Pada tahap selanjutnya, dalam jangka waktu paling lambat 3 hari terhitung sejak tanggal permohonan pailit didaftarkan, Pengadilan akan
mempelajari permohonan dan menetapkan hari sidang Pasal 6 ayat 5 UU Kepailitan. Sidang pemeriksaan atas permohonan pernyataan pailit
diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 hari terhitung sejak tanggal permohonan didaftarkan Pasal 6 ayat 6 UU Kepailitan. Selanjutnya
Pengadilan akan memanggil debitur, dan selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum ditetapkan, bank dapat mengajukan permohonan
kepada Pengadilan untuk meletakkan sita jaminan atas sebagian atau seluruh kekayaan debitur, atau menunjuk kurator sementara untuk mengawasi
pengelolaan usaha debitur dan mengawasi tindakan debitur agar tidak mengalihkan atau menggunakan kekayaan debitur dalam proses kepailitan.
Setelah putusan pernyataan pailit ditetapkan oleh Pengadilan Niaga, kurator yang ditunjuk oleh Bank dan disetujui oleh Hakim Pengawas
berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan pemberesan atas harta pailit, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali
Pasal 16 ayat 1 UU Kepailitan. Selanjutnya dapat dilakukan lelang eksekusi atas harta kekayaan debitur untuk melunasi kewajiban debitur kepada
Bank.
3. Penyelesaian Melalui Panitia Urusan Piutang Negara
Penyelesaian kredit macet pada bank-bank swasta diselesaikan melalui jalur pengadilan. Adapun khusus terhadap kredit macet pada bank-bank
Universitas Sumatera Utara
pemerintah, selama ini proses penagihannya dilakukan lewat Panitia Urusan Piutang Negara PUPN, yang dibentuk dengan Undang-undang Nomor 49 Prp
1960, dan Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara BUPLN, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991. Pasal 2 dari Keppres
ini menentukan bahwa BUPN mempunyai tugas menyelenggarakan pengurusan piutang negara dan lelang baik yang berasal dari penyelenggaraan
pelaksanaan tugas PUPN maupun lainnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
34
PUPN bertugas menyelesaikan piutang Negara yang telah diserahkan padanya oleh instansi pemerintah atau badan-badan Negara. Dengan demikian
bagi bank milik Negara menyelesaikan kredit macetnya harus dilakukan melalui Panitia Urusan Piutang Negara PUPN, dimana dengan adanya
penyerahan piutang macet kepada badan tersebut secara hukum wewenang penguasaan atas hak tagih dialihkan kepadanya. Piutang yang diserahkan
adalah piutang yang adanya dan besarnya telah pasti menurut hukum, tetapi yang penanggung utangnya tidak melunasi sebagaimana mestinya.
Apabila kita mengacu pada mekanisme penyelesaian pengurusan piutang negara secara khusus, pada dasarnya pengurusan piutang negara dari
kredit macet tersebut juga tidak jauh berbeda, yaitu paling tidak terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Setelah dirundingkan oleh panitia dengan penanggung utang dan diperoleh kata sepakat tentang jumlah utangnya yang masih harus dibayar, termasuk
bunga uang, denda, serta biaya-biaya yang bersangkutan dengan piutang
34
Ibid, hal. 221.
Universitas Sumatera Utara
ini, oleh ketua panitia dan penanggung utangpenjamin utang dibuat suatu pernyataan bersama yang memuat jumlah dan kewajiban penanggung
utang untuk melunasinya. b. Pernyataan bersama ini mempunyai kekuatan pelaksanaan, sperti suatu
putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap. dengan demikian, PUPN mempunyai kewenangan parate executie.
c. Pelaksanaannya dilakukan oleh ketua panitia dengan suatu surat paksa melalui penyitaan, pelelangan barang-barang kekayaan penanggung
utangpenjamin utang, dan pernyataan lunas piutang negara. Dalam hal penyitaan khususnya terhadap kekayaan yang tersimpan di
lembaga perbankan, mak sesuai dengan ketentuan Pasal 4 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 376KMK.091995, maka PUPN dapat melakukannya tanpa
memerlukan izin terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.. Adapun hasil penyitaan tersebut untuk digunakan sebagai pembayaran atau pelunasan utang
penanggung utangpenjamin utang.
4. Penyelesaian Melalui Arbitrase