Pemasaran komoditas perkebunan selama ini masih berkonsentrasi pada upaya ekspor berupa bahan mentah.Pola pemasaran seperti ini mempunyai posisi yang lemah di tengah-tengah
ketatnya persaingan dalam perdagangan dunia,posisi ini juga akan semakin sulit dengan banyaknya barang substitusi sebagai hasil kemajuan teknologi di Negara maju yang diciptakan
untuk mengurangi ketergantungannya terhadap Negara-negara berkembang.Oleh karena itu pemerintah telah memulai mengambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk mengembangkan
kegiatan agroindustri.Suyatno Risza,1994
2.1.1 Sejarah kelapa sawit
Perkebunan komersial harus dibangun dalam luasan yang besar untuk mencapai skala
ekonomi.Dalam konteks inilah,aspek legal perkebunan kelapa sawit menjadi penting untuk diketahui karena pemerintah tidak bisa memberikan hak milik untuk penguasaan lahan dalam
skala besar.Penguasaan lahan untuk perkebunan skala besar hanya diberikan dalam bentuk hak guna usahaHGU.
Perkebunan indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang.Lebih dari lima abad yang lalu,lautan Nusantara telah ramai oleh lalu lintas perdagangan komoditi utama produk
perkebunan,seperti lada,pala,cengkih, dan rempah-rempah yang kemudian berkembang dengan berbagai komoditi tambahan,seperti kopi,kakao,karet dan kelapa sawit yang tetap menjadi
produk utama dalam perekonomian nasional.Pada awalnya,perkebunan merupakan sistem perekonomian pertanian komersial yang bercorak kolonial.Sistem perkebunan ini dibawa oleh
Universitas Sumatera Utara
perusahaan kapitalis asing yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan EropaEuropean plantation.Sistem perkebunan Eropa sangat berbeda dengan sistem perkebunan rakyatGarden
System yang bersifat tradisional dan diusahakan dalam skala kecil dengan penyertaan modal yang seadanya, perkebunanplantation merupakan bagian dari sistem perekonomian pertanian
komersial yang diwujudkan dalam bentuk usaha pertanian tanaman komersial dalam skala besar dan kompleks yang bersifat padat modalcapital intensive,menggunakan lahan yang
luas,memiliki organisasi tenaga kerja yang besar dengan pembagian kerja yang rinci,menggunakan teknologi modern,spesialisasi,serta sistem administrasi dan birokrasi.Iyung
pahan,2001
2.1.2 Varietas kelapa sawit
Berdasarkan tebal tipisnya tempurung cangkang dan kandungan minyak dalam buah maka kelapa sawit dibedakan beberapa dalam 3 tipe,yakni
1.Tipe dura :Tempurung cangkang sangat tebal,kandungan minyak dalam buah rendah
2.Tipe pisifera :Tempurng sangat tipis bahkan hanya berbentuk bayangan cincin,hamper tidak bertempurung namun kandungan minyak dalam buah tinggi\
3.Tipe tenera : merupakan persilangan dura sebagai pohon ibu,dengan pisifera sebagai pohon
bapak.tenera bertempurung tipis kandungan minyak tinggi.Suyatno Risza.1994 4.Macro carya
Universitas Sumatera Utara
Tempurumg sangat tebal,sekitar 5 mm,sedang daging buahnya tipis sekali. 5.Diwikka-wakka
Varietas ini mempunyai cirri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.Diwikka- wakka dapt dibedakan menjadi diwikka-wakkadura.Diwikka-wakkapsifera dan diwikka-
wakkatenera.Dua Varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang dijumpai dan kurnag begitu dikenal di Indonesia.Tim Penulis PS,1977
2.1.3 Sifat-sifat fisiko - kimia sawit