Pendapatan Asli Daerah PAD di D.I Yogyakarta. Nilai koefisien regresi untuk variabel PDRB sebesar 0,337098 yang artinya apabila ada kenaikan
dari variabel PDRB sebesar 1 persen maka akan meningkatkan penerimaan PAD sebesar 0,337098 persen.
b. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap penerimaan PAD di KabKota
D.I Yogyakarta Variabel pengeluaran pemerintah memiliki probabilitas sebesar 0,0000
signifikan pada α = 1 maka variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD di
D.I Yogyakarta. Variabel pengeluaran pemerintah memiliki koefisien regresi sebesar 1,171107 yang artinya apabila ada kenaikan dari variabel pengeluaran
pemerintah sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan PAD sebesar 1,171107 persen.
c. Pengaruh PMDN terhadap penerimaan PAD di KabKota D.I Yogyakarta
Variabel PMDN memiliki probabiltas sebesar 0,0517 dan hanya signifikan pada α = 10 maka variabel PMDN berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD di D.I Yogyakarta. Nilai koefisien regresi dari variabel PMDN adalah sebesar
0,039611 yang artinya apabila ada kenaikan dari variabel PMDN sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan PAD sebesar 0,039611 persen.
F. Pembahasan
1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB di D.I Yogyakarta
Nilai koefisien Produk Domestik Regional Bruto PDRB sebesar 0,337098 yang artinya bila terjadi kenaikan PDRB sebesar 1 maka akan
diikuti dengan kenaikan penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar 0,33.
Angka probabilitas 0,0036 kurang dari α = 0,01 menunjukan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
PAD. Berarti semakin besar PDRB yang diterima, maka semakin besar pula Pendapatan Asli Daerah PAD yang diterima oleh suatu KabupatenKota di
D.I Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Halim 2001 dalam
Yeny dan Taufik 2014 yaitu salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja pemungutan Pendapatan Asli Daerah PAD atau upaya
Pendapatan Asli Daerah PAD adalah rasio antara total penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD dengan PDRB. Jika PDRB meningkat maka
kemampuan membayar masyarakat ability to pay juga meningkat. Dengan kata lain, semakin tinggi PDRB per kapita riil suatu daerah, semakin besar
pula potensi sumber penerimaan daerah tersebut. Ifan 2013 juga menyatakan bahwa PDRB merupakan cerminan dari
kemampuan produksi dan tingkat pendapatan masyarakat di suatu wilayah. Artinya, jika terjadi kenaikan pendapatan pada masyarakat maka konsumsi
masyarakat juga
akan meningkat.
Naiknya konsumsi
masyarakat
menyebabkan bertambahnya pembayaran pajak, retribusi, dll, secara langsung PAD di wilayah tersebut juga akan meningkat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Purbayu dan Retno 2005 yang menyatakan bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap
Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Kediri. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Yeny dan Taufik 2014 juga memperkuat penelitian ini,
dimana penelitian tersebut menunjukan hasil bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD di Provinsi
Jawa Timur. Penelitian yang dilakukan Ifan 2005 juga memberikan hasil yang sama yaitu variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah PAD di Kabupaten Pati. Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis pertama H
1
adanya pengaruh positif dan signifikan variabel PDRB terhadap Pendapatan Asli
Daerah PAD terbukti, sehingga dapat dinyatakan bahwa PDRB berpengaruh secara nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Pengeluaran Pemerintah di D.I Yogyakarta
Nilai koefisien pengeluaran pemerintah sebesar 1,171107 yang artinya bila terjadi kenaikan pengeluaran pemerintah sebesar 1 maka akan diikuti dengan
kenaikan penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar 1,17. Angka probabilitas 0,0000 kurang dari α = 0,01 menunjukan bahwa pengeluaran
pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah