di 42 KabupatenKota dan 5 Provinsi di Indonesia
58
a o
K m
kesehatan.  Sementara  dana  diskresioner  merupakan  sumber  dana  yang  diperoleh  dari  DAU,  PAD,  Dana Bagi  Hasil  yang  peruntukannya  dapat  ditentukan  sendiri  oleh  daerah  melalui  proses  perencanaan  dan
penganggaran.   Struktur   belanja  langsung   di  beberapa   daerah   secara rata‐rata  menunjukkan  adanya
penurunan peran dari transfer khusus tersebut dalam BL Dinkes dan RS.
Grafik 7.9 Kontribusi Transfer Khusus Kesehatan Pemerintah Pusat terhadap BL Dinkes dan RS
100 90
80 70
60 50
16 18
12 12
13 14
13 12
40 30
20 10
84 82
88 88
87 86
87 88
2007 2008
2009 2010
2007 2008
2009 2010
Kabupaten Kota
Dana Diskresioner Dana Transfer Khusus  esehatan dari Pemerintah Pusat
Sumber : Diolah oleh Tim LBS dari Realisasi A PBD
‐ , dan APBD 2010 dari berbagai daerah. Catatan: Transfer Khusus Kesehatan merupakan istilah
yang digunakan untuk merujuk pada belanja program yang berasal dari DAK, Dana Penyesuaian, dll yang bersifat khusus dan ditentukan peruntukannya oleh Pemerintah Pusat.
7.3  Belanja Program dalam Belanja Langsung Dinkes dan RS
Secara umum, lebih dari 90 persen belanja langsung Dinas Kesehatan dan RS dialokasikan program administrasi dan aparatur, serta program wajib kesehatan yang bersifat kuratif. Meskipun dalam tiga
tahun  terakhir  belanja  untuk  program  administrasi  dan  aparatur  di  Dinkes  dan  RS  secara  rata ‐rata
mengalami  penurunan,  namun  proporsi  belanja  program  tersebut  masih  diatas  15.  Sementara  itu, belanja  untuk  program  urusan  wajib  kesehatan,  meskipun  mengalami  kenaikan,  namun  secara  ra
ta‐rata masih kurang dari 85. Dari 85 belanja langsung Dinkes dan RS yang diperuntuk bagi program urusan
wajib  kesehatan,  sebagian  besar  diantaranya  digunakan  untuk  peningkatan  dan  pemeliharaan  fasilitas kesehatan,  pengadaan  obat  dan  perbekalan  kesehatan,  serta  upaya  kesehatan  masyarakat  operasional
puskesmas,  posyandu,  dll. Sementara  itu,  belanja  langsung  yang  diperuntukan  untuk  program  perbaikan gizi  masyarakat,  peningkatan  kesehatan  Balita,  promosi  kesehatan  masyarakat,  peningkatan  keselamatan
ibu  melahirkan  dan  anak,  serta  program  lainnya  yang  bersifat  preventif  dan  promotif  secara  ra
ta‐rata masih sangat kecil kurang dari 2 belanja langsung Dinkes dan RS.
Tabel 7.1. Komposisi Program dalam Belanja Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit, 2008 ‐2010
NILAI RATA ‐ RATA
PROGRAM 2008
2009 2010
Rp. Juta Rp. Juta
Rp. Juta
Program Administrasi dan Aparatur KodeProgram  15 5,597
19.8 5,545
17.0 5,353
15.7 Program Wajib Kesehatan Kode Program  15
22,700 80.2
27,081 83.0
28,748 84.3
Upaya Kesehatan Masyarakat 5,059
17.9 6,623
20.3 8,153
23.9 Obat dan Perbekalan Kesehatan
3,348 11.8
2,604 8.0
7,331 21.5
Pengawasan Obat dan Makanan 59
0.2 40
0.1 36
0.1 Promosi Kesehatan Masyarakat
253 0.9
274 0.8
776 2.3
Perbaikan Gizi Masyarakat 316
1.1 339
1.0 345
1.0 Pengembangan Lingkungan Sehat
238 0.8
202 0.6
140 0.4
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 706
2.5 649
2.0 598
1.8 Standarisasi Pelayanan Kesehatan
