Ragam hias Mataram dan Majapahit Ragam Hias Surakarta

55

2.4 Ragam Hias Geometris Wajikan

Kata wajikan berasal dari kata “ wajik ”, ialah nama sejenis makanan yang dibuat dari beras ketan, dan memakai gula kelapa. Dinamakan wajikan sebab bentuknya seperti irisan wajik belah ketupat sama sisi, istilah lainnya adalah “ sengkulunan” , yakni motif batik yang bentuknya juga belah ketupat. Hiasan ini ada yang memakai garis tepi dan ada yang tidak, bagian tengah diisi dengan ornamen daun-daunan yang tersusun memusat.

2.5. Ragam hias Mataram dan Majapahit

Corak hias mataram bentuknya diambil dari bentuk jenis ukiran wayang kulit yang berbentuk krawingan sebagai bentuk dasarnya. Corak hias Mataram berbentuk tumbuh- 56 tumbuhan yang berbentuk melingkar ke kanan dan ke kiri dengan isian daun-daun trubusan, bunga maupun buah.

2.6. Ragam Hias Surakarta

Ragam hias surakarta diilhami tumbuhan dan orname-ornamen atau relief yang ada di candi-candi sehingga bentuk motif ukirnya menyerupai motif yogyakarta. Secara umum ragam hias Surakarta memiliki ciri – ciri kubahan daun pokok di ulir dan ditata dengan bebas secara khusus motif ukiran Surakarta terdapat kuncup bunga dan bunga yang sedang mekar 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Setiap memasuki wilayah penelitian, langkah yang harus dilakukan peneliti dalam menghadapi persoalan adalah menentukan metode penelitian dengan memilih strategi yang kemungkinan sangat efektif sesuai dengan kondisi wilayah penelitian, karakterisik permasalahan yang akan dikaji dan tujuan yang hendak dicapai. Bentuk rupa dan ragam hias di Pura Mangkunegaran merupakan fenomena artifak yang tidak dapat dilepaskan dari konteks sosio kultural dan proses kesenian yang mempunyai latar belakang multi aspek, baik historis, formalistis, emosionalistis maupun interaksionalisme simbolik interaksi dialektris antar subyek dan obyek yang merupakan paradigma kualitatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini, yaitu lebih ditekankan pada upaya mengungkap proses untuk menemukan makna nilai – nilai simbolik dari sebuah fenomenal yang kompleks, maka penelitian ini ditekankan pada penelitian kualitatif Deskriptif. Tujuan utama memakai metodologi kualitatif adalah menangkap proses untuk menemukan makna. Dalam kegiatan risetnya yang dilakukan peneliti kualitatif adalah menafsirkan dan memaknai hasil penelitiannya. Setiap aktivitas manusia selalu berada dalam proses interpretasi dan definisi karena terus menerus bergerak dari situasi ke situasi yang lain. Setiap situasi memuat perilaku atau pelaku, orang-orang lain, tindakan dan obyek fisik, setiap situasi akan