 – 5 Padang. Peserta kegiatan Pelatihan Survey Investigasi Design (SID) Kabupaten/ Kota Se Sumatera Barat Tahun 2008 adalah Petugas yang menangani Pengembangan Kawasan Peternakan Kab/ Kota se Sumatera Barat.

d. Materi/ Nara Sumber

Materi yang disampaikan dalam Pelatihan Pelatihan Survey Investigasi Design (SID) Kabupaten/ Kota Se Sumatera Barat Tahun 2008 adalah :

 Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan Tahun 2008 oleh Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

 Program Pengembangan pada Kawasan Peternakan Prop. Sumbar

 Proses Pembuatan SID Kawasan Peternakan  Pengukuran Lahan Kawasan (GPS)

A.2. DANA DPA – SKPD

I. BULAN BAKTI PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2008

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2008 tanggal 26 Agustus s/d 26 September 2008 telah dicanangkan oleh Bapak Gubernur agar dilaksanakan oleh Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan Kabupaten/ Kota . Kegiatan ini telah dilaksanakan oleh Kabupaten/ Kota dengan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat sedangkan acara Puncak Bulan


(12)

Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2008 di pusatkan di Kabupaten Sijunjung dimana puncak acara pada tanggal 24 s/d 26 Agustus 2008 di Lokasi Pasar Ternak Nagari Palangki Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung

b. Tujuan

 Menumbuhkan kesadaran seluruh masyarakat yang bergerak dibidang peternakan dan masyarakat serta seluruh aparatur di jajaran peternakan agar menyadari bahwa peringatan Bulan Bakti merupakan suatu moment penting dalam pengabdiannya kepada masyarakat

 Meningkatkan Motivasi aparatur di jajaran peternakan dalam melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan di lapangan c. Sasaran

Masyarakat pada umumnya, peternak itu sendiri, investor yang bergerak dibidang peternakan khususnya serta aparatur pemerintah dibidang peternakan, Organisasi Profesi, Asosiasi dan Praktisi di bidang peternakan dan kesehatan hewan se Sumatera Barat

d. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan dalam mengisi Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2008 diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Lomba Bagi aparatur Dinas Peternakan Propinsi dan Kab/Kota dimulai pada tanggal 7 Agustus 2008 diantaranya adalah :

a. Senam Massal dilaksanakan di Halaman Kantor Dinas Peternakan yang diikuti oleh 150 (seratus lima puluh) orang aparatur Dinas Peternakan Propinsi dan Kab/Kota b. Tennis Executive Senam dilaksanakan di Lapangan Tennis

Dinas Peternakan yang diikuti oleh Pejabat di lingkungan Dinas Peternakan Propinsi dan Kab/ Kota dari Pertandingan Tennis Executive pemenangnya adalah : - Juara I : Suwitno

- Juara II : Ir. Edwardi - Juara III : Drh. Erinaldi - Juara harapan I : Ir. Harmonis Boer - Juaran Harapan II : Ir. Yuherdi

c. Lomba Senam Poco-Poco

Lomba Senam Poco – Poco yang diikuti oleh peserta dari Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan Kabupaten/ Kota (Kab. Solok, Tanah Datar, 50 Kota, Dharmasraya, Padang Pariaman, Kota Solok, Padang dan Payakumbuh). Peserta yang masuk lima besar akan dilombakan pada acara Puncak Bulan Bakti di Kab. Sijunjung pada tanggal 25 Agustus 2008. Adapun


(13)

yang masuk 5 (lima) besar dalam lomba tersebut adalah :

- Kota Padang - Kab. 50 Kota - Kab. Sijunjung - Kota Sawahlunto - Kota Solok

d. Solo song

Peserta yang mengikuti lomba Nyanyi (Solo Song) ini adalah aparatur Dinas Peternakan Kab/ Kota se Sumatera Barat dengan peserta yang mendaftar sebanyak 25 orang. Dari hasil penilaian Tim Juri telah ditetapkan sebagai pemenang sebagai berikut :

- Juara I : Roni Eka Putra di kota Sawahlunto - Juara II : Efli.R dari kota Sawahlunto

- Juara III : Aprilia dari Kab. Tanah Datar e. Lomba Jinggle Penyuluh

Jingle Penyuluh adalah suatu nyanyi yang menceritakan keberadaan penyuluh masih sangat dibutuhkan oleh Kelonpok Tani di lapangan .

Dalam rangka merevitalisasi keberadaan penyuluh kita di Sumatera Barat maka dalam rangka Bulan Bakti Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah dilaksanakan Lomba Jingle Penyuluh yang diikuti oleh Penyuluh yang tersebar di Kab/ Kota.

Dari Lomba Jingle Penyuluh telah ditetapkan Pemenang sebagai berikut :

- Juara I : Kota Solok - Juara II : Kab. Solok

- Juara III : Kab. 50 Kota 2. Kegiatan pada Hari Puncak Bulan Bakti

Hari Puncak Bulan Bakti dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 24 s/d 26 Agustus 2008

Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah : A. Hari Minggu tanggal 24 Agustus 2008

 Hari pertama adalah hari kedatangan ternak yang akan mengikuti Kontes Ternak dari 18 Kab/ Kota dan mendaftar pada Panitia, di Pasar Ternak Palangki

 Masing masing kontingen menempati pemondokan yang sudah ditentukan oleh Panitia dimana setiap Kontingen menempati satu rumah

 Ternak Peserta Kontes menempati kandang yang sudah disediakan sesuai asal kontingennya masing – masing adapun jumlah ternak peserta lomba adalah : - Sapi : 55


(14)

- Kambing : 17

 Disamping itu juga dilengkapi dengan hiburan tradisional oleh masyarakat

B. Hari Senin tanggal 25 Agustus 2008

Pada hari kedua beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

 Pameran Agribisnis yang dibuka langsung oleh Wakil Bupati Sijunjung yang dihadiri oleh Muspida Propinsi Sumatera Barat dan Muspida Kab. Sijunjung. Pameran diikuti oleh Instansi dari Propinsi dan Kab. Sijunjung dan Pihak Swasta yang bergerak dibidang obat -obatan diantaranya adalah :

- Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

- Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prop. Sumbar

- Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat

- Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Barat

- Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Barat - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prop. Sumbar - Politani UNAND

- PKK Kab. Sijunjung

- Sekolah Tingi Ilmu Pertanian (STIPER) Kab. Sijunjung - Dinas Pertambangan Kab. Sijunjung

- Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sijunjung - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kab. Sijunjung

- Dinas Perkebunan Kab. Sijunjung - PT. Sanbe

 Final Senam Poco – Poco

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan setelah penetapan 5 (lima) besar Kab/ Kota yang terpilih dalam lomba senam Poco – Poco dari hasil lomba Senam Poco–Poco telah ditetapkan urutan peringkat pemenang sebagai berikut :

- Juara I : Kota Padang - Juara II : Kab. 50 Kota - Juara III : Kota Sawahlunto - Harapan I : Kota Solok

- Harapan II : Kab. Sijunjung

 Pengukuran/ Penilaian Ternak

Ternak ternak yang mengikuti Lomba/ Kontes ternak dari Kab/ Kota adalah merupakan hasil penilaian dari


(15)

Kab/ Kota yang bersangkutan pada Peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan di masing – masing Kab/ Kota. Ini artinya bahwa ternak ternak tersebut adalah merupakan ternak - ternak terbaik dari masing – masing Kab/ Kota untuk dilombakan sebagai ternak terbaik Propinsi Sumatera Barat sesuai kriteria lomba yang dilaksanakan.

Adapun Kriteria Lomba ternak yang diadakan adalah sebagai berikut :

1. Sapi Simenthal hasil IB : Jantan umur 3 - 4 thn

Betina umur 2 - 3 thn 2. Sapi Bali : Jantan umur 3 – 4 thn Betina umur 2

– 3 thn

3. Sapi PO : Jantan umur 3 - 4 thn Betina umur 2 - 3 thn

4. Kerbau : Jantan umur 3 - 4 thn

Betina umur 2

- 3 thn

5. Kambing PE : Jantan umur 2 - 3 thn

Betina umur 2 - 3thn

Penilaian dan pengukuran dilaksanakan oleh Tim Juri secara Profesional dimana Tim Juri bersifat Independen dengan melibatkan Perguruan Tinggi dan BPTU Padang Mengatas.

Daftar Jumlah ternak yang mengikuti Lomba / Kontes Ternak 2008 adalah sebagai berikut :

N

o. Kab/ Kota

Jumlah Ternak (Ekor) Sapi

Kerbau Kambin g Simenthal PO Bali

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 Kabupaten Pess. Selatan Agam Pasaman 50 Kota Solok Sijunjung Dharmasraya Tanah Datar Pdg. Pariaman Solok Selatan Pasaman Barat Kota Padang Payakumbuh Pdg. Panjang 1 1 1 2 2 2 1 -2 2 1 2 2 1 -1 1 -2 2 1 2 1 -1 1 -1 2 2 -2 2 -2 -1 1 -1 1 2 -2 1 1 2 -1 1 -2 -2 2 2 2 2 -2


(16)

-2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7

Bukittinggi Solok Sawahlunto

2 2 2

-1

-1 2

-1

-1 2

Total 26 14 15 13 17

 Asah Terampil

Kegiatan Lomba Asah terampil bagi kelompok tani bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan kelompok tani baik secara teknis maupun aplikasi di lapangan sesuai kemajuan ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis. Dari hasil Lomba Asah terampil ini akan dapat diketahui betapa peran penyuluh dilapangan masih sangat diperlukan sebagai perpanjangan tangan Dinas terkait untuk menambah kemampuan dan pengetahuan peternak/ kelompok tani

Hal ini juga sebagai acuan bagi kita pada Dinas teknis terkait untuk merencanakan kegiatan atau program kegiatan seperti apresiasi teknis maupun manajemen bagi penyuluh, Bimbingan Teknis, magang dan lain sebagainya.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui Babak penyisihan dan Final dimana pada Babak penyisihan diikuti oleh 18 Kab/ Kota kecuali Kab. Mentawai yang dibagi dalam 4 group, dimana pemenang di masing- masing group maju ke Babak final.

Dari Lomba Asah Terampil pada Babak Vinal telah ditetapkan sebagai pemenang sebagai berikut :

- Juara I : Kab. Sijunjung - Juara II : Kota Solok

- Juara III : Kab. Pasaman Barat - Harapan I : Kab. Solok

 Seminar Pembangunan Peternakan

Seminar Pembangunan Peternakan adalah merupakan Forum musyawarah Kelompok Tani dengan jajarannya seperti. KTNA, Propinsi, Kab/ Kota Pelaku/ Pengusaha Agribisnis. Asosiasi dan investor yang bergerak dibidang usaha peternakan untuk membahas masalah yang dihadapi dalam pengembangan usahanya


(17)

sehingga nanti akan didapatkan suatu kebijakan, rencana, program kerja bagi KTNA dalam pembinaan kelompok taninya, sekaligus menetapkan Kabupaten/ Kota sebagai pelaksana kegiatan Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2008

Tujuan :

- Terbukanya kesempatan bagi peternak selaku produsen baik dalam skala perorangan maupun kelompok tani ternak untuk mempromosikan produknya kepada para pengusaha/ investor di bidang peternakan

- Terbukanya wahana pertukaran informasi di bidang pemasaran hasil-hasil ternak maupun sarana penyediaan bahan pakan ternak dengan pengusaha/ investor bidang peternakan

- Terjalinnya mitra kerja yang berkesinambungan antara peternak dengan investor dibidang peternakan.

Peserta Seminar :

 Anggota kelompok Tani Ternak dari Kab/ Kota  Ketua KTNA Propinsi Sumatera Barat

 Ketua KTNA Kab/ Kota se Sumatera Barat  Wakil Penyuluh Kab/ Kota se Sumatera Barat  Investor yang bergerak dibidang usaha peternakan  Asosiasi ( ASOHI, PPUI, PPSKI, MAI PERHIBTANI)  Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat  Kepala Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi

peternakan Kab/ Kota se Sumatera Barat.

Sedangkan sebagai Narasumber dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dari Direktorat Jenderal Peternakan, Badan SDM Dept. Pertanian, Sumber – Sumber Permodalan, dan Pihak Perbankan.

Kesimpulan Seminar Pembangunan Peternakan telah disepakati beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam upaya memacu laju pertumbuhan pembangunan peternakan serta memperoleh gambaran keberhasilan yang telah dicapai maka dalam rangka Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan telah dilaksanakan Seminar Pembangunan Peternakan berwawasan Agribisnis yang bertujuan untuk meningkatkan Inovasi, penerapan teknologi pengembangan peternakan sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku

2. Dari pertemuan ini peserta sepakat perlunya koordinasi dengan Dinas Pertanian dalam penyediaan bahan baku pakan tenak terutama jagung dan kedele


(18)

sehingga akan menjamin kontiniutas dan ketersedian pakan

3. Dalam Peningkatan skala usaha peternakan, ketersedian dan penguatan modal merupakan salah satu aspek yang menentukan. Untuk akses terhadap sumber permodalan Dinas Peternakan Propinsi bersama Dinas Kab/ Kota tetap memfasilitasi secara kontiniu baik terhadap lembaga keuangan maupun pengusaha/ investor

4. Pengembangan kemitraan kedepan akan lebih mengutamakan aspek keberpihakan yang berkeadilan diantara inti dan plasma

5. Untuk percepatan penyaluran Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP3) kepada pelaku usaha akan ditindak lanjuti dengan pertemuan berikutnya antara Bank pelaksana, Dinas Teknis dan Biro Perekonomian

6. Bagi Petani yang sudah merealisasikan kredit dengan Bank untuk usaha pertanian agar dapat menyiapkan dokumen yang diperlukan sebagai bahan untuk diusulkan memperoleh dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM-KIP) ke Kantor Pusat Perizinan dan Investasi Departemen Pertanian

7. Penyelenggaraan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Propinsi Sumatera Barat tahun 2009 disepakati pada Kab. Tanah Datar. Pemda Kab. Tanah Datar telah mengusulkan dana dari APBD Kab Tahun 2009.

8. Memfasilitasi pengembangan kelompok tani ternak/ kelompok usaha peternakan berorientasi agribisnis dan diarahkan pada agroindustri/ home industri sehingga akan memperkuat posisi tawar pada pasar global.

9. Kedepan akan diupayakan mengintensifkan peran

perantau Minang dalam menggerakkan

pembangunan peternakan didaerah Sumatera Barat C. Hari Selasa Tanggal 26 Agustus 2008

Beberapa rangkaian kegiatan pada puncak peringatan Bulan Bakti Peternakan dan kesehatan Hewan 2008 adalah sebagai berikut :

Hiburan berupa acara kesenian yang dibawakan oleh Murid Sekolah Dasar se Kab. Sijunjung berupa tarian, tarian tradisional, paduan suara dan lain sebagainya.

Acara Resmi diawali dengan peyambutan Wakil Gubernur deserta Rombongan dengan tari Gelombang adapun


(19)

susunan acara pada peringatan Hari Puncak Bulan Bakti peternakan dan kesehatan Hewan adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan

2. Laboran Ketua Panitia (Kadisnak Prop. Sumatera Barat ) 3. Sambutan Bupati Sijunjung

4. Sambutan Dirjen Peternakan

5. Pembacaan Keputusan Tim Juri Lomba/ Kontes Ternak dan Asah Terampil dan Pengumuman Pemenang Lomba Olah Raga dan seni bagi Aparatur Lingkup Dinas Peternakan Propinsi dan Kab/ Kota se Sumatera Barat 6. Penyerahan Hadiah kepada Pemenang

7. Sambutan Gubernur Sumatera Barat yang dalam hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur

8. Penandatanganan Prasasti 9. Do’a

10. Penutup

Lomba/ Kontes Ternak

Lomba Ternak adalah kegiatan yang meliputi identfikasi, penilaian dan penentuan peringkat (ranking) ternak yang diikutkan dalam lomba untuk dipilih oleh Tim Juri untuk dipilih menjadi juara.

Tujuan :

 Lomba dan Kontes Ternak diadakan dengan Tujuan untuk memotivasi dan menstimulasi peternak untuk meningkatkan kualitas ternak yang dipelihara

 Memberikan penghargaan kepada peternak yang berprestasi

 Meningkatkan nilai jual bibit ternak Sasaran :

Sasarannya adalah Peternak atau kelompok tani ternak di kabupaten/ kota se Sumatera Barat

Keluaran :

1. Dari Lomba dan Kontes Ternak ini diharapkan tumbuhnya semangat atau termotivasinya peternak atau kelompok tani ternak dalam meningkatkan kualitas usaha ternak yang dilaksanakan baik dari segi pengelolaan dan peningkatan jumlah ternak yang dipelihara maupun kualitas bibit ternak yang dimiliki

2. Terjaringnya bibit–bibit ternak yang berkualitas untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas

3. Meingkatkan posisi tawar (Bargaining Position) petani peternak dalam bisnis usaha peternakan

Dari hasil Penilaian Tim Juri telah didapat pemenang dari Lomba/ Kontes Ternak berdasarkan SK Tim Juri Nomor : 1/Kpts/Ist/2008 tangal 26 Agustus 2008 sebagai berikut :


(20)

Daftar : Pemenang Lomba/ Kontes Ternak dalam rangka Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2008

No

. Jenis Ternak/Peringkat Nama Peternak Nilai Kab/ Kota

1. Sapi

Simenthal Hasil IB Jtn Juara I Juara II

Juara III

Ismunandar Roni Eka satria Jamaris

692 688 668

Kota Sawahlunto Kab. 50 Kota Kota Padang

2. Sapi

Simenthal Hasil IB Btn Juara I Juara II Juara III Buyuang Tunjang Sutimanto wardoyo 640 636 632

Kab. 50 Kota Kab. Sijunjung Kab. Slk Selatan 3. Sapi Bali Jtn

Juara I Juara II Juara III Supriyono Endrizal Sutimanto 736 728 672 Kota Sawahlunto Kota Solok Kab. Sijunjung 4. Sapi Bali Btn

Juara I Juara II Juara III Dahlan Andrul Marlis 604 592 588 Kab. Dharmasraya Kota Pdg. Pariaman Kab.Pess. Selatan 5. Sapi PO Jtn

Juara I Juara II Juara III

Jusmar

M. St. Rajo Ameh Sam Aji

660 620 556

Kab. Tnh. Datar

Kota Pdg.

Panjang Kab. Solok 6. Sapi PO Btn

Juara I Juara II Juara III Mbah Parino Khatib Munir 648 600 556 Kab. Dharmasraya Kab. Tanah Datar Kab. Pas. Barat 7. Kerbau Jtn

Juara I Juara II Juara III Amrizal Mhd. Nawawi Jon Hikmah 688 684 668 Kota. Sawahlunto Kab. Pasaman Kota.

Payakumbuh 8. Kerbau Btn

Juara I Juara II Juara III Nurman.Dt. sajoti Syafrul Khatib Alimuzar 648 636 600

Kab. 50 Kota Kab. Sijunjung Kab. Pdg. Pariaman 9. KambingJtn Juara I Juara II Juara III Masrizal M. Indra Wy.dt.Rj. Panghulu 896 888 880 Kota Paykumbuh Kab. Agam Kab. Tnh. Datar


(21)

10. Kambing Btn Juara I

Juara II Juara III

Pakiah EPE M. Indra

820 812 805

Kab. Sijunjung Kab. 50 Kota Kab. Agam

B. KASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kegiatan Seksi Penyebaran dan Pengembangan yang telah dilaksanakan tahun 2008 antara lain :

1. APRESIASI PENYULUH SUB SEKTOR PETERNAKAN a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Apresiasi dilaksanakan di Inna Muara Hotel Padang pada tanggal 12 s/d 14 Maret 2008.

b. Tujuan

 Meningkatkan kemampuan pengetahuan serta wawasan penyuluh sub sektor peternakan dalam pembinaan kepada peternak di lapangan.

 Mengetahui sejauhmana penyuluh dapat memahami tugas dan fungsinya dalam pengembangan kawasan peternakan  Menyamakan persepsi, visi dan kesamaan gerak dalam

penyelenggaraan penyuluhan peternakan

 Mengembangkan pembangunan kawasan berbasis peternakan

 Mengembangkan team work sumberdaya manusia dalam hal ini mencakup SDM pelaku langsung pengembangan kawasan peternakan sehingga bisa mengakses kelembagaan yang ada di sub system agribisnis hulu, sub system usaha tani (on-farm), sub system agribisnis hilir dan agribisnis pendukung.

c. Sasaran

 Meningkatnya citra penyuluh sebagai tenaga professional yang melayani permintaaan dari dan sesuai dengan kepentingan masayarakat petani ternak.

 Terlaksananya pengembangan kawasan berbasis peternakan yang berwawasan agribisnis.

d. Peserta

Peserta adalah penyuluh pertanian sub sektor peternakan yang berasal dari 18 Kabupaten/ Kota dan diprioritaskan penyuluh yang langsung berada pada kawasan pengembangan peternakan dan petugas yang menangani sarana prasarana penyuluh di Propinsi dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang e. Hasil Kegiatan


(22)

Dari hasil pelaksanaan Apresiasi penyuluh dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

 Apresiasi tenaga Penyuluh Sub Sektor peternakan berjalan dengan baik dan lancer sesuai dengan yang diharapkan yang diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang peserta dari seluruh Kabupaten/ kota se Sumatera Barat tanggalm 12 s/d 14 Maret 2008 di Inna Muaro Hotel.

 Penyuluh telah memahami pelaksanaan tugas pokok dan fungsi terutama membuat perencanaan, data base, melakukan koordinasi dengan komisi penyuluhan tingkat Kabupaten dan Propinsi.

 Peran penyuluh sebagi tempat menampung aspirasi masyarakat maka diperlukan wadah bagi penyuluh mulai dari pusat sampai ke kab/kota

 Penyuluh diberikan kekuatan hukum untuk dapat mengelola kelompok dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan peternak di kelompok

 Pertemuan koordinasi penyuluh perlu dilakukan setiap tahun dengan difasiltasi Sub Dinas Pengembangan Dinas Peternakan Prop. Sumbar

 Sebelum terbentuknya revitalisasi penyuluh pertanian, diharapkan penyuluh tetap bekerja dan mendukung sektor peternakan yang ada dilapangan.

f. Manfaat

Diharapkan penyuluh dapat melaksanakan program pembangunan peternakan berbasis kawasan secara terkoordinir dan mengacu pada program pembangunan peternakan baik dari pusat, propinsi dan kab/ kota sendiri.

C. KASI PENYEBARAN & PENGEMBANGAN

Kegiatan Seksi Penyebaran dan Pengembangan yang telah dilaksanakan tahun 2008 antara lain :

1. Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral.

Koordinasi adalah unsur penting dalam manajemen pemerintahan yang menggambarkan sistem jaringan/ hubungan kerja antar komponen pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pengembangan kawasan peternakan baik prioritas maupun terpadu dan sejauhmana peran instansi lintas sektoral dalam mewujudkan hasil workshop pengembangan tahun 2007 yang lalu maka melalui DPA SKPD Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat tahun 2008 melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral.


(23)

a. Waktu Pelaksanaan

Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 19 Maret 2008

b. Lokasi :

Kegiatan ini dilaksanakan di Ambacang Hotel Jl. Bundo Kanduang No. 14-16 Padang.

c. Jumlah Dana :

Jumlah dana pada kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral sesuai dengan DPA Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah)

d. Peserta kegiatan :

Jumlah peserta kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral sebanyak 25 orang dari Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat.

e. Tujuan :

Adapun tujuan pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral ini adalah :

 Untuk menyamakan persepsi pengembangan kawasan peternakan lintas sektoral.

 Untuk mengetahui sejauh mana peranan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kimpraswil dan Dinas Koperasi & UKM dalam pembangunan peternakan berbasis kawasan.

f. Hasil yang dicapai :

Pada tanggal 19 Maret 2008 telah dirumuskan hasil Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral sebagai berikut :

1. Dalam mewujudkan pembangunan daerah yang mengacu pada RPJM adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mengoptimalkan pemanfaatan potensi daerah berbasis kawasan dengan prinsip yang berkelanjutan.

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang pertanian dilaksanakan melalui pengembangan kawasan secara terpadu / terintegrasi yang didukung oleh Dinas lintas sektoral seperti ; Dinas Tarkim, Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan, BPTP, dll.

3. Pengembangan kawasan pertanian terpadu dapat terwujud dengan peran aktif penyuluh dalam pembinaan kelompok tani di kawasan, untuk itu peningkatan SDM penyuluh perlu dilakukan baik teknis maupun manajemen.

4. Terlaksananya program pembangunan pertanian di Sumatera Barat, Dinas lingkup Deptan (Disnak, Dipertahor, Disbun)


(24)

serta Dinas lintas sektoral (Dinas Tarkim, Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan) Prop. Sumbar telah sepakat mewujudkan pengembangan kawasan pertanian terpadu secara sinergi, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

5. Dalam penyediaan infrastruktur dikawasan pertanian, Dinas Tarkim akan memprioritaskan Kab/ Kota yang mempunyai dana sharing untuk pengembangan kawasan selama 3 tahun. 6. mengingat masih rendahnya pengetahuan petani dalam pengembangan kawasan terpadu maka diperlukan sosialisasi program pengembangan kawasan terpadu mulai dari Pusat, Propinsi dan Kabupaten / Kota.

7. Agar dapat terwujudnya pengembangan kawasan terpadu diharapkan kabupaten / Kota dapat membentuk minimal satu kawasan terpadu sebagai show windownya pertanian.

g. Manfaat

Kegiatan ini bermanfaat bagi kelancaran Dinas Peternakan Propinsi untuk memperoleh data kawasan peternakan prioritas dan Integrasi.

h. Masalah

Belum samanya persepsi tentang penetapan kawasan sentra produksi peternakan.

i. Solusi

Perlunya koordinasi lebih lanjut Dinas Peternakan Propinsi dengan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota.

2. Sosialisasi Pengembangan Peternakan Pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong

Kegiatan-kegiatan pengembangan kawasan peternakan tersebut perlu dibakukan dalam suatu program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Peternakan yang berkelanjutan dengan tahapan pengembangannya berdasarkan Potensi Agro ekosistim dan tingkat pertumbuhan / kemandirian kelompok ternak.

Sistim pengembangan kawasan sentra produksi peternakan dilakukan melalui pendekatan sistim Agrobisnis Peternakan yang terdiri dari 4 (empat) sub sistim yaitu :

Sub sistim Agrobisnis Hulu/ Industri Hulu Peternakan ( up stream Agribisnis )

Sub sistim Usaha Tani Peternakan ( on Farm Agribisnis )

Sub sistim Agribisnis Hilir/ Industri Hilir Peternakan ( down stream Agribisnis )

Sub sistim penyedia jasa bagi Agribisnis ( service for Agribisnis ) Dengan adanya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah berikut pelaksanaannya PP No. 25 Tahun 2000,


(25)

dimana fungsi Pusat adalah hanya mengangkat hal-hal yang terkait dengan pengaturan dan penetapan pedoman, pengaturan dan pengawasan produksi, penetapan standar Teknis dan selebihnya merupakan kewenangan Propinsi, Kabupaten/ Kota.

Sehubungan dengan adanya kewenangan tersebut maka dapat digambarkan bahwa seluruh kegiatan operasional akan berjalan ditingkat Kab/ Kota termasuk pendanaannya. Mengingat hal demikian untuk mewujudkan suatu Program Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Peternakan yang baku dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan perlu dilakukan Pertemuan Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Peternakan untuk Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat.

a. Waktu Pelaksanaan :

Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong ini dilaksanakan pada tanggal 13 – 14 Agustus 2008 dan tanggal 19 – 20 Agustus 2008. b. Lokasi Kegiatan :

Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong ini dilaksanakan di Hotel Dymens Bukittinggi.

c. Jumlah Dana :

Jumlah dana pada kegiatan Sosialisasi Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah )

d. Peserta Kegiatan :

Peserta kegiatan Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Pebibitan (VBC) Sapi Potong adalah Stake Holder yang terkait, yaitu :

No Peserta Jumlah

(Orang) 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Wali Nagari KTNA

KCD Peternak

Petugas Pos Keswan Petugas IB

Dinas Peternakan Prop Sumbar

7 1 1 8 1 1 6

Jumlah 25

e. Tujuan :

Adapun tujuan pelaksanaan Pengembangan Peternakan Pada Kawasan Sentra Pebibitan (VBC) Sapi Potong ini adalah :

Untuk melaksanakan sosialisasi dan koordinasi pengembangan peternakan pada kawasan sentra perbibitan (VBC) sapi potong di Kabupaten Agam.


(26)

f. Hasil :

Hasil Rapat Sosialisasi Pengembangan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong sebagai berikut :

1. Perlunya menyamakan persepsi tentang Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong baik Propinsi maupun Kab/ Kota

2. Dalam mewujudkan Pembangunan Daerah yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah adalah

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

mengoptimalkan pemanfaatan potensi daerah berbasis kawasan dengan prinsip yang berkelanjutan

3. Pengembangan Kawasan pertanian dapat terwujud dengan peran aktif penyuluh dalam pembinaan kelompok tani di kawasan

4. Mengingat masih rendahnya pengetahuan petani dalam pengembangan kawasan maka diperlukan Sosialisasi Program Pengembangan Kawasan di Kab/ Kota

5. Perlunya pembenahan dalam Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong yang berkesinambungan

g. Manfaat :

Kegiatan ini bermanfaat bagi kelancaran Dinas Peternakan Propinsi untuk memperoleh data kawasan peternakan prioritas dan Integrasi.

h.Masalah :

Belum tersedianya data ternak di lokasi kawasan sentra perbibitan (VBC) dan disamping itu program VBC yang tidak berkelanjutan.

i. Solusi :

Mengadakan pencatatan ternak di lokasi VBC dan membuat program yang berkelanjutan

3. Workshop Model Integrasi Pengembangan Peternakan Pada Kawasan Agropolitan

Salah satu Program Pengembangan kawasan integrasi yang telah dilaksanakan secara terkoordinir dan terintegrasi melalui pembentukan Kelompok Kerja baik di tingkat propinsi maupun Kabupaten/Kota adalah Kawasan Agropolitan.


(27)

Pengembangan Kawasan Agropolitan di Sumatera Barat telah dilaksanakan semenjak Tahun 2002 dan sampai saat ini telah terbentuk 7 Kawasan Agropolitan tersebar pada 7 Kabupaten/ Kota yaitu : Kab. Tanah Datar, Kab. 50 Kota, Kab. Agam, Kab. Solok, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang Pariaman, dan Kota Padang Panjang.

a. Waktu Pelaksanaan dan Lokasi

No Kabupaten / Kota Tanggal

Pelaksanaan

Pukul 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kab. Agam Kab. Tanah Datar Kab. Solok

Kab. 50 Kota Kab. Pdg Pariaman Kab. Pesisir Selatan Kota Pdg Panjang

2 Desember 2008 5 Desember

2008 2 Desember

2008 2 Desember

2008 3 Desember

2008 4 Desember

2008 5 Desember

2008

10.00 WIB s/d Selesai 09.00 WIB s/d

Selesai 10.00 WIB s/d

Selesai 10.00 WIB s/d

Selesai 10.00 WIB s/d

Selesai 10.00 WIB s/d

Selesai 09.00 WIB s/d

Selesai

b. Jumlah Dana

Jumlah dana yang tersedia pada kegiatan Workshop Model Integrasi Pengembangan Peternakan Pada Kawasan Agropolitan adalah sebesar Rp. 30.000.000,- ( tiga puluh juta rupiah)

c. Peserta

Jumlah peserta pada kegiatan ini adalah sebanyak 175 orang dengan rincian 25 orang per Kabupaten / Kota

No Peserta Jumlah

Peserta 1.

2. 3.

Dinas Koperasi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Pertanian

1 Orang 1 Orang 1 Orang


(28)

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Dinas Kimpraswil/PU Badan Pertanahan Negara Bappeda Kabupaten/Kota

Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan

KTNA

Kelompok Tani Ternak

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

1 Orang 1 Orang 1 Orang 3 Orang 1 Orang 11 Orang

4 Orang J u m l a h 25 Orang

d. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui mengetahui kemajuan perkembangan kawasan agropolitan di kabupaten/ kota dan untuk mendapatkan masukan / informasi tentang masalah-masalah yang ada di kawasan agropolitan dalam rangka menyusun model integrasi pengembangan kawasan agropolitan.

e. Hasil yang dicapai

Dari hasil pembinaan pengembangan kawasan agropolitan tahun 2008 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :  Pelaksanaan kegiatan agropolitan selama tahun 2008 terlihat

bahwa sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan masih kurang.

 Perlu menyamakan persepsi dalam pengembangan kawasan agropolitan baik dinas teknis (peternakan) dengan kabupaten/kota maupun dengan lintas sektoral.

 Pada Dinas Peternakan dalam pengembangan kawasan agropolitan dapat difasilitasi oleh Dirjen Peternakan, Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air dan Dirjen Pemasaran, Pengolahan Hasil Peternakan

 Untuk penetapan kawasan oleh Kabupaten / Kota harus dilengkapi dengan Master Plan, Site Plan sesuai RUTR dan RDTR.

 Peternak memelihara ternaknya secara berkelompok sehingga feces yang dihasilkan untuk pembuatan pupuk kompos (pupuk organic) dapat diproses secara berkelompok.  Petugas teknis atau penyuluh dilapangan agar memberikan

pelatihan atau penyuluhan tentang pemeliharaan ternak sapi perah yang baik sehingga produksi susu sapi perah per hari bisa lebih baik

 Pelaksanaan kegiatan agropolitan selama tahun 2008 terlihat bahwa sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan masih kurang.

 Perlu menyamakan persepsi dalam pengembangan kawasan agropolitan baik dinas teknis (peternakan) dengan kabupaten/kota maupun dengan lintas sektoral.


(29)

 Pada Dinas Peternakan dalam pengembangan kawasan agropolitan dapat difasilitasi oleh Dirjen Peternakan, Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air dan Dirjen Pemasaran, Pengolahan Hasil Peternakan

f. Manfaat :

Kegiatan ini bermanfaat bagi kelancaran Dinas Peternakan Propinsi untuk memperoleh perkembangan kawasan agropolitan di Kabupaten/ Kota

g. Masalah

Kurangnya tenaga penyuluh ( petugas ) atau tenaga teknis sebagai pendamping kelompok ternak di kawasan agropolitan h. Solusi

Dinas Peternakan Kabupaten/ Kota atau yang menangani fungsi Peternakan harus menunjuk petugas atau tenaga teknis sebagai pendamping kelompok.


(1)

serta Dinas lintas sektoral (Dinas Tarkim, Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan) Prop. Sumbar telah sepakat mewujudkan pengembangan kawasan pertanian terpadu secara sinergi, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

5. Dalam penyediaan infrastruktur dikawasan pertanian, Dinas Tarkim akan memprioritaskan Kab/ Kota yang mempunyai dana sharing untuk pengembangan kawasan selama 3 tahun. 6. mengingat masih rendahnya pengetahuan petani dalam pengembangan kawasan terpadu maka diperlukan sosialisasi program pengembangan kawasan terpadu mulai dari Pusat, Propinsi dan Kabupaten / Kota.

7. Agar dapat terwujudnya pengembangan kawasan terpadu diharapkan kabupaten / Kota dapat membentuk minimal satu kawasan terpadu sebagai show windownya pertanian.

g. Manfaat

Kegiatan ini bermanfaat bagi kelancaran Dinas Peternakan Propinsi untuk memperoleh data kawasan peternakan prioritas dan Integrasi.

h. Masalah

Belum samanya persepsi tentang penetapan kawasan sentra produksi peternakan.

i. Solusi

Perlunya koordinasi lebih lanjut Dinas Peternakan Propinsi dengan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota.

2. Sosialisasi Pengembangan Peternakan Pada Kawasan

Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong

Kegiatan-kegiatan pengembangan kawasan peternakan tersebut perlu dibakukan dalam suatu program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Peternakan yang berkelanjutan dengan tahapan pengembangannya berdasarkan Potensi Agro ekosistim dan tingkat pertumbuhan / kemandirian kelompok ternak.

Sistim pengembangan kawasan sentra produksi peternakan dilakukan melalui pendekatan sistim Agrobisnis Peternakan yang terdiri dari 4 (empat) sub sistim yaitu :

Sub sistim Agrobisnis Hulu/ Industri Hulu Peternakan ( up stream Agribisnis )

Sub sistim Usaha Tani Peternakan ( on Farm Agribisnis )

Sub sistim Agribisnis Hilir/ Industri Hilir Peternakan ( down stream Agribisnis )

Sub sistim penyedia jasa bagi Agribisnis ( service for Agribisnis ) Dengan adanya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah berikut pelaksanaannya PP No. 25 Tahun 2000,


(2)

dimana fungsi Pusat adalah hanya mengangkat hal-hal yang terkait dengan pengaturan dan penetapan pedoman, pengaturan dan pengawasan produksi, penetapan standar Teknis dan selebihnya merupakan kewenangan Propinsi, Kabupaten/ Kota.

Sehubungan dengan adanya kewenangan tersebut maka dapat digambarkan bahwa seluruh kegiatan operasional akan berjalan ditingkat Kab/ Kota termasuk pendanaannya. Mengingat hal demikian untuk mewujudkan suatu Program Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Peternakan yang baku dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan perlu dilakukan Pertemuan Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Peternakan untuk Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat.

a. Waktu Pelaksanaan :

Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong ini dilaksanakan pada tanggal 13 – 14 Agustus 2008 dan tanggal 19 – 20 Agustus 2008.

b. Lokasi Kegiatan :

Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong ini dilaksanakan di Hotel Dymens Bukittinggi.

c. Jumlah Dana :

Jumlah dana pada kegiatan Sosialisasi Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah )

d. Peserta Kegiatan :

Peserta kegiatan Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Pebibitan (VBC) Sapi Potong adalah Stake Holder yang terkait, yaitu :

No Peserta Jumlah

(Orang) 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Wali Nagari KTNA

KCD Peternak

Petugas Pos Keswan Petugas IB

Dinas Peternakan Prop Sumbar

7 1 1 8 1 1 6

Jumlah 25

e. Tujuan :

Adapun tujuan pelaksanaan Pengembangan Peternakan Pada Kawasan Sentra Pebibitan (VBC) Sapi Potong ini adalah :

Untuk melaksanakan sosialisasi dan koordinasi pengembangan peternakan pada kawasan sentra perbibitan (VBC) sapi potong di Kabupaten Agam.


