di 42 KabupatenKota dan 5 Provinsi di Indonesia
42
on gan
a ek
are par
e
P ro
p o
rs i B
e la
n ja
a P
ro rg
ra m
t h
d B
L P
U
Lo m
b o
k B
ar a
t K
o ta
B lit
ar Lo
m b
o k
T im
u r
P o
le w
al i M
a n
d ar
K o
ta P
e kal
o n
g a
n
A ce
h B
ar at
A ce
h B
e sa
r P
P e
kl al
o n
g an
Si tu
b o
n d
o
S u
m e
d a
n g
K o
ta
P o
n ti
an ak
K o
ta P
al u
B o
yo la
li W
aj o
K e
n d
al K
o ta
B an
jar L
o m
b o
k T
e n
g ah
K o
ta Su
rak ar
ta
G o
ro n
tal o
U tar
a
S e
rd a
n g
B e
d a
g ai
K K
o tPa
P ar
e p
a re
B o
n e
B o
jo n
e g
o ro
Se m
ar a
n g
G a
ru t
M al
an g
K o
ta P
al e
m b
a n
g S
le m
an K
o ta
Se m
ar a
n g
K o
ta P
e ka
n b
ar u
Kewenangan pemerintah provinsi dalam sub-sektor Irigasi sebenarnya cukup besar, namun alokasi Belanjanya rendah, kecuali di Nusa Tenggara Barat. Proporsi Belanja Irigasi di provinsi ini mengalami
peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2008, yang kemudian ditingkatkan lagi pada tahun 2009 sehingga mencapai 30 dari BL Infrastruktur. Walaupun juga mengalami peningkatan pada tahun 2009,
proporsi di Provinsi Jawa Timur dan Sumatera Selatan masih lebih rendah daripada 15 BL PU. Sementara itu Provinsi Jawa Tengah merupakan yang terendah mengalokasikan Belanja Irigasi, hanya 2
BL selama tiga tahun yang dikaji.
5.5 Belanja Program Air Bersih
Belanja Program-program Air Bersih merupakan yang terendah dari tiga sub-sektor yang diteliti. Air bersih, yang amat penting sebagai bagian dari pelayanan publik untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, rata ‐rata alokasinya hanya 6 dari BL PU di 30 kabupatenkota yang dikaji. Dari tiga
kabupaten di Lombok Nusa Tenggara Barat, Lombok Barat dan Lombok Timur mengalokasikan proporsi yang cukup signifikan untuk Pro
gram‐program Air Bersih, di atas 14 BL PU. Sementara itu, Lombok Tengah hanya mengalokasikan 5 BL Infrastrukturnya untuk Air Bersih. Mengingat bahwa berbagai
indikator kesehatan di provinsi ini termasuk yang terburuk di Indonesia, apa yang dilakukan Lombok Barat dan Lombok Timur menunjukkan arah yang baik. Selain kedua kabupaten ini, Kota Blitar, Polewali
Mandar, dan Kota Pekalongan juga mengalokasikan lebih dari 10 BL PU untuk Air Bersih. Sebaliknya, beberapa kota dan kabupaten yang berkarakteristik perkotaan hanya mengalokasikan kurang dari 3 BL
PU untuk program
‐program ini.
Grafik 5.17 Rata ‐rata Proporsi Belanja Program Air Bersih terhadap Belanja Langsung Pekerjaan Umum KabupatenKota 200 ‐ 010
18 16
14 12
10 8
6 4
2
Sumber: Realisasi APBD 200 ‐
dan Rencana APBD 2010, diolah oleh Tim LBS.
Sebenarnya kewenangan pelayanan air bersih berada di tingkat kabupatenkota, namun Provinsi Sumatera Selatan mengalokasikan Belanja Air Bersih yang relatif tinggi. Pada tahun 2009, provinsi ini
mengalokasikan 6 dari BL PU‐nya untuk Program‐program Air Bersih. Nusa Tenggara Barat dan Jawa
Timur juga mengalokasikan dana yang relatif besar, mencapa i ‐ dari BL Infrastruktur 2009.
Sementara itu, Jawa Tengah pada tahun yang sama hanya mengalokasikan 1 dari BL PU‐nya untuk Air
Bersih.
di 42 KabupatenKota dan 5 Provinsi di Indonesia
43
P ro
p o
rs i B
e la
n ja
a P
ro rg
ra m
th d
B L
P U
Grafik 5.18 Proporsi Belanja Program Air Bersih terhadap Belanja Langsung Pekerjaan Umum Provinsi 2009
6 6
5 4
4 3
3 2
1 1
Sumatera Selatan Nusa Tenggara Barat Jawa Timur
Jawa Tengah
Sumber: Realisasi APB D
‐ dan Rencana APBD 2010, diolah oleh Tim LBS.
di 42 KabupatenKota dan 5 Provinsi di Indonesia
44
6. Analisis Anggaran Pendidikan