Penyiapan hewan percobaan Penyiapan suspensi CMC 1 Penyiapan suspensi ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah EERLM Penyiapan larutan monosodium glutamat MSG 20 Pembuatan serum darah sapi SDS Pengujian aktivitas antimutagenik pada mencit penelitian

pengujian pada mencit, pembuatan preparat apusan sumsum tulang femur dan pengamatan apusan pada mikroskop.

3.8.1 Penyiapan hewan percobaan

Hewan yang digunakan adalah mencit dengan berat 25-35 g dibagi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Sebelum digunakan sebagai hewan percobaan, semua mencit dipelihara terlebih dahulu selama kurang lebih satu minggu untuk menyesuaikan lingkungan, mengontrol kesehatan dan berat badan serta menyeragamkan makanannya Kusmardi dan Enif, 2007.

3.8.2 Penyiapan suspensi CMC 1

Pembuatan suspensi CMC 1 bv dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 1 g CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 20 ml. Didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh masa yang transparan, digerus hingga berbentuk gel dan diencerkan dengan sedikit air, kemudian dituang ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambah air suling sampai batas tanda.

3.8.3 Penyiapan suspensi ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah EERLM

Pembuatan suspensi EERLM dilakukan dengan cara berikut: sebanyak 3 g EERLM dimasukkan kedalam lumpang. Ditambahakn CMC 1, kemudian digerus sampai homgen. Dituangkan kedalam labu tentukur 100 ml, dan dicukupkan sampai batas tanda. Maka diperoleh suspensi EERLM 3. Universitas Sumatera Utara

3.8.4 Penyiapan larutan monosodium glutamat MSG 20

Pembuatan larutan MSG dilakukan dengan cara sebagai berikut: ditimbang 20 g MSG kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml. Dilarutkan dengan aquadest sampai batas tanda.

3.8.5 Pembuatan serum darah sapi SDS

Serum diperoleh dari darah sapi segar. Darah ditampung langsung menggunakan vakum tube saat penyembelihan hewan. Vakum tube ditutup dan didiamkan lebih kurang 30 menit, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit. Diambil cairan yang berwarna bening kekuning-kuningan bagian atas yang merupakan serumnya.

3.8.6 Pengujian aktivitas antimutagenik pada mencit penelitian

Pengujian aktivitas antimutagenik dilakukan dengan cara uji mikronukleus dengan modifikasi. Hewan percobaan dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor hewan percobaan. Kelompok tersebut adalah: Kelompok I: Kontrol normal, diberikan suspensi CMC 5 mgmencit secara oral, selama 21 hari. Kelompok II: Kontrol positif, diinduksi dengan MSG monosodium glutamat dengan dosis 5460 mgkg BB selama 14 hari secara intraperitonial dan hari kelimabelas diberikan suspensi CMC 5 mgmencit secara oral selama tujuh hari. Kelompok III: Perlakuan, diinduksi dengan MSG monosodium glutamat dengan dosis 5460 mgkg BB selama 14 hari secara Universitas Sumatera Utara intraperitonial dan hari kelimabelas diberikan suspensi EERLM dengan dosis 200 mgkg BB secara oral selama tujuh hari. Kelompok IV : Perlakuan, diinduksi dengan MSG monosodium glutamat dengan dosis 5460 mgkg BB selama 14 hari secara intraperitonial dan hari kelimabelas diberikan suspensi EERLM dengan dosis 400 mgkg BB secara oral selama tujuh hari. Kelompok V : Perlakuan, diinduksi dengan MSG monosodium glutamat dengan dosis 5460 mgkg BB selama 14 hari secara intraperitonial dan hari kelimabelas diberikan suspensi EERLM dengan dosis 800 mgkg BB secara oral selama tujuh hari. Hari ke 22 pemberian EERLM, semua mencit penelitian dibunuh dengan cara dislokasi leher dan diambil sumsum tulang femurnya dengan cara diaspirasi menggunakan spuit yang berisi SDS sebanyak 0,3 ml dan ditampung di dalam mikrotube.

3.8.7 Pembuatan preparat apusan sumsum tulang femur