(3)

f. Hasil :

Hasil Rapat Sosialisasi Pengembangan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong sebagai berikut :

1. Perlunya menyamakan persepsi tentang Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong baik Propinsi maupun Kab/ Kota

2. Dalam mewujudkan Pembangunan Daerah yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mengoptimalkan pemanfaatan potensi daerah berbasis kawasan dengan prinsip yang berkelanjutan

3. Pengembangan Kawasan pertanian dapat terwujud dengan peran aktif penyuluh dalam pembinaan kelompok tani di kawasan

4. Mengingat masih rendahnya pengetahuan petani dalam pengembangan kawasan maka diperlukan Sosialisasi Program Pengembangan Kawasan di Kab/ Kota

5. Perlunya pembenahan dalam Pengembangan Peternakan pada Kawasan Sentra Perbibitan (VBC) Sapi Potong yang berkesinambungan

g. Manfaat :

Kegiatan ini bermanfaat bagi kelancaran Dinas Peternakan Propinsi untuk memperoleh data kawasan peternakan prioritas dan Integrasi.

h.Masalah :

Belum tersedianya data ternak di lokasi kawasan sentra perbibitan (VBC) dan disamping itu program VBC yang tidak berkelanjutan.

i. Solusi :

Mengadakan pencatatan ternak di lokasi VBC dan membuat program yang berkelanjutan

3. Workshop Model Integrasi Pengembangan Peternakan Pada Kawasan Agropolitan

Salah satu Program Pengembangan kawasan integrasi yang telah dilaksanakan secara terkoordinir dan terintegrasi melalui pembentukan Kelompok Kerja baik di tingkat propinsi maupun Kabupaten/Kota adalah Kawasan Agropolitan.


(4)

Pengembangan Kawasan Agropolitan di Sumatera Barat telah dilaksanakan semenjak Tahun 2002 dan sampai saat ini telah terbentuk 7 Kawasan Agropolitan tersebar pada 7 Kabupaten/ Kota yaitu : Kab. Tanah Datar, Kab. 50 Kota, Kab. Agam, Kab. Solok, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang Pariaman, dan Kota Padang Panjang.

a. Waktu Pelaksanaan dan Lokasi

No Kabupaten / Kota Tanggal

Pelaksanaan

Pukul 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kab. Agam Kab. Tanah Datar Kab. Solok

Kab. 50 Kota Kab. Pdg Pariaman Kab. Pesisir Selatan Kota Pdg Panjang

2 Desember 2008 5 Desember

2008 2 Desember

2008 2 Desember

2008 3 Desember

2008 4 Desember

2008 5 Desember

2008

10.00 WIB s/d Selesai 09.00 WIB s/d

Selesai 10.00 WIB s/d

Selesai 10.00 WIB s/d

Selesai 10.00 WIB s/d

Selesai 10.00 WIB s/d

Selesai 09.00 WIB s/d

Selesai

b. Jumlah Dana

Jumlah dana yang tersedia pada kegiatan Workshop Model Integrasi Pengembangan Peternakan Pada Kawasan Agropolitan adalah sebesar Rp. 30.000.000,- ( tiga puluh juta rupiah)

c. Peserta

Jumlah peserta pada kegiatan ini adalah sebanyak 175 orang dengan rincian 25 orang per Kabupaten / Kota

No Peserta Jumlah

Peserta 1.

2. 3.

Dinas Koperasi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Pertanian

1 Orang 1 Orang 1 Orang


(5)

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Dinas Kimpraswil/PU Badan Pertanahan Negara Bappeda Kabupaten/Kota

Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan

KTNA

Kelompok Tani Ternak

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

1 Orang 1 Orang 1 Orang 3 Orang 1 Orang 11 Orang

4 Orang J u m l a h 25 Orang

d. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui mengetahui kemajuan perkembangan kawasan agropolitan di kabupaten/ kota dan untuk mendapatkan masukan / informasi tentang masalah-masalah yang ada di kawasan agropolitan dalam rangka menyusun model integrasi pengembangan kawasan agropolitan.

e. Hasil yang dicapai

Dari hasil pembinaan pengembangan kawasan agropolitan tahun 2008 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :  Pelaksanaan kegiatan agropolitan selama tahun 2008 terlihat

bahwa sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan masih kurang.

 Perlu menyamakan persepsi dalam pengembangan kawasan agropolitan baik dinas teknis (peternakan) dengan kabupaten/kota maupun dengan lintas sektoral.

 Pada Dinas Peternakan dalam pengembangan kawasan agropolitan dapat difasilitasi oleh Dirjen Peternakan, Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air dan Dirjen Pemasaran, Pengolahan Hasil Peternakan

 Untuk penetapan kawasan oleh Kabupaten / Kota harus dilengkapi dengan Master Plan, Site Plan sesuai RUTR dan RDTR.

 Peternak memelihara ternaknya secara berkelompok sehingga feces yang dihasilkan untuk pembuatan pupuk kompos (pupuk organic) dapat diproses secara berkelompok.  Petugas teknis atau penyuluh dilapangan agar memberikan

pelatihan atau penyuluhan tentang pemeliharaan ternak sapi perah yang baik sehingga produksi susu sapi perah per hari bisa lebih baik

 Pelaksanaan kegiatan agropolitan selama tahun 2008 terlihat bahwa sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan masih kurang.

 Perlu menyamakan persepsi dalam pengembangan kawasan agropolitan baik dinas teknis (peternakan) dengan kabupaten/kota maupun dengan lintas sektoral.


(6)

 Pada Dinas Peternakan dalam pengembangan kawasan agropolitan dapat difasilitasi oleh Dirjen Peternakan, Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air dan Dirjen Pemasaran, Pengolahan Hasil Peternakan

f. Manfaat :

Kegiatan ini bermanfaat bagi kelancaran Dinas Peternakan Propinsi untuk memperoleh perkembangan kawasan agropolitan di Kabupaten/ Kota

g. Masalah

Kurangnya tenaga penyuluh ( petugas ) atau tenaga teknis sebagai pendamping kelompok ternak di kawasan agropolitan

h. Solusi

Dinas Peternakan Kabupaten/ Kota atau yang menangani fungsi Peternakan harus menunjuk petugas atau tenaga teknis sebagai pendamping kelompok.