BAB IV RTPLP IJOBALIT 2016

(1)

D

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P

PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

4

-bab 4

NALISIS KEBUTUHAN

DAN PENGEMBANGAN

PERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT

Kajian dan Analisis dalam kegiatan Penanganan Permukiman Kumuh Kelurahan Ijobalit dilakukan berdasarkan atas data dan informasi yang telah didapatkan serta outputnya mengarah pada hasil secara kualitatif dan kuantitatif. Komponen yang terdapat dalam analisis dalam perencanaan di wilayah Kelurahan Ijobalit bersumber dari hasil Pemetaan Swadaya (PS), kajian bersama masyarakat dan prediksi atau kemungkinan-kemungkinan perubahan dan perkembangan Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang secara standart perencanaan yang ada. Komponen-komponen yang dianalisa berupa Analisa Struktur Tata Ruang, Analisa Fisik Dasar, Analisa Perkembangan Penggunaan Tanah, Analisa Sosial Kependudukan, Analisa Sarana Prasarana, Analisa Kegiatan Ekonomi Lokal dan Analisa Resiko Bencana.

4.1. ANALISIS PENDUDUK KELURAHAN (PROYEKSI 5 TAHUN )

Analisis kependudukan di wilayah perencanaan terdiri dari beberapa komponen yang berkaitan dengan data kualitatif dan kuantitatif. komponen atau elemen kependudukan secara kuantitatif, yaitu analisis yang terkait dengan jumlah dan kepadatan penduduk. Analisis ini

A


(2)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P

PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

4

-digunakan untuk mengetahui beberapa kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi berdasarkan hasil proyeksi selama 5 (lima) tahun ke depan.

Sedangkan kemponen kualitatif kependudukan lebih cendrung kepada analisa sosial kependudukan, seperti tingkat kemiskinan, kondisi masyarakat menurut kelompok umur, mata pencaharian, pendidikan serta kelompok-kelompok sosial masyarakat lainnya.

Metode proyeksi penduduk yang di pakai untuk Kelurahan Ijobalit sampai dengan tahun 2021 adalah dengan menggunakan metode

proyeksi Berganda (Geometri).

Menganggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis berganda. Dengan pertambahan penduduk awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum. Rumus yang digunakan :

Pn = Po ( 1 + r )dn Dimana :

Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi

r = rata-rata prosentase tambahan penduduk tiap tahun. dn = kurun waktu proyeksi

Sebagai contoh perhitungan proyeksi penduduk pada tahun 2016 di Lingkungan Ijobalit Lauk adalah sebagai berikut :

Pn = 2016

Po = 644 (Jumlah penduduk tahun 2015 pada tabel 3.1 pada bab III)

r = 1.66 % (rata-rata persentase tambahan penduduk tiap

tahun)

dn = 1 (tahun ke 1 untuk kurun waktu proyeksi)

Penduduk Th. 2016 = 644 x (1+0.0166) 1

Proyeksi penduduk di Lingkungan Ijobalit Lauk pada tahun 2016 = 655 Jiwa


(3)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P

PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

4

-Untuk lebih jelasnya mengenai proyeksi penduduk di Kelurahan Ijobalit sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Untuk melihat pemasalahan, kendala, potensi dan alternatif mengenai kondisi permukiman dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

4.2. ANALISIS POLA RUANG KELURAHAN

Analisis pola Ruang Kelurahan di wilayah perencanaan yaitu analisis yang terkait dengan tata letak dan Tehnis dalam perencanaan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui beberapa kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi berdasarkan hasil proyeksi selama 5 (lima) tahun ke depan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.


(4)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P

PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

4

-Untuk lebih jelasnya permasalahan mengenai pemanfaatan Pola Ruang Dapat di lihat Pada Tabel di bawah ini.

4.3. ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA 7+1 INDIKATOR KUMUH

4.3.1. BANGUNAN HUNIAN (KETERATURAN BANGUNAN,

KELAYAKAN BANGUNAN, KEPADATAN BANGUNAN)

Analisis Keteraturan Bangunan di wilayah Kelurahan Ijobalit sebagian besar muka rumah ada yang saling membelakangi antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya dan juga muka rumah tidak menghadap jalan penyebabnya dimana masyarakat membangun tidak ada perencanaan, terkait dengan kelayakan bangunan masih dibawah standar teknis, Pola atau bentuk permukiman di Kelurahan Ijobalit dapat di jelaskan menjadi


(5)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P

PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

4

-2 (dua) bagian, yaitu permukiman campuran, dan permukiman miskin dengan sarana/prasarana yang terbatas.

a. Permukiman Campuran (mixuse)

Permukiman campuran yang terdapat di Kelurahan Ijobalit berupa permukiman yang berkembang secara alami atau sering disebut perkampungan. Perkampungan yang ada di wilayah ini tersebar di semua Lingkungan dan cenderung membentuk kluster. Berdasarkan karakternya, kawasan permukiman campuran ini berkembang mengikuti jaringan jalan yang ada, dan memusat pada pusat – pusat pelayanan baik skala desa maupun kecamatan. Permukiman eksisiting di Kelurahan Ijobalit dapat golongkan menjadi 3 (tiga) zona permukiman yang karakternya berbeda - beda, yaitu :

1. Zona I (Pusat Kelurahan Ijobalit)

Pusat Kelurahan Ijobalit merupakan kawasan permukiman campuran dimana terdapat pusat – pusat pelayanan skala Kelurahan yang mencakup 3 lingkungan, yaitu Lingkungan Ijobalit Daya, Ijobalit Makmur dan Ijobalit Selatan. Fasilitas-fasilitas pendukung yang terdapat pada zona ini seperti Fasilitas-fasilitas perkantoran (Kantor Lurah Ijobalit) pendidikan (SD dan SMP), Kesehatan (Puskesmas), perdagangan dan jasa (pertokoan dan jasa lainnya seperti bengkel dll), dan fasilitas peribadatan (masjid).

