2.5. Analisis Titrimetri
Titrimetri atau analisis volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas pemakaiannya. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan. Pada
dasarnya cara titrimetri terdiri dari pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stokiometri dengan zat yang akan ditentukan.
Larutan perekasi ini biasanya diketahui kepekatannya dengan pasti dan disebut pentiter atau larutan baku. Sedangkan proses penambahan pentiter kedalam
larutan yang akan ditentukan disebut titrasi. Dalam proses itu bagian demi bagian pentiter kedalam larutan yang akan ditentukan dengan bantuan alat yang disebut
dengan buret sampai mencapai titik kesetaraan. Titik kesetaraan adalah titik pada saat pereaksi dan zat yang ditentukan bereaksi sempurna secara stokiometri.
Volume pentiter yang terpakai untuk mencapai titik kesetaraan ini disebut volume kesetaraan. Dengan mengetahui volume kesetaraan, kadar pentiter dan faktor
stokiometri dapat, maka jumlah zat yang ditentukan dapat dihitung dengan mudah.
Saat terjadinya perubahan warna indikator dalam proses titrasi disebut titik akhir titrasi. Pada saat titik akhir titrasi tercapai, titrasi harus dihentikan. Makin
kecil perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik kesataraan, makin kecil kesalahan titrasi. Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga
memberikan hasil pemeriksaan yang teliti dan tepat, maka persyaratan berikut perlu diperhatikan dalam setiap titrasi :
1. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara
stokiometri dengan faktor stokiometrinya berupa bilangan bulat. 2.
Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat
Universitas Sumatera Utara
3. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara
terhitung. Reaksi harus sempurna pada titik kesetaraan.
2.6. Larutan Baku
Beberapa larutan baku dapat dibuat secara langsung dengan melarutkan sejumlah zat murni didalam pelarut sampai volume tertentu. Zat-zat yang dapat digunakan
sebagai zat baku utama harus memenuhi persyaratan berikut : 1.
Zat itu harus sangat murni atau harus dapat dimurnikan. 2.
Susunan kimia zat itu harus tepat sesuai dengan rumusnya, tidak boleh berubah susunan kimianya pada saat pengeringan dengan suhu tinggi dan
tidak boleh menyerap air dan karbondioksida dari udara. 3.
Zat itu harus bereaksi dengan zat yang ditentukan secara stokiometri, cepat dan terukur.
4. Harus mempunyai bobot tara yang tinggi, karena zat seperti ini akan
diperlukan dalam jumlah yang besar sehingga kesalahan penimbangan akan menjadi lebih kecil.
Zat-zat yang memenuhi syarat tersebut sebagai zat baku utama tidak banyak jumlahnya. Karena itu larutan pentiter biasanya dibuat dari zat yang tidak
memenuhi semua persyaratan diatas Rivai, 1995. Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna
diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Kisaran penggunaan indikator adalah 1 unit pH disekitar nilai pKanya. Sebagai contoh
fenolftalein pp, mempunyai pKa 9,4 maka perubahan warna antara pH 8,4 - 10,4. Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang