Pengaturan tentang kapal sebagai alat angkut barang-barang di laut

31 Ketentuan yang bertentangan dengan jiwa UU No. 21 Tahun 1992 juga dapat ditemukan dalam PP No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Di Perairan. PP ini membenarkan usaha pelayaran dalam dan luar negeri melakukan usaha bongkar muat penumpang dan barang. Dengan kata lain PP ini telah memunculkan kembali sistem pengelolaan yang menghilangkan pembedaan antara fungsi usaha pokok dan fungsi usaha penunjang. Tidak adanya pembedaan antara fungsi usaha pokok dan usaha penunjang inilah yang justru ingin dieleminir oleh UU No. 21 Tahun 1992 karena telah melemahkan fungsi angkutan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan pelayaran ternyata lebih mengutamakan usaha bongkar muat barang karena sektor lebih menguntungkan secara finansial. Dalam jangka panjang kecenderungan ini akan melemahkan sistem pelayaran nasional. Selanjutnya UU Pelayaran Tahun 2008 masih berusaha menjalankan konsistensi pengaturan usaha bongkar muat seperti dalam UU No. 21 Tahun 1992. Walaupun undang-undang belum dapat diterapkan karena belum ada peraturan pelaksananya. 27

B. Pengaturan tentang kapal sebagai alat angkut barang-barang di laut

Menurut teori kemampuan ini, kapal itu adalah semua alat yang mampu bergerak di atas permukaan air dan menurut teori ini pula bahwa apabila benda itu, sudah tidak mampu lagi bergerak diatas permukaan air, maka benda itu tidak dapat lagi disebut sebagai kapal. Kemudian apabila kita hubungkan pengertian kapal yang disebut dalam pasal 309 ayat 1 KUHD itu dengan pasal 309 2 KUHD maka yang disebut kapal itu bukan hanya kerangkalunas cascohull-nya saja, tetapi juga termasuk apa yang dinamakan dengan bagian dan perlengkapan kapal. Tegasnya bahwa 27 Hasnil Basri Siregar, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi Sebuah Studi Terhadap Jaminan Kepastian Hukum Dalam Usaha Bongkar Muat Pelabuhan Di Indonesia, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Hukum Dagang Pada Fakultas Hukum, Diucapkan Di Hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara, Gelanggang Mahasiswa, Kampus Usu, 2008, hlm 14 Universitas Sumatera Utara 32 semua benda atau alat yang menjadi satu dengan kapal yang digunakan secara tetap dan semua barang yang terpasang atau terikat padanya adalah termasuk pengertian kapal. Sedangkan terhadap benda-benda yang habis dipakai verbruikbare goederen walaupun berhubungan dengan kapal tidak termasuk di dalam pengertian kapal. 28 Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kapal sebagai kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut sungai dsb. Sedang didalam Undang- undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Kapal didefinisikan kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. 29 Kapal merupakan alat angkut umum baik yang bersifat Nasional maupun Internasional. Keadaan sanitasi kapal yang kurang memenuhi syarat dapat menjadi sumber penularan penyakit, dimana semua bagian atau ruangan yang ada dalam kapal mempunyai faktor resiko dalam menularkan penyakit. Kondisi alat angkut kapal yang tidak baik maka memungkinkan untuk timbulnya faktor penyakit di atas kapal seperti tikus, kecoa dan nyamuk. Hal ini tentu didasari atas kenyataan bahwa kapal adalah salah satu usaha bagi umum yang langsung dipergunakan oleh masyarakat, sehingga perlu pengawasan kesehatan terhadap alat angkut tersebut. Salah satu cara untuk mencegah penularan penyakit yaitu dengan upaya pengendalian faktor resiko di kapal, yaitu menjaga sanitasi kapal yang memenuhi syarat kesehatan. Kondisi kapal sangat dipengaruhi oleh manusianya disamping konstruksi dan kompartemen kapal itu sendiri, sehingga jika tidak ditangani dengan 28 Djohari Santosa, Pokok-Pokok Hukum Perkapalan, Cetakan pertama, Penerbit UII Press, Yogyakarta, 2004, hlm 4-5 29 http:id.wikibooks.orgwikiModa_TransportasiModa_Transportasi_Laut diakses pada tanggal 18 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 33 baik maka kompartemen di dalam kapal itu akan menyebabkan resiko yang memungkinkan munculnya faktor di dalam kapal tersebut. Salah satu jenis Sarana dalam pengangkutan laut yaitu Kapal. Kapal merupakan sarana yang terpenting dalam pengangkutan melalui laut. Karena tanpa ada kapal maka pengangkutan melalui laut tidak akan terjadi. Kapal adalah semua perahu, dengan nama apapun, dan dari macam apapun juga. Kecuali apabila ditentukan atau diperjanjikan lain, maka kapal itu dianggap meliputi “segala” alat perlengkapannya. 30 Dalam perancangan sebuah kapal, sistem penggerak merupakan hal yang terpenting dalam perancangan sebuah kapal, dimana penggerak kapal berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memberikan aksi pada kapal berupa tenaga mekanik untuk menjalankan kapal baik berupa gerakan maju mundur kapal maupun maneuvering yang lain dari kapal tersebut. Pada umumnya kapal menggunakan motor atau diesel sebagai mesin penggerak dari kapal yang dibantu dengan propeller sebagai komponen untuk menggerakan kapal serta rudder sebagai alat bantu maneuvering kapal. Kata “segala” di atas menunjukkan bahwa apapun namanya dan apapun sifatnya sepanjang bisa menjalankan fungsi sebagai berlayar bisa disebut sebagai alat berlayar maka itu adalah kapal. Sedangkan menurur pasal 1 angka 36 UU No 17 tahun 2008 yang dimaksud dengan Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. 30 Pasal 309 ayat 1 dan 2 KUHD Universitas Sumatera Utara 34 Pada hakekatnya fungsi sebuah kapal ialah sebagai alat pengangkut di air dari suatu tempat ketempat lain, baik pengangkutan barang, penumpang maupun hewan. Selain sebagai alat angkut, kapal digunakan untuk rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat survey atau laboratorium maupun sebagai kapal kerja. Untuk pengujian sistem autopilot digunakan model kapal tanker, karena kapal tersebut hanya ke tempat satu ke tempat yang lain, berbeda dengan kapal penangkap ikan yang berhenti setiap waktu yang harus menggunakan pengemudi. Betapa pentingnya keselamatan pelayaran bagi para pihak yang bersangkutan dengan pengangkutan di laut terutama bagi para pemakai jasa angkutan sudah tidak dapat disangkal lagi. Telah menjadi prinsip umum bahwa setiap orang yang mengirim barang atau penumpang kapal sebagaimana menghendaki terjaminnya keselamatan jiwa dan barang itu sejak saat pemberangkatannya sampai di tempat tujuan. Untuk maksud itulah maka kapal sebagai alat angkutan tersebut terjamin “layak laut’’nya sea worhness, sehingga penyelenggaraan pengangkutan itu dapat terlaksana dengan tertib, aman dan sempurna. Tentang layak laut-nya kapal itu hanyalah merupakan salah satu faktor saja bagi terjaminnya keselamatan pelayaran, sebab masih ada faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi keselamatan pelayaran, antara lain: diisyaratkannya kemampuan dan kebijaksanaan nahkoda sebagai pemimpin kapal atau bidang teknis – nautis serta adanya pengetahuan dan keahlian dari perwira kapal serta kepandaian yang cukup dari anak buah kapal tersebut dalam melakukan tugasnya. Hal ini sehubungan dengan adanya suatu pendapat yang mengatakan bahwa apabila kapal telah berada dilautan merupakan suatu masalah tersendiri dan Universitas Sumatera Utara 35 disinilah kedudukan nahkoda memegang peranan yang sangat penting dan menentukan. Dengan alasan inilah pemerintah perlu mengadakan usaha – usaha yang diperlukan guna mengatur terjaminnya keselamatan pelayaran bagi para penumpang dan barang yang diselenggarakan dengan menggunakan kapal itu.Disini tampak bahwa kapal yang digunakan pelayaran di laut itu hanya dilengkapi dengan segala alat-alat perlengkapan yang diperlukan, terutama tentang teknik-konstruksi kapal tersebut. Meskipun nahkoda telah memenuhi persyaratan dalam memimpin kapal baik mengenai kemampuan dan keahliannya, tapi kalau kapal yang dipimpinnya itu belum cukup diperlengkapi dan belum cukup diawaki Sudah tentu tentang keselamatan barang itu belum terjamin. Maka sebelum kapal digunakan perlu terlebih dahulu diadakan penelitian tentang “layak-laut kapal” tersebut. Untuk itu menjamin kelayak lautan nahkoda harus memperhatikan ketentuan yang ada mengenai “layak laut”sea worthnees. Mengenai layak laut kapal ini KUHD dalam pasal 459 menentukan : “Pengguna penyediaan kapal pencarter kapal berwenang untuk menyuruh memeriksa kapal oleh seorang ahli atas biayanya sebelum mempergunakan menurut ketentuan yang terdapat dalam carter partai” Pengertian Perusahaan Perkapalan terdapat dalam pasal 323 sampai 340f KUHD, ada 24 buah pasal. Perusahaan Pelayaran Rederij adalah suatu badan yang menjalankan perusahaan dengan cara mengoperasikan kapal atau usaha lain yang erat hubungannya dengan kapal. 31 31 Yuga Adi, P enerapan hukum pelayaran dalam perjanjian kerja laut pkl diakses http:yugaadinugroho.blogspot.com.html pada tanggal 18 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 36 Dalam kegiatan pengiriman barang, ada beberapa pihak yang saling terkait satu sama lain yaitu Shipper pengirim barang, Carrier jasa pengangkutan, Consignee penerima barang. Untuk mengakomodasikan pengiriman barang tersebut diperlukan alat atau sarana transportasi. Ada berbagai alat transportasi, baik melalui darat, laut dan udara yang digunakan untuk mengirim barang dari suatu negara ke negara lain. Namun yang sering digunakan sebagai alat angkut barang untuk kegiatan ekspor-impor adalah angkutan laut. Dalam hal ini alat angkut laut memiliki kelebihan dapat memuat lebih banyak barang. Kita hidup di planet bumi, dimana luas lautan 3 kali lebih luas daripada daratan, manusia terus berkembang menciptakan teknologi-teknologi yang lebih efisien untuk membuat alat transportasi laut yang bisa menghubungkan antar pulau dan antar benua di bumi, bukan hanya sebagai alat angkut transportasi manusia, tetapi juga untuk alat transportasi barang. Salah satu alat transportasi yang bisa digunakan adalah kapal, kapal memiliki keunggulan dibandingkan alat transportasi lainnya seperti pesawat udara, yaitu jumlah muatan yang dapat di angkut oleh kapal lebih banyak, dan juga tidak diperlukan biaya terlalu banyak untuk membuat sarana lalu lintasnya seperti jalan raya atau rel seperti mobil dan kereta api, untuk melaksanakan fungsinya, kapal hanya memerlukan pelabuhan, alur perairan, dan kolam pelabuhan. Tingkat kecelakaan relatif lebih sedikit karena dalam pembangunan kapal sudah dilengkapi sarana pencegahan dan penanggulangannya. Kapal dapat bekerja atau berlayar jika kapal tersebut laik laut, baik badan kapalnya, mesin peralatannya dan pengawakannya, harus sesuai dengan peraturan nasional maupun internasional. Menurut Undang-Undang Pelayaran nomor 17 Universitas Sumatera Utara 37 tahun 2008, kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakan dengan tenaga angin, tenaga mekanik energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis kendaraan dibawah permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah- pindah. Kapal boleh berlayar jika sudah dikatakan Laik Laut, menurut Undang- Undang Pelayaran nomor 17 tahun 2008 kapal laik laut adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakn garis muat, pemuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal dan manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu. Di Indonesia, Lembaga hukum yang berhak untuk menyatakan Laik Laut atau tidak sebuah kapal. 