Investasi dalam negeri yang masuk paling banyak ditanamkan di Kabupaten Sleman dengan rata-rata 979.073,54 juta per tahun kemudian di Kota
Yogyakarta dengan rata-rata 952.658,12 juta per tahun sebagai KabupatenKota di D.I Yogyakarta yang struktur lapangan usahanya lebih pesat pada sektor tersier
yang mendukung terselenggaranya fasilitas kepariwisataan yang memadai. Selanjutnya Kabupaten Bantul yang memiliki rata-rata penanaman 228.043,80
juta per tahun, Kabupaten Kulonprogo dengan rata-rata 137.949,94 juta pertahun, dan terakhir Kabupaten Gunungkidul dengan rata-rata penanaman terkecil yaitu
hanya 34.638,13 juta per tahun. Apabila di total, D.I Yogyakarta memiliki rata- rata penanaman sebesar 2.332.363,6 juta per tahun.
Menurut publikasi BPS 2015, Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN yang masuk tahun 2014 paling besar ditanam pada sektor tersier seperti hotel dan
restoran, jasa lainnya dan pengangkutan, sekitar 56,60 persen, di sektor sekunder atau industri sekitar 38,36 persen dan pada sektor primer atau pertanian dan
pertambangan hanya sekitar 5,03 persen.
54
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Kualitas Data
1. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan uji Park, nilai probabilitas dari semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1. Keadaan ini menunjukan bahwa adanya
varian yang sama atau terjadinya homokedastisitas antara nilai-nilai variabel independen dengan residual setiap variabel itu sendiri Var U
i
= .
Tabel 5.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C -26.45826
29.82993 -0.886970
0.3801 LOGPDRB
1.288538 2.065333
0.623889 0.5361
LOGPP -0.298497
0.932123 -0.320233
0.7504 LOGPMDN
0.523462 0.353548
1.480595 0.1462
Sumber: data diolah Eviews 7, 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat probabilitas semua variabel independen tidak signifikan dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen yang digunakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
2. Uji Multikolinearitas
Dari hasil pengujian, tidak terdapat koefisien korelasi yang lebih besar dari 0,9. Berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
multikolinearitas antar variabel independen.
Tabel 5.2
Hasil Uji Multikolinearitas LOGPAD
LOGPDRB LOGPP
LOGPMDN LOGPAD
1.000000 0.809479
0.790225 0.462178
LOGPDRB 0.809479
1.000000 0.538476
0.569220 LOGPP
0.790225 0.538476
1.000000 0.115974
LOGPMDN 0.462178
0.569220 0.115974
1.000000
Sumber: data diolah Eviews 7, 2016
B. Analisis Pemilihan Model Terbaik
Dalam analisis model data panel terdapat tiga macam pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan kuadrat terkecil ordinarypooled least
square, pendekatan efek tetap fixed effect dan pendekatan efek acak random effect.
Dari tiga model regresi yang bisa digunakan untuk mengestimasi data panel, model regresi dengan hasil terbaiklah yang akan digunakan dalam
menganalisis. Maka dalam penelitian ini untuk mengetahui model model terbaik yang akan digunakan dalam menganalisis apakah dengan model Pooled Least
Square PLS, Fixed Effect Model FEM, atau Random Effect Model REM, maka dilakukan penujian terlebih dahulu menggunakan Uji Chow dan Uji
Hausman. Berikut adalah hasil pengujian statistiknya:
1. Uji Chow
Dalam pengujian Uji Chow data panel diestimasi menggunakan efek spesifikasi fixed. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah sebaiknya model
menggunakan fixed effect atau common effect. H
: model yang digunakan Common Effect H
1
: model yang digunakan Fixed Effect