52
BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN OLEH PERUSAHAAN TRANSPORTASI
DALAM PROSES PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG DILAUT
A. Terjadinya Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Kapal Laut
Pengangkutan adalah suatu proses kegiatan yang berawal dari tempat pemberangkatan dan berakhir di tempat tujuan. Tempat pemberangkatan pada
pengangkutan laut disebut pelabuhan pemberangkatan dan tempat berakhirnya disebut pelabuhan tujuan.
Perjanjian pengangkutan adalah persetujuan dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan penumpang danatau
barang dari satu tempat tujuan tertentu dengan selamat dan penumpang atau pemilik barang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan. Perjanjian
pengangkutan selalu diadakan secara lisan, tetapi didukung oleh dokumen yang membuktikan bahwa perjanjian sudah terjadi dan mengikat. Perjanjian
pengangkutan biasanya meliputi kegiatan pengangkutan dalam arti luas, yaitu kegiatan memuat, membawa dan menurunkanmembongkar, kecuali jika dalam
perjanjian ditentukan lain
44
Dalam pengangkutan barang, perjanjian pengangkutan laut berakhir sejak muatan barang diserahkan kepada penerima di dermaga pelabuhan tujuan, atau
digudang penerima, atau di gudang pengangkut, tergantung dari perjanjian yang telah disepakati. Apabila biaya pengangkutan belum dibayar oleh pengirim,
perjanjian pengangkutan berakhir pada saat muatan barang diserahkan kepada penerima dan biaya pengangkutan dibayar di tempat yang ditentukan. Ini menunjuk
44
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013, hlm 41
44
Universitas Sumatera Utara
53
pada serangkaian perbuatan tentang penawaran dan penerimaan yang dilakukan oleh pengangkut dan pengirim atau penumpang secara timbal balik. Serangkaian
perbuatan semacam ini tidak ada pengaturannya dalam undang-undang, melainkan ada dalam kebiasaan yang hidup dalam praktek pengangkutan, karena itu
serangkaian perbuatan tersebut perlu ditelusuri melalui kasus perjanjian pengangkutan.
Dalam perjanjian pengangkutan barang di laut terlebih dahulu ada perjanjian perdagangan antara kedua negara. Dalam hal pengangkutan barang di
laut yang lebih ditekankan mengenai kesepakatan mengenai tarif bea masuk. Tarif bea masuk dikenakan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan
Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah negara lain atau beberapa negara lain, misalnya: bea masuk berdasarkan Common Effective Preferential
Tariff untuk Asean Free Trade Area Cept for AFTA. Dengan memperhatikan Undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang
Pengesahan Agreement Establishing The Word Trade Organization Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia, besarnya tarif maksimum
ditetapkan setinggi-tingginya 40 termasuk bea masuk tambahan. Cara terjadi perjanjian pengangkutan dapat secara langsung antara pihak-
pihak atau secara tidak langsung dengan menggunakan jasa perantara ekspeditur, biro perjalanan. Apabila pembuatan perjanjian pengangkutan dilakukan secara
langsung, maka penawaran pihak pengangkut dilakukan dengan menghubungi langsung pihak pengirim atau penumpang, atau melalui media massa. Ini berarti
pengangkut mencari sendiri muatan atau penumpang untuk diangkut. Pada
Universitas Sumatera Utara
54
pengangkutan laut, kapal laut menyinggahi pelabuhan-pelabuhan untuk memuat barang atau penumpang.
Jika penawaran pihak pengangkut dilakukan melalui media masa, pengangkut hanya menunggu permintaan dari pengirim atau penumpang. Pada
pengangkutan laut, pengangkut mengumumkan atau mengiklankan kedatangan dan keberangkatan kapal laut, sehingga pengirim atau penumpang dapat memesan
untuk kepentingan pengirim atau keberangkatannya. Apabila pembuatan perjanjian pengangkutan dilakukan secara langsung,
maka penawaran pihak pengirim atau penumpang dilakukan dengan menghubungi langsung pihak pengangkut. Ini berarti pengirim atau penumpang mencari sendiri
pengangkut untuknya. Hal ini terjadi setelah pengirim atau penumpang mendengar atau membaca pengumuman dari pengangkut. Jika penawaran dilakukan melalui
perantara ekspeditur, biro perjalanan, maka perantara menghubungi pengangkut atas nama pengirim atau penumpang. Pengirim menyerahkan barang kepada
perantara ekspeditur untuk diangkut. Mengenai saat kapan perjanjian pengangkutan itu terjadi dan mengikat pihak-pihak, sebagian ada ditentukan dalam
undang-undang dan sebagian lagi tidak ada. Dalam hal tidak ada ketentuan, maka kebiasaan yang hidup dalam praktek pengangkutan diikuti.
Dalam KUHD ada ketentuan yang mengatur saat terjadi persetujuan kehendak, baik mengenai pengangkutan barang maupun penumpang. Menurut
ketentuan Pasal 504 KUHD pengirim yang telah menyerahkan barang kepada pengangkut di kapal menerima surat tanda terima mates receipt yang merupakan
bukti bahwa barangnya telah dimuat dalam kapal. Jika pengirim menghendaki
Universitas Sumatera Utara
55
konosemen, ia dapat menukarkan surat tanda terima itu dengan konosemen yang diterbitkan oleh pengangkut.
Dari ketentuan ini dapat diketahui bahwa penerbit surat tanda terima adalah suatu keharusan. Tetapi penerbitan konosemen bukan suatu keharusan.
Surat tanda terima membuktikan bahwa barang sudah diterima dan dimuat dalam kapal sesuai dengan penyerahan dari pengirim. Dengan demikian, perjanjian
pengangkutan laut terjadi dan mengikat pihak-pihak sejak surat tanda terima barang ditandatangani oleh pengangkut atau orang atas nama pengangkut. Dalam
surat tanda terima itu dicantumkan tanda tangan pengangkut dan tanggal penerimaan jika diterbitkan konosemen, tanggal penerimaan sama dengan tanggal
surat itu. Dokumen pengangkutan terdiri dari surat muatan untuk pengangkutan
barang dan tiket penumpang untuk pengangkutan penumpang. Baik surat muatan maupun tiket penumpang diatur dalam undang-undang. Dalam Pasal 90 KUHD
dinyatakan bahwa surat muatan merupakan perjanjian antara pengirim atau ekspeditur dengan pengangkut, ditandatangani oleh pengirim atau ekspeditur.
Memperhatikan ketentuan Pasal 90 KUHD, maka dapat dinyatakan bahwa surat muatan dibuat oleh pengirim atau ekspeditur atas nama pengirim, dan baru
berfungsi sebagai surat perjanjian bukti ada perjanjian jika pengangkut menandatangani juga surat muatan tersebut.
Dalam Pasal 506 KUHD dinyatakan bahwa konosemen adalah surat bertanggal dalam mana pengangkut menerangkan bahwa ia telah menerima barang
tertentu untuk diangkut ke suatu tempat tujuan yang ditunjuk dan di sana menyerahkannya kepada orang yang ditunjuk penerima disertai dengan janji-janji
Universitas Sumatera Utara
56
apa penyerahan akan terjadi. Berdasarkan ketentuan Pasal 504 KUHD konosemen diterbitkan oleh pengangkut atas permintaan pengirim. Tetapi menurut ketentuan
Pasal 505 KUHD, nakhoda dibolehkan menerbitkan konosemen apabila ada barang yang harus diterima untuk diangkut, sedangkan pengangkut atau perwakilan tidak
ada di tempat itu. Konosemen mempunyai arti penting dalam dunia perusahaan pengangkutan laut dan perdagangan sebab konosemen berfungsi sebagai :
1 Pelindung barang yang diangkut dengan kapal yang bersangkutan; konosemen
merupakan persetujuan yang mengikat pengangkut, pengirim dan penerima, sehingga barang dilindungi dari perbuatan sewenang-wenang dan tidak
bertanggung jawab pengangkut. 2
Surat bukti tanda terima barang di atas kapal; dengan adanya konosemen pengangkut atau agen atau nakhoda mengakui bahwa ia telah menerima barang
dari pengirim untuk diangkut dengan kapal yang bersangkutan; 3
Tanda bukti atas barang; dengan memiliki konosemen berarti sekaligus memiliki barang yang tersebut didalamnya. Setiap pemegang konosemen
berhak menuntut penyerahan barang yang tersebut didalamnya. Di kapal mana barang itu berada Pasal 510 KUHD. Penyerahan konosemen sebelum barang
yang tersebut didalamnya diserahkan oleh pengangkut, dianggap sebagai penyerahan barang tersebut Pasal 517 a KUHD;
4 Kuitansi pembayaran biaya pengangkutan, dalam konosemen dinyatakan
bahwa biaya pengangkutan diserahkan lebih dahulu di pelabuhan pemuatan freight prepaid oleh pengirim atau dibayar kemudian di pelabuhan tujuan
freight to collected oleh penerima;
Universitas Sumatera Utara
57
5 Kontrak atau persyaratan pengangkutan, konosemen adalah bukti perjanjian
pengangkutan yang memuat syarat-syarat pengangkutan. Dalam KUHP tidak ada pasal khusus yang memerinci isi yang perlu
dimuat dalam konosemen, tetapi dari beberapa pasal yang mengatur perihal konosemen dan contoh konosemen yang diterbitkan oleh perusahaan pelayaran, isi
yang perlu dimuat dalam konosemen dapat dirinci sebagai berikut : a.
Nama dan tanggal pembuatan konosemen; b.
Nama dan alamat pengangkut perusahaan pelayaran; c.
Nama dan alamat pengirim; d.
Nama dan alamat penerima; e.
Nama dan pengangkut sebelumnya; f.
Tempat penerimaan oleh pengangkut sebelumnya; g.
Nama kapal yang mengangkut; h.
Nama pelabuhan pemuatan; i.
Nama pelabuhan pembongkaran; j.
Tempat penyerahan oleh pengangkut terusan; k.
Jenis barang, merek, jumlah, ukuran berat; l.
Jumlah biaya pengangkutan dan biaya-biaya lain; m.
Tempat pembayaran biaya pengangkutan dan biaya-biaya lain; n.
Syarat-syarat penyerahan klausula-klausula perjanjian; o.
Jumlah konosemen asli yang diterbitkan; p.
Tanda tangan pengangkut.
45
Sistem hukum di Indonesia tidak mensyaratkan pembuatan perjanjian pengangkutan itu secara tertulis, cukup dengan lisan saja, asal ada persetujuan
kehendak atau konsensus. Kewajiban dan hak pihak-pihak dapat diketahui dari penyelenggaraan pengangkutan, atau berdasarkan dokumen pengangkutan yang
diterbitkan dalam perjanjian itu. Sementara itu, yang dimaksud dokumen pengangkutan ialah setiap tulisan yang dipakai sebagai bukti dalam pengangkutan,
berupa naskah, tanda terima, tanda penyerahan, tanda milik atau hak. Mengenai saat perjanjian pengangkutan terjadi dan mengikat pihak-pihak, sebagian ada
ditentukan dalam undang-undang dan sebagian lagi tidak ada. Dalam hal tidak ada
45
http:amankpermahimakassar.blogspot.com201208a-terjadinya-perjanjian- pengangkutan.html diakses pada tanggal 19 Januari 2014
Universitas Sumatera Utara
58
ketentuan, maka kebiasaan yang hidup dalam praktek pengangkutan diikuti oleh perusahaan pengangkutan. Menurut sistem hukum Indonesia, pembuatan perjanjian
pengangkutan tidak diisyratkan harus tertulis, cukup dengan lisan, asal ada persesuaian kehendak konsensus.
Adanya suatu perjanjian pengangkutan cukup dengan adanya kesepakatan konsensus diantara para pihak. Dengan kata lain perjanjian pengangkutan bersifat
konsensuil. Dalam praktek sehari-hari, dalam pengangkutan darat terdapat dokumen yang disebut dengan surat muatan vracht brief seperti dimaksud dalam
pasal 90 KUHD. Demikian juga halnya dalam pengangkutan laut, pengangkutan melalui laut terdapat dokumen konosemen yakni tanda penerimaan barang yang
harus diberikan pengangkut kepada pengirim barang. Dokumen-dokumen tersebut bukan merupakan syarat mutlak tentang adanya perjanjian pengangkutan. Tidak
adanya dokumen tersebut tidak membatalkan perjanjian pengangkutan yang telah ada Pasal 454, 504 dan 90 KUHD . Jadi dokumen-dokumen tersebut tidak
merupakan unsur dari perjanjian pengangkutan. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perjanjian pengangkutan bersifat konsensuil.
46
B. Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi sebagai Operator dalam Perjanjian Pengangkutan Barang di Laut
Perusahaan pelayaran dapat pula bertindak sebagai Multimoda Transport Operator MTO khususnya untuk jenis yang pertama yakni Vessel Operating
Multimoda Transport Operators VO-MTOs. Pihak perusahaan pelayaran biasanya membawa muatan dari pelabuhan ke pelabuhan mempunyai
tanggungjawab hanya terbatas selama muatan berada diatas kapal. Tetapi dengan
46
http:argawahyu.blogspot.com201106hukum-pengangkutan.html diakses pada tanggal 19 Januari 2014
Universitas Sumatera Utara
59
hadirnya sistem container petikemas pihak perusahaan pelayaran dapat memperpanjang tanggung jawabnya dari mulai barang tersebut dimuat di gudang
milik pengirimshipper sampai ke tempat tujuan akhirgudang yang telah ditentukan oleh penerima barang consignee.
Bilamana Multimoda Transport Operator mengambil barang, ia harus mengeluarkan dokumen pengangkutan multimoda. Dokumen ini bisa berupa
berupa negotiable atau non negotiable form, tergantung pada keinginan consignor pengirim. Dokumen tersebut harus di tanda tangan pada dokumen pengangkutan
multimoda tersebut biasa tertulis, tertulis melalui facsimile atau cara-cara lainnya yang tidak bertentangan dengan hukum nasional dimana dokumen tersebut
dikeluarkan. Dalam sistem pengangkutan multimoda transport pergerakan arus barang
dan dokumen tidak sama dengan sistem pengangkutan dengan unimoda. Jika pada unimoda transport dokumen akan bergerak dari satu moda transport ke moda
transport lainnya, maka dalam sistem pengangkutan multimoda dokumen akan beralih dari tangan Perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder
yang memiliki pengirim langsung ketangan agennya di Negara lain yang mewakili penerima.
47
Dokumen multimoda transport pada pokoknya merupakan bukti barang- barang-barang yang berada di bawah penguasaan multimoda transport operator.
Manakalah multimoda transport operator memberi informasi yang keliru, misalnya untuk maksud penipuan dengan cara tidak mencantumkan secara sengaja sesuatu
keterangan, maka ia harus bertanggungjawab untuk setiap kerugian, kerusakan atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pihak ketiga, termasuk consignee yang
bertindak sesuai dengan gambaran-gambaran barang-barang pada dokumen multimoda transport. Tanggungjawab multimoda transport operator atas kerugian
karena keterlambatn dalam pengiriman terbatas sampai pada suatu jumlah yang sama dengan dua setengah kali dari biaya pengangkutan atas barang yang
47
Sinta Uli, Op.Cit, hlm 13
Universitas Sumatera Utara
60
terlambat, namun tidak melebihi jumlah keseluruhan ongkos pengiriman berdasarkan perjanjian multimoda transport.
48
Demikian ringkasan umum tentang bagaimanakah seorang Forwarder melaksanakan operasional pekerjaannya setiap hari,yaitu mulai dari mencari calon
pelanggannya, proses tentang cargo dan dokumen handling ,pengangkutan dalam proses pengiriman barang sampai dengan penagihan atas jasa-jasa yang dapat
Perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder adalah
kegiatan semua usaha yang diperlukan untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang danatau hewan melalui
angkutan darat, laut danatau udara. Perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder tidak dapat
dipisahkan dengan kegiatan atau usaha perdagangan dimanapun di dunia ini. Tanpa perdagangan tidak akan ada jasa pengurusan transportasi, karena kegiatan
pengurusan ini baru dapat dilaksanakan apabila memang telah terjadi transaksi dagang antara pihak penjual dengan pembeli dimana pihak-pihak yang terkait akan
memberikan berbagai macam persyaratan pelaksanaan kontrak perdagangan seperti misalnya tata cara pembayaran harga barang, tata cara penyerahan barang dan
sebagainya. Dengan adanya transaksi dagang, berarti akan terjadi suatu perpindahan
barang dari satu tempat lainnya. Pekerjaan pemindahan barang tersebut, biasanya akan dilaksanakan oleh perusahaan jasa pengurusan transportasi freight
forwarder, karena memang kegiatan utama dari perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarder ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pengiriman barang.
48
Ibid, hlm 14-15
Universitas Sumatera Utara
61
dimanfaatkan oleh para pemilik barang. Seorang Forwarder akan selalu berkecimpung dalam suatu pekerjaan rutin,yaitu segala hal mengenai :
1 Aspek-aspek pemasaran bagi produksi jasanya.
2 Koordinasi penggunaan dengan berbagai macam peralatan,pengendalian,dan
pemeliharaan barang. 3
Pemanfaatan tata ruang gudang yang diisi barang daganganmuatan kapal yang efisisen.
4 Koordinasi terhadap lalu lintas dokumen.
5 Pemanfaatan ruang kapal yang berada di bawah unit operasionalnya agar dapat
diisi muatan secara maksimal. 6
Menerima dan menyerahkan barang. 7
Penanggung jawab terhadap hasil pekerjaan dari para sub kontrak yang bekerja untuknya.
49
Apabila dilihat dari beberapa sektor, jika pengiriman barang di serahkan sepenuhnya kepada forwarder maka Para pemilik barang akan terlepas dari
beberapa problema yang selalu membayanginya pada setiap barang produksi yang siap untuk di pasarkan, Problema yng dimaksud adalah sebagai berikut :
1 Memikirkan bagaimana sistem kemasan atas barangnya yang terbaik,agar
ekonomis dan efisien. 2
Harus menghubungi perusahaan pengemasan barang apabila produksinya tersebut berbentuk agak istimewa.
3 Untuk mengangkut hasil produksinya ke pelabuhan harus berhubungan dengan
pemilik usaha angkut laut
49
Fanya Auraersta, freight forwarder, http:newfanyaauraresta.blogspot.com.html diakses tanggal 17 Februari 2014
Universitas Sumatera Utara
62
4 Di pelabuhan harus mencari perusahaan EMKL khususnya di Indonesiauntuk
mengurus penyelesaian dokumen yang muatan dan sebagainya. 5
Mencari perusahaan bongkar dan muat Stevedoring dan pelayanan yang baik di pelabuhan agar hasil produksinya tersebut dapat dimuat ke kapal dan di
kirim kepada penerima di luar negeri. 6
Menghubungi perusahaan asuransi untuk mengurangi resiko kerugian yang mungkin akan dideritanya di kemudian hari.
50
Oleh karenanya maka para pemilik barang menyadari bahwa jika pelaksanaan pengiriman dan pengangkutan barang itu dilaksanakan sendiri maka
akhirnya biaya yang terkait ternyata lebih tinggi di bandingkan apabila pengiriman barang tersebut di serahkan saja sepenuhnya kepada perusahaan jasa pengurusan
transportasi freight forwarder. Karena seorang forwarder akan selalu siap untuk melayani setiap kepentingan para pemilik barang maka pada saat-saat tertentu,yaitu
pada saat barang muatan yang diserahkan kepada pihak pengangkut, maka secara otomatis Forwarder tersebut akan bertindak untuk dan atas nama pihak pemilik
barang,dengan perkataan lain bahwa Forwarder disini telah berubah statusnya yaitu menjadi pemilik barang atau si pengirim. Sehubungan dengan statusnya
tersebut maka kepada pihak pengangkut, seorang forwarder pada dasarnya dapat pula memberikan jasanya antara lain berupa :
1 Mampu memberikan jaminan muatan untuk jalur atau route tertentu kepada
pihak pengangkut,secara teratur baik waktu maupun jumlahnya. 2
Akan menggunakan salah satu atau beberapa peti kemas milik pihak pengangkut guna melayani para pemilik barang dengan volume atau kuantitas
yang relatif lebih kecil mutan kosolidasi atau Groupage Cargo.
50
Ibid
Universitas Sumatera Utara
63
3 Proses penyelesaian dokumen yang tepat waktu sehingga muatan bersangkutan
dapat segera dikirim ke tempat tujuannya. Dari uraian tersebut yaitu mengenai tatalaksana perusahaan jasa pengurusan
transportasi freight forwarder maka dapat kita gambarkan tata cara mereka menjalankan operasional beserta beberapa aspek yang terkait di dalamnya
khususnya tentang pengiriman pengangkutan barang baik sebagai pengangkut atau pengirim barang.
51
Sangat bisa dipahami mengapa pengangkut operator bertanggungjawab terhadap penumpangnya. Karena kendali atas alat angkutan ada pada operator baik
dalam mengoperasikan, maintenance termasuk safety alat angkut. Operatorlah yang paling bertanggungjawab untuk melakukannya, naik ke atas kendaraan dan
selebihnya memasrahkan nasibnya kepada operator untuk mengantarkanya ke tempat tujuan.
52
C. Akibat-akibat yang Timbul dari Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Kapal Laut