55
1987 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3327 sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5077;
3. Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076;
4. Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258;
5 Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3258 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2010 tentang
Pelaksaan Kitab Undang
– Undang Hukum Acara Pidana Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5145
Memperhatikan :
Pasal 79 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Lembaran Negara Republik 1985 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316 Indonesia sebagaimana telah diubah dua kali dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang - Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung Republik Indonesia Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4958;
MEMUTUSKAN Menetapkan
: PERATURAN MAHKAMAH AGUNG TENTANG HUKUM ACARA
PRAPERADILAN
Bab I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Mahkamah Agung ini, yang dimaksud dengan : 1
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur oleh Undang Undang No 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258 dan peraturan ini;
2 Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili; 3
Permohonan adalah Permohonan PraPeradilan yang diajukan oleh Tersangka danatau keluarganya atau yang diajukan oleh Penasihat Hukum Tersangka danatau Pihak Ketiga yang
56
Berkepentingan ke Pengadilan; 4
Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara permohonan Praperadilan berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan
dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam peraturan ini; 5
Putusan Praperadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan, sah atau tidaknya
penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan, dan permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya
atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam peraturan ini;
6 Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang No 18 Tahun 2003 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4288;
7 Penasihat hukum adalah seorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh Undang
– Undang Advokat atau Undang
– Undang Bantuan Hukum untuk memberikan layanan hukum berupa jasa hukum atau bantuan hukum;
8 Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana; 9
Penyidik adalah Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu atau pejabat lain tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
untuk melakukan penyidikan; 10
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya; 11
Penuntut umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim;
12 Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan
negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang Pengadilan;
13 Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan
tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur oleh Undang Undang;
14 Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau
penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur oleh Undang Undang;
15 Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di
bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan;
16 Penggeledahan badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau
pakaian tersangka untuk mencari benda yang didup keras ada pada badannya atau dibawanya serta, untuk disita;
17 Ganti kerugian adalah hak seorang untuk mendapat pemenuhan atas tuntutannya yang berupa
imbalan sejumlah uang karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan tindakan lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya
atau hukum yang diterapkan atau karena perkaranya tidak diajukan ke pengadilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam peraturan ini
18 Rehabilitasi adalah hak seorang untuk mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan,
kedudukan dan harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan karena ditangkap, ditahan, dituntut yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam peraturan ini;
57
19 Upaya Paksa adalah upaya penangkapan danatau penahanan danatau penyitaan danatau
penggeledahan yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang dan dilakukan menurut ketentuan undang
– undang 20
Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang diberikan wewenang oleh Undang – Undang untuk
melakukan satu atau lebih upaya paksa danatau melakukan penghentian penyidikan dan atau penghentian penuntutan
21 Penghentian secara diam
– diam adalah dalam hal perkara tidak dilanjutkan prosesnya tanpa melalui prosedur penghentian yang diatur dalam KUHAP selama kurun waktu lebih dari 3 tahun
sejak diterbitkannya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan 22
Hari adalah hari kalender 23
Satu hari adalah 24 jam 24
Satu bulan adalah 30 hari
BAB II RUANG LINGKUP BERLAKUNYA PERATURAN