triterpenoid. Golongan ini dikenal sebagai kelompok utama pada tanaman sebagai penyususn minyak atsiri Wills dan Stuart, 2001.
4.3 Hasil Pengujian Efek Antimutagenik
Pengujian efek antimutagenik ekstrak etanol rimpang lengkuas merah pada penelitian ini dilakukan secara in vivo pada mencit jantan dengan metode
mikronukleus menggunakan MSG 5460 mgkg BB yang diberikan secara intraperitonial sebagai penginduksi mutagen. Metode mikronukleus ini
digunakan untuk melihat pengaruh ekstrak terhadap penghambatan pembentukan sel mikronukleus. Aktivitas antimutagenik ditunjukkan oleh
adanya penurunan jumlah mikronukleus dalam setiap 200 sel eritrosit
polikromatik pada preparat apusan sumsum tulang femur mencit.
Secara teoritis mikronukleus merupakan kromatin sitoplasmik yang tampak sebagai inti kecil terbentuk dari patahan kromosom yang diasingkan
dari inti nukleus pada tahap anafase pembelahan sel. Setelah mencapai tahap telofase, elemen sentris menjadi inti sel anak, sedang fragmen kromosom yang
tertinggal tetap berada pada sitoplasma membentuk inti kecil yang disebut mironukleus. Zat asing bersifat mutagen seperti MSG, berpengaruh pada
proses pembelahan sel. Kanker berawal dari kelainan gen yaitu pada kromosom. Terjadinya kerusakan kromosom yang mengarah ke kanker, dapat
termanifestasikan sebagai terbentuknya mikronukleus Sumpena, dkk., 2009. Gambar pengamatan sel pada apusan sumsum tulang femur mencit
pada mikroskop cahaya dengan pewarna Giemsa dan perbesaran 400 x dapat dilihat pada Gambar 4.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Sel-sel yang diamati pada apusan sumsum tulang femur mencit
Keterangan gambar : A: Sel eritrosit polikromatik tidak bermikronukleus
B: Sel eritrosit polikromatik bermikronukleus Metode mikronukleus adalah metode yang sederhana dengan melihat
sel eritrosit polikromatik di sumsum tulang. Sel eritrosit berasal dari sel induk sumsum tulang yang diproduksi secara terus menerus, konstan sehingga
merupakan tipe sel yang ideal untuk mikronukleus. Mikronukleus merupakan konsekuensi dari terjadinya kerusakan di sel induk, dimana mikronukleus akan
tetap berada di dalam sel, sehingga sangat mudah diamati di mikroskop Sofyan, dkk., 2005.
Jumlah mikronukleus sel-sel eritosit polikromatik pada kelompok kontrol positif diinduksi MSG memberikan hasil yang paling banyak
dibandingkan dengan empat perlakuan lainnya. Grafik jumlah rata-rata jumlah mikronukleus dalam kelompok perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.3
A B
B B
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran jumlah rata-rata mikronukleus pada 200
sel eritrosit polikromatik Keterangan:
1. Pemberian CMC 5 mgmencit kontrol normal
2. Diinduksi dengan MSG 5460 mgkg BB, kemudian diberikan
CMC 5 mgmencit kontrol positif 3.
Diinduksi dengan MSG 5460 mgkg BB, kemudian diberikan EERLM dosis 200 mgkg BB perlakuan
4. Diinduksi dengan MSG 5460 mgkg BB, kemudian diberikan
EERLM dosis 400 mgkg BB perlakuan 5.
Diinduksi dengan MSG 5460 mgkg BB, kemudian diberikan EERLM dosis 800 mgkg BB perlakuan
EERLM = Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa penurunan jumlah
mikronukleus sel eritrosit polikromatik berkurang seiring dengan meningkatnya dosis EERLM yang diberikan. Pemberian EERLM dosis 800
mgkg BB memberikan efek penurunan jumlah mikronukleus yang paling kuat karena dalam hasil analisis Post Hoc Tukey menunjukkan bahwa pemberian
CMC 5 mgkg BB dan pemberian EERLM 800 mgkg BB terdapat dalam satu kolom yang sama, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik jumlah mikronukleusnya dengan pemberian CMC 5 mgmencit. Hasil analisis Post Hoc Tukey menggunakan SPSS 18
50 100
150 200
250
1 2
3 4
5
Ju m
la h
s el
m ik
ro n
u k
leu s
Perlakuan 72
246,4 151,6
120,8 91,4
Universitas Sumatera Utara
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
4 Kontrol normal
EERLM : 800 mgkg BB EERLM : 400 mgkg BB
EERLM : 200 mgkg BB Kontrol positif
Sig. 5
5 5
5 5
72.00 91.40
.074 120.80
1.000 151.60
1.000 246.40
1.000 Keterangan: EERLM = Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah
Hasil uji analisis menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang lengkuas merah berpotensi sebagai antimutagenik, karena pemberian EERLM pada dosis
800 mgkg BB mampu menurunkan jumlah mikronukleus secara signifikan dibanding dengan penginduksi dan penurunan jumlah mikronukleus tersebut
bisa mendekati jumlah mikronukleus pada pemberian CMC 5 mgmencit. Penurunan jumlah mikronukleus terkait dengan adanya senyawa
flavonoid yang merupakan golongan fenolik terbesar dan terpenoid. Komponan flavanoid terdapat pada lengkuas adalah kuersetin. Senyawa bioaktif lainnya
adalah terpenoid Wills dan Stuart, 2001 dan Asetoksi Chavikol Asetat yang mampu menghambat enzim xhantin oksidase Anonim
b
, 2008. Potensi flavonoid sebagai antioksidan yang mempunyai kemampuan melindungi sel
dari kerusakan akibat aktivitas radikal bebas Buchler dan Miranda, 2000. Pada penelitian terdahulu Riska
2013, dengan pemberian monosodium glutamat MSG dengan dosis 9 ghari pada mencit jantan dapat
menyebabkan pembentukan mikronukleus jumlahnya 278 dalam 200 sel pada sel darah merah sumsum tulang femur mencit.
Menurut Blaylock 1997, penulis buku Excitotoxins The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat
Universitas Sumatera Utara
mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit
parkinson, autisme serta ADD attention deficit disorder. MSG juga meningkatkan resiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika
konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblok, secara dramatis pertumbuhan kanker diperlambat. Para
peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional,
seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat antikanker.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN