Kerendahan Hati Nilai Moral dalam Novel Jasmine

31 menghadirkan kekuatan yang semakin mengukuhkan niatnya saat kedua tangannya menggenggam kedua sisi kertas itu dan … sretsreett J, 2011:280. Sikap tokoh Jasmine di atas juga mencerminkan nilai keberanian moral dalam mempertahankan sikap membela kebenaran dan keadilan yang sesungguhnya. Meskipun sikap itu berkaitan dengan nasib kekasihnya Dean, akan tetapi Jasmine tetap mengambil jalan keadilan dengan cara tidak menandatangani surat peryataan palsu yang dibuat oleh orangtua Dean Pramudya meskipun resiko konflik dirinya dan Ibu Rowena yang menyamar sebagai Fatma dapat dibunuh pada saat itu juga.

4.1.4 Kerendahan Hati

Kerendahan hati berarti tidak bersikap angkuh dan merasa hebat atau paling benar dibandingkan yang lain, melainkan mau mendengarkan pendapat orang lain. Keredahan hati maksudnya bukan melihat diri sendiri rendah, akan tetapi mengetahui kelemahan dan kekurangan diri, dan hal tersebut menjadi kekuatan manusia dalam menggali kekuatan yang ada dalam dirinya. Suseno 1987:149 Manusia yang rendah hati bersedia untuk memperhatikan dan menanggapi setiap pendapat lawan, bahkan untuk seperlunya mengubah pendapatnya sendiri karena menyadari manusia bukanlah mahluk yang tahu segala-galanya. Manusia yang rendah hati yaitu manusia yang telah menerima dirinya sendiri. Manusia tidak merasa sedih atau gugup karena keterbatasan dan kekurangannya namun ia tahu diri dalam arti yang sebenarnya. Universitas Sumatera Utara 32 Berikut ini nilai moral kerendahan hati yang digambarkan dalam novel Jasmine yaitu seperti kutipan dibawah ini: “Ibu tahu, kalau dulu aku selalu menggugat takdir? Aku merasa takdir itu berpihak hanya menghujani segelintir orang dengan keberuntungan demi keberuntungan. Sementara pada segelintir yang lain, takdir terus-menerus menimpa mereka dalam wujud yang buruk”, ujar Jasmine disela gerak jemarinya menuang sesendok margarin. “Tapi sekarang, setiap malam, ganti aku yang bermohon ampun pada Sang Pemilik Takdir. Aku baru sadar bahwa tidak ada takdir-Nya yang sia-sia. Semua orang yang dikaruniai nikmat usia, pasti akan menjalani hidup seperti perputaran roda. Kadang di atas, kadang di bawah, kadang senang, kadang susah….” J, 2011: 290. Pada kutipan paragraf di atas, menggambarkan perubahan pandangan Jasmine yang dahulu dan pandangannya yang sekarang. Jika dulu Jasmine tidak bisa menerima dirinya sendiri dan takdir yang diberikan oleh Sang Pencipta, kini pandangannya berubah dan ia mulai menerima dirinya apa adanya. Jasmine mengetahui dirinya yang lemah sehingga meminta ampun kepada Sang Pencipta dan menerima takdir yang diberikan oleh-Nya. Selain itu, ada pula nilai moral kerendahan hati juga digambarkan dalam novel Jasmine yaitu seperti berikut ini: “Ioran Atmadja” panggilan petugas penjaga menegakkan Ioran dari duduknya. “Ada tamu untukmu” Ioran lalu keluar didampingi petugas penjaga. Dua orang setengah baya tengah duduk menunggu di ruang khusus untuk pertemuan napi dengan keluarga yang datang menjenguk.Ioran tak kuasa menahan matanya yang mendadak kabur. Setelah sekian waktu menenggelamkannya di balik jeruji, ini adalah kali pertama kedua orang tuanya datang menjenguk. “Ampuni saya, Pak Bu” Ioran spontan bersimpuh. Menangis. “Saya memang anak nggak berguna…” Kalimat penyesalan Ioran terputus oleh satu belaian lembut pada puncak kepalanya dan kedua wajah yang berlinang air mata di depannya J, 2011:296. Universitas Sumatera Utara 33 Kerendahan hati merupakan kekuatan batin untuk melihat diri sesuai dengan kenyataan. Kerendahan hati juga sadar akan keterbatasan yang dimiliki. Ioran sebagai anak menyadari dirinya bersalah kepada kedua orangtuanya, dan langsung bersimpuh memohon maaf atas perilakunya. Ioran tidak malu untuk meminta ampun kepada orangtuanya, atau memberi beribu alasan mengapa ia dipenjara. Akan tetapi, Ioran mengetahui kekurangannya dan melihat dirinya sebagai kenyataan. Sikap Ioran yang meminta maaf kepada kedua orangtuanya mencerminkan nilai moral kerendahan hati yang menyadari diri salah dan mau meminta maaf.

4.2 Fakta yang Melatarbelakangi Perbuatan Moral Tokoh