306 1.1
534 1.6
200 0.6
di 42 KabupatenKota dan 5 Provinsi di Indonesia
59
arut o d
n o b u
t i S
R p
. R
ib u
p e
r O
ra n
g
K o
ta P
ar e
P ar
e K
o ta
B a
n jar
A ce
h B
ar at
K o
ta
P e
k a
lo n
g an
K o
ta
P al
u K
o ta
P al
a n
g k
a
R ay
a S
id e
n re
n g
R ap
p a
n g
A ce
h B
e sar
W aj
o P
e kal
o n
g an
P o
le w
al i M
a n
d ar
S le
m an
K o
ta
P o
n ti
an ak
B o
n e
Lo m
b o
k B
ar a
t
K o
ta B
an d
a r
Lam p
u n
g
S e
m ar
an g
K o
ta Su
rab ay
a Su
m e
d an
g
B o
y o
la li
S e
rd an
g
B e
d a
g ai
L o
m b
o k
T e
n g
ah K
o ta
Se m
ar a
n g
D o
m p
u C
ilac ap
K o
ta S
u rak
ar ta
K o
ta P
e ka
n b
ar u
G B
o jo
n e
g o
ro Lo
m b
o k
T im
u r
K o
ta P
al e
m b
a n
g M
al an
g K
e n
d al
NILAI RATA ‐ RATA
PROGRAM 2008
2009 2010
Rp. Juta Rp. Juta
Rp. Juta
Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 145
0.5 1,052
3.2 1,300
3.8 Pengadaaan dan Peningkt. SarPra Puskesmas
5,984 21.1
7,409 22.7
3,396 10.0
Pengadaaan dan Peningkt. SarPra Rumah sakit 5,770
20.4 6,816
20.9 5,665
16.6 Pemeliharaan Rumah Sakit
308 1.1
334 1.0
467 1.4
Pengawasan dan Pengendalian Makanan 10
0.0 5
0.0 11
0.0 Peningkatan Kesehatan Anak Balita
37 0.1
13 0.0
51 0.1
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 17
0.1 12
0.0 16
0.0 Peningkt. Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
101 0.4
82 0.3
82 0.2
Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 43
0.2 92
0.3 181
0.5
Total 28,297
100.0 32,626
100.0 34,100
100.0
Kecuali  di  Kota  Pare-pare  dan  Kota  Banjar,  seluruh  kabupatenkota  yang  diteliti  memiliki  belanja program KIA kesehatan ibu dan anak yang rata-rata masih dibawah standar Bappenas Rp 65.000
per kapita. Secara umum, kesehatan ibu dan anak masih merupakan masalah kesehatan yang menjadi isu utama di daerah. Namun demikian, perhatian dari pemerintah daerah seringkali kurang memadai. Dari 34
kabupatenkota  yang  dianalisis  dan  tersedia  datanya,  32  diantaranya  memiliki  belanja  program  KIA  per kapita  kurang   dari  Rp   46.000,  sementara  BAPPENAS  mentapkan   standar   kelayakan   program   KIA
setidaknya sebesar  Rp 65.000 perkapita. Di  Kendal  misalnya, belanja program  KIA  per hanya sebesar  Rp 2.000  per  kapita  per  tahun.  Anggaran  sebesar  ini  tentu  kurang  memadai,  apalagi  jika  daerah  tersebut
mengalami masalah kesehatan ibu dan anak yang berat.
90 83
80 70
60 50
40 30
20 10
Gambar 7.10 Belanja Program Kesehatan Ibu dan Anak KIA per Kapita
66 45  45  43
39 33
30  29 22  22
17  16  15  15  15 12  12  12  11  11  11  10  10   9    7
6    6    6    5 5    4    3    2
di 42 KabupatenKota dan 5 Provinsi di Indonesia
60
P t
a p
aka rta
u ota
n a
T S
B
U
S e
rd a
n g
Be d
a g
a i
K K
o tSa
r K
e n
d a
l
S e
m a
ra n
g K
o ta
P o
n ti
a n
a k
P o
le w
a li
M a
n d
a r
Bo n
e K
o ta
P a
lu S
it u
b o
n d
o M
a la
n g
K o
ta B
lit a
r A
ce h
B e
sa r
K o
ta B
a n
d a
r La
m p
u n
g Lo
m b
o k
B a
ra t
Lo m
b o
k T
im u
r K
o ta
P e
k a
lo n
g a
n S
u m
e d
a n
g
S id
e n
re n
g R
a p
p a
n g
W a
jo B
o jo
n e
g o
ro K
o ta
S u
ra b
a y
a K
o ta
P a
d a
n g
K o
ta P
a d
a n
g P
a n
ja n
g
8. Analisis Anggaran Pemberdayaan Perempuan