Motif Fakta yang Melatarbelakangi Perbuatan Moral Tokoh

33 Kerendahan hati merupakan kekuatan batin untuk melihat diri sesuai dengan kenyataan. Kerendahan hati juga sadar akan keterbatasan yang dimiliki. Ioran sebagai anak menyadari dirinya bersalah kepada kedua orangtuanya, dan langsung bersimpuh memohon maaf atas perilakunya. Ioran tidak malu untuk meminta ampun kepada orangtuanya, atau memberi beribu alasan mengapa ia dipenjara. Akan tetapi, Ioran mengetahui kekurangannya dan melihat dirinya sebagai kenyataan. Sikap Ioran yang meminta maaf kepada kedua orangtuanya mencerminkan nilai moral kerendahan hati yang menyadari diri salah dan mau meminta maaf.

4.2 Fakta yang Melatarbelakangi Perbuatan Moral Tokoh

Manusia dalam melakukan perbuatannya, mempunyai latar belakang yang mendorongnya sehingga bisa melakukan perbuatan yang bernilai dan berguna bagi dirinya sendiri, orang lain atau bahkan merugikan orang lain. Poespoprodjo menyatakan motif dan keadaan atau situasi merupakan faktor yang melatarbelakangi perbuatan moral manusia Poespoprodjo, 1998:153.

4.2.1 Motif

Motif adalah dorongan yang ada dalam diri manusia sehingga manusia dapat melakukan suatu perbuatan, baik perbuatan yang bernilai dan berguna bagi orang lain maupun yang merugikan orang lain. Ahmadi 2009:178 menyatakan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu. Wood Worth dan Marquis membedakan motif atas: 1. Motif yang tergantung pada keadaan jasmani, Universitas Sumatera Utara 34 2. Motif yang tergantung pada hubungan individu dan lingkungan. Motif yang tergantung pada hubungan individu dan lingkungan dibedakan pula ke dalam emergency motive atau motif darurat dan objective motive atau motif objektif Ahmadi, 2009:180. Pada novel Jasmine, faktor motif yang tergantung pada keadaan jasmani yang melatarbelakangi perbuatan tokoh dalam melakukan suatu perbuatannya, yaitu seperti pada kutipan rangkaian cerita berikut ini: “Dengar”Ioran memutar tubuh cekingnya. “So far only him, has been running fastly forward Sementara kita? Sampai hari ini masiiih aja jadi poin Yang baru bisa maju kalau udah digerakkan oleh telunjuk sang prince” “Lantas, lo maunya seperti apa, man?” tanya Yudha. “Seenggaknya, pekerjaan ini udah banyak mengurangi beban kita melunasi urusan perut dan tagihan kost. J, 2011:14 Pada kutipan paragraf di atas, menggambarkan tokoh yang ikut bergabung dalam kelompok pencurian atau pembobolan akun nasabah sebuah bank, melakukan perbuatan tersebut dengan motif untuk memenuhi kebutuhan jasmani atau makan sehari-hari dan kebutuhan lainnya. Selain itu, objektif motif atau motif yang berhubungan langsung dengan lingkungan baik berupa individu maupun benda juga terdapat dalam novel Jasmine. Faktor motif yang melatarbelakangi perbuatan tokoh digambarkan secara jelas seperti pada kutipan berikut ini: Namun menit ini Ioran tak hendak membantah sang prince, demikian mereka terkadang memanggil Dean. Sebutan yang di waktu tertentu beralih fungsi menjadi semacam bahasa sandi. Pertama, karena kondisi keuangannya memang sedang dilanda sekarat. Sejak kepergian sang abang yang selama ini menjadi tempat bergantung dirinya dan keluarga, Ioran harus mampu Universitas Sumatera Utara 35 menghidupi diri dan membiayai sendiri kuliahnya dengan cara apapun. Dan menjalankan perintah sang prince kali ini, walalu dengan setengah keterpaksaa, setidaknya menuai harapan untuk menggelembungkan kembali isi dompetnya yang telah menipis. J, 2011: 34 “Gue tiba-tiba inget almarhum abang gue. Karena dia juga…gue rela mati- matian bertahan di jaringan ini.” “Maksud lo?” Ioran meneguk ludah. Selama ini, keuangan keluarga gue hamper sepenuhnya disuplai sama abang gue, termasuk sekolah gue dan adik-adik gue. Setelah dia nggak ada, otomatis gue harus bisa cari duit supaya kuliah gue jangan berhenti di tengah jalan. Juga kalau bisa, sekaligus nolongin adik-adik gue. Ayah gue sakit-sakitan terus, udah nggak bisa kerja. Emak hanya bisa jualan kue di warung sambil sesekali bantu tetangga yang punya usaha catering. Waktu kenal ama lo di CC, gue sebenarnya udah curiga kalau elo sebenarnya udah paham seluk-beluk pembobolan akun. Dan ilmu yang lo turunin ke kita- kita hanya sebatas penjebolan sistem dan flooding. Bank yang tadi beritanya nongol di internet adalah bank yang ngeluarin credit card untuk abang gue, juga yang para debt collectornya yang udah bikin abang gue mati. Gue pengen bank itu brengsek itu kelimpungan, kebakaran jenggot. Biarpun buka miliki mereka yang dijebol, tapi gue yakin, mereka bakal kehilangan kepercayaan masyarakat kalau nggak segera mampu mengantisipasi semua yang kita kerjakan.” J, 2011:113. Pada kedua kutipan di atas, motif Ioran ikut dalam kelompok Cream Creackers atau kelompok pembobolan akun nasabah bank, dilakukannya karena demi menghidupi keluarga, membantu sekolah adik-adiknya dan untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya sehingga tidak terputus di tengah jalan. Selain itu, dendam terhadap bank yang sudah membuat sang abang tercintanya harus meninggal dunia di tangan debt collector, menjadi satu dorongan Ioran ikut dalam perbuatan pencurian melalui media internet ini. Universitas Sumatera Utara 36 Adapun faktor motif objektif yang menjadi latar belakang perbuatan tokoh Rowena yaitu meninggalkan anak semata wayangnya, terlihat jelas pada kutipan berikut ini: “Ibu mau ke mana?” sorot mata polos itu nyaris saja meruntuhkan pertahanannya. Juga tetes air matanya. Cepat Rowena memalingkan muka. ”Ibu … mau pergi. Tapi, ibu janji tak akan lama. Ibu pasti akan kembali. Menjemputmu, juga nenek. Lalu, kita akan tinggal bersama-sama lagi.” Namun, janji yang terucap penuh ragu itu tak pernah terwujud. Upaya melunakkan hati Arya, suami keduanya, untuk mengizinkan dirinya menjemput Raisa, berakhir dengan harapan semu. Sosok Arya jua yang telah berhasil memulihkan kepercayaan Rowena akan kesucian dan kesakralan makna pernikahan yang membuatnya tak perlu berpikir panjang untuk menerima lamaran Arya, selang tiga tahun pascaperceraiannya dengan Dicky. Terbukanya lembaran baru yang lebih menjanjikan harapan. Ironinya, itu justru membawa konsejuensi yang tak mudah: meninggalkan Raisa Putri cantik semata wayangnya, satu-satunya jejak yang tertinggal dari kurun waktu sewindu pernikahannya dengan Dicky J, 2011:85,87. Kutipan di atas memperlihatkan kegelisahan Rowena antara meninggalkan Raisa, putrinya atau tidak. Akan tetapi, keinginannya yang lebih besar membentuk dan memiliki keluarga baru bersama Arya yang lebih menjanjikan, membuat Rowena pada akhirnya memilih meninggalkan Raisa. Emergency motive atau motif darurat merupakan perbuatan atau tindakan yang dilakukan seseorang dengan segera karena menganggap atau merasa bahaya di lingkungan sekitarnya. Berikut ini digambarkan motif darurat sebagai latar belakang perbuatan mencuri oleh tokoh dalam novel Jasmine, yaitu seperti berikut ini: “Ya…besok? “Siapa?” “Ibunya? Bukan? Lalu?” Universitas Sumatera Utara 37 “Oke aku mengerti. Semoga wanita itu bisa membantu…” “Cepat atau lambat, kita harus mengetahui identitas gadis itu…” Mendadak jantung Jasmine berdegup kencang. Langkah kakinya spontan ia Tarik pelan-pelan. Siapa yang akan datang besok?Luthfi menyebut ibu. Ibu siapa? Dan wanita itu akan membantu. Tapi, membantu apa? Cepat atau lambat, kita harus mengetahui identitas gadis itu. Kalimat itu, entah kenapa di telinga nya terdengar bagaikan terpaan angina typhoon. Menderu. Meriuhkan benaknya dengan rasa cemas dan panik. Ia tak ingin menduga-duga siapa wanita itu. Satu hal yang langsung terpikir olehnya saat itu adalah mencari cara untuk menghindar. Ia yakin bahwa yang dimaksud Luthfi dengan ‘gadis itu’ adalah dirinya. Siapa lagi gadis lain tanpa identitas yang ditampung di asrama ini selain dirinya? Dia tak ingin berjudi nasib dengan hanya menunggu seraya berharap bahwa wanita itu tidak pernah mengenalnya. Dorongan tang begitu kuat untuk pergi dan menghindar terus menerus menggangu pikirannya. Seringkali suatu kejadian tidak murni didahului oleh niat atau kesengajaan. Melainkan lebih pada kesempatan. Dan subuh tadi, kesempatan itu terbentang luas. Di saat masing-masing penghuni asrama melanjutkan tidurnya sesudah subuh dan Malika yang masuk ke kamar mandi dengan membiarkan pintu kamarnya dalam keadaan tak terkunci. Sebuah kombinasi yang bagus. Jasmine hanya perlu dua menit untuk menyelipkan jemarinya ke dalam dompet Malika yang tergeletak di atas nakas. Lalu buru-buru masuk dan mengunci kamar…. J, 2011:128-129 Pada kutipan di atas, Jasmine merasa akan ada bahaya yang esok hari mendatanginya. Bahaya tersebut yang ia kira adalah seorang ibu yang akan datang menjemputnya di asrama. Jasmine berprasangka bahwa wanita atau ibu yang disebutkan oleh Luthfi dalam percakapan via telepon yang didengar oleh Jasmine adalah ibu kandungnya, yaitu perempuan yang menjualnya kepada seorang wanita untuk dijadikan PSK. Hal itu tidak diinginkan Jasmine, ia tidak ingin kembali setelah berusaha keras keluar dari wilayah prostitusi yang mengungkung kehidupannya selama ini. Salah satu cara agar Jasmine tidak bertemu dengan wanita itu ialah dengan cara menghindar dan kabur. Jasmine terpaksa mencuri uang Malika karena untuk melepaskan diri dari bahaya yaitu membawanya kembali ke dunia prostitusi. Universitas Sumatera Utara 38 Perbuatan yang dilatarbelakangi oleh motif darurat juga digambarkan pada tokoh Rowena atau yang menyamar sebagai Fatma, untuk mengetahui identitas Jasmine, apakah Jasmine adalah Raisa putrinya yang hilang dan ia cari selama dua belas tahun. “Jangan buang-buang waktu Aku baru mendapat SMS. Saat ini polisi telah mengendus keberadaan kita. Jadi, segera kau selesaikan semua urusan dan kita tinggalkan tempat ini” Pria itu justru membalas tatapan rekannya dengan mata membeliak. “Lalu… Lalu kau mau minta didamprat gara-gara gagal mendapatkan tanda tangan gadis jalang ini? Atau…” “Atau kau mau lebih dulu ditangkap polisi?” pria yang meski bertubuh jauh lebih kecil itu memotong ucapan rekannya dan dengan tenang menarik sesuatu dari balik pinggangnya. Sesuatu berwujud benda hitam mengilat yang langsung ia arahkan tepat ke wajah Jasmine. “Hei kau sudah gila apa?” Pria bertubuh kecil itu menjawab keheranan rekannya dengan senyum menyeringai, namun tangannya bergeming. Justru kini jemarinya menggenggam erat pelatuk. Sorot matanya setajam elang saat menatap Jasmine seakan hendak mematuknya. “Aku tidak suka diremehkan, apalagi hanya oleh seorang perempuan lumpuh” Kedua mata Jasmine terpejam saat jemari kurus itu telah bergerak memeluk pelatuk. Kepasrahan telah purna menguasainya sehingga taka da lagi blockade penghalang saat lafal itu meluncur spontan dari ujung lidahnya yang bergetar. “Laa Ilaaha illlallah…” Selanjutnya ia mendengar bunyi tembakan meletus, seiring tubuhnyayang terhenyak oleh satu beban berat yang menimpanya. Ucapan yang dalam sesaat langsung menerbangkannya pada kekagetan yang mencapai ambang klimaks. “Jangan bunuh anakku” J, 2011: 282,284. Pada kutipan di atas, tindakan yang dilakukan Rowena dilatarbelakangi oleh motif darurat karena adanya bahaya yang akan segera manghampiri Jasmine, yaitu satu tembakan peluru akan mengarah kepada Jasmine. Rowena melakukan tindakan segera melindungi Jasmine agar ia terhindar dari bahaya tersebut meskipun hal itu mencelakakan dirinya sendiri. Universitas Sumatera Utara 39

4.2.2 Keadaan atau Situasi