BAB IV. Pengembangan

(1)

BAB IV

SUB DINAS BINA PENGEMBANGAN

Sub Dinas Pengembangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi untuk mewujudkan program kerja pembangunan peternakan pada umumnya mempunyai tugas menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijaksanaan, pelaksanaan pengembangan ternak. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Sub Dinas Pengembangan selama tahun 2007 yaitu :

I. Dana APBN

Kegiatan Satker Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2008/Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air (08).

1. Sinkronisasi Program/ kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air

a. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Pertemuan ini adalah berupa diskusi membahas program kegiatan pengembangan kawasan menyangkut aspek pengelolaan lahan dan air yang dilaksanakan di Padang pada tanggal 5 – 6 Maret 2007.

Peserta kegiatan Sinkronisasi program Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air ini adalah ; Kepala Dinas Peternakan/ Kepala Sub Dinas yang menangani pengembangan kawasan peternakan Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat, Pejabat Pembuat Komitmen Satker dana Tugas Perbantuan Kabupaten/Kota se Sumatera Barat dan Kepala Sub Dinas/ Kepala Bagian lingkup Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

b. Tujuan

 Mensosialisasikan program kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air baik pusat, propinsi dan pelaksanaan kegiatan dana tugas perbantuan kab/kota

 Menyamakan persepsi dan komitmen antara pusat dan daerah dalam rangka pembangunan pengelolaan lahan dan air untuk mendukung pengembangan kawasan agribisnis komoditas.

c. Sasaran

 Terlaksananya kegiatan Sosialisasi dan Sinkronisasi Pengelolaan Lahan dan Air ke Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan di Kabupaten/ Kota.  Terwujudnya komitmen dan persepsi antara pusat,

propinsi dan Kabupaten/ Kota dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan agribisnis komoditas melalui pengelolaan lahan dan air.


(2)

1. Agar perencanaan kegiatan tepat sasaran dan tepat tujuan, perlu didukung oleh data yang valid dan akurat. Untuk itu agar semua Kab/ Kota melakukan pendataan secara benar sehingga data yang dilaporkan adalah data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Pertemuan Sinkronisasi ini merupakan suatu kegiatan yang perlu dilaksanakan agar program kerja Propinsi dan Kab/ Kota terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

3. Setiap Kab/ Kota harus mempunyai data base, Roap Map dan Master Plan serta DID yang menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan program/ kegiatan. Bagi Kab/ Kota yang belum mempunyai roap map agar menganggarkan dana dari APBD untuk penyusunan roap map dimaksud sehingga perencanaan yang disusun sesuai kebutuhan dan tepat sasaran.

4. Perkembangan dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari penyampaian laporan dari Kab/ Kota secara rutin dan kontiniu. Laporan ini harus sudah diterima pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Cq. Subdin Program pada tanggal 5 bulan berikutnya, karena laporan ini akan disampaikan ke Pusat sebelum tanggal 10 setiap bulannya.

5. Penyampaian laporan ini merupakan salah satu penilaian Kinerja dari Dinas Kab/ Kota yang bersangkutan, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pengalokasikan anggaran untuk tahun berikutnya.

8. Kab/ Kota yang menyampaikan laporan tepat waktu dan tepat kaedah atau format yang telah ditetapkan akan diberikan reward (penghargaan) berupa prioritas penambahan alokasi anggaran. Sebaliknya bagi Kab/ Kota yang tidak menyampaikan laporan dan tidak memenuhi kaedah format yang telah ditetapkan dan terlambat akan diberikan punishment berupa pengurangan alokasi anggaran atau tidak diberikan sama sekali.

9. Semua proposal usulan kegiatan Kabupaten/ Kota harus melalui Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat yang dikoordinir oleh Sub Dinas Program selanjutnya akan diteruskan ke Direktorat yang terkait.

10.Visi Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi Kabupaten/ Kota harus merujuk kepada Visi Dinas Peternakan Propinsi Sumatra Barat. Visi Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat harus merujuk kepada Visi Pemerintah Propinsi Sumbar, akan tetapi tetap harus berpedoman kepada Visi Direktorat Jenderal Peternakan dan Direktorat Terkait.

2. Pertemuan Penyusunan Program/ Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2008


(3)

a. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Pertemuan dilaksanakan dalam bentuk rapat, diskusi serta penyusunan RKAKL yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari di Padang tanggal 7 – 6 Mei 2007.

Peserta Pertemuan Penyusunan Program/Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2008 adalah ; Kepala Dinas Peternakan/Kepala Sub Dinas yang menangani pengembangan kawasan peternakan Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat ; Kepala sub Dinas/Kepala Bagian yang menangani perencanaan di kab/ Kota Se Sumatera Barat b. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan sinerginya suatu perencanaan program/ kegiatan yang disusun oleh Kabupaten/ Kota dan Propinsi.

c. Sasaran

Tersusunnya program kerja yang sinergi dan terpadu mulai dari Kab/Kota, Propinsi maupun Pusat

d. Hasil Kegiatan

Dari hasil pertemuan keluarannya adalah tersedianya Dokumen usulan kegiatan dan Tugas Pembantuan untuk Kab/ Kota berupa RKAKL yang akan dibahas dalam Pertemuan Regional Perencanaan Wilayah Barat.

Dari hasil pembahasan pada Pertemuan Regional Wilayah Barat telah diusulkan RKAKL dana dekonsentrasi dengan jumlah dana yang disulkan sebesar Rp 845.160.000,-. sedang untuk dana Tugas Pembantuan untuk 16 Kab/Kota adalah sebanyak Rp.14.810.400.000,- dengan rincian sebagai berikut :

1. Kab. Agam ... Rp.

884.000.000,-2. Kab. Pasaman... Rp.

1.002.000.000,-3. Kab. 50 Kota ... Rp.

1.008.000.000,-4. Kab. Solok Selatan ... Rp.

791.000.000,-5. Kab. Solok ... Rp.

660.000.000,-6. Kab. Pdg. Pariaman ... Rp.

1.293.000.000,-7. Kab. Pess. Selatan ... Rp.

2.195.000.000,-8. Kab. Tnh. Datar ... Rp.

1.220.000.000,-9. Kab. Swl. Sijunjung ... Rp.


(4)

654.000.000,-10.Kab. Dharmasraya ... Rp.

1.333.000.000,-11.Kab. Pasaman Barat ... ... Rp.

834.000.000,-12.Kota Pdg, Panjang ... Rp.

684.000.000,-13.Kota Sawahlunto ... Rp.

1.548.000.000,-14.Kota Padang ... Rp.

409.000.000,-15.Kota Payakumbuh ... Rp.

295.400.000,-16.Kota Pariaman ... Rp.

336.000.000,-3. Pertemuan Koordinasi a.Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini adalah merupakan pertemuan dengan Kab/Kota dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air baik menyangkut dana Dekonsentrasi maupun dana Tugas Pembantuan yang bertujuan :

 Memberikan informasi tentang pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air yang didukung dengan Dana Dekonsentrasi untuk memfasilitasi kegiatan PLA pada Kab/Kota

 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PLA pada kab/kota yang mendapat alokasi dana Tugas Pembantuan dari Ditjen PLA

 Merencanakan kegiatan PLA untuk tahun 2008 bagi Kab/Kota

Pertemuan koordinasi dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali Rapat Koordinasi dimana dari pelaksanaan kegiatan tersebut didapat beberapa kesimpulan :

1). Rapat Koordinasi Pengumpulan/Pengumpulan/Pegolahan/ Updating Data Base PLA 2007, yang dilaksanakan di Padang tanggal 6 Agustus 2007.

 Peserta adalah Petugas yang menangani pengolahan data base PLA di Kab/Kota

 Tujuan

 Menyamakan persepsi dan berkoordinasi antara propinsi dan kab/kota dalam pengumpulan data Base PLA yang diperlukan pada sub sektor peternakan

 Mensosialisasikan metoda pengumpulan data base PLA


(5)

 Sasaran

 Tersosialisasikan nya metoda penyediaan data Base PLA dari Kabupaten/ Kota.

 Terlaksananya up dating data base PLA  Hasil Kegiatan :

Tersedianya data base PLA untuk pengembangan kawasan

2) Rapat Koordinasi dalam rangka penyusunan Profil Kawasan peternakan, yang dilaksanakan di Padang tanggal 24 Oktober 2007

 Peserta adalah Kepala Dinas Peternakan/yang menangani fungsi peternakan atau Kepala Sub Dinas yang menangani Pengembangan Kawasan Peternakan Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat

 Tujuan

Mensosialisasikan program kebijakan pembangunan peternakan berbasis kawasan

Mensosialisasikan metoda penyusunan profil kawasan peternakan

 Sasaran

Tersedianya data untuk menyusun profil kawasan peternakan

Tersedianya Profil Kawasan peternakan  Hasil Kegiatan :

Tersedianya profil kawasan sapi potong Kab. Agam, Kawasan Agropolitan Kab. Pess. Selatan dan Kawasan Ayam Ras Petelur Kab. 50 Kota.

3) Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan PLA 2007 dan 2008, yang dilaksanakan di Padang pada tanggal 2 November 2007

 Peserta adalah Kepala Dinas/ Kepala Sub Dinas yang menangani pengembangan kawasan peternakan  Tujuan

 Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air bagi Kabupaten/Kota yang mendapatkan dana Tugas Pembantuan tahun 2007

 Mengkordinasikan perencanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air untuk usulan/proposal Kab/kota untuk tahun 2008


(6)

 Sasaran

 Tersedianya laporan pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2007

 Diketahuinya permasalahan pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2007 dan solusi pemecahan masalah bagi kab/kota

 Terkoordinirnya usulan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2008 dana Tugas Pembantuan bagi Kabupaten/Kota

 Hasil Kegiatan :

Dari Pertemuan ini disepakati bahwa Dinas Peternakan Propinsi akan merekomendasikan Kab/ Kota yang mendapatkan dana tugas pembantuan adalah:

Kab/ Kota yang telah menetapkan lokasi kegiatan PLA tahun 2008 diutamakan yang telah mempunyai SID.

Kegiatan PLA diutamakan pengembangan kawasan untuk kelompok tani dan bukan usaha perorangan. Kabupaten/ Kota juga menyediakan dana

pendamping dalam pelaksanaan kegiatan karena PLA hanya menyediakan dana untuk kegiatan fisik. Adapun Kabupaten/ Kota yang diprioritaskan untuk

mendapat anggaran PLA tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Kab. Agam ...Rp.

884.000.000,-2. Kab. Pasaman ... Rp.

1.002.000.000,-3. Kab.Solok Selatan ... Rp.

791.000.000,-4. Kab. Solok ...Rp. 660.000.000,-5. Kab.Pess. Selatan ... Rp.

2.195.000.000,-6. Kab. Tnh. Datar ... Rp.

1.220.000.000,-7. Kab.Dharmasraya ... Rp.

1.333.000.000,-8. Kab.Pasaman Barat ... Rp.

834.000.000,-9. Kota Pdg, Panjang ... Rp.

684.000.000,-10.Kota Sawahlunto ... Rp.

1.548.000.000,-11.Kota Padang ... Rp.


(7)

409.000.000,-4) Rapat Koordinasi dalam Rangka Koordinasi Kegiatan pengtelolaan Lahan dan Air tahun 2008, yang dilaksanakan di Padang tanggal 3 Desember 2007

 Peserta adalah Kepala Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan Kabupaten/ Kota yang mendapat alokasi dana PLA 2008 serta Kepala Sub Dinas yang menangani pengembangan kawasan peternakan atau yang staf yang ditunjuk

 Tujuan

Menginformasikan alokasi anggaran PLA dana tugas pembantuan tahun 2008

Menyamakan persepsi dan berkoordinasi antara propinsi dan kab/kota yang mendapat alokasi anggaran 2008 dalam pengembangan kawasan peternakan, dimana diharapkan kab/kota yang mendapat anggaran dapat mempersiapkan perencanaan kegiatan untuk menunjang kegiatan fisik yang telah dialokasikan melalui dana Tugas Pembantuan

 Sasaran

Terlaksananya perencanaan kegiatan penunjang kegiatan tugas pembantuan oleh Kab/ kota baik berupa penyusunan SID, CP/CL, pembinaan, montoring dan evaluasi serta kegiatan pelatihan teknis menunjang pelaksanaan kegiatan PLA

 Hasil Kegiatan :

Dari Pertemuan ini disepakati bahwa Dinas Peternakan Propinsi akan merekomendasikan Kab/ Kota yang mendapatkan dana tugas pembantuan adalah:

Adapun alokasi dana tugas pembantuan tahun 2008 adalah :

1. Kabupaten 50 Kota alokasi dana Rp.

1.482.000.000,-2. Kab. Pdg. Pariaman alokasi dana Rp.

300.000.000,-3. Kab. Pess. Selatan alokasi dana Rp.

432.000.000,-4. Kab. Solok Selatan alokasi dana Rp.

388.000.000,-5. Kab. Dharmasraya alokasi dana Rp. 388.000.000,-

Dalam pertemuan kordinasi ini telah dinformasikan kepada kab/ kota yang mendapat alokasi dana agar


(8)

menyiapkan dana penunjang kegiatan dari APBD II untuk kegiatan non fisik seperti SID, CP/CL, Koordinasi, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi serta pelatihan –pelatihan yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan dana di tingkat lapangan.

