57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Setiap memasuki wilayah penelitian, langkah yang harus dilakukan peneliti dalam menghadapi persoalan adalah menentukan metode penelitian dengan memilih
strategi yang kemungkinan sangat efektif sesuai dengan kondisi wilayah penelitian, karakterisik permasalahan yang akan dikaji dan tujuan yang hendak dicapai.
Bentuk rupa dan ragam hias di Pura Mangkunegaran merupakan fenomena artifak yang tidak dapat dilepaskan dari konteks sosio kultural dan proses kesenian
yang mempunyai latar belakang multi aspek, baik historis, formalistis, emosionalistis maupun interaksionalisme simbolik interaksi dialektris antar subyek dan obyek
yang merupakan paradigma kualitatif, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif.
Berdasarkan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini, yaitu lebih ditekankan pada upaya mengungkap proses untuk menemukan makna nilai – nilai simbolik dari
sebuah fenomenal yang kompleks, maka penelitian ini ditekankan pada penelitian
kualitatif Deskriptif.
Tujuan utama memakai metodologi kualitatif adalah menangkap proses untuk menemukan makna. Dalam kegiatan risetnya yang dilakukan peneliti kualitatif
adalah menafsirkan dan memaknai hasil penelitiannya. Setiap aktivitas manusia selalu berada dalam proses interpretasi dan definisi
karena terus menerus bergerak dari situasi ke situasi yang lain. Setiap situasi memuat perilaku atau pelaku, orang-orang lain, tindakan dan obyek fisik, setiap situasi akan
58 bermakna jika ditafsirkan dan didefinisikan Bogdan Taylor, 1993 : 45-46 .
Obyek , situasi, orang dan peristiwa tidak memiliki makna sendiri. Adanya makna dari berbagai hal tersebut karena diberi berdasarkan interpretasi. Oleh karena itu
dalam setiap usaha penggalian makna selalu memerlukan interaksi di antaranya. Makna ekspresi manusia selalu terkait dan tak mungkin dapat dipisahkan
dari konteksnya dan untuk memahami konteks, orang harus memahami ekspresi- ekspresi individual. Hermeneutik mempersyaratkan suatu aktivitas konstan dari
interpretasi antara bagian dan keseluruhannya yang merupakan suatu proses awal an tanpa akhir.
Untuk dapat membuat interpretasi orang harus lebih dahulu memahami. Namun keadaan “lebih dauhulu mengerti” ini bukan didasarkan atas penentuan
waktu, melainkan bersifat alamiah. Sebab menurut kenyataannya, bila seseorang mengerti, ia telah melakukan intepretasi dan sebaliknya. Ada kesertamertaan antara
mengerti dan membuat intepretasi. Keduanya bukan dua meomen dalam suatu proses. Mengerti dan intepretasi menimbulkan “ lingkaran hermeneutik” E. Sumariyono,
1999 : 31 . Dalam penelitian ini sangat mengandalkan kajian Hermeneutik untuk
mencapai “temuan makna” dan nilai dalam berbagai persoalan yang terdapat dalam motif hias sebagai dekorasi pada Pura Mangkunegaran Surakarta yang terkait dengan
artifak seni yang berupa ukiran – ukiran sebagai karya
Adi luhur.
Perpaduan antara seni dan religi menimbulkan makna simbolis yang penuh nuansa filosofis masyarakat
Jawa. Dalam mengungkap persoalan-persoalan tersebut dibutuhkan suatu alat
tafsir yang dapat mengucap substansi yang ada dalam makna simbolis tersebut
59 sehingga menjadi suatu pemahaman intelektual. Hermeneutik adalah proses penelaah
isi dan maksud yang mengejawantah dari sebuah teks sampai kepada maknanya yang terdalam dan laten Richard E. Palmer dalam Sumaryono, 1999 : 40 .
Hermeneutik mengarah pada penafsiran ekspresi yang penuh makna dan dilakukan secara sengaja oleh peneliti, bahkan melakukan intepretasi atas
intepretasi yang telah dilakukan oleh pribadi atau kelompok narasumber atau informan0 terhadap situasi mereka sendiri Smith dalam Sutopo H.B, 1996 : 29 .
Untuk mendapatkan temuan penelitian yang akurat. Karena dengan mengandalkan pendekatan Hermeneutik akan mampu menafsirkan berbagai temuan data sekaligus
temuan maknanya. Maka kata yang paling tepat untuk peelitian ini adalah Penelitian Kualitatif Deskriptif.
B. Metode Penelitian