terjadi karena kesalahan pada meiosis maupun pada mitosis Warianto, 2011.
2.4.2 Mutagen
Mutagen yaitu agen yang dapat menyebakan terjadinya mutasi dalam sel Postlethwait, et al., 2006. Agen mutagen tersebut dapat berupa mutagen
alami maupun mutagen buatan Stansfield, et al., 2003. Mutagen yang pertama kali ditemukan yaitu gas mustard yang dikenal sebagai agen pengalkilasi
Gardner, et al., 1984. Mutagen dibagi 3, yaitu: a.
Mutagen bahan kimia seperti kolkisin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan
dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. b.
Mutagen bahan fisika, seperti sinar ultraviolet maupun sinar radio aktif. Sinar ultra violet dapat menyebabkan kanker kulit.
c. Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakteri dapat menyebabkan
terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebakan terjadinya mutasi adalah DNA-nya Pegala, 2010.
2.5 Metode Mikronukleus
Mikronukleus adalah nukleus kecil yang merupakan materi nukleus DNA, ukurannya kecil apabila dibandingkan dengan nukleusnya. Kriteria
mikronukleus adalah diameter kurang dari 15 diameter nukleus, lokasinya didalam sitoplasma, tidak ada kontak dengan nukleus dan intensitas pewarnaan
sama dengan nukleus.
Universitas Sumatera Utara
Metode mikronukleus digunakan sebagai indikator untuk kerusakan kromosom. Kebanyakan sel yang terinduksi oleh mutagen hanya mengandung
1-2 mikronukleus persentasenya 90-100, sedangkan sel dengan 3-4 mikronukleus persentasenya 0-10 Lusiyanti, dkk., 2011. Metode
mikronukleus mudah dipelajari dan waktu yang diperlukan untuk mengamatinya singkat.
Pada mikronukleus, umumnya digunakan sumsum tulang hewan pengerat, karena:
a. Hewan pengerat sering digunakan sebagai model untuk respons biologis
manusia. Ukuran tubuh yang kecil memudahkan dalam penanganan, sehingga sering digunakan dalam percobaan in vivo.
b. Sumsum tulang mudah diambil, kemudian dihapuskan di slide dan
diwarnai. Tidak ada kultur jaringan, dan slide dapat segera diamati. Di sumsum tulang juga banyak ditemukan eritrosit sehingga mempermudah
pengamatan dan meningkatkan keakuratan. c.
Pembentukan eritrosit di sumsum tulang berlangsung terus-menerus, dan sensitif terhadap efek dari mutagen.
Penggunaan sumsum tulang pada pengujian toksisitas genetik telah divalidasi. Pedoman mengenai metode mikronukleus yang telah diterbitkan
menunjukkan bahwa sumsum tulang mencerminkan kerusakan kromosom Tardiff, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Monosodium Glutamat MSG
MSG adalah garam natrium dari asam glutamat glutamic acid. MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh dunia sebagai penambah rasa makanan
dalam bentuk L-glutamic acid, karena penambahan MSG akan membuat rasa makanan menjadi lebih lezat. Masyarakat Indonesia rata-rata mengkonsumsi
MSG sekitar 0,6 gkg BB Prawirohardjono, dkk., 2000. Asam Glutamat adalah asam amino yang terdapat paling banyak pada
cairan otak dan sumsum tulang belakang yang bekerja sebagai neurotransmitter. Asam glutamat merupakan komponen asam folat dan GTF
faktor toleransi glukosa dan merupakan precursor dari GABA gamma-amino butyric acid. Sehingga efek penggunaan dalam dosis tiggi dapat menyebabkan
sakit kepala, mual dan muka menjadi merah Tan dan Rahardja, 2002. Penelitian dengan pemberian MSG 4 gkg BB secara intraperitonial
pada tikus yang baru lahir selama 2 hari sampai usia 10 hari memperlihatkan terjadinya hiperleptinemia, hiperadiposit, peningkatan kadar kortikosteron dan
penurunan berat testis serta penurunan kadar LH dan FSH Miskowiak, 1993.
MSG adalah asam amino yang mempengaruhi pada hampir setiap sistem utama organ dalam tubuh. Reseptor glutamat memicu tanggapan yang
berbeda dan bisa lebih dirangsang untuk menyebabkan kematian sel dan masalah sistemik lainnya. Selama tiga puluh tahun, para ilmuwan dan peneliti
telah menggunakan MSG dalam percobaan mereka untuk sengaja menciptakan obesitas dan pra-diabetes subjek tes, memicu serangan epilepsi, membuat
stroke iskemik, dan menghancurkan jaringan sel di vivo dan in vitro. Jumlah
Universitas Sumatera Utara
penelitian yang menggunakan MSG menyebabkan efek negatif diterbitkan dalam berbagai medis dan jurnal ilmiah Bellisle, dkk., 2000.
Menurut Blaylock 1997, penulis buku Excitotoxins The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat
mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit
parkinson, autisme serta ADD attention deficit disorder. MSG juga meningkatkan resiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika
konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblok, secara dramatis pertumbuhan kanker diperlambat. Para
peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional,
seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara
signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat antikanker.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian yaitu penyiapan sampel, pembuatan larutan pereaksi, skrining
fitokimia, karakteristik simplisia, pembuatan ekstrak etanol rimpang lengkuas merah, penyiapan hewan uji, pengujian efek antimutagenik pada mencit, dan
pengolahan data. Data hasil penelitian dianalisis secara ANOVA analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey meggunakan program
SPSS Statistical Product and Service Solution versi 18.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, aluminium foil, blender, lemari pengering, oven listrik, neraca
digital, seperangkat alat destilasi penetapan kadar air, desikator, stopwatch, mortir dan stamfer, rotary evaporator, freeze dryer, neraca hewan, spuit ukuran
1 ml, oral sonde, alat bedah, mikroskop, sentrifugator, politube, mikrotube,
kamera digital MDCE-5A dan papan fibrasi mencit. 3.1.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah yaitu rimpang lengkuas merah, monosodium glutamat, makanan hewan berupa pelet, dan bahan kimia
berkualitas pro analisis seperti, asam asetat anhidrat, asam klorida pekat, asam
Universitas Sumatera Utara