BAB III PENGATURAN MENGENAI SHORT SELLING DALAM PASAR
MODAL INDONESIA
A. Pasar Modal di Indonesia
1. Sejarah pasar modal di Indonesia
Keberadaan pasar modal di Indonesia hingga saat ini tidak terlepas dari perkembangan sejarah yang telah dilalui sejak jaman dahulu. Sejarah
perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode, pembagian periode tersebut dimaksudkan karena adanya hal-hal khusus yang
terjadi selama perkembangannya. Periode-periode yang dimaksudkan tersebut antara lain :
64
a. Periode Permulaan
Kegiatan transaksi saham dan obligasi dimulai pada abad ke -19. Transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 sebagaimana yang tertulis
di dalam buku Effectengids. Kegiatan transaksi perdagangan saham dan obligasi dilakukan tanpa organisasi resmi dikarenakan pada saat
itu belum dikenalnya istilah bursa seperti pada saat ini. b.
Periode Pembentukan Bursa Pemerintah kolonial Belanda pada tanggal 14 Desember 1912
mendirikan bursa efek sebagai cabang dari Amsterdamse Effectenbeurs di Batavia oleh karena perkembangan transaksi efek yang semakin
64
M. Irsan Nasarudin, et.al., Op.Cit.,hlm. 62.
meningkat di Indonesia namun belum ada bursa yang resmi. Penyelenggara bursa efek pertama di Indonesia tersebut dipegang oleh
Vereniging voor den Effectenhandel yang memiliki tujuan untuk membiayai industri perkebunan milik Belanda yag tumbuh pesat di
Indonesia. Pada awal pendiriaannya bursa Batavia terdapat 13 anggota bursa, antara lain :
65
1 Firma Dunlop Kolf;
2 Firma Gijselman Steup;
3 Firma Monod Co.;
4 Firma Andree Witansi Co.;
5 Firma A.W. Deelman;
6 Firma H. Jul Joostenz;
7 Firma Jeanette Walen;
8 Firma Wiekert Geerlings;
9 Firma Welbrink Co.;
10 Firma Wieckert V.d. Linden;
11 Firma Vermeys Co.;
12 Firma Cruyff Co.;
13 Firma Gedbroedres Dull.
Efek yang diperjualbelikan berupa saham dan obligasi perusahaan- perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang
diterbitkan pemerintah Hindia Belanda baik pemerintah pusat, provinsi dan kota praja, serta efek-efek perusahaan di negeri Belanda.
c. Periode Awal Kemerdekaan
Perkembangan perdagangan efek pada periode ini berlangsung marak ditandai dengan semakin banyaknya anggota bursa yang bergabung
pada bursa di Indonesia. Perkembangan yang semarak tersebut tidak berlangsung lama oleh karena terjadinya resesi ekonomi pada tahun
65
Ibid, hlm. 64.
1929 dan pecahnya Perang Dunia II. Bursa efek di Belanda tidak aktif pada Perang Dunia II oleh karena sebagian saham-saham milik orang
Belanda dirampas oleh pihak Jerman, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap bursa efek di Indonesia. Pada tanggal 10 Mei 1940 Bursa
Efek Jakarta resmi ditutup oleh karena keadaan yang makin memburuk, sebelumnya Bursa Efek Surabaya dan Semarang telah
terlebih dahulu ditutup. Pada tahun 1947 pemerintah Indonesia berniat membuka kembali Bursa Efek Jakarta oleh karen keadaan ekonomi
Indonesia yang begitu buruk pasca kemerdekaan Indonesia di proklamirkan. Rencana tersebut tertunda oleh karena situasi ekonomi
yang semakin memburuk, keadaaan tersebut membuat pemerintah Indonesia memprioritaskan pembukaan kembali Bursa Efek Jakarta.
Hal tersebut ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 13 Tahun 1953 yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-
Undang No. 15 Tahun 1952 yang mengatur Bursa Efek. d.
Periode Kebangkitan Tanggal 3 Juni 1952 Bursa Efek Jakarta secara resmi kembali dibuka
oleh Menteri Keuangan Sumitro Djojohadikusumo. Produk-produk yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta pada saat itu adalah
obligasi Pemerintah Republik Indonesia, obligasi Kota Praja Bogor, dan obligasi dan efek dari perusahaan Belanda. Tanggal 26 September
1952 merupakan tonggak sejarah pasar modal Indonesia, ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952
sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa.
e. Periode Pengaktifan Kembali
Pasar modal tidak menjalankan aktivitasnya sampai tahun 1977. Bergantinya pemerintahan di Indonesi dari Orde Lama kepada Orde
Baru ditandai dengan pertumbuhan perekonomian yang mulai bergerak oleh karena kebijakan yang diambil pemerintah Orde Baru yang
mengikutsertakan dunia Barat untuk membantu membangun perekonomian Indionesia. Pemerintah Indonesia berencana
mengaktifkan kembali pasar modal. Hal tersebut di kerjakan dengan melakukan persiapan terlebih dahulu, yang meliputi :
66
1 Pada tahun 1972 membentuk lembaga yang disebut Badan
Pembina Pasar Uang dan Modal selanjutnya disebut BAPEPUM. Badan tersebut memiliki tugas membantu Menteri Keuangan
dalam kegiatan-kegiatan melaksanakan pembinaan pasar uang dan modal tahap, demi tahap menurut situasi serta kebutuhan,
mempersiapkan pembentukan lembaga pasar uang dan modal, melaksanakan pengawasan atas aktivitas Bursa Efek.
2 Pada tanggal 28 Desember 1976 dikeluarkan seperangkat peraturan
yang isi pokoknya adalah : a
Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976 ditetapkan pendirian Pasar Modal, membnetuk Badan Pembina Pasar
66
Ibid, hlm. 69.
Modal, membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal selanjutnya disebut BAPEPAM.
b Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1976 ditetapkan PT
Danareksa BUMN pertama yang melakukan go public dengan penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp. 50
miliar. c
Pemberian keringanan perpajakan kepada perusahaan yang go public dan kepada pembeli saham atau bukti penyertaan
modal. d
Peraturan permainan di pasar modal. 3
Dikeluarkannya beberapa keputusan Menteri Keuangan yang mengatur lebih rinci dan lebih operasional tentang pelaksanaan
Bursa Efek, antara lain : a
SK Menkeu Nomor 16701976 tentang Penyelenggara Bursa. b
SK Menkeu Nomor 16721976 tentang Tata Cara Menawarkan Efek Kepada Masyarakat Melalui Bursa.
c SK Menkeu Nomor 16731976 tentang Peraturan Perdagangan
Efek di Bursa. d
SK Menkeu Nomor 16741976 tentang Perantara Perdagangan Efek.
Tanggal 10 Agustus 1977 akhirnya Presiden Soeharto meresmikan pasar modal di zaman Orde Baru.
f. Periode Deregulasi
Periode ini pemerintah Indonesia telah menyadari hambatan-hambatan yang merintangi perkembangan pasar modal di Indonesia. Pada tahun
1987, pemerintah meluncurkan sejumlah paket deregulasi dan kebijakan penting di bidang pasar modal sejalan dengan perkembangan
ekonomi dan semakin besarnya kebutuhan dana untuk menggerakkan roda perekonomian. Deregulasi pada intinya adalah melakukan
penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor.
g. Periode Kepastian Hukum
Keberhasilan dari kebijakan deregulasi yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru membuat dampak positif kepada para investor dan
perusahaan untuk menambahkan rasa percaya diri terhadap pasar modal Indonesia. Kepercayaan tersebut semakin dinyatakan dengan
lahirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996.
h. Periode Menyongsong Independensi Bapepam
Undang-undang pasar modal memberikan amanat kepada Bapepam untuk menciptakan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta
melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dasar hukum untuk menjadikan independensi Bapepam adalah :
67
1 Amanat GBHN 1999-2004 Bab IV huruf b angka 8.
67
Ibid, hlm. 75.
2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
Penjelasan pasal 34 3
Amandemen UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Hasil amandemen tersebut menyatakan bahwa Otoritas Jasa
Keuangan OJK harus sudah terbentuk selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2010.
Pada tahun 2011 pemerintah akhirnya secara resmi mengesahkan Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan sehubungan
dengan berjalannya fungsi dan tugas dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas sektor jasa keuangan. Pada tahun 2013 barulah Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK melebur kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK sehingga seluruh kewenangan dari Bapepam-LK beralih kepada
OJK. 2.
Instrumen Pasar Modal Pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam bentuk
modal dan utang. Efek merupakan suatu instrumen bukti pemilikan yang dipindahtangankan dalam bentuk surat berharga, saham, atau obligasi, bukti
hutang, bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian bagi hasil, hak untuk membeli saham, atau warran untuk pembelian dimasa mendatang, atau instrument
sejenis yang dapat dipertukarkan, diperjualbelikan.
68
Instrumen pasar modal yang biasanya terdapat di bursa seluruh dunia dapat dibedakan atas surat berharga yang bersifat utang obligasi dan surat
68
Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 7.
berharga yang bersifat pemilikan saham. Obligasi adalah bukti pengakuan berutang dari perusahaan. Saham adalah bukti penyertaan modal dalam
perusahaan. Sahammaupun obligasi didalam praktik sehari-hari dapat diperbanyak ragamnya, secara umum instrumen di pasar modal dapat dibedakan atas beberapa
kategori :
69
a. Instrumen utang obligasi
Obligasi merupakan surat yang menyatakan bahwa satu pihak berhutang pada pihak lainnya.
70
Perbedaanobligasi dengan utang adalah bahwa utang biasanya antara satu orang perorangan, atau lembaga
dengan orang perorangan secara individu ataupun antara beberapa pemberi pinjaman berhadapan dengan satu peminjam sedangkan
obligasi lebih bersifat antara satu peminjam dengan sekelompok pemberi pinjaman yang jumlahnya bisa ratusan, ribuan atau puluhan
ribu.
71
Obligasi mempunyai ragam bentuk dilihat dari beberapa hal, yaitu menurut cara pengalihannya, berdasarkan jaminan, berdasaarkan
cara penetapan dan pembayaran bunga, berdasarkan nilai pelunasan, berdasarkan penerbit, berdasarkan konvertibilitas dan berdasarkan
waktu jatuh tempo. Obligasi berdasarkan cara pengalihannya terdapat dua jenis, yaitu obligasi atas unjuk bearer bond dan obligasi atas
nama registered bond. Ciri-ciri penting dari obligasi atas unjuk meliputi :
72
69
M. Irsan Nasarudin, et.al., Op.Cit.,hlm. 182.
70
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia Jakarta : Tatanusa, 2006, hlm.129.
71
Ibid.
72
M. Irsan Nasarudin, et.al., Op.Cit.,hlm. 183.
1 Nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi.
2 Setiap sertifikat disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan
setiap pembayaran bunga dilakukan. 3
Sangat mudah untuk dialihkan. 4
Kertas sertifikat obligasi dibuat dari bahan berkualitas tinggi seperti bahan pembuat uang.
5 Bunga dan pokok obligasi hanya dibayarkan kepada orang yang
dapat menunjukkan kupon bunga dam sertifikat obligasi. 6
Kupon bunga dan sertifikat obligasi yang hilang tidak dapat dimintakan penggantian.
Ciri-ciri dari obligasi atas nama meliputi :
73
1 Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik
tercantum dalam sertifikat obligasi beserta kupon bunga. 2
Obligasi atas nama untuk pokok bunga, nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan alamat pemilik
dicatat di perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman bunga.
3 Obligasi atas nama untuk pokok dan bunga, nama pemilik
tercantum dalm sertifikat obligasi, tetapi tidak ada kupon bunga, hal tersebut dikarenakan bunga langsung disampaikan kepada
pemilik yang namanya tercantum dalam daftar perusahaan emiten.
73
Ibid.
Obligasi berdasarkan jaminan yang diberikan terdapat beberapa jenis obligasi, yaitu obligasi dengan jaminan secured bonddebentures dan
obligasi tanpa jaminan. Obligasi berdasarkan cara penetapan dan pembayaran bunga memiliki beberapa jenis, yaitu :
74
1 Obligasi dengan bunga tetap, obligasi yang memberikan bunga
tetap yang dibayarkan setiap periode tertentu. 2
Obligasi dengan bunga tidak tetap, obligasi yang cara penetapan bunganya dilakukan dengan cara bermacam-macam dengan
mengkalikan bunga dengan indeks atau dengan tingkat bunga deposito atau dengan tingkat bunga deposito yang berlaku seperti
dipasar luar negeri. 3
Obligasi tanpa bunga, obligasi yang tidak memiliki kupon bunga dan sebagai konsekuensinya pemilik tidak memperoleh
pembayaran bunga secara periodik. Keuntungan dari kepemilikan obligasi jenis ini diukur dari selisih antara nilai pada waktu jatuh
tempo dengan harga pembelian. 4
Obligasi yang tidak terbatas jatuh temponya, obligasi yang tidak mempunyai batas jatuh tempo sehingga perusahaan yang
menerbitkan surat berharga ini tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikan utang tersebut, kecuali perusahaan tersebut
dilikuidasi.
74
Ibid, hlm. 184.
5 Obligasi dengan bunga mengambang, obligasi yang memberikan
suku bunga secara mengambang. Obligasi berdasarkan penerbit dilihat dari pihak-pihak yang
menerbitkannya dikarenakan jumlah dan penyebaran emiten di beberapa daerah. Obligasi ini dibedakan atas :
75
1 Obligasi Pemerintah Pusat;
2 Obligasi Pemerintah Daerah;
3 Obligasi Perusahaan Swasta;
4 Obligasi Asing;
5 Obligasi Sampah.
Obligasi berdasarkan waktu jatuh tempo dikelompokkan ke dalam 3 golongan, yaitu :
76
1 Obligasi jangka pendek sampai dengan 1 tahun
2 Obligasi jangka menengah dua sampai lima tahun
3 Obligasi jangka panjang lebih dari lima tahun
Hak-hak yang dipegang oleh pemegang obligasi meliputi, pembayaran bunga, pelunasan utang dan peningkatan nilai modal yang mungkin
ada, apabila obligasi dijual kembali.
77
b. Instrumen penyertaan saham
Saham merupakan penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda buktinya dikeluarkanlah surat sahamsurat
75
Ibid, hlm. 186.
76
Ibid, hlm. 187.
77
Elsa Kartika Sari dan Advendi Simangunsong, Hukum dalam Ekonomi Jakarta : Grasindo, 2005, hlm. 113.
kolektif kepada pemegang saham.
78
Saham dalam praktiknya dapat dibedakan dalam beberapa hal, yaitu saham menurut cara peralihannya
dan manfaat yang diperoleh pemegang saham.
79
Jenis saham menurut cara peralihannya terdapat dua jenis yaitu saham atas unjuk dan saham
atas nama. Saham atas unjuk merupakan saham yang tidak memiliki nama pemilik saham tersebut. Saham atas nama adalah saham yang
ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Saham juga memiliki jenis lainnya bila dilihat dari hak tagihannya yaitu, saham biasa, saham
preferen dan saham istimewa. Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal
pembagian deviden, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi.Bursa Efek Surabaya
selanjutnya disebutBES membuat kategori kembali terhadap saham biasa apabila dilihat dari kualifikasi nilai ekonomisnya, yaitu :
80
1 Income stocks, saham ini memberikan dividen dalam nilai yang
relatif besar namun tidak teratur, dapat digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan pendapatan tanpa menjual saham.
2 Blue-chip stocks, saham ini merupakan saham yang berasal dari
perusahaan yang solid dan terpercaya dengan sejarah panjang pertumbuhan dan stabilitas saham tersebut.
3 Growth stocks, saham jenis ini diterbitkan oleh perusahaan yang
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat daripada industrinya.
78
Ibid.
79
M. Irsan Nasarudin, et.al., Op.Cit., hlm.188.
80
Ibid, hlm. 191.
Saham jenis ini menawarkan apresiasi harga yang potensial walaupun mengandung risiko yang lebih tinggi dibandingkan
saham yang lainnya. 4
Cylical stocks, perusahaan yang menerbitkan saham jenis ini dengan mudah dapat mempengaruhi tren ekonomi secara umum.
5 Defensive stocks, saham jenis merupakan kebalikan dari jenis
saham cylical stocks. Saham jenis ini mampu mempertahankan nilainya selama masa resesi dibandingkan saham jenis cylical
stocks yang cenderung turun di masa resesi dan naik pada saat boom ekonomi.
Jenis saham yang kedua menurut hak tagihan adalah saham preferen, saham preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan
kepada pemegangnya, seperti :
81
1 Berhak didahulukan dalam hal pembayaran deviden.
2 Berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham
biasa. 3
Mendapat prioritas pembayaran kembali permodalan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
81
Ibid, hlm. 192.
Saham dan obligasi memiliki perbedaan didalamnya, yaitu :
82
SAHAM OBLIGASI
Bagian penyertaan dalam modal dasar suatu PT. Pemegang Saham
adalah emiten Pemilik perusahaan Bukti pengakuan utangpinjaman
uang dari masyarakat publik. Pemegang obligasi adalah kreditur
Penanaman dana tidak terbatas, jangka waktunya selama
perusahaan masih beroperasi Terbatas waktunya
- Jangka pendek
- Jangka menengah
- Jangka panjang
Dividen ditambah dengan kemungkinan capital gain atau
capital loss. Bunga tetap suka bunga tahunan.
Risiko relatif lebih besar. Risiko relatif lebih kecil.
Hak suara dalam Rapat Pemegang Saham turut menentukan
kebijakan perusahaan. Hak pemegang obligasi dalam
Rapat Umum Pemegang Obligasi terbatas pada lahan pinjaman saja.
Dalam hal likuidasi pemegang saham mempunyai klaim terakhir
terhadap aset perusahaan. Dalam hal likuidasi pemegang
obligasi mempunyai klaim untuk didahulukan terhadap pemegang
saham. Dasar perikatan ditentukan dalam
Anggaran Dasar perusahaan. Dasar perikatan ditentukan dalam
perjanjian perwaliamanatan.
82
Ibid, hlm. 193.
Saham istimewa di Indonesia dikenal sebagai saham dwiwarna, pemilik saham ini memiliki hak lebih dibandingkan dengan pemegang
saham lainnya. Hak lebih tersebut dalam hal proses penunjukan direksi perusahaan.
Hak- hak yang dipegang oleh para pemegang saham meliputi, dividen, suara dalam RUPS, khususnya dalam hal pemilihan direksi,
reorganisasi, rekapitalisasi, merger dan penentuan kebijaksanaan lain atas jalannya perusahaan dan yang terakhir peningkatan modal atau
selisih nilai yang mungkin ada, apabila saham tersebut dijual pemiliknya dengan harga lebih tinggi.
83
c. Instrumen efek lainnya
Pasar modal Indonesia mengenal instrumen efek lain yang merupakan perkembangan dari efek utama, saham dan obligasi, yaitu Indonesian
Depository Receipt selanjutnya disebut IDR dan Efek Beragun Aset. IDR disebut juga sebagai Sertifikat Penitipan Efek Indonesia. Efek
jenis ini diatur didalam Peraturan Bapepam Nomor IX.A.10.
84
Efek Beragun Aset memiliki dasar hukum yang terletak pada Peraturan
Bapepam Nomor IX.K.1, peraturan ini memberikan definisi :
85
Efek Beragun Aset adalah efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset
keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari future
receivable, pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, Sarana
Peningkatan Kredit credit enchancementArus Kas cash flow, serta
83
Elsa Kartika sari dan Advendi Simangunsong, Op.Cit., hlm. 113.
84
Ibid, hlm. 194.
85
Ibid, hlm. 196.
aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.”
d. Instrumen derivatif
Efek-efek derivatif pada dasarnya merupakan kelanjutan dari efek yang telah terlebih dahulu dipasarkan Indonesian Depository Receipt.
Produk ini memiliki dua fungsi ganda, yaitu banyak derivative product yang dapat dipergunakan untuk mengamankan kewajibannya dari
fluktuasi suku bunga dan fungsi yang kedua sama dengan fungsi efek lainnya, yaitu sebagai sarana untuk investasi dan ajang untuk
berspekulasi.
86
Bentuk-bentuk dari efek derivatif ini antara lain :
87
1 Right Issue, bentuk ini merupakan pengisuan saham dengan
memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli terlebih dahulu sejumlah saham yang secara proposional menjadi
haknya pada harga yang telah ditetapkan sebelumnya selama periode tertentu dengan jangka pendek.
2 Option, bentuk derivatif ini merupakan hak istimewa untuk
membeli atau menjual, menerima atau menyerahkan harta benda, yang diberikan sesuai dengan syarat yang telah disetujui dan
biasanya dengan suatu ganti rugi atau harga. 3
Warrant, merupakan suatu opsi untuk membeli sejumlah tertentu financial instrument pada suatu waktu tertentu dan haarga tertentu.
86
Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 35.
87
Ibid.
3. Kejahatan di Pasar Modal
Transaksi yang terjadi di Pasar Modal selain dapat menguntungkan orang- orang yang ada didalamnya juga dapat merugikan beberapa pihak yang dilakukan
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kejahatan di dalam Pasar Modal secara internasional tidak jauh berbeda modusnya dengan kejahatan di bidang
pasar modal dalam negeri. Kejahatan di pasar modal berkembang dengan munculnya kejahatan kerah putih white collar crime, kejahatan di pasar modal
yang dilakukan oleh white collar crime dilakukan dengan cara yang begitu sempurna sehingga orang yang menjadi korban dari kejahatan tersebut tidak
merasa dirugikan dengan adanya kejahatan tersebut.
88
Berikut bentuk-bentuk kejahatan yang terjadi di dalam Pasar Modal : Kejahatan didalam pasar
modal berbeda dengan kejahatan pada umumnya oleh karena kejahatan di pasar modal tidak menimbulkan kerugian secara langsung, hal tersebut menyebabkan
kurangnya penegakan hukum yang dilakukan secara tegas dengan membawa pelaku kejahatan tersebut ke badan peradilan.
a. Perdagangan Orang Dalam
Perdagangan orang dalam merupakan contoh kejahatan yang paling terkenal di bidang pasar modal. Perdagangan orang dalam lebih
dikenal dengan istilah insider trading, insider trading merupakan kejahatan di bidang pasar modal yang dilakukan oleh orang-orang
yang ada di dalam suatu organisasi perusahaan.
89
88
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia Jakarta : Tatanusa, 2006, hlm. 433.
Orang-orang dalam inilah yang memberikan informasi kepada orang-orang yang ingin
89
Ibid, hlm. 437.
melakukan transaksi di dalam pasar modal, sehingga orang-orang yang melakukan transaksi di dalam pasar modal mengalami keuntungan
yang sangat besar dengan mengetahui informasi tentang hal-hal yang diperdagangkan didalam pasar modal. Informasi merupakan komponen
yang amat penting didalam berinvestasi, dengan informasi tersebut maka seorang investor dapat memutuskan apakah investor tersebut
akan membeli, menjual atau menahan saham-saham. Ketersediaan informasi yang banyak kepada para investor harus dijamin oleh para
perusahaan sekuritas dengan waktu yang secepatnya dengan berlandaskan pada asas keterbukaan, hal ini dilakukan karena
pentingnya informasi dalam keputusan berinvestasi. Tersebarnya informasi dengan cepat dan merata akan memungkinkan masyarakat
pemodal untuk melakukan penilaian dengan cepat atas efek atau saham emiten. Penyebaran informasi tersebut harus merata terhadap setiap
pihak tanpa menguntungkan beberapa pihak tertentu, sehingga memberikan kesempatan yang sama kepada setiap pihak yang
memakai informasi tersebut. UUPM didalam penjelasan atas Pasal 95 menyatakan bahwa informasi orang dalam merupakan informasi
material yang dimiliki oleh orang dalm yang belum tersedia untuk umum.
90
90
Ibid, hlm. 438.
Informasi material sangat diperlukan oleh para investor, biasanya para investor akan sangat aktif untuk mengumpulkan dan
memanfaatkannya untuk memahami harga-harga saham yang
ditawarkan pada pasar perdana dan pasar sekunder.
91
Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas atas
informasi atau fakta material tersebut. Pasal 1 butir 7
UUPM menyatakan bahwa,
Istilah orang dalam atau insiders dalam UUPM diatur pada penjelasan Pasal 95 yang mengatur bahwa orang dalam tidak hanya
mencakup komisaris, direksi, pemegang saham utama dan pegawai namun juga mencakup juga orang atau badan hukum atau pihak yang
karena profesinya atau karena hubungannya dengan perusahaan menjadikannya sebagai orang dalam, dan juga kepada pihak-pihak
yang dalam waktu enam bulan terakhir mempunyai kedudukan dan atau hubungan seperti itu dengan perusahaan.
b. Penipuan
Penipuan di dalam pasar modal diatur didalam Pasal 90 UUPM yang menyatakan bahwa setiap pihak yang melaksanakan kegiatan
perdagangan efek dilarang secara langsung atau tidak langsung : 1
Menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana danatau cara apapun.
2 Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain.
3 Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material
atau tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan
91
Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal Jakarta: Univesitas Indonesia, 2001, hlm. 65.
yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan
atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau
menjual efek. Kejahatan penipuan pada saat penawaran umum dapat terjadi
melalui sarana prospektus
92
c. Manipulasi Pasar
yang menyangkut baik laporan keuangan, laporan juru taksir atau hal-hal lain yang merupakan isi
dari prospektus.
Tidak kejahatan manipulasi pasar diatur didalam Pasal 91 sampai dengan Pasal 93 UUPM. Manipulasi pasar dapat berbentuk manipulasi
terhadap perdagangan efek itu sendiri maupun manipulasi terhadap harga. Manipulasi pasar dan manipulasi harga merupakan suatu
tindakan yang dilarang oleh karena masyarakat pemodal membutuhkan informasi mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga
efek di Bursa Efek yang tercermin dari kekuatan penawaran jual dan penawaran beli efek sebagai dasar untuk mengambil keputusan
investasi dalam efek.
93
92
Prospektus merupakan dokumen penawaran efek yang disarikan dari dan mewakili dokumen-dokumen yang menyertai suatu pernyataan pendaftaran. Prospektus merupakan materi
bagi para pemodal untuk mengambil keputusan dalam melakukan pemesanan dan pembelian atas efek. Jenis-jenis prospektus antara lain :
Banyak trik bisnis dilakukan yang paling
a. Prospektus ringkas
b. Prospektus awal
c. Prospektus final
Dalam Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, Op. Cit., hlm. 51.
93
Ibid, hlm. 471.
banyak diantaranya potensial untuk menjadikan penipuan dan manipulasi pasar, diantaranya adalah :
94
1 Pigging, Fixing, dan Stabilizing
Tindakan seperti ini terjadi pada saat atau segera setelah proses IPO. Pihak emiten secara semu menstabilkan harga suatu sekuritas.
2 Investment Syndicate
Tindakan ini terjadi dimana para underwriter yang bersindikat untuk memborong semua atau sebagian besar saham dipasar
perdana sehingga harga menjadi naik.
3 Workout Market
Perbuatan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga seolah-olah terjadioversubscribed, yaitu keadaan didalam penawaran umum
dimana tingkat permintaan melebihi jumlah surat berharga yang ditawarkan dalam penawaran tersebut, terhadap sekuritas tertentu.
4 Special Allotments
Pihak underwriter sengaja mengalokasikan suatu sekuritas pada IPO kepada partner, officer, pekerja atau sahabat dekatnya
sehingga seolah-olah saham tersebut oversubscribed, sehingga harga saham menjadi mahal.
5 Menciptakan Trading Firms
Suatu sekuritas dialokasikan ke perusahaan tertentu oleh underwriter kemudian perusahaan tersebut menciptakan pasar
untuk sekuritas yang bersangkutan dengan menawarkan kembali sekuritas yang bersangkutan kepada publik dan setelah itu, akan
diikuti oleh kegiatan perdagangan dengan harga yang jauh diatas harga wajar.
6 Free Riding
Pembeli IPO yang berharap dapat menjualnya kembali dengan harga tertentu yang mahal, dan akan membatalkan pembeliannya
begitu suasana menjelang alokasi saham kelihatan kurang menguntungkan.
7 Chanelling
Bahwa suatu IPO, sekuritas tersebut dialokasikan kepada kelompok tertentu
8 Margin
Suatu transaksi yang dilakukan sekuritas tertentu oleh pihak tertentu, dimana ada pihak yang memberi kredit kepadanya untuk
membeli saham tersebut. Sementara saham yang bersangkutan menjadi jaminan yang bersangkutan
9 Put atau call option
Suatu hak yang didasarkan pada perjanjian untuk membeli atau menjual saham dalam jangka waktu yang telah disepakati.
94
Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 119.
10 Shortsale
Transaksi efek dimana efek yang dijual tersebut belum dimiliki oleh si penjual
11 Wash sale
Transaksi semu yang dilakukan oleh satu atau lebih atas efek tertentu yang tidak mengakibatkan adanya perubahan pada
penerima manfaat atau tidak merubah kepemilikan efek untuk memberi kesan bahwa efek tersebut aktif diperdagangkan atau
anggota bursa efek yang bersangkutan aktif melakukan perdagangan.
95
12 Pre-arranged Trade
Tindakan dua anggota bursa atau lebih yang bersepakat melakukan transaksi semu atas efek tertentu dan kemudian
mengkonfirmasikan transaksi tersebut sebagai transaksi nasabah untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga antara transaksi
nasabah yang sebenarnya dengan transaksi semu tersebut.
96
13 Churning
Tindakan anggota bursa efek yang aktif melakukan jual beli efek atas nama nasabah yang menyerahkan kebijakan pengelolaan
rekening efek kepada anggota bursa efek yang bersangkutan dengan tujuan memperoleh komisi.
97
14 Front Running
Tindakan anggota bursa efek untuk melakukan transaksi terlebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi bahwa
nasabahnya akan melakukan transaksi dalam volume besar atas efek tersebut yang diperkirakan akan memperngaruhi harga pasar,
dengan tujuan untuk meraih keuntungan.
98
15 Cross Trading
Jual beli saham melalui satu broker, artinya nasabah jual dan nasabah beli menyampaikan pesanan pada broker yang sama.
99
16 Pump-pump manipulation
Tindakan pembelian yang dilakukan oleh anggota bursa efek baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah
dengan maksud menguasai sejumlah besar efek tertentu yang tercatat di bursa dan menjualnya pada harga yang telah diciptakan
karena penguasaan atas efek tersebut, dan juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan harga dan melakukan pembelian kembali pada
saat harga rendah.
100
95
basis-forex.blogspot.co.id200612peraturan-bursa-efek.html?m=1 diakses pada tanggal 9 Oktober 2015.
96
Ibid.
97
Ibid.
98
Ibid.
99
https:karun99oni.wordpress.com20080108beberapa-istilah-penting-sahamdiakses pada tanggal 9 Oktober 2015.
100
Ibid.
17 Cornering
Tindakan satu anggota bursa efek atau lebih, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya, yang
melakukan penguasaan sejumlah besar efek tertentu yang tercatat di bursa sehingga mengakibatkan efek tersebut menjadi langka,
dengan tujuan memperoleh keuntungan dari pihak yang melakukan short selling yang terpaksa harus membeli efek dimaksud pada
harga diatas harga jual guna memenuhi kewajiban serah efek.
101
B. Pengaturan mengenai short selling dalam pasar modal Indonesia