32 C. Pengaturan dan Pengurusan Transportasi Pengangkutan Laut Pengurusan Transportasi Freight forwarder sendiri menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 10 th 1998 tanggal 26 Februari 1998 tentang jasa pengurusan transportasi freight forwarder pasal 1 berbunyi: yang dimaksud dengan Jasa Pengurusan Transportasi freight forwarder dalam keputusan ini adalah usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui darat, laut, udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan penundaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen, 32 http:kapalroro.blogspot.com201212pendahuluan.html diakses tanggal 19 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 38 perhitungan biaya angkut, klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan diterirnanya barang oleh yang berhak menerirnanya. Pengurusan transportasi freight forwarder juga menyelesaikan biaya-biaya yang timbul akibat dari kegiatan transportasi, penanganan muatan di pelabuhangudang, pengurusan dokumentasi dan juga mencakup insurance liabilities yang umumnya diperlukan oleh pemilik barang. Pengertian Jasa pengurusan transportasi freight forwarder didefinisikan dalam PER-178PJ2006 yang kemudian dicabut dengan terbitnya PER- 70PJ2007 yaitu mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 10 Tahun 1988 tentang Jasa Pengurusan Transportasi. Berdasarkan SK Menhub tersebut, yang dimaksud dengan Jasa Freight Forwarding adalah : Usaha Berbadan Hukum Indonesia, yang ditujukan untuk mewakili kepentingan Pemilik Barang, untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, klaim asuransi, atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya. Pengertian pengurusan transportasi freight forwarder diketemukan pada International maritim dictionary antara lain : 33 33 Bayu Yudha Prasetya, Arsip Ketegori Hukum, Tugas Hukum Pengangkutan, https:bayuyudhaprasetya.wordpress.comcategoryhukum diakses tanggal 16 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara 39 1 Seseorang atau perusahaan yang melakukan pekerjaan atau nama kapal atau eksportir dan memberikan perincian secara mendetail tentang pengiriman barang tersebut, 2 Pengapalan, asuransi dan pengurusan dokumen-dokumen barang tersebut, 3 Pengiriman barang dari pelabuhan ke daerah yang di tuju, 4 Pelayanan jasa termasuk pajak bea cukai, 5 Mencarter tempat untuk barang tersebut, mempersiapkan LC, 6 Membuat invoice dan seluruh surat- surat yang berkaitan dengan barang yang akan dikirim. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh pengurusan transportasi freight forwarder terlihat bahwa ia benar-benar sebagai arsitek yang unggul dalam pengirim barang tersebut. Keberhasilan pengiriman barang yang baik tergantung kepada pengurusan transportasi freight forwarder yang benar -benar memberikan pengelolaan yang baik. Seandainya kita menyerahkan pekerjaan tersebut kepada masing-masing orang atau perusahaan akan memakan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Untuk itu freight forwarding akan menghemat penggunaan waktu dan biaya dalam pengiriman barang-barang umum. Kitab Hukum Dagang Indonesia mengatur tentang pengertian pengurusan transportasi freight forwarder yang diartikannya sebagai ekspeditural. Ekspeditur adalah orang yang pekerjaannya menjadi tukang menyuruhkan kepada orang lain untuk menyelenggarakan pengangkutan barang-barang dagangan dan lainnya melalui darat dan perairan. Berdasarkan hal tersebut diatas jelas terlihat bahwa pengurusan transportasi freight forwarder berusaha untuk memberikan jasa transportasi yang baik melalui darat laut dan udara. Universitas Sumatera Utara 40 Pengurusan transportasi freight forwarder pada mulanya berorientasi pada konsumer dimana pelayanan merupakan produk produsen. Jasa angkutan merupakan perencanaan transpot logistik untuk memenuhi kebutuhan konsumer. Pengelola jasa adalah pengusaha transportasi tanpa logistik yang merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen pada saat itu, tempat dan keadaan yang diperlukan. Pekerjaan yang termasuk kedalam pengurusan transportasi freight forwarder tersebut adalah transportasi, manajemen, mencari order, prosedur, gudang, penangan barang, pengepakan dan penjadwalan produk. Hal ini merupakan kunci bagi perusahaan jasa angkutan dalam menjual jasa dengan menawarkan gudang logistik dan perencanaan yang baik dalam pengiriman barang ekspor. Dalam pelaksanaan jasa pengangkutan barang umum dilakukan oleh EMKL Ekspedisi Muatan Kapal Laut merupakan perusahaan yang melakukan usaha untuk pengurusan dokumen-dokumen dan pekerjaan yang menyangkut penerimaanpenyerahan muatan yang diangkut melalui laut untuk diserahkan kepadadi terima dari perusahaan pelayaran untuk kepentingan pemilik barang. Dalam proses pengiriman barang, dokumen pengiriman barang ekspor sangat penting dalam memperlancar pengiriman barang dari tempat asal barang sampai ketujuan akhir Jasa EMKL dalam pengiriman barang angkutan umum akan memberikan keuntungan kepada pemilik barang dimana waktu yang dipergunakan tidak begitu lama dan biaya yang dikeluarkan dapat diperkecil. Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL adalah kegiatan usaha mengurus dokumen dan melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara 41 penerimaan dan penyerahan muatan yang diangkut melalui laut. Keberadaan perusahaan ekspedisi dalam dunia pengangkutan barang telah lama. Spesifikasi kegiatan ekspedisi muatan kapal laut sebenarnya hampir sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh freight forwarder, khususnya jenis freight forwarder lokal barang yang diangkut melalui laut. Sehingga dengan demikian EMKL merupakan salah satu jenis usaha freight forwarder lokal. 34 Disamping itu pengepakan barang dan sistem transportasi yang tepat akan menemui penentu dalam persaingan pasar bagi perusahaan–perusahaan suatu negara untuk mempertahankan pasar internasional. Dalam kaitannya dengan ekspor Indonesia ke Eropa, dimana konsumen suatu barang tidak sama lokasinya dengan importir, maka kualitas produk akan lebih terjamin dengan cara pengepakan yang baik yang akan mempertahankan kualitas produk tersebut sampai ditangan Pengurusan transportasi freight forwarder sangat penting artinya bagi pengiriman barang umum sehingga ia dianggap sebagai physical distribution. Physical distribution dapat mencakup beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan logistik seperti transportasi, pengelolaan, pengiriman barang dengan kapal, gudang, pengepakan, penamaan, pengawasan terhadap kualitas, manajemen dan ketentuan- ketentuan bea cukai. Penggabungan ke semua kegiatan tersebut diatas akan menimbulkan biaya yang rendah bila dilakukan secara keseluruhan bila dibandingkan pekerjaan ter- sebut dilakukan secara terpisah-pisah. Perkembangan ekspor barang-barang ke masyarakat internasional menimbulkan persaingan pasar,yang begitu hebat sehingga dibutuhkan suatu kenyataan bahwa barang ditawarkan kepasar ditentukan berdasarkan kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. 34 Hasim Purba, Op.Cit, hlm 169 Universitas Sumatera Utara 42 konsumen. Perlunya pengepakan yang baik disebabkan karena transportasi barang dari pelabuhan Eropa sampai kepasar dengan mempergunakan bermacam alat angkut seperti : kapal laut,kereta api, truk dan seterusnya roll on-roll off dan pemindahannya bisa berakibat terhadap barang yang diangkut. Dalam menghadapi pasar tunggal Eropa pada dasarnya tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan pengurusan transportasi freight forwarder Indonesia sepanjang ekspor Indonesia masih didasarkan atas FOB. pengurusan transportasi freight forwarder Indonesia harus dapat melakukan kerjasama dengan freight forwarder asing dalam rangka pengiriman barang-barang komoditi ekspor keluar negeri. Untuk itu kerjasama tersebut diupayakan berdasarkan asas keuntungan kedua belah pihak dalam bidang pengangkutanpengiriman barang- barang umum. Perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder harus menerapkan ketentuan-ketentuan hukum nasional dan Internasional dalam pengangkutan pengiriman barang umum. Hukum Internasional mengatur beberapa kaedah yang berkaitan dengan pengangkutanpengiriman barang umum seperti : a. Konvensi terhadap pengiriman barang dengan melalui jalan darat b. Konvensi Internasional terhadap pengiriman barang melalui kereta api, c. Konvensi Internasional terhadap pengiriman barang melalui laut. Konvensi Hague den Hamburg d. Konvensi Warsawa tentang pengiriman barang melalui udara. Ketentuan – ketentuan diatas sangat penting artinya untuk diterapkan dalam pengiriman barang umum bila pengurusan transportasi freight forwarder Indonesia ingin memasuki pasar Internasional. Ketidak tahuan terhadap ketentuan diatas dapat menimbulkan kerugian pada pengurusan transportasi freight Universitas Sumatera Utara 43 forwarder nasional bila terjadi sengketa dengan freight pengurusan transportasi freight forwarder forwarder Internasional terhadap kerusakan barang dan kehilangan barang yang dikirimkan tersebut. Untuk menciptakan suatu sistem angkutan terpadu, pengurusan transportasi freight forwarder berperan untuk memberikan pelayanan Door to Door Service yang dimulai dari pabrik di luar negri sampai ke Job Site diperlukan suatu jaringan yang baik untuk beroperasi atau bergerak diluar negri yang merupakan perwakilan atau agen dari usaha tersebut maupun di Indonesia sendiri, sehingga dapat menjamin pelaksanaan forwarding. Dalam peningkatan badan usaha ini Gafeksi mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan citra yang baik antara pedagang dan perusahaan angkutan umum internasional pengurusan transportasi freight forwarder harus dibina dan dikembangkan dalam proses menuju pengurusan transportasi freight forwarder ikut serta dalam globalisasi ekonomi. Freight Forwarding harus berperan dalam rangka membantu pemilik barang untuk mengirimkan barangnya dengan biaya yang rendah dan aman. Hal tersebut akan membantu pembangunan nasional karena konsumen akan terbantu dalam penawaran harga. yang dilakukan oleh pemilik barang. 35 35 Bayu Yudha Prasetya, Tugas Hukum Pengangkutan diakses http:bayuyudhaprasetya. wordpress.com.html pada tanggal 18 Januari 2014 Kegiatan forwarder jika dilihat dari segi fungsinya sebagai konsultan angkutan, maka pengurusan transportasi freight forwarder dapat mewakili pihak shipper atau pihak penerima barang consignee yang akan melakukan kegiatan pengiriman penerimaan barang dari tempat asal ke tempat lain yang dituju atau sebaliknya, baik yang berskala Nasional Interinsuler maupun Internasional Export import, maka untuk memudahkan pekerjaan tersebut, pihak pemilik barang cargo owner Universitas Sumatera Utara 44 dapat mempercayakan pelaksanaan pekerjaan tersebut dilakukan oleh pengurusan transportasi freight forwarder. Dalam melaksanakan perwalian tersebut pengurusan transportasi freight forwarder akan mengambil alih semua tanggung jawab atas barang, mulai pada saat barang diserahkan oleh cargo owner sampai barang tersebut tiba dan diterima oleh pihak yang berhak menerimanya atau pihak yang tercantum dalam dokumen pengapalan di suatu tempat tujuan yang telah ditentukan. Prosedur kegiatan dalam pelaksanaan perwalian ini, pengurusan transportasi freight forwarder memiliki lingkup yang mencakup : 1 Forwarder Bertindak Atas Nama Eksportir : a. Memilih route serta mode transport yang dikehendaki b. Melakukan booking space ke perusahaan Shipping Line c. Melakukan serah terima barang dengan cargo owner Eksportir. Pada saat serah terima barang dilakukan, maka pengurusan transportasi freight forwarder menyerahkan dokumen Forwarders Cerificate of Receipt CFR dan Forwarder Certificate of Transport FCT kepada eksportir. d. Mempelajari bentuk Letter of Credit LC serta aturan pemerintah yang relevan dengan rencana pengiriman barang, baik di Negara eksportir Country of Origin dan Negara yang memungkinkan barang tersebut akan transit Country of Transito serta Negara tujuan dimana barang tersebut akan dibongkar Country of Destination. e. Melaksanakan pengepakan packing barang dengan mempertimbangkan kondisi alam dan regulasi yang berlaku pada negara Universitas Sumatera Utara 45 yang akan dilalui atau negara transit serta Negara tujuan barang sehingga keamanan dan keselamatan barang akan tetap terjaga. f. Melaksanakan pergudangan barang jika memungkinkan g. Penimbangan serta pengukuran barang h. Mengasuransikan barang, bilamana pihak eksportir menghendaki agar barangnya untuk diasuransikan. i. Melakukan pengangkutan barang ke pelabuhan muat Port of Loading dengan terlebih dahulu mengurus dokumen ekspor Barang PEB serta dokumen pelengkap lainnya yang dibutuhkan oleh carrier. j. Membayar semua biaya yang timbul terkait dengan pengangkutan dan pengurusan dokumen, termasuk pembayaran freight k. Menerima full set Bill of Lading BL dari carrier l. Memonitor pergerakan barang selama dalam perjalanan serta melakukan komunikasi dengan forwarding agen yang ada di luar negeri Port of Destination, dengan terlebih dahulu mengirim Telex Release dalam rangka persiapan clearance dokumen dan Cargo delivery saat barang tiba. m. Dalam hal terjadi kerusakan barang, maka forwarder melalui agennya di pelabuhan tujuan, melaksanakan pencatatan kerusakan serta kehilangan barang dalam proses klaim. 36 2 Bertindak Atas Nama Importir 36 Ilyas P. Chariem, Pengertian dan Lingkup Kegiatan Freight Forwarding, Kampus biru: Angkutan Melalui Laut 1 st Session http:paswalmar-ami.blogspot.com, diakses tanggal 16 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara 46 Lingkup kegiatan forwarder dalam hal bertindak sebagai importir dapat diuraikan sebagai berikut : a. Menerima dan mengecek dokumen impor serta dokumen pelengkap lainnya yang dibutuhkan dalam rangka impor b. Memonitor pergerakan barang impor untuk mengetahui kapan barang tersebut akan tiba. c. Mengurus pengambilan Delivery Order DO atas barang pada perusahaan pelayaran serta membayar biaya yang timbul terkait kegiatan impor d. Membuat dan mengajukan surat Pemberitahuan Impor Barang PIB ke kantor bea cukai dengan terlebih dahulu membayar Bea Masuk, pajak dan Pajak lainnya dalam rangka impor ke bank devisa yang ditunjuk atau mengajukan surat permohonan penimbunan sementara di luar kawasan pabean Gudang Lini II dalam hal PIB belum memenuhi syarat pengajuan. e. Mempersiapkan gudang sementara jika memungkinkan f. Melakukan pengurusan Job Slip ke pihak operator pelabuhan Pelindo divisi Usaha Terminal Peti Kemas UTPK dengan melampirkan dokumen dari customs sebagai legalitas bahwa barang impor tersebut telah memenuhi syarat untuk dikeluarkan. g. Melakukan pengangkutan serta penyerahan barang kepada consignee. 37 Beberapa pengertian tentang pengurusan transportasi freight forwarder telah kita ketahui.Selanjutnya bagaimanakah perusahaan Freight Forwarding dijalankan serta bagaimanakah tata laksananya.Seperti telah dijelaskan sebelumnya 37 Ilyas P. Chariem, Pengertian Dan Lingkup Kegiatan Forwarding, diakses http:paswalmar-ami.blogspot.comhtml pada tanggal 18 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 47 bahwa pada dasarnya seorang Forwarder adalah seorang perantara atau agen dari mereka yang memerlukan adanya ruang muatan disatu pihak dan di lain pihak bagi mereka yang memerlukan barang muatan bagi sarana angkutan yang dimilikinya. Oleh karenanya seorang Forwarder dalam posisinya yang demikian itu harus dapat berdiri dan bertindak dengan baik bagi keuntungan atau kepentingan dari pihak- pihak yang terkait. 38

D. Pelaksanaan Perjanjian Pengangkutan Melalui Laut

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Perjanjian Kredit Dalam Perusahaan Pembiayaan ( Leasing ) Atas Klaim Dari Tertanggung (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

3 81 156

Tangung Jawab Perusahaan Penerbangan Terhadap Barang Bagasi Penumpang

8 74 126

Tanggung Jawab Perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara Dalam Perjanjian Angkutan Kargo Melalui Pengangkutan Udara

24 158 102

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarder) Dalam Proses Pengangkutan Barang Di Laut (Studi Kasus pada PT. Kartika Gloria Bahari Medan)

24 292 106

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

6 200 102

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 8

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 1

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 12

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 31

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 3