Zona I dibagi menjadi 3 cluster atau blok, yaitu :

a) Cluster 1: Blok Ijobalit Daya permukiman sedang yang bercampur dengan fasilitas pendidikan dan peribadatan (Masjid) dan Fasilitas perdagangan..

b) Cluster 2: Blok Ijobalit Makmur, permukiman sedang yang bercampur dengan fasilitas pendidikan dan perdagangan.


(6)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P

PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

4

-bercampur dengan fasilitas perkantoran dan perdagangan jasa.

2. Zona II ( Zona Penyangga Kelurahan Ijobalit)

Zona II merupakan permukiman campuran namun cenderung kerapatannya sedang dibandingkan dengan Zona I. kegiatan – kegiatan yang ada dalam zona ini adalah Pasar Desa dan perdagangan skala Desa dibagi ke dalam 2 cluster, yaitu :

a) Cluster 4, Blok Ijobalit Lauq, permukiman rendah dengan percampuran dengan perkebunan.

b) Cluster 5, Perbatasan Ijobalit Selatan dengan Kelurahan Geres, permukiman rendah dengan percampuran perkantoran dan persawahan.

3. Zona III ( Zona Permukiman berkelompok)

Zona III merupakan zona transisi yang merupakan permukiman murni dengan pola permukiman murni khas lombok, dimana satu keluarga berkumpul membentuk cluster kantong permukiman yang terletak di tengah area persawahan dan perkebunan. Permukiman ini menyebar di beberapa lingkungan dan membentuk node permukiman.

b. Permukiman Miskin yang Memiliki Sarana dan Prasarana Terbatas

Permukiman miskin dengan sarana dan prasarana terbatas tersebar di semua lingkungan di Kelurahan Ijobalit, terutama di pusat – pusat Kelurahan yang membentuk kantong – kantong kemiskinan. Daerah daerah yang merupakan zona kawasan permukiman miskin dengan sarana dan prasarana terbatas ini berada pada Zone I (Pusat Kelurahan) , Zone III.

Terdapat beberapa kajian dan analisa perkembangan permukiman Kelurahan Ijobalit, adalah sebagai berikut :


(7)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P

PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

4

- Pembangunan jalan gang biasanya dilakukan setelah permukiman berdiri, bukan prasarana jalan gang yang dibangun terlebih dahulu.

 Tingkat kesadaran warga yang masih rendah dalam mengembangkan rumah untuk dapat menyisakan sebagian lahan yang dimiliki sebagi ruang terbuka (halaman) dan jalan lingkungan.

 Faktor turun menurun, dimana biasanya pengembangan rumah keluarga (anak dan suadara) berada di satu pekarangan. Berdasarkan analisa tersebut, maka dibutuhkan kontrol dan pengendalian dalam pengembangan perumahan di kawasan permukiman untuk mengantisipasi perkembangan permukiman tersebut lebih padat dan kumuh dimasa mendatang.

Dalam analisa dan perkiraan jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit pada dasarnya menggunakan Metode Eksponensial. terdapat 1 yang mengalami pertumbuhan penduduknya menurun cukup signiikan. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan penduduk rata-rata Kelurahan Ijobalit tersebut. Jika menggunakan metode di atas, maka diperoleh rata-rata pertumbuhan penduduk Kelurahan Ijobalit sebesar 1,59% dan jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit sampai dengan tahun perencanaan (tahun 2018) diperkirakan sebesar 3.174 jiwa.Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini


(8)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P


(9)

-D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

P


(10)

-D

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT


(11)

D

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.3.2. JALAN LINGKUNGAN

Keadaan jalan lingkungan yang ada di Kelurahan Ijobalit perlu dikaji yang mendalam sehingga pemasalahan , kendala dan potensi solusi dapat di analisa.berikut kjian dari kondisi jalan di Kelurahan Ijobalit: untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel kajian Di bawah ini.

Terdapat beberapa kajian dan analisa perkembangan jalan lingkungan di Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut :

1. Jalan lingkungan merupakan jaringan jalan sebagai penghubung antara Lingkungan yang satu dengan Lingkungan yg lainnya di dalam Kelurahan Ijobalit

2. Jalan lingkungan yang ada di kelurahan ijobalit dengan total panjang 15.925 meter yang tersebar di beberapa longkungan, lebar gang bervariasi antara 1,5 sampai dengan 3 meter, jalan yang masih lebar dikelurahan ijobalit disebabkan karena tingkat kepadatan dikelurahan ijobalit masih tergolong rendah dan sedang. kondisi jalan masih berupa jalan tanah ( tidak diperkeras) dan sudah di perkeras tapi sudah rusak dimana dominan berada di lingkungan Ijobalit lauq dan ijobalit selatan.

3. Jalan gang (gang) yang berfungsi sebagai akses penghubung antara blok permukiman penduduk.

4. Kondisi jalan gang sebagian besar (71%) dan rata-rata memiliki lebar > 1,5 meter masih berupa jalan tanah dan dominan berada di Lingkungan Ijobalit lauq, Ijobalit makmur, Ijobalit Daya dan Ijobalit


(12)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

selatan, 29 % berupa rabat dominan dan perkerasan paving blok di Lingkungan Ijobalit lauq, Ijobalit makmur, Ijobalit Daya dan Ijobalit selatan.

5. Jalan gang dengan kondisi lebar < 1,5 meter hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan kondisi perkerasan berupa rabat dan paving berfariasi (buruk, sedang dan baik).

6. Pada kawasan permukiman dominan jalan lingkungan tidak dibatasi oleh pagar (tembok rumah langsung menjadi batas dengan jalan gang).

7. Sebagian besar jalan gang tidak dilengkapi dengan jaringan SPAL dan atau drainase serta penerangan jalan


(13)

D

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT


(14)

D

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.3.3. AIR MINUM

Jaringan utilitas merupakan kebutuhan vital dan mendasar bagi penduduk di suatu wilayah/ kawasan, baik pada perumahan baru maupun pada perumahan yang sudah ada. Dengan adanya kelengkapan jaringan utilitas ini, maka dapat menjadi salah satu faktor pemicu perkembangan wilayah di kawasan tersebut. Kebutuhan utilitas yang akan dikaji dan dianalisis.untuk lebih jelasnya mengenai proyeksi kebutuhan air minum dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.

dalam hal ini meliputi penyediaan kebutuhan air bersih, listrik dan telepon.

Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan akan air minum ini sifatnya sangat mendasar dan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah dan masyarakat sendiri. Jaringan air minum di kelurahan ijobalit dipenuhi dari jaringan PDAM dan hanya terdapat jaringan PDAM sepanjang 1.222 meter dan jumlah pelanggan PDAM sebanyak 246 KK (PS 2013 ). Selain menggunakan PDAM sebagai sumber air bersih, masyarakat kelurahan ijobalit menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih diperkirakan jumlah sumur gali di kelurahan ijobalit sebanyak 514 unit yang digunakan oleh sekitar 514 KK, selain itu masyarakat juga mempunyai sumur pompa sebanyak 2 unit dan PAM umum sebanyak 3 unit, untuk jaringan perpipaan air bersih di kelurahan ijobalit tidak ada karena tidak adanya sumber mata air yang biasa digunakan sebagai sumber air bersih, di kelurahan ijobalit masih ada 21 % rumah tangga yang belum terakses sarana sumur terlindung dan PDAM di wilayah Kelurahan Ijobalit yaitu Lingkungan Ijobalit lauq, Ijobalit Daya dan Ijobalit selatan.


(15)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Berdasarkan kajian, bahwasannya masyarakat Kelurahan Ijobalit saat ini dan pada masa mendatang sangat membutuhkan keberlanjutan pemanfaatan jaringan air bersih, sehingga diharapkan Pemda Kabupaten Lombok Timur dapat memfasilitasi dan melakukan mediasi antara masyarakat dengan perusahaan air minum agar dapat membuka kembali distribusi air bersih ke wilayah tersebut. untuk lebih jelasnya mengenai proyeksi kebutuhan air minum dapat di lihat pada Tabel 4.9.di bawah ini.

Kebutuhan air bersih pada wilayah perencanaan diasumsikan dapat dikembangkan melalui program kemitraan dan swadaya masyarakat dalam penyediaan sarana air bersih yang sifatnya komunal. Untuk lebih jelasnya dalam kajian permasalahan, kendala, potensi dan alternatif dapat di lihat pada tabel di bawah ini;


(16)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Target pencapaian SPM air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari pada tahun 2019 adalah 81.77% ( permen PU No.1 Th.2014 SPM dan lampirannya )

SPM cakupan pelayanan=Proyeksi total masyarakat

Masyarakat terlayani x100

Sumber Data :

Data Review baseline 100-0-100 Hasil review profil permukiman Hasil PS

Peta jaringan distribusi air minum dari PDAM Permen PU No.1 Th.2014 SPM dan lampirannya


(17)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.3.4. SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN (TERSIER, SEKUNDER, PRIMER)

Penataan jaringan drainase di Kelurahan Ijobalit pada dasarnya mutlak dibutuhkan secara umum. Hal ini disebabkan karena pada sebagian besar fungsi drainase, terutama daraianse primer (sungai) adalah sebagai salah satu sumber pengairan irigasi area persawahan pada saat ini telah tercemar oleh aktiitas masyarakat membuang sampah. Demikian juga dengan drainase skunder yang umumya memiliki sistem terbuka, rata-rata mengalami pendangkalan oleh endapan lumpur dan tanah serta tersumbat oleh sampah sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar. Kondisi ini akan cendrung mengalami masalah, terutama pada musim penghujan yang dapat mengakibatkan meluapnya air ke permukaan jalan dan menggenangi permukiman warga karena masih ada 77% jaringan jalan yang memiliki prasarana saluran drainase yang rusak

dan tidak memadai terutama permukiman Lingkungan Ijobalit


(18)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Jika mengacu pada kajian tersebut, maka pada masa mendatang diasumsikan bahwa dibutuhkan penataan, pembangunan dan pemeliharaan drainase skunder serta penyadaran kepada masyarakat agar dapat menjaga jaringan drainase yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel bawah ini :


(19)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.3.5. AIR LIMBAH

a. Air Limbah Buangan Rumah Tangga

Jenis limbah cair yang dihasilkan dari wilayah Kelurahan Ijobalit adalah limbah cair yang dihasilkan dari kawasan pemukiman penduduk serta kawasan terbangun dimana ada aktifitas masyarakat. Limbah cair yang terdapat di Kelurahan Ijobalit yaitu air bekas . limbah Air Bekas adalah air buangan yang bersumber dari bekas mandi, pencucian dan dapur dan kondisinya 100% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga masih menyatu dengan Drainase Lingkungan, Perkiraan kebutuhan pengelolaan limbah cair pada masa mendatang difokuskan pada sarana dan sistem pengelolaannya, karena pembuangan limbah merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan permukiman tersebut. Jika mengacu pada kondisi saat ini, maka asumsi pengelolaan pembuangan limbah pada kawasan permukiman di Kelurahan


(20)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Ijobalit pada masa mendatang dibutuhkan pengembangan sarana dan prasarana serta pembangunan sistem pembuangan atau pengelolaan limbah cair terutama perbaikan untuk jaringan yang memiliki kondisi buruk dan sedang serta pengintegrasian sistem jaringan pembuangan air limbah berada Pada Lingkungan Ijobalit Daya. Sedangkan kluster permukiman di Lingkungan lainnya dibutuhkan pembangunan sistem jaringan, karena saat ini masih berupa saluran kecil berupa galian tanah.

b.Limbah Tinja (Manusia, Ternak)

Jenis limbah kotor yang dihasilkan dari wilayah Kelurahan Ijobalit adalah limbah kotor yang dihasilkan dari kawasan pemukiman penduduk serta kawasan terbangun dimana ada aktivitas masyarakat. Limbah kotor yang terdapat di Kelurahan Ijobalit yaitu air kotor. limbah air kotor adalah buangan berupa limbah pekat/ tinja Ternak, ada sebagian dari masyarakat langsung membuangnya ke saluran spal dan drainase.

Jika mengacu pada kondisi saat ini, maka asumsi pengelolaan pembuangan limbah pada kawasan permukiman di Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang dibutuhkan pengembangan sarana dan prasarana serta pembangunan sistem pembuangan atau pengelolaan limbah kotor dalam bentuk komunal terutama dan perbaikan jaringan yang memiliki kondisi buruk dan sedang .

c. Limbah Industri

Jika mengacu pada kondisi saat ini, maka asumsi pengelolaan pembuangan limbah pada kawasan permukiman di Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang dibutuhkan pengembangan sarana dan prasarana serta pembangunan sistem pembuangan atau pengelolaan limbah kotor. Untuk lebih jelasnya mengenai Identiikasi permasalahan, kendala, potensi dan alternative mengenai Limbah dapat di lihat pada Tabel dibawah ini :


(21)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT


(22)

D

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT


(23)

D

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT 4.3.6. SAMPAH

Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat masalah sampah merupakan masalah klasik serta jumlah sampah yang akan terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk suatu wilayah perencanaan. Hal ini berlaku juga pada perkembangan di Kelurahan Ijobalit, baik itu dalam waktu yang cepat atau lambat akan mempengaruhi peningkatan jumlah sampah.

Berdasarkan hasil baseline 98% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu. Saat ini masalah persampahan di wilayah Kelurahan Ijobalit, terutama dikawasan perkampungan tidak terkelola dengan baik Masyarakat masih membuang sampah disempadan kali, di saluran/drainase, pekarangan/lahan kosong serta mengumpulkan sampah didepan rumah baru kemudian membakarnya atau dapat dikatakan dikelola secara tradisional. Dengan adanya kondisi tersebut apabila tidak ditangani secara tepat dan sejak dini maka akan menimbulkan dampak pada masa mendatang. Sebagai dasar arahan pengelolaan sampah pada masa mendatang di Kelurahan Ijobalit, dapat mengacu pada standart pengelolaan sampah. Pada kondisi Kelurahan ijobalit berdasarkan hasil analisa proyeksi produksi sampah, sampah yang dihasilkan per hari kurang dari 8 m3 maka alternative solusinya masing-masing rumah tangga Menyediakan tong sampah ( Kantong Plastik/karung bekas) kemudian langsung di angkut oleh kendaraan roda tiga langsung ke lokasi TPA. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel Proyeksi produksi sampah dan kebutuhan sarana persampahan di bawah ini


(24)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT


(25)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.3.7. MITIGASI BENCANA

4.3.7.1. PROTEKSI KEBAKARAN

Musibah kebakaran secara besar belum pernah terjadi di Kelurahan Ijobalit, namun potensi kebakaran sangat rentan terjadi. Jika dilihat dari kondisi saat ini, kecendrugan bencana kebakaran sangat rentan terjadi pada permukiman penduduk.

Berdasarkan kondisi eksisting di atas, maka kajian dan asumsi terjadinya bancana kebakaran adalah sebagai berikut :

- Rumah penduduk yang dominan tidak memiliki pekarangan.

- Akses jalan lingkungan yang pada umumnya terbatas (lebar

gang dengan lebar < 1,5 meter).

- Minimnya pasokan air yang diperoleh dari sumber alam


(26)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

- Tidak adanya kesiapan warga mengenai sarana antisipasi dan

pencegahan kebakaran, seperti hidrant, minimnya sumber air di ruang terbuka dan jalur mitigasi.


(27)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.3.7.2. Mitigasi Bencana Alam (Gempa Bumi, Tsuname, Letusan Gunung Api, Banjir, Angin Topan/Putting Beliung, Tanah Longsor, Dll)

Di Kelurahan Ijobalit rawan akan bencana banjir ( genangan) pada waktu musim hujan, bencana banjir yang ada tidak begitu besar dan hanya terjadi di musim penghujan, banjir ini lebih disebabkan saluran drainase yang kurang memadai, serta kurangnya perhatian warga dalam menyediakan lahan sisa di dalam pekarangan sebagai resapan, sehingga air hujan tidak terserap ke tanah

Berdasarkan kondisi eksisting di atas, maka kajian dan asumsi terjadinya Banjir ( genangan ) adalah sebagai berikut :

- Bencana banjir ( genangan) dapat terjadi pada waktu musim


(28)

Radi us Pencap aian Lokasi & Penyelesaian

1 Taman / Tempat Bermain 250 300 10 0 m

? Ditengah kelompok tetangga

2 Taman / Tempat Bermain 2,500 1,250 1.0 00 m

? Di Pusat Kegiatan Lingkungan 3 Taman dan

Lapangan Olah Rag a 30,000 9,000 Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana pendidi kan 4 Taman dan

Lapangan Olah Rag a 120,000 24,000

Terletak di jalan utama & Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana pendidi kan 5 Jalur Hijau Terletak menyebar 6 Kuburan /

Pemakaman Umu m 120,000 Mempertimbangka n radius pencapaian dan area yang dilay ani

Sumber : SNI 03-1733-2004 (Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan)

Krite ria N o Jenis Sarana Juml ah Pendu duk Penduk ung (Jiw

a)

Kebutu han Luas Lahan Min.

(m2)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

yang hanya menimbulkan kerusakan matrial dan tidak sampai menimbulkan jatuh korban.

- Minimnya jaringan jalan yang memiliki prasarana saluran

drainase dan saluran drainase Yang tidak memadai

- Kesadaran masyarakat tentang tanggap bencana tersebut

masih rendah dan belum adanya antisipasi dini, seperti jalur mitigasi dan kualitas bangunan permukiman warga yang relatif dibawah standart atau sederhana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

4.3.8. RUANG TERBUKA PUBLIK

Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan yang mempunyai arti landscape, hardscape dan taman bermain, dimana berfungsi sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan sebagai penyangga kehidupan wilayah disekitarnya. Berikut adalah standart analisa kebutuhan akan ruang terbuka.

TABEL 4.6. STANDART KEBUTUHAN RUANG TERBUKA, TAMAN & LAPANGAN OLAH

RAGA

Jika dilihat dari kondis saat ini, ruang terbuka yang berada di wilayah Kelurahan Ijobalit adalah berupa areal makam dan tegalan.


(29)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Terdapat beberapa kajian dan asumsi perkembangan ruang terbuka pada masa mendatang yang terdapat di Kelurahan Ijobalit adalah :

 Makam yang terdapat di Kelurahan Ijobalit sebanyak 1 unit

yang berada di Lingkungan Ijobalit Daya dimana saat ini kondisi kawasan pemakaman tersebut masih terbatas terutama dari sisi penataan dan penerangan. Pada masa mendatang diasumsikan perlua adanya penataan dan penerangan yang memadai.

 Pengembangan jalur hijau untuk di Kelurahan Ijobalit Induk

pada masa mendatang diasumsikan dapat dikembangkan pada koridor jalan provinsi, jalan desa, jalan lingkungan, sekitar bantaran sungai dan saluran irigasi dengan penanaman pohon pelindung dan pengarah.

Tegalan dan pekarangan yang terdapat di wilayah Kelurahan Ijobalit pada umumnya berada disekitar permukiman warga, dimana kecendrungan pemanfaatannya masih belum optimal dan bahkan banyak yang diterlantarkan (ditumbuhi oleh tanaman semak dan tidak terawat). Asumsi perkiraan pada masa mendatang diharapkan peran serta pemilik lahan untuk dapat mengoptimalkan lahan tersebut melalui penataan pekarangan menjadi lebih berguna dan bermanfaat. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini :


(30)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.4. ANALISIS KEBUTUHAN SARANA SOSIAL – EKONOMI

Masalah kemiskinan yang ada di wilayah perencanaan merupakan masalah klasik, dimana sampai saat ini masyarakat miskin tetap dapat bertahan dengan kondisi ekonomi saat ini. Kondisi ini dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat itu sendiri maupun kebijakan pemerintah (tidak propoor0, pudarnya nilai-nilai kemanusiaan (tolong menolong, gotong royong, dan lainnya). Berdasarkan pengelompokan KK miskin yang terdapat di wilayah perencanaan, maka kelompok/komunitas berdasarkan jenis pekerjaannya paling besar menjadi KK misikin adalah kelompok buruh tani. Hal ini disebabkan karena buruh tani adalah orang yang bukan sebagai pemilik sawah dan atau bukan sebagai penggarap, melainkan orang yang dipekerjakan oleh pemilik sawah dan pekerjaanya musiman, baik itu saat penanaman maupun dipekerjakan pada saat panen.

Adapun kajian social dan ekonomi warga miskin di wilayah perencanaan ini dapat dilihat pada table di bawah ini.


(31)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.5.1. KEBUTUHAN LISTRIK

Pada dasarnya, kebutuhan terhadap listrik tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga saja, namun juga untuk penerangan jalan, fasilitas sosial, perdagangan dan industri.

Jaringan listrik yang ada di Kelurahan Ijobalit terlayani sekitar 3.493 meter dengan jumlah pelanggan PLN sebanyak 594 KK. (hasil PS 2013)

Asumsi pengembangan penyediaan kebutuhan listrik pada masa mendatang adalah kemitraan antara PLN dan masyarakat dalam penyediaan paket meteran yang murah (prabayar) sehingga beban yang ditanggung oleh masyarakat dapat disesuaikan dengan pemanfaatan masing-masing rumah tangga.

4.5.2. KEBUTUHAN TELEPON

Telepon merupakan salah satu sarana komunikasi yang sangat penting bagi masyarakat pada saat ini sehingga harus ditingkatkan, baik itu dari segi kuantitas maupun kualitanya. Sarana telekomuniksi ini dapat dikategorikan sebagai fasilitas pelayanan umum, dimana dalam penempatannya dititik beratkan pada lokasi – lokasi yang merupakan pusat pelayanan dan pada lokasi yang dirasakan strategis sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat.

Pada saat ini dengan perkembangan teknologi dan semakin murahnya sarana telepon, sebagian penduduk Kelurahan Ijobalit dapat dikatakan telah dapat mengakses dan menggunakan telepon seluler (HP). Namun demikian untuk pengembangan dan pemanfaatan jaringan telepon tetap diarahkan pada kebutuhan fasilitas umum, seperti pada fasilitas perkantoran, pendidikan dan kesehatan.


(32)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.6. ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN (KDB, KLB, GSJ, GSB, GSS/GARIS SEMPADAN SUNGAI, GSP/GARIS SEMPADAN PANTAI)

Analisa dan kajian kualitas lingkungan permukiman di Kelurahan Ijobalit akan dibahas mengenai Garis Sempadan sungai .

4.6.1.GARIS SEMPADAN SUNGAI

Salah satu kriteria tingkat kualitas dan Kesehatan lingkungan permukiman di Kelurahan Ijobalit dapat dikatakan baik atau rendah dapat dilihat dari kondisi garis Sempadan sungai rumah warga. Sungai yang terdapat di wilayah ini merupakan sungai yang membentang dari utara menuju selatan kelurahan ijobalit. Sungai ini merupakan batas isik dari kelurahan ijobalit dengan kelurahan tanjung disebelah barat.

Adapun kajian kondisi rumah yang berada dalam kategori Garis Sempadan sungai tersebut adalah sebagai berikut :


(33)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

 Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan rumah (dari sisi kesehatan dan keamanan) masih rendah, yang disebabkan tingkat ekonomi yang terbatas.

 Kultur budaya masyarakat yang masih kental, dimana

dalam membangun rumah berada di sekitar permukiman yang ada .

 Kurang pahamnya masyarakat dalam penyediaan rumah

yang sederhana namun sesuai dengan standart kesehatan, dan Keamanaan yang harus mengikuti aturan garis sempadan sungai Berdasarkan kajian tersebut, maka dibutuhkan kontrol dan pengendalian dalam pengembangan perumahan di kawasan permukiman untuk mengantisipasi perkembangan permukiman tersebut lebih padat dan kumuh dimasa mendatang dan sesuai standart kesehatan dan keamanan.

4.7. ANALISIS EKONOMI LIVELIHOODS/PENGHIDUPAN

BERKELANJUTAN)

Jaringan pemasaran ekonomi lokal di Kelurahan Ijobalit terbatas hanya untuk skala kecamatan dan skala Kelurahan, beberapa metode jejaring pemasaran yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu :

 Untuk industri rumah tangga jenis olahan hasil perkebunan seperti industri pembuatan minyak kelapa, keripik singkong,keripik jeger, usaha bakso dipasarkan ke pasar kelurahan ijobalit untuk skala desa dan sebagian dipasarkan dipinggir jalan utama untuk pemasaran skala kecamatan.

 Indutri kecil seperti paving block dan batako jejaring pemasaran dengan skala kecamatan sampai kabupaten.

 Industri menengah penambangan Galian C ( Pasir dan batu apung ) lokasinya tersebar di semua lingkungan.


(34)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Berdasarkan kajian diatas, maka terdapat analisa dan perkiraan perkembangan kegiatan industri pada masa mendatang, yaitu :

 Perkembangan kebutuhan pokok berupa makanan olahan

dapat berkembang dengan pesat pada wilayah Kelurahan Ijobalit yang disesbabkan karena merupakan daerah transit dan dilewati oleh kendaraan umum, seperti truck dan angkutan pribadi lainnya.

 Dibutuhkan sarana tempat penjualan dan pemasaran hasil

produksi pada kawasan tertentu, sehingga dapat lebih teratur, tidak menimbulkan kemacetan dan dapat tertata dengan baik.

4.8. PENENTUAN KAWASAN KUMUH PRIORITAS (ACUAN DATA PROFIL PERMUKIMAN/DELINEASI KUMUH)

Dalam pelaksanaan Program KOTAKU terdapat 2 (dua) perencanaan, yaitu perencanaan makro / RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman) yang mencakup Kelurahan Ijobalit dan perencanaan mikro / RTPLP (Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman) yang merupakan kawasan prioritas terpilih serta ditetapkan berdasarkan kesepakatan masyarakat.

Dalam penentuan kawasan prioritas ini tidak dilakukan secara serta merta, namun sesuai dengan amanat program, kajian-kajian sebelumnya, seperti pada kegiatan Releksi Perkara Kritis (RPK) dan Pemetaan Swadaya (PS) serta hasil dari turunan perencanaan makro. Oleh sebab itu, kawasan prioritas terpilih ini diutamakan adalah kawasan yang merupakan kawasan miskin, padat dan memiliki kualitas lingkungan rendah.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pada bab ini akan menjelaskan uraian singkat hasil dari kajian-kajian sebelumnya,

yaitu RPK, PS dan penetapan Kawasan Prioritas.

4.8.1. KAJIAN FGD REFLEKSI PERKARA KRITIS (FGD RPK)

Releksi Perkara Kritis Permukiman dan Kemiskinan adalah suatu bentuk pendalaman mengenai suatu topic dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara terstruktur untuk membangun kesadaran kritis peserta releksi (masyarakat) mengenai


(35)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

kepadatan, kekumuhan dan kemiskinan serta kaitannya dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari masyarakat setempat.

Releksi Perkara Kritis Permukiman dan Kemiskinan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah permukiman kumuh dan kemiskinan. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai “objek” seringkali masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh “Orang Luar”). Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak “Orang Luar” atau karena tergiur dengan “iming – iming” bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar – benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.

Kesadaran ini penting sebelum akhirnya masyarakat menyepakati bagaimana sebaiknya PROGRAM KOTAKU dilaksanakan, serta menyepakati bagaimana mendorong keterlibatan masyarakat miskin bersama komponen masyarakat lainnya dalam memanfaatkan akses peluang yang ada di PROGRAM KOTAKU untuk mendukung Penanganan Perkmukiman Kumuh yang akan mereka lakukan.

Berdasarkah hasil yang telah disepakati oleh masyarakat Kelurahan Ijobalit, maka keluaran dari pelaksanaan FGD RPK adalah penentuan kriteria atau ciri-ciri lingkungan permukiman yang terdapat diwilayah tersebut, diantaranya adalah dilihat dari beberapa indikator, yaitu:

1. Tingkat Keteraturan bangunan

2. jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan Yang Layak Tingkat

Keteraturan bangunan

3. Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhana air minum ,


(36)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4. Prosentase jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis ( memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septi-tank)

5. Prosentase sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min. Dua kali seminggu

Berdasarkan indikator di atas, maka diperoleh tanda-tanda lingkungan permukiman buruk (miskin) Kelurahan Ijobalit, yaitu :

1. Tingkat Keteraturan Lingkungan Permukiman Tinggi dengan

ciri-ciri :

 Bangunan hunian tidak menghadap jalan

 Bangunan hunian saling membelakangi antara rumah yang satu

dengan yang lainnya

 Akses Sirkulasi Lingkungan Terbatas serta Buruk.

2. Kualitas Jalan Lingkungan Permukiman Rendah dengan ciri-ciri :

 Jalan lingkungan lebar < 1.5 m

 Jalan lingkungan masih berupa jalan tanah

 Ada jalan yang yang sudah diperkeras tapi sudah rusak dan

jalan tidak sesuai dengan persyaratan teknis.

 Jalan Tidak di lengkapi saluran samping jalan

3. Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhana air minum , mandi,

cuci ( minimal 60 liter/org/hari)

 Tidak Ketercukupi Akses PAM

 Sumber Air Bersih dari Sumur yang Telah Tercemar.

 Sungai dan saluran irigasi sebagai tempat mandi yang secara

tidak langsung dipakai sebagai pemandian umum.

4. Prosentase sampah domestik rumah tangga di kawasan

permukiman terangkut ke TPS/TPA min. Dua kali seminggu

 Sarana pengangkutan persampahan tidak ada


(37)

D P

PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Kegiatan Pemetaan Swadaya (PS) Program KOTAKU merupakan tindak lanjut dari kegiatan Releksi Perkara Kritis serta Pemetaan Swadaya pada tahap sebelumnya yang telah dilaksanakan, Pemetaan Swadaya Program KOTAKU akan difokuskan pada kegiatan pengumpulan data dan peta-peta tematik serta melakukan pengamatan lapangan untuk mencermati dan memahami kondisi isik/pola ruang, sosial dan ekonomi wilayah kelurahan saat ini serta munculnya gagasan – gagasan awal bagi pengembangan maupun pemecahan masalah yang dihadapi.

Hasil pemetaan swadaya telah dijabarkan pada Bab III (Gambaran Umum Kelurahan Ijobalit), dimana pada umumnya kondisi lingkungan permukiman di Kelurahan Ijobalit secara makro. Output dari pelaksanaan pemetaan swadaya adalah untuk mengetahui kondisi eksisting Kelurahan Ijobalit dan menguji hasil kegiatan Releksi Perkara Kritis yang telah dilaksanakan oleh masyarakat, sehingga timbul kesadaran dari masyarakat untuk dapat menyepakati prioritas pembangunan sesuai dengan kesepakatan bersama.

Berdasarkan hasil FGD RPK, PS dan Kriteria yang telah disepakati oleh masyarakat Kelurahan Ijobalit maka luas pemukiman kumuh yang terdapat di Kelurahan Ijobalit yaitu seluas 40.8 Ha.


(1)

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.6. ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN (KDB, KLB, GSJ, GSB, GSS/GARIS SEMPADAN SUNGAI, GSP/GARIS SEMPADAN PANTAI)

Analisa dan kajian kualitas lingkungan permukiman di Kelurahan Ijobalit akan dibahas mengenai Garis Sempadan sungai .

4.6.1.GARIS SEMPADAN SUNGAI

Salah satu kriteria tingkat kualitas dan Kesehatan lingkungan permukiman di Kelurahan Ijobalit dapat dikatakan baik atau rendah dapat dilihat dari kondisi garis Sempadan sungai rumah warga. Sungai yang terdapat di wilayah ini merupakan sungai yang membentang dari utara menuju selatan kelurahan ijobalit. Sungai ini merupakan batas isik dari kelurahan ijobalit dengan kelurahan tanjung disebelah barat.

Adapun kajian kondisi rumah yang berada dalam kategori Garis Sempadan sungai tersebut adalah sebagai berikut :


(2)

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

 Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah (dari sisi kesehatan dan keamanan) masih rendah, yang disebabkan tingkat ekonomi yang terbatas.  Kultur budaya masyarakat yang masih kental, dimana

dalam membangun rumah berada di sekitar permukiman yang ada .

 Kurang pahamnya masyarakat dalam penyediaan rumah yang sederhana namun sesuai dengan standart kesehatan, dan Keamanaan yang harus mengikuti aturan garis sempadan sungai Berdasarkan kajian tersebut, maka dibutuhkan kontrol dan pengendalian dalam pengembangan perumahan di kawasan permukiman untuk mengantisipasi perkembangan permukiman tersebut lebih padat dan kumuh dimasa mendatang dan sesuai standart kesehatan dan keamanan.

4.7. ANALISIS EKONOMI LIVELIHOODS/PENGHIDUPAN

BERKELANJUTAN)

Jaringan pemasaran ekonomi lokal di Kelurahan Ijobalit terbatas hanya untuk skala kecamatan dan skala Kelurahan, beberapa metode jejaring pemasaran yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu :

 Untuk industri rumah tangga jenis olahan hasil perkebunan seperti industri pembuatan minyak kelapa, keripik singkong,keripik jeger, usaha bakso dipasarkan ke pasar kelurahan ijobalit untuk skala desa dan sebagian dipasarkan dipinggir jalan utama untuk pemasaran skala kecamatan.

 Indutri kecil seperti paving block dan batako jejaring pemasaran dengan skala kecamatan sampai kabupaten.

 Industri menengah penambangan Galian C ( Pasir dan batu apung ) lokasinya tersebar di semua lingkungan.


(3)

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Berdasarkan kajian diatas, maka terdapat analisa dan perkiraan perkembangan kegiatan industri pada masa mendatang, yaitu :  Perkembangan kebutuhan pokok berupa makanan olahan

dapat berkembang dengan pesat pada wilayah Kelurahan Ijobalit yang disesbabkan karena merupakan daerah transit dan dilewati oleh kendaraan umum, seperti truck dan angkutan pribadi lainnya.

 Dibutuhkan sarana tempat penjualan dan pemasaran hasil

produksi pada kawasan tertentu, sehingga dapat lebih teratur, tidak menimbulkan kemacetan dan dapat tertata dengan baik.

4.8. PENENTUAN KAWASAN KUMUH PRIORITAS (ACUAN DATA PROFIL PERMUKIMAN/DELINEASI KUMUH)

Dalam pelaksanaan Program KOTAKU terdapat 2 (dua) perencanaan, yaitu perencanaan makro / RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman) yang mencakup Kelurahan Ijobalit dan perencanaan mikro / RTPLP (Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman) yang merupakan kawasan prioritas terpilih serta ditetapkan berdasarkan kesepakatan masyarakat.

Dalam penentuan kawasan prioritas ini tidak dilakukan secara serta merta, namun sesuai dengan amanat program, kajian-kajian sebelumnya, seperti pada kegiatan Releksi Perkara Kritis (RPK) dan Pemetaan Swadaya (PS) serta hasil dari turunan perencanaan makro. Oleh sebab itu, kawasan prioritas terpilih ini diutamakan adalah kawasan yang merupakan kawasan miskin, padat dan memiliki kualitas lingkungan rendah.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pada bab ini akan menjelaskan uraian singkat hasil dari kajian-kajian sebelumnya, yaitu RPK, PS dan penetapan Kawasan Prioritas.

4.8.1. KAJIAN FGD REFLEKSI PERKARA KRITIS (FGD RPK)

Releksi Perkara Kritis Permukiman dan Kemiskinan adalah suatu bentuk pendalaman mengenai suatu topic dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara terstruktur untuk membangun kesadaran kritis peserta releksi (masyarakat) mengenai


(4)

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

kepadatan, kekumuhan dan kemiskinan serta kaitannya dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari masyarakat setempat.

Releksi Perkara Kritis Permukiman dan Kemiskinan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah permukiman kumuh dan kemiskinan. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai “objek” seringkali masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh “Orang Luar”). Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak “Orang Luar” atau karena tergiur dengan “iming – iming” bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar – benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.

Kesadaran ini penting sebelum akhirnya masyarakat menyepakati bagaimana sebaiknya PROGRAM KOTAKU dilaksanakan, serta menyepakati bagaimana mendorong keterlibatan masyarakat miskin bersama komponen masyarakat lainnya dalam memanfaatkan akses peluang yang ada di PROGRAM KOTAKU untuk mendukung Penanganan Perkmukiman Kumuh yang akan mereka lakukan.

Berdasarkah hasil yang telah disepakati oleh masyarakat Kelurahan Ijobalit, maka keluaran dari pelaksanaan FGD RPK adalah penentuan kriteria atau ciri-ciri lingkungan permukiman yang terdapat diwilayah tersebut, diantaranya adalah dilihat dari beberapa indikator, yaitu:

1. Tingkat Keteraturan bangunan

2. jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan Yang Layak Tingkat Keteraturan bangunan

3. Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhana air minum , mandi, cuci ( minimal 60 liter/org/hari)


(5)

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4. Prosentase jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis ( memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septi-tank)

5. Prosentase sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min. Dua kali seminggu

Berdasarkan indikator di atas, maka diperoleh tanda-tanda lingkungan permukiman buruk (miskin) Kelurahan Ijobalit, yaitu :

1. Tingkat Keteraturan Lingkungan Permukiman Tinggi dengan ciri-ciri :

 Bangunan hunian tidak menghadap jalan

 Bangunan hunian saling membelakangi antara rumah yang satu dengan yang lainnya

 Akses Sirkulasi Lingkungan Terbatas serta Buruk.

2. Kualitas Jalan Lingkungan Permukiman Rendah dengan ciri-ciri :  Jalan lingkungan lebar < 1.5 m

 Jalan lingkungan masih berupa jalan tanah

 Ada jalan yang yang sudah diperkeras tapi sudah rusak dan jalan tidak sesuai dengan persyaratan teknis.

 Jalan Tidak di lengkapi saluran samping jalan

3. Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhana air minum , mandi, cuci ( minimal 60 liter/org/hari)

 Tidak Ketercukupi Akses PAM

 Sumber Air Bersih dari Sumur yang Telah Tercemar.

 Sungai dan saluran irigasi sebagai tempat mandi yang secara tidak langsung dipakai sebagai pemandian umum.

4. Prosentase sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min. Dua kali seminggu

 Sarana pengangkutan persampahan tidak ada


(6)

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

Kegiatan Pemetaan Swadaya (PS) Program KOTAKU merupakan tindak lanjut dari kegiatan Releksi Perkara Kritis serta Pemetaan Swadaya pada tahap sebelumnya yang telah dilaksanakan, Pemetaan Swadaya Program KOTAKU akan difokuskan pada kegiatan pengumpulan data dan peta-peta tematik serta melakukan pengamatan lapangan untuk mencermati dan memahami kondisi isik/pola ruang, sosial dan ekonomi wilayah kelurahan saat ini serta munculnya gagasan – gagasan awal bagi pengembangan maupun pemecahan masalah yang dihadapi.

Hasil pemetaan swadaya telah dijabarkan pada Bab III (Gambaran Umum Kelurahan Ijobalit), dimana pada umumnya kondisi lingkungan permukiman di Kelurahan Ijobalit secara makro. Output dari pelaksanaan pemetaan swadaya adalah untuk mengetahui kondisi eksisting Kelurahan Ijobalit dan menguji hasil kegiatan Releksi Perkara Kritis yang telah dilaksanakan oleh masyarakat, sehingga timbul kesadaran dari masyarakat untuk dapat menyepakati prioritas pembangunan sesuai dengan kesepakatan bersama.

Berdasarkan hasil FGD RPK, PS dan Kriteria yang telah disepakati oleh masyarakat Kelurahan Ijobalit maka luas pemukiman kumuh yang terdapat di Kelurahan Ijobalit yaitu seluas 40.8 Ha.