Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Secara teoritis, pembahasan mengenai Peranan Otoritas Jasa Keuangan untuk Melindungi Investor yang Mengalami Kerugian pada Transaksi Short Selling dalam pasar modal ini akan memberikan suatu pemahaman dan pengetahuan kepada setiap pembaca tentang peranan dari Otoritas Jasa Keuangan didalam mengatasi masalah short sellingdi dalam pasar modal Indonesia khususnya dalam hal ini mengenai perlindungan yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan kepada investor yang mengalami kerugian dari praktek transaksi short selling di pasar modal. 2. Secara praktis Secara praktis, pembahasan ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan kepada setiap pembaca yang khususnya bagi pembaca yang belum mengetahui segala aspek mengenai short selling. Dan untuk memberikan suatu masukan kepada setiap pihak yang berkecimpung di dunia pasar modal agar mendapatkan suatu acuan didalam melakukan ataupun menghadapi permasalahan short selling didalam pasar modal.

D. Keaslian Penulisan

Ada beberapa penulisan penelitian dengan topik short selling di Universitas Sumatera Utara, antara lain : 1. Tesis yang berjudul Perlindungan Hukum Dalam Transaksi Margin Trading Dan Short Sales Di Pasar Modal oleh Ferry Kiandi 2. Skripsi yang berjudul Tinjauan Yuridis Megenai Short Selling Dalam Pasar Modal, Suatu Analisis Hukum Terhadap UU No. 8 Tahun 1995 Mengenai Pasar Modal Dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal. Dari kedua penelitian tersebut topik yang menjadi bahasan sama-sama mengenai short selling dan margin trading namun yang menjadi pembeda dengan penulisan penelitian ini, dua penelitian yang diatas lebih menitik beratkan kepada bagaimana perlindungan hukum terhadap transaksi short selling dan margin tradingdari aspek lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pasar modal seperti OJK, bursa efek dan Lembaga Kliring dan Penjamin serta bagaimana landasan yuridis dari transaksi short selling dan margin trading. Untuk mengetahui keaslian penulisan, melalui surat tertanggal 26 Februari 2015yang dikeluarkan oleh pihak Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang menyatakan bahwa tidak ada judul yang sama dengan judul “Peranan Otoritas Jasa Keuangan untuk Melindungi Investor yang Mengalami Kerugian pada Transaksi Short Selling dalam Pasar Modal.” Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah tertulis orang lain dalam tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat diminta pertanggungjawaban.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Otoritas Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga yang memiliki fungsi mengawasi dan mengatur sektor jasa keuangan. Pengaturan mengenai OJK diatur didalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang pada dasarnya memuat ketentuan tentang organisasi dan tata kelola dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. 23 Menurut UUOJK Pasal 1 ayat 1, Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dengan Undang-Undang ini. 24 2. Perlindungan Investor Definisi perlindungan investor secara tegas tidak ada dijelaskan di dalam UUPM, namun bila di lihat secara teliti perlindungan investor tersebut sama dengan perlindungan konsumen pada umumnya, investor di dalam pasar modal merupakan konsumen dari pasar modal tersebut. Definisi perlindungan konsumen diatur di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen selanjutnya disebut. Pasal 1 angka 1 UUPK menyatakan : Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. 23 Adrian Sutedi, Op.Cit.,hlm. 111. 24 Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Bab I, Pasal 1 ayat 1. UUPK selanjutnya menjelaskan tentang definisi konsumen, yang menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak diperdagangakan. 25 Investor sebagai konsumen didalam pasar modal mendapatkan jaminan untuk terhindar dari kesewang-wenangan yang mengakibatkan ketidakpasatian hukum didalam memakai barang danatau jasa. 26 3. Pasar Modal Istilah pasar modal pertama kali muncul pada Keputusan Presiden RI Nomor 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal, sebelumnya istilah pasar modal dikenal dengan sebutan Bursa Dagang 27 yang terlebih dahulu diatur pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang selanjutnya disebut KUHD Stb. 1847 Nomor 23, secara yuridis formil diatur dalam Buku ke-1, Bab ke-4 Bagian ke-1 tentang Bursa Dagang, Makelar dan Kasir. Selanjutnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang penetapan “Undang-Undang Darurat tentang Bursa” sebagai Undang-Undang, kemudian diubah menjadi Keputusan Presiden RI No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal. 28 25 Shidarta, Hukum Perlindugan Konsumen IndonesiaJakarta : Grasindo, 2006, hlm. 1. Terjadi perubahan dengan dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modalpengertian pasar modal 26 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 1 . 27 Bursa Dagang adalah tempat pertemuan para pedagang, juragan perahu, makelar, kasir , dan orang lain yang termasuk dalam gelanggang perdagangan. Dalam Sumantoro, Op.Cit., hlm. 221. 28 Ibid. menurut UUPM adalah menyebutkan bahwa, Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. 29 4. Short Selling Transaksi short selling pertama kali diatur melalui Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-09PM1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah selanjutnya disebut Peraturan Bapepam V.D.6. Kemudian Bapepam-LK merevisi Peraturan Bapepam V.D.6 tahun 1997 menjadi Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-258BL2008. 30 Transaksi short selling menurut V.D.6 Tahun 2008 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-258BL2008, nomor 1 huruf l, adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. 31

F. Metode Penulisan