8 detritus, diatomi, protozoa, nematoda, dan juga foraminifera, radiolaria, dan
partikel pasir atau hancuran karang Widodo, 2013. Penyebaran teripang di Indonesia sangat luas, antara lain perairan pantai
Madura, Bali, Lombok, Aceh, Bengkulu, Bangka, Riau dan sekitarnya, Belitung, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Timor dan Kepulauan Seribu Widodo, 2013.
2.1.5. Kandungan gizi dan manfaat
Teripang atau gamat telah dikenal dan dimanfaatkan sejak lama oleh bangsa Cina sebagai makanan mewah dan juga obat tradisional. Teripang
digunakan untuk membantu mengatasi keluhan seperti menyembuhkan luka, meredakan rasa sakit di persendian, memperlancar sirkulasi darah dan secara
umum dikonsumsi sebagai hidangan spesial untuk menjaga kesehatan karena dinilai sebagai ginseng laut Widodo, 2013. Masyarakat Indonesia juga telah
lama mengenal teripang. Masyarakat di sekitar pesisir sudah mengkonsumsi teripang secara turun temurun dengan terlebih dahulu melakukan pengolahan
secara sederhana, seperti perebusan dan pengasapan serta pengawetan dilakukan dengan cara menjemur di panas matahari Anonim, 2003.
Kandungan gizi yang terdapat pada teripang diantaranya vitamin A, vitamin B1 thiamin, vitamin B2 riboflavin, vitamin B3 niasin, dan mineral
khususnya kalsium, magnesium, zat besi, zinc, fosfor, natrium, kalium Bordbar, dkk., 2011. Kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari protein
sebanyak 82, lemak 1,7, kadar air 8,9, kadar abu 8,6 dan karbohidrat 4,8 Martoyo, dkk., 2006. Kandungan kimia teripang dalam keadaan basah yaitu 44 -
45 protein, 3 - 5 karbohidrat, dan 1,5 lemak Anonim, 2003. Beberapa aktivitas farmakologi dari teripang yaitu antikanker,
antikoagulan, antihipertensi, antiradang, antimikroba, antioksidan, antitumor, dan
Universitas Sumatera Utara
9 antitrombosis. Manfaat pengobatan dari teripang ini dapat dihubungkan oleh
adanya kandungan bioaktif, seperti triterpen glikosida saponin, kondroitin sulfat, glycosaminoglycan GAGs, sterol, fenol, lektin, peptida, glikoprotein, dan asam
amino esensial Bordbar, dkk., 2011. Menurut Zhang, dkk. 2006, senyawa metabolit yang dominan dihasilkan
teripang adalah saponin. Saponin adalah suatu glikosida alami yang tersebar luas pada tumbuhan tinggi, tetapi dijumpai juga pada hewan seperti invertebrata laut
Podolak, dkk., 2010. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa
dan menghemolisis sel darah Harborne, 1987. Saponin terdiri dari bagian glikon dan aglikon. Bagian aglikon dapat
memiliki struktur steroid atau triterpenoid Podolak, dkk., 2010. Steroid adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantren.
Steroid dahulu dianggap sebagai senyawa satwa, tetapi pada tahun-tahun terakhir ini makin banyak senyawa tersebut yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan
Harborne, 1987. Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang rumit, kebanyakan berupa
alkohol, aldehida, atau asam karboksilat. Mereka berupa senyawa tidak berwarna, berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik, yang umumnya
sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya. Uji yang banyak digunakan adalah reaksi Lieberman-Burchard anhidrida asetat-asam sulfat pekat yang
dengan kebanyakan triterpena dan steroid memberikan warna hijau biru. Triterpenoid dapat dibedakan menjadi sekurang-kurangnya empat golongan
Universitas Sumatera Utara
10 senyawa, yaitu triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung
Harborne, 1987.
2.2. Ekstraksi