17 Cornering
Tindakan satu anggota bursa efek atau lebih, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya, yang
melakukan penguasaan sejumlah besar efek tertentu yang tercatat di bursa sehingga mengakibatkan efek tersebut menjadi langka,
dengan tujuan memperoleh keuntungan dari pihak yang melakukan short selling yang terpaksa harus membeli efek dimaksud pada
harga diatas harga jual guna memenuhi kewajiban serah efek.
101
B. Pengaturan mengenai short selling dalam pasar modal Indonesia
Transaksi short selling merupakan salah satu bentuk kegiatan transaksi efek yang dilakukan oleh investor dimana investor meminjam efek dari
perusahaan.Transaksi short selling bukanlah suatu transaksi yang terjadi pada akhir-akhir ini, transaksi tersebut telah terjadi dari tahun bahkan abad-abad
sebelumnya. Transaksi short selling ini sudah menjadi sebuah kasus sejak munculnya pasar saham di tahun 1600-an di negara Belanda.
102
Saat itu akibat dari transaksi short selling membuat harga saham di bursa Belanda meledak
sehingga banyak orang yang kehilangan tabungannya. Sejak saat itu pelaku short selling menjadi objek cemoohan dari masyarakat, misalnya di Amerika Serikat
short selling digolongkan dalam praktik melanggar hukum hingga tahun 1850-an, Napoleon sebagai pimpinan Perancis pada saat itu mengumumkan bahwa short
selling sebagai pengkhianatan oleh karena menghalangi pembiayaan perangnya, pada tahun 1995 Menteri Keuangan Malaysia mengusulkan agar para pelau short
selling dihukum dengan pukulan rotan.
103
101
Ibid.
102
Tom Taulli, Short Selling Trik Kaya Dari Kejatuhan Harga Saham. Diterjemahkan oleh Dedes Ekarini, Op.Cit., hlm. 1.
103
Ibid.
Transaksi short selling di Indonesia memiliki dua pandangan yang berbeda diantara masyarakat, menurut beberapa pihak short selling diperbolehkan asalkan
praktiknya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan berdasarkan peraturan Bapepam terdahulu, disisi lain ada juga pihak yang
menyatakan bahwa short selling merupakan suatu transaksi yang tidak boleh di lakukan bahkan Majelis Ulama Indonesia meminta agar transaksi short selling
tidak dilakukan di pasar modal Indonesia. Hal tersebut dikarenakan praktik transaksi short selling berpotensi melanggar prinsip syariah.
104
Dua hal yang berbeda tersebut memiliki alasan yang kuat, dikarenakan bagi pihak yang merasa
transaksi short selling dapat diberlakukan berpendapat bahwa short selling dapat merangsang para investor untuk bertransaksi di dalam pasar modal. Pihak yang
menolak short selling menilai bahwa dalam transaksai short selling memiliki resiko yang lebih besar terjadinya gagal serah dibandingkan dengan transaksi jual
beli saham lainnya, oleh karena pada saat transaksi short selling penjual tersebut belum memiliki saham yang di transaksikan. Hal tersebut membuat penjual saham
tersebut mencari saham di bursa atau dalam hal likuiditas atas efek tidak tersedia, penjual dapat mencari pinjaman saham baik dari perusahaan efeknya maupun
dengan menggunakan fasilitas pinjam-meminjam yang diberikan oleh PT KPEI.
105
Pengaturan mengenai short selling di dalam pasar modal Indonesia terdapat di dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal, yaitu
104
m.detik.comfinanceread201105031416261613646mui-haramkan-transaksi- marjin-dan-short-sellingdiakses pada tanggal 30 Agustus 2015.
105
Putu Suryastuti, Analisa Hukum Terhadap Transaksi Short Seliing di Indonesia dan Perlindungan Hukum Bagi Pihak Lawan Transaksi Dalam Transaksi Short Selling Tesis,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009, hlm. 29.
PeraturanBapepam V.D.6 mengenai Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah. Peraturan Bapepam V.D.6 ini disahkan oleh
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dengan nomor keputusan Kep-09PM1997 pada tanggal 30 April 1997. Pada perkembangannya Bapepam-LK merevisi
Peraturan Bapepam V.D.6 tahun 1997 dengan disahkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-258BL2008
pada tanggal 30 Juni 2008 tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek.
106
Peraturan Bapepam V.D.6 tidak secara khusus mengatur tentang bagaimana suatu transaksi short selling dilakukan, peraturan tersebut lebih
mengatur tentang pembiayaan transaksi short selling oleh perusahaan efek. Peraturan Bapepam V.D.6 memberikan ilustrasi mengenai transaksi short selling,
pada lampiran tersebut ilustrasi transaksi short selling yang dilakukan oleh nasabah sebagai berikut :
107
Nasabah B membuka rekening efek pembiayaan transaksi short selling dengan menyetorkan jaminan awal kepada perusahaan efek senilai
Rp200.000.000.Dengan transaksi short selling, perusahaan efek dapat memberikan pembiayaan efek atas transaksi short selling sebesar nilai efek yang
ditransaksikan secara short selling oleh nasabah yang dibiayai oleh perusahaan efek dan dicatat pada saldo posisi short rekening efek pembiayaan transaksi short
selling di buku pembantu efek.Dengan jaminan sebesar Rp200.000.000 50 dari
106
Slamet Widodo. “Pengaturan Mengenai Short
Selling.”m.hukumonline.comklinikdetailcl4663pengaturan-mengenai-short-sellingdiakses pada tanggal 10 Juli 2015.
107
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan Republik Indonesia. Peraturan V.D.6.
nilai transaksi short selling, ketentuan angka 6 huruf c butir 3 nasabah dapat melakukan transaksi short selling sebesar Rp400.000.000 dengan asumsi harga
saham adalah Rp1.000,- per saham dan jumlah saham adalah 400.000 saham. Pada saat penyelesaian transaksi, perusahaan efek akan menerima dana
senilai Rp400.000.000,- dari lembaga kliring dan penjaminan. Dana yang diterima dari penjualan tersebut selanjutnya menjadi jaminan pembiayaan, sehingga rasio
jaminan pembiayaan terhadap posisi short adalah :
��200.000.000 ����������� + ��400.000.000 ����ℎ�����ℎ���������� ��400.000.000 ������������������������������ℎ���
= 150 Kondisi harga saham mengalami kenaikan :
1. jika nilai pasar wajar saham pada posisi short mengalami peningkatan menjadi
Rp 1.100, maka peningkatan tersebut akan mengakibatkan nilai pasar wajar efek pada posisi short mengalami kenaikan menjadi Rp 1.100 x 400.000 =
Rp440.000.000,-, sehingga rasio jaminan pembiayaan terhadap posisi short akan mengalami penurunan menjadiRp600.000.000 : Rp440.000.000 yaitu
dari Rp1.100 x 400.000 saham = 136 2.
jika nilai pasar wajar saham pada posisi short mengalami kenaikan menjadi Rp 1.111,- maka rasio jaminan pembiayaan terhadap posisi short
menjadiRp600.000.000 : Rp444.400.000 yaitu dari Rp1.111 x 400.000 saham = 135
3. jika nilai pasar wajar saham pada posisi short mengalami kenaikan lebih lanjut
menjadi Rp1.200, maka rasio jaminan pembiayaan terhadap posisi short menjadiRp600.000.000 : Rp480.000.000 yaitu dari Rp1200 x 400.000 saham
= 125
Pada saat rasio jaminan pembiayaan terhadap posisi short kurang dari 135, maka perusahaan efek wajib melakukan permintaan pemenuhan jaminan
kepada nasabah untuk menyerahkan tambahan dana atau efek ke rekening efek pembiayaan transaksi short selling sehingga nilai jaminan pembiayaan terhadap
nilai pasar wajar saham pada posisi short menjadi paling kurang 135 seratus tiga puluh lima perseratus.
Pada saat nilai pasar wajar saham pada posisi short sebesar Rp480.000.000, maka jaminan pembiayaan seharusnya Rp480.000.000 x 135 =
Rp.648.000.000. Oleh karena jaminan yang ada adalah Rp600.000.000, maka nasabah wajib menyerahkan tambahan dana dan atau efek paling kurang sebesar
Rp48.000.000, jika nasabah tidak melakukan penyerahan dana dan atau efek tambahan sedangkan nilai pasar wajar saham pada posisi short mengalami
peningkatan lebih lanjut menjadi Rp1.300, maka nilai jaminan pembiayaan terhadap nilai pasar wajar saham pada posisi short menjadiRp600.000.000 :
Rp520.000.000 yaitu dari Rp1.300 x 400.000 saham = 115 Dalam kondisi ini, perusahaan efek wajib melakukan eksekusi jaminan
untuk membeli saham pada posisi short dalam rangka memperbaiki rasio antara jaminan pembiayaan terhadap nilai pasar wajar saham pada posisi short sehingga
menjadi 135 seratus tiga puluh lima perseratus. Adapun jaminan yang wajib dieksekusi adalah sebesar saham pada posisi short yang wajib dibeli yaitu :
��600.000.000 ���������� ��520.000.000 ����������
= 135 Keterangan: x adalah saham pada Posisi Short yang wajib dibeli
Saham pada posisi short yang wajib dibeli oleh perusahaan efek adalah senilai Rp 291.077.467 atau sebanyak Rp 291.077.467 : Rp1300 = 223.923 saham
sehingga rasio antara jaminan pembiayaan terhadap nilai pasar wajar saham pada posisi short adalah 135 seratus tiga puluh lima perseratus dengan perhitungan
sebagai berikut :
��600.000.000 −�� 291.077467 ��520.000.000 −�� 291.077467
= 135 Tabel Ilustrasi Transaksi Short Selling:
Lembar 400.000
400.000 400.000
400.000 400.000
Harga Saham Rp
1.000 1.100
1.111 1.200
1.300
Nilai Posisi Short Rp
400.000.0 00
440.000.0 00
444.444.4 44
480.000.0 00
520.000.000
Nilai Jaminan
Pembiayaan Rp
600.000.0 00
600.000.0 00
600.000.0 00
600.000.0 00
600.000.000
Rasio 150
136 135
125 115
Tambahan dana Efek
Rp -
- -
48.000.00 -
Pembelian Rp
- -
- -
291.077.467
Apabila nasabah B bermaksud menutup rekening efek pembiayaan transaksi short selling pada saat harga mencapai Rp 1.300, maka perusahaan efek
akan melakukanpembelian atas saham dalam posisi short senilai Rp1.300 x 400.000 = Rp520.000.000.
Dengan pembelian tersebut maka sisa nilai jaminan pembiayaan menjadiRp600,000,000 – Rp520.000.000 = Rp80.000.000.
Dengan ditutupnya rekening tersebut, perusahaan efek mendapatkanpengembalian saham sebanyak 400.000 lembar dengan nilai Rp
520.000.000 dannasabah menerima sisa jaminan pembiayaan sebesar Rp 80.000.000,-
Ilustrasi yang digambarkan oleh peraturan V.D.6 tersebut mengungkapkan bahwa peraturan tersebut tidak menyatakan bahwa transaksi short selling tidak
boleh dilakukan di pasar modal, transaksi tersebut dapat dilakukan dengan sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan di peraturan V.D.6 tersebut. Tom Taulli
dalam bukunya memberikan enam tahap utama dalam proses transaksi short selling, yaitu :
108
1. Membuka Rekening
Tahap ini menganjurkan untuk setiap pihak yang mau melakukan short selling untuk membuka rekening broker, seperti sejumlah uang tunai dan surat
berharga. 2.
Lakukan riset pada perusahaan
108
Tom Taulli, Short Selling Trik Kaya Dari Kejatuhan Harga Saham. Diterjemahkan oleh Dedes Ekarini, Op.Cit., hlm. 3.
Pada tahap ini pihak yang akan melakukan transaksi short selling harus membenamkan dirinya kedalam data-data rinci suatu perusahaan. Pada tahap
ini diharapkan pihak yang akan melakukan transaksi short selling tersebut dapat melakukan spekulasi terhadap harga saham perusahaan tersebut apakah
akan naik atau turun. Saham yang dicari oleh para pelaku short selling adalah saham yang dapat dengan mudah turun harganya, karena para pelaku short
selling akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga saham pada saat dijual dan dibeli. Saham yang mudah turun akan memberikan keuntungan
kepada pelaku short selling. 3.
Memulai short selling Pada tahap ini para pelaku short selling akan memulai transaksi tersebut
dengan menghubungi broker atau menekan tombol rekening on line untuk melakukan short terhadap sejumlah saham perusahaan yang telah terlebih
dahulu diteliti. Kendalanya adalah pelaku short tersebut belum memiliki saham yang diinginkannya.
4. Meminjam saham
Pada tahap ini pelaku short selling akan mencari pinjaman saham yang ada di pasar bursa agar dapat melanjutkan transaksi short selling tersebut.
5. Menjual saham
Pada tahap ini setelah mendapatkan pinjaman saham, pelaku short akan mulai menjual saham tersebut dalam harga tertentu yang telah diprediksi bahwa
dengan membuat harga tersebut saham yang dijual akan turun harganya
sehingga pelaku short tersebut nantinya akan mendapatkan keuntungan dari selisih harganya nanti.
Ilustrasi untuk mempermudah memahami transaksi short seling adalah sebagai berikut, misalnya ada tiga investor yaitu A, B, dan C. Saham yang akan
diperdagangkan adalah saham X. Misalnya A sebagai pelaku short selling menjual saham X kepada B. Katakan A menjual saham X sebanyak 1000
lembar kepada B dengan harga Rp 1.000 pada sesi pertama bursa. Sebelumnya A berspekulasi bahwa saham X akan terjadi penurunan harga apabila A
menjualnya pada posisi harga Rp 1.000 per lembar menjadi Rp 800 per lembar pada sesi kedua bursa. Apabila B bersedia membeli 1000 lembar saham X
yang di jual A, maka B akan menyerahkan uang sejumlah Rp 1.000.000,- kepada A. Misalnya apa yang diprediksi oleh A benar-benar terjadi, pada sesi
kedua bursa harga saham X menunjuk angka Rp 800 per lembar. A dengan segera melakukan order beli yang secara kebetulan C bersedia menjual 1000
lembar saham X kepada A dengan harga Rp 800 per lembar. Maka A akhirnya akan menyerahkan uang kepada C sejumlah Rp 800.000,-. Dari ilustrasi
tersebut dapat diberikan kesimpulan bahwa A menerima uang sejumlah Rp 1.000.000,- dari B, A segera membayar Rp 800.000,- kepada C, A menerima
1000 lembar saham X dari C, A memberikan 1000 lembar saham X kepada C. Maka dapat disimpulkan bahwa A mendapatkan keuntungan sebesar Rp
200.000,- 6.
Menutupi posisi short
Pada tahap ini apabila pelaku short selling telah menyadari bahwa harga saham tersebut turun maka akan mendapatkan keuntungan dan pelaku short
tersebut harus menutupi posisi short dengan membeli kembali saham perusahaan sebanyak yang telah dijual tadi kemudian mengembalikan saham
yang telah dipinjam tadi.
C. Pengaturan Short Selling di Amerika Serikat