Tinjauan Tentang Dana Bergulir

a. Dana tersebut merupakan bagian dari keuangan negaradaerah. Dana bergulir dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBNAPBD dan luar APBNAPBD misalnya dari masyarakat atau hibah dari luar negeri. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dana bergulir yang berasal dari luar APBN, diakui sebagai kekayaan negaradaerah jika dana itu diberikan danatau diterima atas nama pemerintahpemerintah daerah. Contoh, pada tahun 2007, sebagai bagian dari program kepedulian terhadap masyarakat sekitarnya corporate social responsibility, BUMN XYZ menghibahkan dana sebesar Rp 10 miliar kepada Pemda A yang diperuntukkan untuk pengembangan usaha kecil dan menengah dengan skim dana bergulir. Berdasarkan informasi di atas, dana sebesar Rp 10 miliar yang diperoleh Pemda A dari BUMN XYZ merupakan bagian dari keuangan Pemda A karena BUMN XYZ memberikan dana itu kepada Pemda A. b. Dana tersebut dicantumkan dalam APBNAPBD danatau laporan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan semua pengeluaran negaradaerah dimasukkan dalam APBNAPBD. Oleh sebab itu alokasi anggaran untuk dana bergulir harus dimasukkan ke dalam APBNAPBD. Pencantuman alokasi anggaran untuk dana bergulir dapat dicantumkan dalam APBNAPBD awal atau revisi APBNAPBD APBN-P atau APBD Perubahan 46 c. Dana tersebut harus dikuasai, dimiliki danatau dikendalikan oleh Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran PAKPA. Pengertian dikuasai danatau dimiliki mempunyai makna yang luas yaitu PAKPA mempunyai hak kepemilikan atau penguasaan atas dana bergulir, sementara dikendalikan maksudnya adalah PAKPA mempunyai kewenangan dalam melakukan pembinaan, monitoring, pengawasan atau kegiatan lain dalam rangka pemberdayaan dana bergulir. d. Dana tersebut merupakan dana yang disalurkan kepada masyarakat ditagih kembali dari masyarakat dengan atau tanpa nilai tambah, selanjutnya dana disalurkan kembali kepada masyarakatkelompok masyarakat demikian seterusnya bergulir. e. Pemerintah dapat menarik kembali dana bergulir. Dana yang digulirkan oleh pemerintah dapat ditagih oleh Kementerian NegaraLembaga baik untuk dihentikan pergulirannya atau akan digulirkan kembali kepada masyarakat. Contoh dana bergulir, Instansi A di lingkungan Departemen ABC yang mempunyai program pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Pada Tahun Anggaran 2007, instansi A mendapat alokasi anggaran dari APBN sebesar Rp 50 miliar yang akan disalurkan untuk membantu permodalan para pedagang kecil. Kriteria pengusaha kecil dan menengah ditentukan oleh instansi. Instansi A menyalurkan dana maksimum sebesar Rp 50 juta kepada pedagangkelompok pedagang dalam bentuk pinjaman lunak dengan masa pengembalian paling lama 2 tahun dan suku bunga sebesar 15 per tahun. 47 Pedagangkelompok pedagang tersebut harus mengembalikan dana sesuai dengan perjanjian kepada instansi A, dan selanjutnya dana akan disalurkan kembali kepada pedagangkelompok pedagang yang lain, demikian seterusnya, dana tersebut akan digulirkan sehingga semakin banyak pedagangkelompok pedagang yang terlayani. Dana dikelola oleh Instansi A dan dipertanggungjawabkan sebagai aset pemerintah berupa Dana Bergulir melalui neraca instansi A dan Departemen ABC. 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif digunakan untuk mencari dan untuk menentukan dasar pertimbangan atau latar belakang dari sumber hukum dalam arti historis, filosofis, dan yuridis serta menentukan ketentuan yang seyogyanya diatur di dalam pembentukan peraturan perundangan. 1

B. Bahan penelitian

1. Bahan Hukum Primer Bahan primer berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti tanggung jawab perdata penerima dana bergulir dalam hal terjadi kredit macet pengembalian dana bergulir. Dalam penelitian ini yang menjadi bahan primer adalah : a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata b. Dokumen perjanjian kredit tentang dana bergulir di Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, seperti proposal permohonan kredit dan akta perjanjian kredit. Surat perjanjian 1 Mukti Fajar ND-Yulianto Achmad, 2007, Dualisme Penelitian Hukum, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, hlm 25. 1 pengelolaan pemanfaatan dana bergulir BPLM untuk usaha peternakan tahun 2015 nomor: 023kop rksperj2015. 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan sekunder meliputi bahan-bahan yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan primer antara lain : a. Buku-buku mengenai perjanjian; b. Buku-buku tentang kredit dan perjanjian kredit serta; c. Buku-buku tentang hukum jaminan; d. Buku-buku tentang dana bergulir. 3. Bahan Hukum Tersier Bahan tersier dimaksudkan untuk memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan primer dan bahan sekunder. Bahan tersier dalam penulisan hukum ini ialah kamus hukum.

C. Tempat Pengambilan Bahan

1. Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo. 2. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKMA atau Koperasi Rojokoyo Sembodo. 3. Perpustakaan Pusat UMY. 2