II. Dana DPA – SKPD A Kasi Sarana Prasarana

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahu 2007 yaitu :

1. Bulan Bakti Peternakan Dan Kesehatan Hewan 2007 a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2007 tanggal 26 Agustus s/d 26 September 2007 telah dicanangkan oleh Bapak Gubernur agar dilaksanakan oleh Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan Kabupaten/ Kota dan kegiatan ini telah dilaksanakan oleh Kabupaten/ Kota dengan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat sedangkan acara Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2007 di pusatkan di Kabupaten Padang Pariaman dimana puncak acara pada tanggal 9 s/d 11 September 2007 di Lokasi Pasar Ternak Nagari Sei. Sariak Kec. VII Koto Sei. Sariak Kab. Pdg. Pariaman.

b. Tujuan

Menumbuhkan kesadaran seluruh masyarakat yang bergerak dibidang peternakan dan masyarakat serta seluruh aparatur di jajaran peternakan agar menyadari bahwa peringatan Bulan Bakti merupakan suatu moment penting dalam pengabdiannya kepada masyarakat.

c. Sasaran

Masyarakat pada umumnya, peternak itu sendiri, investor yang bergerak dibidang peternakan khususnya serta aparatur pemerintah dibidang peternakan, Organisasi Profesi, Asosiasi dan Praktisi di bidang peternakan dan kesehatan hewan se Sumatera Barat

d. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan dalam mengisi Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2007 diantaranya adalah sebagai berikut :


(9)

Rembuk adalah Forum musyawarah Kelompok Tani dengan jajarannya seperti. KTNA, Propinsi, Kab/ Kota Pelaku/ Pengusaha Agribisnis. Asosiasi dan investor yang bergerak dibidang usaha peternakan untuk membahas masalah yang dihadapi dalam pengembangan usahanya sehingga nanti akan didapatkan suatu kebijakan, rencana, program kerja bagi KTNA dalam pembinaan kelompok taninya, sekaligus menetapkan Kabupaten/Kota sebagai pelaksana kegiatan Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2008

Peserta Rembuk Utama :

 Anggota kelompok Tani Ternak dari Kab/ Kota  Ketua KTNA Propinsi Sumatera Barat

 Ketua KTNA Kab/ Kota se Sumatera Barat

 Investor yang bergerak dibidang usaha peternakan  Asosiasi ( ASOHI, PPUI, PPSKI, MAI PERHIBTANI)  Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat  Kepala Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi

peternakan kab/ kota se Sumatera Barat. Kesimpulan Rembuk Utama :

Dari hasil kegiatan rembug utama telah disepakati beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam upaya memacu laju pertumbuhan pembangunan peternakan serta memperioleh gambaran keberhasilan yang telah dicapai maka dalam rangka Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan telah dilaksanakan pertemuan/rembug daerah yang bertujuan untuk meningkatkan Inovasi, penerapan teknologi pengembangan peternakan sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku 2. Dari pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini akan

terlaksana penerapan teknologi tepat guna sehingga nantinya dapat meningkatkan nilai tambah pada komoditim peternakan

3. Dari pertemuan ini peserta sepakat perlunya koordinasi dengan Dinas Pertanian dalam penyediaan bahan baku pakan tenak terutama jagung dan kedele sehingga akan menjamin kontiniutas dan ketersedian pakan 4. Dalam Peningkatan skala usaha peternakan, ketersedian dan penguatan modal merupakan salah satu aspek yang menentukan. Untuk akses terhadap sumber permodalan Dinas Peternakan Propinsi bersama Dinas Kab/Kota tetap memfasilitasi secara kontiniu baik terhadap lembaga keuangan maupun pengusaha/ investor

5. Pengembangan kemitraan kedepan akan lebih mengtamakan aspek keberpihakan yang berkeadilan diantara inti danm plasma

6. Penyelenggaraan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Propinsi Sumatera Barat tahun 2008 disepakati pada Kab. Swl/Sijunjung. Pemda Kab. Swl/ Sijunjung telah mengusulkan dana dari APBD Kab Tahun


(10)

2008, sedangkan untuk tahun 2009 direncanakan di Kab. Pasaman Barat

7. Memfasilitasi pengembangan kelompok tani ternak/ kelompok usaha peternakan berorientasi agribisnis dan diarahkan pada agroindustri/ home industri sehingga akan memperkuat posisi tawar pada pasar global.

8. Kedepan akan diupayakan mengintensifkan peran perantau Minang dalam menggerakkan pembangunan peternakan didaerah Sumatera Barat

3. Kemitraan Usaha dan Jaringan Informasi Agribisnis meliputi :

Pada kegiatan Kemitraan dan Jaringan Informasi Agribisnis terdapat beberapa rangkaian kegiatan yaitu :

A. Pameran dan Promosi

Dalam Pameran dan promosi terdapat 2 (dua) kegiatan yaitu Pameran Pembangunan Peternakan dan Lomba dan Kontes Ternak.

1) Pameran Pembangunan Peternakan

Pameran dan Promosi Pembangunan Peternakan adalah suatu kegiatan yang menginformasikan berbagai perkembangan hasil – hasil produksi dan jasa dalam pembangunan peternakan serta menampilkan jenis-jenis ternak terbaik dari Kab/ Kota

Tujuan :

Menyebarkan informasi dan memamerkan hasil-hasil produksi peternak/ kelompok tani ternak yang merupakan hasil binaan intansi pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan dan jajarannya di lapangan.

Peserta :

Peserta pameran adalah pengusaha peternak yang bergerak dibidang usaha peternakan dan pengolahan hasil ternak

2) Lomba/ Kontes Ternak

Lomba Ternak adalah kegiatan yang meliputi identfikasi, penilaian dan penentuan peringkat (ranking) ternak yang diikutkan dalam lomba untuk dipilih oleh Tim Juri untuk dipilih menjadi juara.

Tujuan :

Lomba dan Kontes Ternak diadakan dengan Tujuan untuk memotivasi dan menstimulasi peternak untuk meningkatkan kualitas ternak yang dipelihara

Memberikan penghargaan kepada peternak yang berprestasi


(11)

Sasaran :

Sasarannya adalah Peternak atau kelompok tani ternak di kabupaten/ kota se Sumatera Barat

Keluaran :

1. Dari Lomba dan Kontes Ternak ini diharapkan tumbuhnya semangat atau termotivasinya peternak atau kelompok tani ternak dalam meningkatkan kualitas usaha ternak yang dilaksanakan baik dari segi pengelolaan dan peningkatan jumlah ternak yang dipelihara maupun kualitas bibit ternak yang dimiliki

2. Terjaringnya bibit –bibit ternak yang berkualitas untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas

3. Meingkatkan posisi tawar (Bargaining Position) petani peternak dalam bisnis usaha peternakan

Jenis atau Kriteria Lomba

No. Jenis Ternak Umur

1. Sapi Simenthal hasil IB - Jantan

- Betina 3 – 4 tahun2 – 3 tahun 2. Sapi Bali

- Jantan

- Betina 3 – 4 tahun2 – 3 tahun 3. Sapi Lokal (Eksibisi Bukan sapi

turunan, Kawin Alam, Tidak PO/Brahman )

- Jantan - Betina

3 – 4 tahun 2 – 3 tahun 4. Kerbau

- Jantan

- Betina 3 – 4 tahun2 – 3 tahun 5. Kambing PE

- Jantan - Betina

1,5 - 2 tahun 2 – 3 tahun Dari hasil Penilaian Tim Juri telah didapat pemenang dari Lomba/ Kontes Ternak berdasarkan SK Tim Juri Nomor : 1/Kpts/Ist/2007 tangal 11 September 2007 sebagai berikut :


(12)

Tabel .4.1. Pemenang Lomba/Kontes Ternak dalam rangka Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2007

No .

