Hasil Pemeriksaan Golongan Senyawa Hasil Uji Toksisitas

29 kadar air bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan karena kadar air yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan reaksi enzimatis Depkes RI, 2000. Penetapan kadar sari bertujuan untuk mengetahui banyaknya senyawa yang terlarut dalam air dan etanol. Senyawa pada simplisia yang larut dalam etanol diperoleh 24,01 dan senyawa yang larut dalam air kloroform 36,56. Senyawa yang larut air yaitu saponin, protein, vitamin B1 thiamin, vitamin B2 riboflavin, dan vitamin B3 niasin, sedangkan senyawa yang larut etanol adalah saponin, steroidtriterpenoid, lemak, kolagen. Hasil penetapan kadar abu total yang diperoleh yaitu 28,75 . Kadar abu total yang tinggi dapat disebabkan karena teripang mengandung mineral yang cukup lengkap berupa kalsium, natrium, fosfor, kromium, mangan, zat besi, kobal, seng, dan vanadium Martoyo, dkk., 2006. Kadar abu tidak larut asam yang diperoleh adalah 3,66, dan yang termasuk dalam abu tidak larut asam adalah silikat. Kadar abu tidak larut asam juga memenuhi persyaratan mutu teripang kering yaitu SPI-KAN 02291987 sesuai Keputusan Menteri Pertanian RI No. 701KptsTP.830101987, sehingga masih aman untuk dimanfaatkan. Kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak Depkes RI, 2000.

4.5. Hasil Pemeriksaan Golongan Senyawa

Pemeriksaan golongan senyawa dilakukan terhadap serbuk simplisia, ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air. Hasil pemeriksaan senyawa dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut : Universitas Sumatera Utara 30 Tabel 4.2. Hasil pemeriksaan golongan senyawa serbuk simplisia, ekstrak etanol, fraksi n- heksana, etilasetat dan air No Pemeriksaan Hasil Serbuk simplisia Ekstrak etanol Fraksi n- heksana Fraksi etilasetat Fraksi air 1 2 3 Saponin Glikosida Steroid triterpenoid + + + + + + - - + + + - + + - Keterangan : + = mengandung golongan senyawa - = tidak mengandung golongan senyawa Hasil pemeriksaan saponin serbuk simplisia, terbentuk busa mencapai 5 cm dan tidak hilang setelah penambahan HCl 2N. Menurut Harborne 1987, Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau waktu memekatkan ekstrak merupakan bukti terpercaya akan adanya saponin. Pemeriksaan glikosida terlihat adanya cincin ungu pada tabung reaksi setelah penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat. Steroidtriterpenoid positif apabila terdapat warna merah muda ungu sampai hijau biru dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Hasil pemeriksaan golongan senyawa pada ekstrak dan fraksi menunjukkan bahwa saponin dan glikosida positif pada ekstrak etanol, fraksi etilasetat dan fraksi air. Pemeriksaan steroid triterpenoid menunjukkan hasil yang positif pada ekstrak etanol dan fraksi n-heksana.

4.6. Hasil Uji Toksisitas

Berdasarkan uji toksisitas ekstrak etanol, fraksi n- heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air yang dilakukan terhadap Artemia salina Leach, diperoleh data yang Universitas Sumatera Utara 31 tercantum pada Tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3. Hasil uji toksisitas ekstrak etanol, fraksi n- heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air Sampel Kons mcgml Log kons Rata- rata kematian kematian Ekstrak etanol 10 100 1000 1 2 3 6,6 9 10 66 90 100 Fraksi n- heksana 10 100 1000 1 2 3 6,4 7,2 10 64 72 100 Fraksi etil asetat 10 100 1000 1 2 3 1,6 7 10 16 70 100 Fraksi air 10 100 1000 1 2 3 4 9,2 10 40 92 100 Uji toksisitas terhadap Artemia salina Leach dengan ekstrak etanol, fraksi n- heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan pada masing-masing konsentrasi yaitu 10 mcgml, 100 mcgml dan 1000 mcgml. Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat pada ekstrak etanol persentase kematian hewan uji meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi. Konsentrasi terkecil yaitu 10 mcgml telah memberikan efek kematian pada hewan uji mencapai 66 dan meningkat menjadi 100 pada konsentrasi 1000 mcgml. Kematian hewan uji ini dipengaruhi oleh kandungan golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak etanol yaitu saponin. Hasil pengujian fraksi n-heksana menunjukkan pada konsentrasi 10 mcgml menyebabkan kematian hewan uji sebesar 64, pada konsentrasi 100 Universitas Sumatera Utara 32 mcgml kematian hewan uji 72 dan pada konsentrasi 1000 mcgml kematian hewan uji mencapai 100. Konsentrasi terkecil pada fraksi etilasetat yaitu 10 mcgml, kematian hewan uji tidak mencapai 50. Persentase kematian meningkat signifikan pada konsentrasi 100 mcgml dan 1000 mcgml yaitu masing-masing 70 dan 100. Hasil pengujian fraksi air, konsentrasi terkecil yaitu 10 mcgml tidak menimbulkan kematian hewan uji mencapai 50 tetapi hanya 40. Kematian hewan uji meningkat pada konsentrasi 100 mcgml dan 1000 mcgml. Hubungan antara log konsentrasi dengan kematian, dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 4.1. Grafik log konsentrasi vs kematian ekstrak etanol Gambar 4.2. Grafik log konsentrasi vs kematian fraksi n- heksana 20 40 60 80 100 120 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 k em at ian log konsentrasi 20 40 60 80 100 120 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 k em at ian log konsentrasi Universitas Sumatera Utara 33 Gambar 4.3. Grafik log konsentrasi vs kematian fraksi etilasetat Gambar 4.4. Grafik log konsentrasi vs kematian fraksi air Grafik diatas menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi terhadap kematian larva udang pada masing-masing ekstrak. Peningkatan kematian yang signifikan terlihat pada fraksi etilasetat dan juga fraksi air. Berdasarkan persamaan garis yang diperoleh, maka nilai LC 50 untuk ekstrak dan fraksi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4. Hasil pengukuran LC 50 dengan metode BSLT No Ekstrak LC 50 mcgml 1 2 3 4 Ekstrak etanol Fraksi n-heksana Fraksi etilasetat Fraksi air 0, 8351 2,5573 51,7965 12,2744 20 40 60 80 100 120 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 k em at ian log konsentrasi 20 40 60 80 100 120 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 k em at ian log konsentrasi Universitas Sumatera Utara 34 Menurut Meyer, dkk. 1982, jika ekstrak mempunyai nilai LC 50 1000 mcgml maka ekstrak tersebut bersifat toksik pada Artemia salina Leach dan pada sel kanker 9KB dan 9PS aktivitas sitotoksik dianggap signifikan ketika nilai LC 50 ≤ 30 mcgml. Berda arkan ha il ter ebut dapat di impulkan bahwa ek trak teripang dan fraksi-fraksinya bersifat toksik terhadap larva Artemia salina Leach. Tabel 4.5. Tingkat Nilai Toksisitas LC 50 Anderson, dkk. 1991 No Nilai LC 50 mcgml Tingkat Toksisitas 1 2 3 4 – 250 250 – 500 500 – 750 750 – 1000 Sangat toksik Toksik Sedang Tidak toksik Berdasarkan pembagian tingkat toksisitas LC 50 menurut Anderson, dkk. 1991 diatas, maka nilai LC 50 yang diperoleh dari ekstrak etanol, fraksi n- heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air termasuk kedalam tingkat sangat toksik dimana rentang nilainya adalah 0 – 250 mcgml. Perbedaan toksisitas antara ekstrak etanol, fraksi n- heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air ini dapat disebabkan oleh senyawa yang terkandung pada masing-masing ekstrak. Nilai LC 50 yang diperoleh pada ekstrak etanol sangat rendah yang menandakan memiliki sifat toksik yang sangat kuat, diduga karena terdapat senyawa saponin didalamnya. Toksisitas pada fraksi n-heksana dapat dipengaruhi oleh adanya senyawa steroidtriterpenoid, sedangkan pada fraksi etilasetat sifat toksiknya tidak lebih besar dari fraksi n-heksana. Hal ini dapat disebabkan karena pada saat fraksinasi, senyawa steroidtriterpenoid lebih banyak tersari pada pelarut non polar yaitu n-heksana. Cahyaningsih 2012 menjelaskan pada fraksinasi senyawa yang bersifat polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa non polar akan masuk ke pelarut non polar. Fraksi air memiliki aktivitas Universitas Sumatera Utara 35 yang lebih kuat dibandingkan fraksi etilasetat mungkin disebabkan terkonsentrasinya senyawa aktif teripang pada fraksi air yang bersifat polar. Menurut Zhang, dkk. 2006, senyawa metabolit yang dominan dihasilkan teripang adalah saponin. Saponin larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter Robinson, 1995. Saponin bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan Robinson, 1995. Menurunnya tegangan permukaan menyebabkan membran sel menjadi lebih permeabel, sehingga senyawa akan mudah untuk masuk ke dalam sel dan menyebabkan kerusakan sel. Amin, dkk. 2014 menjelaskan efek utama saponin adalah pelepasan protein dan enzim dari dalam sel, oleh sebab itu saponin merupakan golongan senyawa yang aktif dalam menghambat pertumbuhan sel. Larva yang digunakan untuk uji toksisitas berumur 48 jam, karena pada umur ini anggota tubuh larva sudah lengkap dibandingkan pada saat larva itu menetas Muaja, dkk., 2013. Pendapat lain menyatakan bahwa pada saat umur 48 jam, Artemia berada pada fase yang paling aktif membelah secara mitosis yang identik dengan sel kanker yang juga membelah secara mitosis Kurniawan, 2012. Brine Shrimp Lethalty Test BSLT merupakan salah satu metode uji toksisitas untuk menguji bahan-bahan yang bersifat sitotoksik. Uji toksisitas dengan metode BSLT ini merupakan uji toksisitas akut, yaitu efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat setelah pemberian dosis uji. Pengujian menggunakan Brine Shrimp Lethalty Test BSLT diterapkan dengan menentukan nilai Lethal Concentration 50 LC 50 setelah perlakuan 24 jam. Nilai LC 50 merupakan angka yang menunjukkan konsentrasi suatu bahan penyebab kematian sebesar 50 dari jumlah hewan uji Wibowo, dkk., 2013. Universitas Sumatera Utara 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Serta Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Teripang Pearsonothuria graeffei (Semper) Terhadap Artemia salina Leach

5 47 77

Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid dari Ekstrak Etanol Fraksi n-Heksana Teripang Pearsonothuria graeffei

8 54 75

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 26 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 4 58

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid dari Ekstrak Etanol Fraksi n-Heksana Teripang Pearsonothuria graeffei

3 13 75