Program yang Mendukung Peningkatan Kualitas Pendidikan
di 42 KabupatenKota dan 5 Provinsi di Indonesia
51
k i t
P K
t o
s K
P ro
p o
rs i B
e la
n ja
In fr
a st
ru u
kt u
r th
d B
e la
n ja
A P
S
P e
rs e
n
P o
le w
al i M
a n
d ar
Su m
e d
an g
K o
ta S
u rak
ar ta
K o
ta
P o
n ti
an ak
S it
u b
o n
d o
S e
rd a
n g
B e
d a
g ai
K o
ta
P ad
an g
P an
jan g
C ilac
ap A
ce h
B ar
at K
e n
d al
K o
ta P
al u
L o
m b
o k
T im
u r
B o
n e
B o
n d
o w
o so
M al
an g
K o
ta P
ad a
n g
K o
ta P
al an
g k
a R
ay a
K o
ta P
e ka
n b
ar u
Lo m
b o
k T
e n
g ah
K o
ta P
al e
m b
a n
g
Lo m
b o
k B
ar a
t W
aj o
Se m
ar a
n g
K o
ta P
e kal
o n
g a
n G
a ru
t B
o yo
lal i
S id
e n
re n
g R
ap p
an g
P e
k al
o n
g an
K o
ta P
ar e
p a
re K
o ta
B an
jar K
o ta
S e
m ar
an g
K o
ta
S u
rab ay
a A
ce h
B e
sar
R a
si o
M u
ri d
K e
la s
Sebaliknya, Sumedang, Kota Pekanbaru, dan Kota Palembang hanya mengalokasikan rata ‐rata 15‐
BL Pendidikannya untuk progra m‐program yang dapat meningkatkan APS.
Berdasarkan jenis penggunaannya, rata-rata 75 Belanja Program-program APS digunakan untuk infrastruktur. Hanya terdapat tiga daerah
– Kota Surabaya, Kota Semarang, dan Aceh Besar – yang mengalokasikan lebih dari setengah Belanja APS
‐nya untuk program‐program non‐infrastruktur. Sebaliknya, delapan kabupatenkota
– Polewali Mandar, Sumedang, Kota Surakarta, Kota Pontianak, Situbondo, Serdang Bedagai, Kota Pajang Panjang, dan Cilacap yang mengalokasikan 90 dari Belanja APS
untuk kegia tan‐kegiatan infrastruktur.
Grafik 6.13 Rata ‐rata Proporsi Belanja Program Angka Partisipasi Sekolah APS Pendidikan Dasar Sembilan Tahun terhadap Belanja
Langsung Dinas Pendidikan KabupatenKota 200 ‐2010 dan Rasio MuridKelas
100 90
80 70
60 50
40 30
20 10
100 90
80 70
60 50
40 30
20 10
Prop rsi Kegiatan Infrastruktur terhadap Belanja Program APS ‐ Su bu Kiri
Rasio MuridKelas ‐ Su bu Kanan
Sumber: Realisasi APBD 2007 ‐2009 dan Rencana APBD 2010 dan Kementerian Pendidkan Nasional, diolah oleh Tim LBS.
Sementara itu, jika dilihat dari rasio murid terhadap kelas, sebagian besar kabupatenkota tidak membutuhkan pembangunan kelas baru. Seperti terlihat dalam Grafik 6.13, hanya beberapa daerah
yang rasionya lebih besar dari 40 muridkelas, yaitu: Malang, Kota Pekanbaru, Kota Palembang, Sidenreng Rappang, dan Kota Surabaya. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional terdapat 32 kelas
yang dikategorikan sebagai rusakrusak berat rat
a‐rata 42 kabupatenkota yang diteliti. Beberapa daerah yang memiliki proporsi ruang kelas di atas 40 adalah Garut, Sumedang, Cilacap, Sidenreng
Rappang, Malang, dan Polewali Mandar. Namun demikian, alokasi belanja infrastruktur di Kota Surabaya dan Sidenreng Rappang, misalnya, justru relatif rendah dibandingkan dengan daerah
‐daerah lain yang dikaji.