Nama Pemilik

Ternak Pemenang

Lomba

Kab/Kota Kategori LombaTernak Peringkat Juara

1 Sarpen Kab. Tanah Datar Kambing PE Jantan Juara I 2 Toni Kab. Solok Kambing PE Jantan Juara II 3 Farhan Kota Payakumbuh Kambing PE Jantan Juara III 4 Sarpen Kab. Tanah Datar Kambing PE Betina Juara I 5 Ridho Kota Payakumbuh Kambing PE Betina Juara II 6 Jamrius Kab. 50 Kota Kambing PE Betina Juara III 7 Nasril Kab. Pesisir Selatan Sapi Lokal Dewasa Jantan Juara I 8 Asril Kab. Padang Pariaman Sapi Lokal Dewasa Jantan Juara II 9 Risman Kab. Solok Sapi Lokal Dewasa Jantan Juara III 10 Afrizal Kota Pariaman Sapi Lokal Dewasa Betina Juara I

11 Syahrial Kab. Pesisir Selatan Sapi Lokal Dewasa Betina

Juara II 12 Akhiruddin Kab. Solok Sapi Lokal Dewasa Betina Juara III 13 Syafrizal/Ucok Kab. Padang Pariaman Kerbau Dewasa Jantan Juara I 14 Jamidin Kota Sawahlunto Kerbau Dewasa Jantan Juara II 15 Sor Dt. Batuah Kota Padang Panjang Kerbau Dewasa Jantan Juara III 16 Bilal Kab. Padang Pariaman Kerbau Dewasa Betina Juara I 17 Bujang April Kab. SWL/ SJJ Kerbau Dewasa Betina Juara II 18 Dt. Asah Kayo Kab. Tanah Datar Kerbau Dewasa Betina Juara III 19 Aprinaldi Kab. Pasaman Bali Dewasa Jantan Juara I 20 Sahrul Kota Pariaman Bali Dewasa Jantan Juara II 21 Guntoyo Pasaman Barat Bali Dewasa Jantan Juara III 22 Dahlan Kab. 50 Kota Bali Dewasa Betina Juara I 23 Aman Kab. Pesisir Selatan Bali Dewasa Betina Juara II 24 Yanto Kab. Padang Bali Dewasa Betina Juara III


(13)

Pariaman

25 Dasril Kab. 50 Kota Simmenthal Dewasa Betina Juara I 26 Misral Kab. Solok Simmenthal Dewasa Betina Juara II 27 Yasri Kota Bukittinggi Simmenthal Dewasa Betina Juara III 28 Rafli Kab. Padang Pariaman Simmenthal Dewasa Jantan Juara I 29 Ernawilis Kota Payakumbuh Simmenthal Dewasa Jantan Juara II 30 Irman Dt.Muncak Kab. 50 Kota Simmenthal Dewasa Jantan Juara III

3)Temu Usaha Agribisnis

Temu Usaha Agribisnis adalah merupakan kegiatan mempertemukan peternak dengan stake holder lain yang mendukung usaha peternakan seperti investor maupun petani sebai mitra usaha pada sub sektor peternakan. Dalam kegiatan ini diharapkan dapat terjadi kontak bisnis dan transaksi bisnis antara peternak dan pengusaha dibidang agribisnis

Tujuan :

 Terbukanya kesempatan bagi peternak selaku produsen baik dalam skala perorangan maupun kelompok tani ternak untuk mempromosikan produknya kepada para pengusaha/ investor di bidang peternakan

 Terbukanya wahana pertukaran informasi di bidang pemasaran hasil-hasil ternak maupun sarana penyediaan bahan pakan ternak dengan pengusaha/ investor bidang peternakan

 Terjalinnya mitra kerja yang berkesinambungan antara peternak dengan investor dibidang peternakan.

Peserta :

Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan Kab/ Kota se Sumatera Barat

Pelaku Usaha dari masing- masing Kabupaten/Kota Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

Biro Perekonomian Setda Propinsi Sumatera Barat Hasil Pertemuan :

Dari hasil pertemuan ini telah dapat disepakati beberapa hal sebagai berikut :

Untuk percepatan penyaluran Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP3) kepada pelaku usaha akan


(14)

ditindak lanjuti dengan pertemuan berikutnya antara Bank pelaksana, Dinas Teknis dan Biro Perekonomian Bagi Petani yang sudah merealisasikan kredit dengan

Bank untuk usaha pertanian agar dapat menyiapkan dokumen yang diperlukan sebagai bahan untuk diusulkan memperoleh dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM-KIP) ke Kantor Pusat Perizinan dan Investasi Departemen Pertanian

Pemakaian Probiotik perlu disosialisasikan oleh Dinas teknis Kab/ Kota kepada masyarakat/ peternak

4. Pengembangan Teknologi dan Kualitas Produksi Agribisnis sub sektor Peternakan

Gelar dan Temu Teknologi merupakan forum informasi teknologi peternakan yang bisa diaplikasikan kepada peternak di lapangan mulai dari budidaya peternakan sampai pada pengolahan hasil peternakan.

Peserta :

Kegiatan ini difasilitasi oleh Sub Dinas Budidaya pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dengan peserta adalah Petugas dari Dinas Peternakan yang menangani fungsi peternakan Kab/Kota yang membidangi alsinnak sebanyak 20 orang

Kesimpulan Pertemuan:

Dari hasil pertemuan dilapangan telah dapat dirumuskan kebijakan pengembangan Alsinnak untuk peternakan rakyat sebagai berikut :

1. Alat dan Mesin sangat diperlukan dalam Budidaya Ternak, namun dalam perkembangannya masih perlu ditingkatkan. Untuk itu secara terus menerus diupayakan pengembangannya baik melalui fasilitas pemerintah propinsi maupun daerah termasuk pelaku usaha dan masyarakat

2. PP.81 tahun 20001, tentang Alat dan Mesin Pertanian menetapkan Alat dan Mesin yang beredar di lapangan harus diawasi dan diuji terlebih dahulu sebelum beredar. Oleh karena itu diharapkan kepada setiap produsen dapat mengajukan pengujian Alat dan Mesinnya kepada Balai Pengujian Mutu Alsintan (BPMA) . Balai tersebut akan mengeluarkan Surat Uji ( Test Report) sebagai hasil terhadap kinerja dari peralatan tersebut . Apabila alat dan mesin sudah sesuai standar SNI, maka dapat dikeluarkan Surat Keterangan Kesesuaian atau Sertifikat Uji dari Lembaga Sertifikasi Produk

3. Dalam usaha meningkatkan Efisiensi pemanfaatan Alat dan Mesin di lapangan dan efisiensi biaya, maka disarankan pola penmgembangannya dilakukan melalui pendekatan Usaha Pelayanan Jasa Alsin (UPJA). Melalui


(15)

pola ini diharapkan dapat memperluas pemanfaatan alat dan mesin peternakan.

4. Kelompok Peternak pengguna diharapkan dapat mengembangkan pola UPJA didalam unit usahanya dan diharapkan dapat terus mengembangkan jumlah dan jenis alsin serta meningkatkan pendapatan dan pergulirannya kepada kelompok lain.

5. Pakan Unggas merupakan biaya terbesar dari seluruh biaya produksi. Untuk itu diharapkan agar Perlu adanya pendataan yang bersifat makro terhadap Inventaris Alsinnak oleh Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat

5. Peragaan dan Unjuk Tangkas (Asah Terampil)

Kegiatan ini dilombakan antara Peternak/Kelompok Tani Ternak dari Kab/Kota se Sumatera Barat dalam Bentuk Lomba Asah Terampil.

Tujuan :

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan Peternak/ Kelompok Tani Ternak dalam mengembangkan dan mengelola usaha peternakan mulai dari budidaya sampai pengolahan dan pemasaran hasil produksi

Peserta :

Peserta Unjuk Tangkas/ Asah Terampil diikuti oleh Kelompok Tani Ternak sebanyak 3 orang dari masing-masing Kab/ Kota se Sumatera Barat

Pelaksanaan :

Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap dimana pada tahap Pertama dilakukan seleksi dimana Peserta dikelompok menjadi 5 Kelompok dimana satu kelompok berjumlah 4 Tim dari Kab/ Kota dilakukan Unjuk Tangkas dan Lomba Asah Terampil

Dari hasil seleksi tahap pertama dipilih masing-masing juara I yang nantinya akan diikutkan dalam Lomba Unjuk Tangkas atau Asah terampil di tahap ke dua (Final). Kelima Tim dari Kab/Kota sebagai Finalis dilakukan Unjuk Tangkas/Asah Terampil sehingga nantinya akan dipilih juara/Pemenang Asah Terampil tingkat Propinsi Sumatera Barat

Dari hasil lomba telah ditetapkan pemenang Lomba Asah Terampil dengan Surat Keputusan Tim Juri Asah Terampil sebagai berikut :

No


(16)

1 Kota Sawahlunto Juara I 2 Kota Padang Juara II 3 Kota Pariaman Juara III

4 Kota Bukittinggi Juara Harapan I 5 Kota Solok Juara Harapan II

6. Pengabdian Masyarakat

Pengadian masyarakat adalah suatu wujud bakti salah satu stake holder pembangunan peternakan dalam hal ini kita sebagai aparatur pemerintah dan Perguruan Tinggi kepada masyarakat kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1. Penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) Unggul di kawasan Agropolitan di Kelompok Tani Rambut Bumi Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Pdg. Pariaman.

2. Sosialisasi pencegahan penyakit Flu Burung melalui Bio security dengan penyemprotan Desinfektan dilaksanakan oleh Sub Dinas Keswan di salah satu Peternakan Ayam potong di Kapalo Koto Kab. Padang Pariaman

Tujuan :

 Melalui kegiatan ini diharapkan terwujudnya suatu kawasan peternakan yang ditunjang dengan ketersediaan HMT Unggul sebagai bahan pakan ternak .  Peternak dapat memahami pentingnya pencegahan

penularan penyakit Flu Burung dengan menjaga kebersihan kandang melalui penyemprotan desinfektan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan kandang

Peserta :

Penamanan HMT di kawasan dilaksanakan oleh Tim dari Fakultas Peternakan UNAND beserta Mahasiswanya sebanyak 15 orang bersama sama dengan Kelompok Tani Ternak Rambut Bumi

Penyemprotan desinfektan dilaksanakan oleh Sub Dinas Keswan bersama Direktur jenderal Peternakan, Wakil Gubernur Propinsi Sumatera Barat , dan Bupati Pdg. Pariaman.


(17)

7. Olahraga dan keakraban

Olah raga dan keakraban adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan diantara aparatur Dinas Peternakan Propinsi dan Kab/ Kota agar menumbuhkan rasa kebersamaan yang mendalam yang selama ini telah kita bina melalui kegiatan kegiatan baik dibidang kesenian maupun Olah raga dan salah satunya dilaksanakan pada Peringatan Hari Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2007. Tujuan :

Untuk menambah keakraban dan tali silaturahmi sesama aparatur Dinas Peternakan Kab/ Kota dan Propinsi se Sumatera Barat.

Sementara dilingkungan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah diadakan kegiatan Porseni antar Sub Dinas lingkup Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dari tanggal 4 s/d 8 September dengan kegiatan berupa pertandingan Tennis, Tennis Meja, Sepak Bola wanita, Domino dan Acara Kesenian.

Dari hasil kegiatan Porseni lingkup Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sebagai juara umum atau meraih peringkat juara I terbanyak untuk semua jenis kegiatan adalah Sub Dinas Program.

B. Kasi Pendidikan Dan Pelatihan

Pada Tahun 2007 Kasi Pendidikan dan Pelatihan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

1. Apresiasi Penyuluh Sub Sektor Peternakan a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Apresiasi dilaksanakan di Padang pada tanggal 25 – 27 April 2007.

b. Tujuan

 Menyamakan persepsi, visi dan kesamaan gerak dalam penyelenggaraan penyuluhan peternakan

 Mengembangkan kemampuan peguasaan teknologi dan pengetahuan sehingga searah dengan pengembangan teknologi pada system usaha agribisnis;

 Mengembangkan kewirausahaan sehingga dapat menjadi pelaku ekonomi yang handal/tangguh;

 Mengembangkan team work sumberdaya manusia dalam hal ini mencakup SDM pelaku langsung pengembangan kawasan peternakan sehingga bias mengakses kelembagaan yang ada di sub system agribisnis hulu,


(18)

sub system usaha tani (on-farm), sub system agribisnis hilir dan agribisnis pendukung.

c. Sasaran

Meningkatnya citra penyuluh sebagai tenaga professional yang melayani permintaaan dari dan sesuai dengan kepentingan masayarakat petani ternak.

d. Peserta

Peserta adalah penyuluh pertanian sub sektor peternakan yang berasal dari 16 Kabupaten/Kota dan diprioritaskan penyuluh yang langsung berada pada kawasan pengembangan peternakan

e. Hasil Kegiatan

 Penyuluh telah memahami pelaksanaan tugas pokok dan fungsi terutama membuat perencanaan, data base, melakukan koordinasi dengan komisi penyuluhan tingkat Kabupaten dan Propinsi.

 Revitalisasi penyuluhan pertanian dan pelaksanaan Undang-Undang no. 16 tahun 2006

 Pertemuan koordinasi penyuluh perlu dilakukan setiap tahun dengan difasiltasi Sub Dinas Pengembangan Dinas Peternakan Prop. Sumbar

 Sebelum terbentuknya revitalisasi penyuluh pertanian, diharapkan penyuluh tetap bekerja dan mendukung sektor peternakan yang ada dilapangan.

C. Kasi Penyebaran Dan Pengembangan

Selama Tahun 2007 Kasi Penyebaran dan Pengembangan telah melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Rapat koordinasi pengembangan kawasan integrasi lintas sektoral.

Koordinasi adalah unsur penting dalam manajemen pemerintahan yang menggambarkan sistem jaringan/hubungan kerja antar komponen pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pengembangan kawasan peternakan baik prioritas maupun terpadu dan sejauhmana peran instansi lintas sektoral dalam mewujudkan hasil workshop pengembangan tahun 2006 yang lalu maka melalui DPA SKPD Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat tahun 2007 melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral.


(19)

Kegiatan ini dilaksanakan di Ambacang Hotel Jl. Bundo Kanduang no 14-16 Padang.

Waktu Pelaksanaan :

Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 16 November 2007.

Hasil yang dicapai :

Pada acara ini telah disepakati bersama hasil rumusan rapat koordinasi pengembangan kawasan integrasi lintas sektoral sebagai berikut :

1. Penetapan kawasan harus sesuai dengan RUTR/ RDTR, RTRW dan dilanjutkan dengan penyusunan master plan kawasan oleh seluruh Stake Holder

2. Pengembangan kawasan integrasi memerlukan komitmen lintas sektoral, yang dimulai dari perencanaan (penyusunan master plan) dan dilakukan dengan pendekatan partisipatif.

3. Dalam penetapan kawasan integrasi lintas sektoral memerlukan dukungan SK Bupati/Walikota dan dikuatkan dengan SK Gubernur.

4. Dalam pengembangan kawasan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat/ peternak, budaya dan potensi yang dimiliki di wilayah tersebut.

5. Prinsip pengembangan kawasan adalah pengembangan komoditi unggulan yang didukung oleh kemampuan SDA, SDM (petugas, masyarakat/peternak), riset, teknologi serta penyediaan sarana dan prasarana dari hulu sampai hilir.

6. Dinas Kimpraswil memfasilitasi pengembangan kawasan dari segi sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan di kawasan selama 3 tahun, setelah 3 tahun dianggap sudah mandiri.

7. Fasilitas infrastruktur yang akan dibangun ataupun yang sudah dibangin oleh kimpraswil agar POKJA Kab/Kota menetapkan kelompok masyarakat atau stakeholder yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut.

8. Pengembangan kawasan lingkup Deptan (Distan, Disnak dan Disbun) disarankan integrasinya disusun secara bersama sama terutama dalam penetapan kawasan model yang terintegrasi melalui program Prima Tani.

9. Belum optimalnya peran lembaga keuangan dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk pengembangan usahanya sehingga dalam peningkatan kesejahteraan akan terkendala, diharapkan tumbuhnya LKMA di kawasan integrasi

10. Program Prima Tani merupakan salah satu program Pengembangan Kawasan yang dapat dilaksanakan secara terpadu dan perlu dukungan secara bersama dan berkesinambungan

11. Dengan telah ditetapkan kawasan integrasi diharapkan semua stakeholder (SKPD) mengalokasikan anggaran untuk mendukung terwujudnya program/ kegiatan di kawasan integrasi.


(20)

12. Kegiatan BPP Model disinergikan dengan kegiatan di kawasan integrasi

13. Diperlukan Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program integrasi lintas sektoral.

2. Monitoring, Evaluasi Pelaporan Ternak Pemerintah

Salah satu program pembangunan peternakan dalam menunjang pengembangan kawasan yang telah dilakukan selama ini hádala penyebaran ternak yang telah dilaksanakan melalui proyek-proyek baik lingkup Departemen Pertanian maupun Departemen lainnya seperti Departemen Transmigrasi, Departemen Koperasi dan UKM dan lain-lain dengan menggunakan dana pemerintah maupun dana bantuan luar negeri.

Semenjak otonomi daerah pengelolaan ternak pemerintah menjadi tanggungjawab Kabupaten/ Kota. Sampai Sekarang ternak pemerintah masih merupakan asset pemerintah yang perla dikembangkan, dimonitoring dan dievaluasi perkembangannya, Namun Belum dievaluasi baik pelaksanaan maupun perkembangannya. Maka pada tahun 2007 dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Penyebaran Ternak melalui BPLM di Kabupaten/ Kota.

Lokasi :

Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten/Kota dan di Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

Waktu :

Kegiatan dilaksanakan pada Triwulan II s/d IV dan di Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 29 Oktober 2007.

Hasil :

a. Ternak BPLM (Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat) adalah pola penerapan pemberdayaan petani, dengan bantuan ini dapat meningkatkan skala kepemilikan ternaknya dimana kelompok dapat menentukan sendiri pengembangan usaha yang dilakukannya mulai dari jumlah ternak yang akaqn dikelola, sistem budidaya yang akan dilakukan, sistem perguliran ternak di kelompok tani.

b. Penyebaran ternak pola BPLM dapat memperkuat modal usaha kelompok dalam pengembangan usaha agribisnis dan ketahanan pangan, dapat meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok, mendorong berkembangnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM), dan dapat memantapkan proses pembelajaran peternak menuju kemandirian.


(21)

c. Tahap pelaksanaan BPLM dilakukan mulai dari sosialisasi program yang bertujuan untuk menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas dan meningkatkan minat dan motivasikelompok dalam membangun serta menjelaskan hak, kewajiban dan sanksi bagi kelompok sasaran.

d. Lokasi yang mendapatkan dana BPLM merupakan kelompok/ lokasi yang diarahkan untuk terbentuknya kawasan usaha dengan comoditas yang diunggulkandan mempunyai potensi untuk dikembangkan dari segi sosial dan ekonomi masyarakat. e. Kelompok tani yang mendapatkan dana BPLM adalah

kelompok yang sudah berpengalaman dalam keterampilan/kemampuan pembibitan dan budidaya ternak.

3. Dukungan Pengembangan

Kawasan Agropolitan

Kebijaksanaan Pembangunan Peternakan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak melalui pengembangan wilayah dan pengelolaan sumberdaya secara optimal. Untuk itu sentra peternakan yang sudah ada baik kawasan prioritas maupun kawasan terpadu perla ditingkatkan pemanfaatannya.

Pengembangan kawasan berwawasan agribisnis dilaksanakan secara inklusif dengan pembangunan daerah yang melibatkan seluruh Dinas lintas sektoral dan Departemen. Salah satu pembentukan kawasan yang memenuhi kriteria pembangunan pertanian berwawasan agribisnis hádala pengembangan kawasan Agropolitan.

Pengembangan Kawasan Agropolitan di Sumatera Barat telah dimulai Sejas tahun 2002 dan sampai saat ini telah terbentuk7 (tujuh) Kawasan Agropolitan dimana 5 (lima) diantaranya menjadikan ternak sebagai komoditi unggulannya.

Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini hádala untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan telah dilaksanakan oleh Kab/ Kota serta potensi yang dimiliki sebagai penunjang pengembangan kawasan tersebut.

Sasaran

Pembinaan Kawasan Agropolitan ini mempunyai sasaran agar tersedianya laporan atau dokumen sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan sekanjutnya.

Lokasi

Pembinaan Kawasan Agropolitan ini dilaksanakan pada 7 (tujuh) kawasan Agropolitan yaitu :


(22)

1. Kawasan Agropolitan di Kec. IV Angkek Canduang Kab. Agam 2. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Mungka Kab. 50 Kota

3. Kawasan Agropolitan di Kecamatan VII Koto Kab. Padang Pariaman

4. Kawasan Agropolitan di Kecamatan X Koto Kab. Tanah Datar 5. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Lembah Gumanti, Kec.

Danau Kembar Kab. Solok

6. Kawasan Aropolitan di Kecamatan Sutera, Ranah Pasisia, Lengayang, Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan 7. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Sitiung Kab. Dharmasraya Waktu Pelaksanaan :

Kegiatan berupa pembinaan ke kawasan Agropolitan dilaksanakan mulai dari triwulan I s/d IV

Hasil :

dari tujuh kabupaten sebagai kawasan agropolitan, lima diantaranya memilih core bisnis sesuai potensi baik SDM maupun SDA nya berbasis peternakan yaitu :

 Kabupaten Agam (Kec. IV Angkek, dan Canduang)

 Kabupaten Pesisir Selatan (Kec. LSB, Lengayang, Sutera dan Ranah Pasisia)

 Kabupaten Padang Pariaman (Kec. VII Koto Sei Sariak)  Kabupaten Lima Puluh Kota (Kec. Mungka,

Payakumbuh, Guguak, Suliki dan Gunuang Omeh)

 Kabupaten Dharmasraya di Kecamatan Sitiung Komoditi Sapi Potong. Kawasan Agropolitan Kabupaten Dharmasraya telah ditetapkan dengan SK Bupati Nomor. 189.1/151/KPTS-BUP-2007 tanggal 20 Juli 2007 yaitu Jorong Gunung Medan Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung.


(1)

7. Olahraga dan keakraban

Olah raga dan keakraban adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan diantara aparatur Dinas Peternakan Propinsi dan Kab/ Kota agar menumbuhkan rasa kebersamaan yang mendalam yang selama ini telah kita bina melalui kegiatan kegiatan baik dibidang kesenian maupun Olah raga dan salah satunya dilaksanakan pada Peringatan Hari Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2007.

Tujuan :

Untuk menambah keakraban dan tali silaturahmi sesama aparatur Dinas Peternakan Kab/ Kota dan Propinsi se Sumatera Barat.

Sementara dilingkungan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah diadakan kegiatan Porseni antar Sub Dinas lingkup Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dari tanggal 4 s/d 8 September dengan kegiatan berupa pertandingan Tennis, Tennis Meja, Sepak Bola wanita, Domino dan Acara Kesenian.

Dari hasil kegiatan Porseni lingkup Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sebagai juara umum atau meraih peringkat juara I terbanyak untuk semua jenis kegiatan adalah Sub Dinas Program.

B. Kasi Pendidikan Dan Pelatihan

Pada Tahun 2007 Kasi Pendidikan dan Pelatihan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

1. Apresiasi Penyuluh Sub Sektor Peternakan a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Apresiasi dilaksanakan di Padang pada tanggal 25 – 27 April 2007.

b. Tujuan

 Menyamakan persepsi, visi dan kesamaan gerak dalam penyelenggaraan penyuluhan peternakan

 Mengembangkan kemampuan peguasaan teknologi dan pengetahuan sehingga searah dengan pengembangan teknologi pada system usaha agribisnis;

 Mengembangkan kewirausahaan sehingga dapat menjadi pelaku ekonomi yang handal/tangguh;

 Mengembangkan team work sumberdaya manusia dalam hal ini mencakup SDM pelaku langsung pengembangan kawasan peternakan sehingga bias mengakses kelembagaan yang ada di sub system agribisnis hulu,


(2)

sub system usaha tani (on-farm), sub system agribisnis hilir dan agribisnis pendukung.

c. Sasaran

Meningkatnya citra penyuluh sebagai tenaga professional yang melayani permintaaan dari dan sesuai dengan kepentingan masayarakat petani ternak.

d. Peserta

Peserta adalah penyuluh pertanian sub sektor peternakan yang berasal dari 16 Kabupaten/Kota dan diprioritaskan penyuluh yang langsung berada pada kawasan pengembangan peternakan

e. Hasil Kegiatan

 Penyuluh telah memahami pelaksanaan tugas pokok dan fungsi terutama membuat perencanaan, data base, melakukan koordinasi dengan komisi penyuluhan tingkat Kabupaten dan Propinsi.

 Revitalisasi penyuluhan pertanian dan pelaksanaan Undang-Undang no. 16 tahun 2006

 Pertemuan koordinasi penyuluh perlu dilakukan setiap tahun dengan difasiltasi Sub Dinas Pengembangan Dinas Peternakan Prop. Sumbar

 Sebelum terbentuknya revitalisasi penyuluh pertanian, diharapkan penyuluh tetap bekerja dan mendukung sektor peternakan yang ada dilapangan.

C. Kasi Penyebaran Dan Pengembangan

Selama Tahun 2007 Kasi Penyebaran dan Pengembangan telah melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Rapat koordinasi pengembangan kawasan integrasi lintas sektoral.

Koordinasi adalah unsur penting dalam manajemen pemerintahan yang menggambarkan sistem jaringan/hubungan kerja antar komponen pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pengembangan kawasan peternakan baik prioritas maupun terpadu dan sejauhmana peran instansi lintas sektoral dalam mewujudkan hasil workshop pengembangan tahun 2006 yang lalu maka melalui DPA SKPD Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat tahun 2007 melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral.


(3)

Kegiatan ini dilaksanakan di Ambacang Hotel Jl. Bundo Kanduang no 14-16 Padang.

Waktu Pelaksanaan :

Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 16 November 2007.

Hasil yang dicapai :

Pada acara ini telah disepakati bersama hasil rumusan rapat koordinasi pengembangan kawasan integrasi lintas sektoral sebagai berikut :

1. Penetapan kawasan harus sesuai dengan RUTR/ RDTR, RTRW dan dilanjutkan dengan penyusunan master plan kawasan oleh seluruh Stake Holder

2. Pengembangan kawasan integrasi memerlukan komitmen lintas sektoral, yang dimulai dari perencanaan (penyusunan master plan) dan dilakukan dengan pendekatan partisipatif.

3. Dalam penetapan kawasan integrasi lintas sektoral memerlukan dukungan SK Bupati/Walikota dan dikuatkan dengan SK Gubernur.

4. Dalam pengembangan kawasan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat/ peternak, budaya dan potensi yang dimiliki di wilayah tersebut.

5. Prinsip pengembangan kawasan adalah pengembangan komoditi unggulan yang didukung oleh kemampuan SDA, SDM (petugas, masyarakat/peternak), riset, teknologi serta penyediaan sarana dan prasarana dari hulu sampai hilir.

6. Dinas Kimpraswil memfasilitasi pengembangan kawasan dari segi sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan di kawasan selama 3 tahun, setelah 3 tahun dianggap sudah mandiri.

7. Fasilitas infrastruktur yang akan dibangun ataupun yang sudah dibangin oleh kimpraswil agar POKJA Kab/Kota menetapkan kelompok masyarakat atau stakeholder yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut.

8. Pengembangan kawasan lingkup Deptan (Distan, Disnak dan Disbun) disarankan integrasinya disusun secara bersama sama terutama dalam penetapan kawasan model yang terintegrasi melalui program Prima Tani.

9. Belum optimalnya peran lembaga keuangan dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk pengembangan usahanya sehingga dalam peningkatan kesejahteraan akan terkendala, diharapkan tumbuhnya LKMA di kawasan integrasi

10. Program Prima Tani merupakan salah satu program Pengembangan Kawasan yang dapat dilaksanakan secara terpadu dan perlu dukungan secara bersama dan berkesinambungan

11. Dengan telah ditetapkan kawasan integrasi diharapkan semua stakeholder (SKPD) mengalokasikan anggaran untuk mendukung terwujudnya program/ kegiatan di kawasan integrasi.


(4)

12. Kegiatan BPP Model disinergikan dengan kegiatan di kawasan integrasi

13. Diperlukan Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program integrasi lintas sektoral.

2. Monitoring, Evaluasi Pelaporan Ternak Pemerintah

Salah satu program pembangunan peternakan dalam menunjang pengembangan kawasan yang telah dilakukan selama ini hádala penyebaran ternak yang telah dilaksanakan melalui proyek-proyek baik lingkup Departemen Pertanian maupun Departemen lainnya seperti Departemen Transmigrasi, Departemen Koperasi dan UKM dan lain-lain dengan menggunakan dana pemerintah maupun dana bantuan luar negeri.

Semenjak otonomi daerah pengelolaan ternak pemerintah menjadi tanggungjawab Kabupaten/ Kota. Sampai Sekarang ternak pemerintah masih merupakan asset pemerintah yang perla dikembangkan, dimonitoring dan dievaluasi perkembangannya, Namun Belum dievaluasi baik pelaksanaan maupun perkembangannya. Maka pada tahun 2007 dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Penyebaran Ternak melalui BPLM di Kabupaten/ Kota.

Lokasi :

Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten/Kota dan di Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

Waktu :

Kegiatan dilaksanakan pada Triwulan II s/d IV dan di Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 29 Oktober 2007.

Hasil :

a. Ternak BPLM (Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat) adalah pola penerapan pemberdayaan petani, dengan bantuan ini dapat meningkatkan skala kepemilikan ternaknya dimana kelompok dapat menentukan sendiri pengembangan usaha yang dilakukannya mulai dari jumlah ternak yang akaqn dikelola, sistem budidaya yang akan dilakukan, sistem perguliran ternak di kelompok tani.

b. Penyebaran ternak pola BPLM dapat memperkuat modal usaha kelompok dalam pengembangan usaha agribisnis dan ketahanan pangan, dapat meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok, mendorong berkembangnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM), dan dapat memantapkan proses pembelajaran peternak menuju kemandirian.


(5)

c. Tahap pelaksanaan BPLM dilakukan mulai dari sosialisasi program yang bertujuan untuk menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas dan meningkatkan minat dan motivasikelompok dalam membangun serta menjelaskan hak, kewajiban dan sanksi bagi kelompok sasaran.

d. Lokasi yang mendapatkan dana BPLM merupakan kelompok/ lokasi yang diarahkan untuk terbentuknya kawasan usaha dengan comoditas yang diunggulkandan mempunyai potensi untuk dikembangkan dari segi sosial dan ekonomi masyarakat. e. Kelompok tani yang mendapatkan dana BPLM adalah

kelompok yang sudah berpengalaman dalam keterampilan/kemampuan pembibitan dan budidaya ternak.

3. Dukungan Pengembangan

Kawasan Agropolitan

Kebijaksanaan Pembangunan Peternakan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak melalui pengembangan wilayah dan pengelolaan sumberdaya secara optimal. Untuk itu sentra peternakan yang sudah ada baik kawasan prioritas maupun kawasan terpadu perla ditingkatkan pemanfaatannya.

Pengembangan kawasan berwawasan agribisnis dilaksanakan secara inklusif dengan pembangunan daerah yang melibatkan seluruh Dinas lintas sektoral dan Departemen. Salah satu pembentukan kawasan yang memenuhi kriteria pembangunan pertanian berwawasan agribisnis hádala pengembangan kawasan Agropolitan.

Pengembangan Kawasan Agropolitan di Sumatera Barat telah dimulai Sejas tahun 2002 dan sampai saat ini telah terbentuk7 (tujuh) Kawasan Agropolitan dimana 5 (lima) diantaranya menjadikan ternak sebagai komoditi unggulannya.

Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini hádala untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan telah dilaksanakan oleh Kab/ Kota serta potensi yang dimiliki sebagai penunjang pengembangan kawasan tersebut.

Sasaran

Pembinaan Kawasan Agropolitan ini mempunyai sasaran agar tersedianya laporan atau dokumen sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan sekanjutnya.

Lokasi

Pembinaan Kawasan Agropolitan ini dilaksanakan pada 7 (tujuh) kawasan Agropolitan yaitu :


(6)

1. Kawasan Agropolitan di Kec. IV Angkek Canduang Kab. Agam 2. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Mungka Kab. 50 Kota

3. Kawasan Agropolitan di Kecamatan VII Koto Kab. Padang Pariaman

4. Kawasan Agropolitan di Kecamatan X Koto Kab. Tanah Datar 5. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Lembah Gumanti, Kec.

Danau Kembar Kab. Solok

6. Kawasan Aropolitan di Kecamatan Sutera, Ranah Pasisia, Lengayang, Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan 7. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Sitiung Kab. Dharmasraya

Waktu Pelaksanaan :

Kegiatan berupa pembinaan ke kawasan Agropolitan dilaksanakan mulai dari triwulan I s/d IV

Hasil :

dari tujuh kabupaten sebagai kawasan agropolitan, lima diantaranya memilih core bisnis sesuai potensi baik SDM maupun SDA nya berbasis peternakan yaitu :

 Kabupaten Agam (Kec. IV Angkek, dan Canduang)

 Kabupaten Pesisir Selatan (Kec. LSB, Lengayang, Sutera dan Ranah Pasisia)

 Kabupaten Padang Pariaman (Kec. VII Koto Sei Sariak)  Kabupaten Lima Puluh Kota (Kec. Mungka,

Payakumbuh, Guguak, Suliki dan Gunuang Omeh)

 Kabupaten Dharmasraya di Kecamatan Sitiung Komoditi Sapi Potong. Kawasan Agropolitan Kabupaten Dharmasraya telah ditetapkan dengan SK Bupati Nomor. 189.1/151/KPTS-BUP-2007 tanggal 20 Juli 2007 yaitu Jorong Gunung Medan Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung.