Simulasi WLAN pada NetBeans 8.0.2 implementasi EDCA pada kinerja jaringan IEEE 802.11 Algoritma

31 sender bahwa data telah diterima. Kemudian node lain dapat mengirimkan data ke node yang sama setelah node sender sebelumnya selesai mengirimkan data.

3.4 Simulasi WLAN pada NetBeans 8.0.2

Untuk mensimulasikan jaringan WLAN maka digunakan NetBeans 8.0.2. NetBeansmerupakanperangkat lunak yang support dengan bahasa pemograman java yang dalam hal ini digunakan untuk mensimulasikan jaringan IEEE 802.11 WLAN. Gambar 3.3 menunjukkan simulasi jaringan Wifi pada NetBeans 8.0.2. Gambar 3.3 simulasi pada NetBeans Jaringan yang disimulasikan menggunakan konfigurasi FIFO seperti yang terlihat pada bagan dibawah ini. Universitas Sumatera Utara 32 Gambar 3.4 Model IEEE 802.11e EDCA Pada Gambar 3.4 menunjukkan bagaimana EDCA mengklasifikasikan trafik heterogen menjadi 4 kategori, dari prioritas tertinggi sampai terendah yakni: AC_VO untuk trafik suara dengan prioritas tertinggi, AC_VI untuk trafik video, AC_BE untuk trafik best effort, dan AC_BK untuk trafik background dengan prioritas yang paling rendah. Klasifikasi trafik ini terjadi di layer 2 MAC pada interface WLAN, yang kemudian pada tahapan selanjutnya dilakukan penjadwalan antrian. Antrian dengan prioritas tertinggi akan diproses terlebih dahulu baru kemudian antrian dengan prioritas dibawahnya. Universitas Sumatera Utara 33 3.5 Konfigurasi Jaringan IEEE 802.11 3.5.1 konfigurasi IEEE 802.11 abg dengan EDCA Adapun konfigurasi akses kanal dengan menggunakan konfigurasi EDCAuntukIEEE 802.11 a ,IEEE 802.11 b dan IEEE 802.11 gpada simulasi ditunjukkan pada Tabel 3.1 dimana access category AC yang digunakan yaitu AC 0 , AC1, AC2 dan AC 3 dengan konfigurasi CWmin bernilai 1,2,4,8,CWmax bernilai 1,4,8,16 untuk masing-masing AC. Tabel 3.1 Spesifikasi EDCA IEEE 802.11 abg Parameter Keterangan Access Category AC Contention Window minimum CW Contention Window minimum CW Arbitrate InterFrame Space AIFS AC 0 AC 1 AC 2 AC 3 1 Untuk AC 0 2 Untuk AC 1 4 Untuk AC 2 8 Untuk AC 3 1 Untuk AC 0 4 Untuk AC 1 8 Untuk AC 2 16 Untuk AC 3 2 Untuk AC 0 2 Untuk AC 1 1 Untuk AC 2 1 Untuk AC 3 Universitas Sumatera Utara 34

3.5.2 konfigurasi IEEE 802.11 a dan g Tanpa EDCA

Adapun konfigurasi akses kanal tanpa EDCA untuk IEEE 802.11 a dan IEEE 802.11 g pada simulasi ditunjukkan pada Tabel 3.2 dimana access category AC yang digunakan yaitu AC0 , AC1, AC2 dan AC3 dengan konfigurasi CWmin bernilai 8,8,8,8,CWmax bernilai 16,16,16,16 untuk masing-masing AC. Tabel 3.2 Spesifikasi DCA IEEE 802.11 a dan g Parameter Keterangan Access Category AC Contention Window minimum CW Contention Window maximum CW Arbitrate InterFrame Space AIFS AC 0 AC 1 AC 2 AC 3 8 Untuk AC 0 8 Untuk AC 1 8 Untuk AC 2 8 Untuk AC 3 16 Untuk AC 0 16 Untuk AC 1 16 Untuk AC 2 16 Untuk AC 3 2 Untuk AC 0 2 Untuk AC 1 2 Untuk AC 2 2 Untuk AC 3

3.5.3 konfigurasi IEEE 802.11 b Tanpa EDCA

Adapun konfigurasi akses kanal tanpa EDCA untuk IEEE 802.11 b pada simulasi ditunjukkan pada Tabel 3.3 dimana access category AC yang Universitas Sumatera Utara 35 digunakan yaitu AC0, AC1 , AC2 dan AC 3 dengan konfigurasi CWmin bernilai 16,16,16,16,CWmax bernilai 32,32,32,32 untuk masing-masing AC. Tabel 3.3 Spesifikasi DCA IEEE 802.11 b Parameter Keterangan Access Category AC Contention Window minimum CW Contention Window minimum CW Arbitrate InterFrame Space AIFS AC 0 AC 1 AC 2 AC 3 16 Untuk AC 0 16 Untuk AC 1 16 Untuk AC 2 16 Untuk AC 3 32 Untuk AC 0 32 Untuk AC 1 32 Untuk AC 2 32 Untuk AC 3 2 Untuk AC 0 2 Untuk AC 1 2 Untuk AC 2 2 Untuk AC 3

3.6 implementasi EDCA pada kinerja jaringan IEEE 802.11

konfigurasi EDCA diatur pada file config\NtConf.xml dimana nilai dari CW min ,CWmax serta AIFS dapat diubah sesuai standar parameter EDCA dengan mengatur nilai terendah untuk prioritas tertinggi serta nilai tertinggi untuk prioritas terendah.. Universitas Sumatera Utara 36 Gambar 3.5 potongan file NtConf.xml Konfigurasi ini dihubungkan ke program utama shingga untuk 40 node yang akan di cari dilakukan sebanyak 40 kali simulasi.

3.7 Parameter Evaluasi

Adapun parameter yang dianalisis dalam simulasi ini yaitu delay ,media delay,jitter serta throughput.

3.7.1 Delay

Delay merupakan total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari titik asal ke tujuan. End-to-enddelay dapat disebabkan adanya delay propagasi melalu3i media transmisi, delay serialisasi atau Universitas Sumatera Utara 37 sinkronisasi, delaypemrosesan coding, compression, decompression dan decoding , delay antrian, dan delay paket. Persamaan 6 menunjukkan cara mencari nilai delay : ����� = ∑ ������������� � − ����������� � � 6

3.7.2 Jitter

Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi pada jaringan IP.Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket congestion yang ada dalam jaringan IP. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan semakin turun. Untuk mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum mungkin.

3.7.3 Media Access Delay

Media access delay menunjukkan nilai total delay akibat antrian dan contention paket data yang diterima oleh MAC WLAN dari layer yang lebih tinggi. Delay dari media akses dihitung untuk tiap paket dikirimkan ke physical layer pada waktu tertentu [3].

3.7.4 Throughput

Throughput adalah kecepatan rate transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati ada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval Universitas Sumatera Utara 38 waktu tersebut. Persamaan 7 menunjukkan Persamaan umum mencari throughput : Throughput = ����� ℎ ���� ���� �������� ����� ���������� ���� 7

3.8 Algoritma

1.Mulai 2. Tentukan jumlah node 3. Tentukan access category AC untuk setiap node 4.Atur Cwmin , Cwmax , serta AIFS jika menggunakan konfigurasi EDCA maupun DCA. 5. Jalankan simulasi 6. tampilkan output berupa delay,jitter ,media delay dan throughput 7.ulangi langkah 2 untuk menentukan jumlah node dari 40 hingga 1 node 8. Selesai

3.9 Langkah Pelaksanaan Simulasi