C. Kerangka Berpikir
Selama ini proses pembelajaran sastra masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Pembelajaran cenderung satu arah didominasi oleh
aktivitas ceramah guru sehingga guru dijadikan sebagai satu-satunya sumber belajar oleh siswa, padahal belajar sastra itu sangat bergantung pula pada imajinasi dan
kreativitas siswa itu sendiri. Pembelajaran menulis puisi yang merupakan bagian dari pembelajaran sastra
tidak luput dari permasalahan di atas, padahal untuk mengajarkan keunikan kekhasan bahasa puisi tidaklah mudah. Tak heran, banyak siswa mengalami
kesulitan dalam memilih sebuah topik, apalagi menuangkan gagasannya ke dalam kata-kata puitis, sehingga siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menghasilkan sebuah karya puisi. Selain itu, puisi yang dihasilkan pun hanya beberapa baris dan tidak menggambarkan keterpaduan yang utuh sebagai satu bait
puisi. Kurang tepatnya metode strategi yang diterapkan guru dalam pembelajaran menulis puisi hanya berpedoman pada buku teks patut menjadi salah satu titik
perhatian yang harus diselesaikan karena pembelajaran cenderung teoritis informatif, bukan apresiatif produktif, yang menyebabkan siswa menjadi tidak kreatif. Dengan
demikian, penggunaan metode pun diasumsi dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran yang berlangsung.
Field trip sebagai salah satu metode pembelajaran yang diasumsi dapat meningkatkan aktivitas menulis puisi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan di luar kelas sebagai sarana untuk mendekatkan siswa dengan objek yang dituju. Metode ini memberikan motivasi pada siswa untuk mengembangkan imajinasi
dan gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk puisi. Siswa diajak untuk mengamati objek secara langsung sehingga siswa akan lebih mudah mengungkapkan
apa yang dilihat dan dirasakannya ke dalam bentuk puisi. Dengan digunakan metode field trip diharapkan kemampuan menulis puisi siswa meningkat. Siswa diharapkan
tidak mengalami kesulitan lagi dalam mengungkapkan imajinasinya ke dalam bahasa puitis sehingga pembelajaran menulis puisi dapat berjalan lancar.
41
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan