Akibat-akibat yang Timbul dari Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Kapal Laut

63 3 Proses penyelesaian dokumen yang tepat waktu sehingga muatan bersangkutan dapat segera dikirim ke tempat tujuannya. Dari uraian tersebut yaitu mengenai tatalaksana perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder maka dapat kita gambarkan tata cara mereka menjalankan operasional beserta beberapa aspek yang terkait di dalamnya khususnya tentang pengiriman pengangkutan barang baik sebagai pengangkut atau pengirim barang. 51 Sangat bisa dipahami mengapa pengangkut operator bertanggungjawab terhadap penumpangnya. Karena kendali atas alat angkutan ada pada operator baik dalam mengoperasikan, maintenance termasuk safety alat angkut. Operatorlah yang paling bertanggungjawab untuk melakukannya, naik ke atas kendaraan dan selebihnya memasrahkan nasibnya kepada operator untuk mengantarkanya ke tempat tujuan. 52

C. Akibat-akibat yang Timbul dari Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Kapal Laut

Perjanjian pengangkutan pada umumnya bersifat lisan tidak tertulis, tertapi selalu didukung oleh dokumen pengangkutan. Dokumen pengangkutan berfungsi sebagai bukti sudah terjadi perjanjian pengangkutan dan wajib dilaksanakan oleh pihak-pihak. 53 Dengan adanya perjanjian pengangkutan barang melalui kapal laut akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak, seperti telah diketahui 51 http:newfanyaauraresta.blogspot.com201206freight-forwarding_10.html diakses tanggal 19 Januari 2014 52 Kun Wahyu Wardana, Hukum Asuransi : Proteksi Kecelakaan Transportasi, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, 2009, hlm 20-21 53 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal 2 Universitas Sumatera Utara 64 para pihak di dalam perjanjian pengangkutan itu ialah pihak pengangkut dan pihak pemakai jasa. Kebiasaan yang hidup dalam praktek pengangkutan adalah kebiasaan yang berderajat hukum keperdataan. Undang-undang menganut asas bahwa penundaan keberangkatan harus dengan persetujuan kedua belah pihak. Kebiasaan menentukan bahwa waktu keberangkatan sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Jadi apabila terjadi keterlambatan sedangkan barang dalam keadaan selamat tidak rusak atau hilang, maka merupakan kebiasaan dalam pengangkutan laut dan tidak ada ganti kerugian denda, kecuali apabila barang muatan tersebut rusak atau hilang. Dalam hal ini selaku pihak pengangkut CV. Camar Indah Medan, para pihak itu mempunyai kewajiban untuk melakukan prestasi. Dan para pihak ini saling mempunyai hak untuk melakukan penuntutan. Apabila salah satu pihak tidak melakukan prestasi sesuai dengan apa yang menjadi isi perjanjian, maka perjanjian itu dapat diancam dengan kebatalan. 54 Kewajiban pengangkut ialah menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak saat penerimaannya sampai saat penyerahannya. Hal ini diatur dalam Pasal 468 KUHD. Pengangkut juga diwajibkan mengganti kerugian yang disebabkan oleh rusak, hilangnya barang baik seluruhnya atau sebagian, sehingga pengangkut tidak dapat menyerahkan barang-barang yang ia angkut. Namun pengangkut dapat membebaskan dirinya dari kewajiban tersebut asal ia dapat membuktikan bahwa tidak diserahkannya barang atau adanya kerusakan itu karena terjadinya suatu peristiwa yang sepatutnya tidak dapat dicegahnya atau dihindarinya atau kerusakan 54 Wawancara dengan Muhammad Taufik Bidang Staf Bagian Import CV. Camar Indah Medan Tanggal 20 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara 65 tersebut disebabkan karena sifat, keadaan atau cacat dari barang itu sendiri atau juga karena kesalahan pengirim. Kewajiban dari pemakai jasa ialah membayar upah angkutan. Dan ia harus secara jujur memberi tahu tentang keadaan barang yang akan diangkut kepada pengangkut. Dalam hal ini pengirim tidak memberi tahukan secara benar kepada pengangkut tentang barang-barang yang akan diangkut atau karena sifat, keadaan dan cacat yang terdapat pada barang-barang dan karena itu pengangkut menderita kerugian, maka pengangkut berhak untuk menuntut penggantian kerugian kepada pihak pemakai jasa pengirim. Sebaliknya kalau pihak pemakai jasa menderita kerugian sebagai akibat pihak pengangkut tidak memenuhi apa yang menjadi isi perjanjian pengangkutan, maka pihak pemakai jasa dapat menuntut pihak pengangkut yaitu yang dapat berupa pembatalan perjanjian pengangkutan atau menuntut ganti rugi atau menuntut pembatalan dan ganti rugi. Bagi si pengusaha kapal sebagai pengangkut barang ada kepentingan untuk jaminan, bahwa biaya pengangkutan betul-betul akan dibayar. Adakalanya dijanjikan secara khusus, bahwa barang-barangnya harus diangkut dengan suatu kapal sungai tertentu. Kalau ini terjadi, maka asurador tidak bertanggungjawab lagi, apabila barang-barang angkutan dipindahkan ke kapal lain, kecuali jika hal ini terpaksa dilakukan karena kapal tertentu itu kandas di tanah sungai yang kebetulan airnya surut. 55 Perjanjian pengangkutan barang melalui kapal laut merupakan bagian dari sub sistem tata hukum nasional, yaitu hukum keperdataan dagang perusahaan, 55 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, Penerbit PT Intermasa, Jakarta, 2000, hlm 134-147 Universitas Sumatera Utara 66 yang terdiri dari komponen-komponen subsistem : subyek hukum, status hukum, peristiwa hukum, obyek hukum, hubungan hukum dan tujuan hukum. Subyek perjanjian pengangkutan meliputi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengangkutan yang terdiri dari pengangkut, pengirim, penumpang, penerima, eksportir, pengatur muatan, pengusaha pergudangan. Pihak- pihak yang berkepentingan ini dapat berupa pihak yang secara langsung terikat dalam perjanjian yang dibuat, seperti pengangkut, pengirim dan penumpang. Subyek pengangkutan mempunyai status yang diakui oleh hukum, yaitu sebagai pendukung kewajiban dan hak dalam pengangkutan. Pendukung kewajiban dan hak ini dapat berupa manusia pribadi atau badan hukum, baik ia pengangkut, pengirim, penerima ataupun eksportir, pengusaha pergudangan, sedangkan penumpang selalu berupa manusia pribadi, tetapi dapat berfungsi ganda yaitu sebagai subyek sekaligus sebagai obyek pengangkutan. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengangkutan mengadakan persetujuan yang meliputi apa yang menjadi obyek pengangkutan, tujuan yang hendak dicapai, syarat-syarat dan cara bagaimana tujuan itu dapat dicapai melalui perjanjian pengangkutan. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam perjanjian itu masing-masing mempunyai kewajiban dan hak secara bertimbal balik. Tujuan yang hendak dicapai oleh pihak-pihak yang berkepentingan pada dasarnya meliputi tibanya barang atau penumpang di tempat tujuan dengan selamat dan lunasnya pembayaran biaya pengangkutan. Dalam pengertian tujuan termasuk juga segi kepentingan pihak-pihak dan kepentingan masyarakat, yaitu manfaat apa yang mereka peroleh setelah pengangkutan selesai. 56 56 http:amankpermahimakassar.blogspot.com201208akibat-akibat-yang-timbul- dari.html diakses 19 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 67 Perusahaan jasa pengurusan transportasi sebagai pengangkut bertanggungjawab atas keselamatankerusakan barang terjadi antara waktu barang diterima dari pengirim sampai waktu pengirim kecuali kerusakan barang tersebut disebabkan oleh : a. Kesalahan pengirimpenjualpemilik barang b. Kesalahan pengepakan c. Cacat bawaan dari barang tersebut d. Pengangkutan, bongkar muat, penyimpanan yang dilakukan tidak olehnya e. Kerusahan, demontrasiunjuk rasa buruh. 57 Kewajiban Perusahaan jasa pengurusan transportasi untuk mengganti kerugian tidak hanya berdasarkan atas suatu perbuatan melanggar hukum, tetapi juga dapat berdasarkan atas tidak melaksanakan suatu perjanjian atau kontrak. Seperti Perusahaan jasa pengurusan transportasi pengangkut barang mengadakan perjanjian untuk mengangkut barang orang lain dengan upah. Kemudian barangnya tidak sampai pada alamatnya, maka ia harus memberi ganti kerugian kepada si pemilik barang. 58

D. Tanggungjawab Perusahaan jasa Pengurusan Transportasi terhadap Perjanjian Pengangkutan Barang

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Perjanjian Kredit Dalam Perusahaan Pembiayaan ( Leasing ) Atas Klaim Dari Tertanggung (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

3 81 156

Tangung Jawab Perusahaan Penerbangan Terhadap Barang Bagasi Penumpang

8 74 126

Tanggung Jawab Perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara Dalam Perjanjian Angkutan Kargo Melalui Pengangkutan Udara

24 158 102

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarder) Dalam Proses Pengangkutan Barang Di Laut (Studi Kasus pada PT. Kartika Gloria Bahari Medan)

24 292 106

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

6 200 102

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 8

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 1

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 12

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 31

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 3