67
Perusahaan jasa pengurusan transportasi sebagai pengangkut bertanggungjawab atas keselamatankerusakan barang terjadi antara waktu barang
diterima dari pengirim sampai waktu pengirim kecuali kerusakan barang tersebut disebabkan oleh :
a. Kesalahan pengirimpenjualpemilik barang
b. Kesalahan pengepakan
c. Cacat bawaan dari barang tersebut
d. Pengangkutan, bongkar muat, penyimpanan yang dilakukan tidak olehnya
e. Kerusahan, demontrasiunjuk rasa buruh.
57
Kewajiban Perusahaan jasa pengurusan transportasi untuk mengganti kerugian tidak hanya berdasarkan atas suatu perbuatan melanggar hukum, tetapi
juga dapat berdasarkan atas tidak melaksanakan suatu perjanjian atau kontrak. Seperti Perusahaan jasa pengurusan transportasi pengangkut barang mengadakan
perjanjian untuk mengangkut barang orang lain dengan upah. Kemudian barangnya tidak sampai pada alamatnya, maka ia harus memberi ganti kerugian kepada si
pemilik barang.
58
D. Tanggungjawab Perusahaan jasa Pengurusan Transportasi terhadap Perjanjian Pengangkutan Barang
Dalam penyelesaian klaim sering melibatkan banyak pihak seperti, surveyor, serta pihak yang bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut seperti,
pelayaran, Perusahaan bongkar muat, perusahaan pengangkutan, pengelola terminal pelabuhan serta pihak terkait lainnya. Di sisi lain pelabuhan sebagai
57
Sendy Anantyo, Herman Susetyo, Budiharto, Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Barang Muatan Pada Pengangkutan Melalui Laut, Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Universitas Diponegoro, Jurnal Diponegoro Law Review, Volume 1, Nomor 4, Tahun 2012
58
Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit, hlm 152
Universitas Sumatera Utara
68
tempat dimana kapal melakukan kegiatan dan sebagai tempat penanganan barang- barang dari ke kapal tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya resiko kerugian
akibat bahaya-bahaya di pelabuhan. Berdasarkan hal tersebut diatas sangatlah penting bagi semua orang-orang yang bekerja pada perusahaan dan jasa
kepelabuhanan untuk dapat memahami “pengangkutan laut”, dimana jika terjadi kasus-kasus maka ia dapat berperan sesuai dengan prinsip dan ketentuan yang ada
dibidang tersebut. Dalam Ilmu hukum, khususnya hukum pengangkutan setidak-tidaknya
dikenal adanya 3 tiga prinsip tanggung jawab, yaitu : a.
Prinsip tanggungjawab berdasarkan adanya unsur kesalahan fault liability, liability based on fault;
b. Prinsip tanggungjawab berdasarkan praduga presumption of liability;
c. Prinsip tanggungjawab Mutlak no fault liability, atau absolute atau strict
liability. Cara membedakan prisnsip-prinsip tanggung jawab tersebut pada dasarnya
diletakan pada masalah pembuktian, dan kepada siapa beban pembuktian diletakan dalam proses penuntutan. Menentukan Pihak yang bertanggung jawab : Untuk
dapat menentukan pihak yang bertanggung jawab maka harus ditentukan: a.
Pihak-pihak yang terlibat di dalam pengangkutan. b.
Apakah kondisi seal kontainer dalam keadaan utuh seal intact Perjanjian pengangkutan terkait dua pihak, yaitu pengangkutan dan
pengirim barang dan atau penumpang. Jika tercapai kesepakatan diantara para pihak, maka pada saat itu lahirlah perjanjian pengangkutan. Apabila pengangkutan
telah melaksanakan kewajibannya menyelenggarakan pengangkutan barang atau
Universitas Sumatera Utara
69
penumpang, pengangkutan telah terikat pada konsekuensi-konsekuensi yang harus dipikul oleh pengangkut barang atau bertanggung jawab terhadap penumpang dan
muatan yang diangkutnya. Kewajiban pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan. Dari
kewajiban itu timbul tanggungjawab pengangkut, maka segala sesuatu yang menganggu keselamatan penumpang atau barang menjadi tanggungjawab
pengangkut. Dengan demikian, berarti pengangkut berkewajiban menanggung segala kerugian yang diderita oleh penumpang atau barang yang diangkutnya
tersebut. Wujud tanggungjawab tersebut ganti rugi kompensasi.
59
Dengan adanya pemberitahuan kepada pengangkut, dia dapat menentukan suatu tempat yang aman di dalam kapal untuk barang-barang berharga tersebut.
Demikian pula, dia dapat menentukan biaya angkutannya uang tambang. Dari sudut tuntutan ganti kerugian, pengirim barang juga mempunyai kepentingan untuk
memberitahukan adanya barang berharga tersebut. Apabila tidak diberitahukan harganya, jika barang berharga itu hilang, maka pengangkut hanya mengganti
kerugian berdasarkan harga barang-barang biasa saja. Sebaliknya, jika diberitahukan harganya, maka penggantian kerugian didasarkan kepada harga yang
sebenarnya dari barang-barang berharga tersebut.
60
Dalam praktek, saat penyerahan barang-barang yang akan diangkut dari pengirim kepada pengangkut, barang-barang itu telah dikemas dalam koli-koli
dan diberi tanda merek atau tanda pengenal lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kerugian karena kerusakan atau kehilangan barang dalam pengangkutan. Merek atau tanda pengenal tersebut sangat penting bagi pengangkut
59
Ridwan Khairandy, Op.Cit, hlm 185
60
Ibid, hlm 9
Universitas Sumatera Utara
70
sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pengangkutan barang. Mengenai kebenaran dari merek atau tanda pengenal sebagaimana telah diberitahukan kepada
pengangkut ialah menjadi tanggung jawab pengirim barang.
61
Demikian juga tentang isi dan berat barang kiriman atau peti kiriman barang menjadi tanggung jawab pengirim barang. Pengangkut hanya berpegang
pada keterangan dari pengirim barang, karena barang sudah dikemas dalam barang kiriman atau peti. Oleh karena itu, pada konosemen dicantumkan perkataan “said
to weight” untuk berat koli dan “said to contain” untuk isi barang kiriman atau peti. Hal ini berarti bahwa pengangkut tidak bertanggung jawab atas isi dan berat
barang kiriman atau peti jika ternyata isi dan berat barang kiriman atau peti berkurang atau mengalami kerusakan, asalkan barang kiriman atau peti kiriman
barang diserahkan kepada penerima barang dalam keadaan seperti ketika diterimanya dari pengirim barang. Sebaliknya, jika pengangkut menerima barang
dari pengirim barang dalam keadaan utuh tetapi ketika menyerahkannya kepada penerima barang dalam keadaan rusak atau berkurang jumlahnya, maka
pengangkut harus bertanggung jawab untuk mengganti kerugian.
62
Pasal 477 KUHD ditetapkan bahwa pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pemilik barang jika pengangkut terlambat
menyerahkan barang-barang kepada penerima, kecuali pengangkut dapat membuktikan bahwa keterlambatan tadi disebabkan oleh kejadian yang menurut
kepantasan tidak dapat dihindari atau dicegah oleh pengangkut. Pasal 480 KUHD mengatur cara-cara penyerahan barang-barang oleh pengangkut kepada penerima
di pelabuhan tujuan pembongkaran atau di suatu tempat yang berdekatan dengan
61
Ibid
62
Ibid, hlm 10
Universitas Sumatera Utara
71
pelabuhan tujuan, yaitu tempat di mana kapal bisa dengan mudah, aman, dan tepat dalam keadaan terapung melakukan pembongkaran. Jika penerima barang
menerima barang-barangnya di samping kapal, maka dia akan menerimanya di dermaga atau dengan menggunakan perahu-perahu.
Pasal 481 ayat 2 KUHD, ditetapkan bahwa perhitungan, pengukuran atau penimbangan mengikat pengangkut dan penerima barang, kecuali kalau dapat
dibuktikan ketidakbenarannya. Hal tersebut dapat terjadi apabila salah satu pihak, baik pihak penerima barang maupun pengangkut merasa tidak puas dengan hasil
survei, maka yang berkeberatan harus dapat membuktikan ketidakbenarannya. Biaya yang timbul untuk pelaksanaan survei itu dipikul bersama, artinya oleh
pengangkut dan penerima barang. Akan tetapi, jika pemeriksaan barang itu diminta oleh penerima barang saja, maka biayanya menjadi beban penerima barang. Namun
demikian, berdasarkan Pasal 482 KUHD, nakhoda dapat menolak diadakannya survei dengan alasan akan menghambat keberangkatan kapalnya. Hal ini tentunya
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan pengangkutan laut, yaitu terkait dengan kecepatan dalam melakukan pemuatan, pelayaran, dan
pembongkaran. Perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder dalam
kedudukannya sebagai pemegang kuasa mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan stuffing yaitu melakukan pemuatan pak-pak barang ke dalam peti
kemas container. Dalam melaksanakan stuffing ini, perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder harus selalu memperhatikan keamanan dan
keselamatan barang artinya pak-pak barang disusun sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan pak-pak barang bergeser atau terguncang selama dalam
Universitas Sumatera Utara
72
proses pengiriman. Apabila nantinya dikemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang mengakibatkan rusaknya barang dan itu terjadi pada saat stuffing
maka perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder harus bertanggung jawab kepada pengirimpemilik barang.
Sikap hati-hati perusahaan jasa transportasi freight forwarder harus selalu diperhatikan juga, dalam melaksanakkan handling dan bongkar muat barang. Yang
dimaksud dengan handling adalah pengangkutan barang dari gudang pengirimpemilik barang ke pelabuhan. Meskipun dalam proses handling ini
kadang-kadang dilaksanakan oleh perusahaan ekspedisi muatan kapal laut, apabila nantinya terjadinya hal yang tidak diinginkan sehingga mengakibatkan rusaknya
barang, maka perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder lah yang bertanggungjawab kepada pengirimpemilik barang.
Apabila terjadi kerusakan atas barang yang diangkutnya dan hal tersebut merupakan tanggungjawab pengangkutan, maka ganti rugi yang dapat diberikan
oleh pengangkut tidak lebih dari 100 poundsterling perpaketunit. Dalam hal ini, ganti rugi atas kerusakan barang bias diklaim apabila harga atau nilai barang ditulis
oleh pengirimpemilik barang sebelum dikirim. Melihat kenyataan diatas, tampaklah arti penting dari invoice. Karena dalam invoice tersebut dicantumkan
harga dari setiap barang, setiap unit barang dan keseluruhan barang. Tanggungjawab perusahaan jasa pengurusan transportasi freight
forwarder tersebut diwujudkan dengan pemberian ganti rugi. Apabila terdapat klaim dari pihak pengirimpemilik barang atas kerusakan pada barangnya, maka
perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder berkewajiban untuk mengurus proses ganti ruginya. Tetapi sebelumnya ia akan menelurusi dimana
Universitas Sumatera Utara
73
kerusakan atau kehilangan barang itu terjadi. Perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder baru akan bertindak atas adanya klaim tersebut,
apabila klaim diajukan secara resmi oleh pihak yang bersangkutan. Artinya, klaim itu diajukan secara tertulis dengan disertai foto-foto dari barang. Tanpa ada klaim
resmi, perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder menganggap tidak ada klaim.
63
Pengangkutan dibebaskan dari tanggungjawab membayar ganti kerugian. Pembatasan atau pembebasan tanggungjawab pengangkut, baik yang ditentukan
dalam Undang-undang pengangkutan maupun perjanjian pengangkutan disebut eksonerasi pembatasan atau pembebasan tanggungjawab. Luas tanggungjawab
pengangkut diatur Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPer Indonesia. Pengangkut wajib membayar ganti kerugian atas biaya kerugian yang diderita dan
bunga yang layak diterima apabila ia tidak dapat menyerahkan atau tidak merawat sepatutnya untuk menyelamatkan barang muatan pasal 1236 KUHPerdata. Biaya,
kerugian dan bunga pada umumnya terdiri atas kerugian yang telah diderita dan laba yang seharusnya akan diterima pasal 1246 KUHPer. Apabila tanggungjawab
tesebut tidak terpenuhi, dapat diselesaikan melalui gugatan ke muka pengadilan yang berwenang atau gugatan melalui arbitrase.
64
63
Wawancara dengan Muhammad Taufik Bidang Staf Bagian Import CV. Camar Indah Medan Tanggal 20 Februari 2014
64
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hlm 42
Universitas Sumatera Utara
74
BAB IV PERANAN DAN TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN JASA