2.3. Penelitian Terdahulu
Syarief 2007 dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Program Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha
Ekonomi Perdesaan DPM-LUEP Di Kabupaten Lampung Tengah” memaparkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas Program DPM-LUEP
adalah pendidikan formal, masa kerja SDM pengelola LUEP, sarana, jaringan pasar, produksi GKP mitra LUEP dan kualitas GKP mitra LUEP. Selain itu juga
dianalisis bagaimana efektivitas program DPM- LUEP di Kabupaten Lampung Tengah. Kesimpulan yang diperoleh, rata-rata efektivitas Program DPM-LUEP
berklasifikasi efektif pada ketepatan lokasi ketepatan waktu dan jumlah dana yang dikembalikan,volume pembelian gabah, jumlah petani dan pemanfaatan
dana,kurang efektif pada harga GKP dan tidak efektif pada ketepatan waktu pembelian gabah. Hal ini menunjukkan bahwa Program DPM-LUEP belum
berjalan sesuai tujuan. Ashari 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis dan Kinerja
Program bahwa DPM-LUEP belum berhasilbelum efektif dalam mengamankan Harga Pembelian Pemerintah. Selain itu juga dianalisis mengenai detil kinerja
DPM-LUEP dan dampak DPM-LUEP terhadap pembentukan harga di tingkat wilayah. Kesimpulan yang diambil DPM-LUEP telah menunjukkan kinerja yang
cukup baik serta mendapat respon positif dari petani, pemilik LUEP dan pemerintah daerah. Nilai Rasio Dampak Manfaat DPM menunjukkan kinerja
dalam pemanfaatan dana tersebut cukup berhasil.
Universitas Sumatera Utara
Lubis 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Program Penguatan Lembaga Distribusi
Pangan Masyarakat P-LDPM di Kabupaten Serdang Bedagai” memaparkan bahwa hasil analisis menunjukkan dari 6 enam gapoktan peserta Program P-
LDPM, hanya 3 yang masuk dalam kategori berhasil. Faktor yang secara signifikan berhubungan dengan keberhasilan program adalah tingkat
pendidikan petani peserta dan dua faktor lainnya yang dianalisis umur dan pendidikan non formal menunjukkan hasil yang tidak signifikan atau tidak
ada hubungan yang signifikan terhadap keberhasilan Program P-LDPM. Tidak ada perbedaan penerimaan harga yang signifikan antara petani gapoktan yang
berhasil melaksanakan program P-LDPM dengan petani gapoktan yang tidak berhasil melaksanakan program P-LDPM.
Universitas Sumatera Utara
2.4.Kerangka Pemikiran Penelitian
Pada saat ini petani dihadapkan oleh beberapa permasalahan yang dihadapi pada saat produksi beras yaitu pada kondisi panen raya yang menyebabkan penurunan
harga dan sebaliknya pada periode tertentu seperti musim paceklik yang menyebabkan ketersediaan beras menjadi terbatas sehingga harga jual gabah
melambung tinggi. Fluktuasi harga ini yang cenderung petani mengalami kerugian.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut pemerintah membuat program yaitu P- LDPM. P-LDPM adalah salah satu program pemerintah dibidang pertanian yang
dibentuk sejak tahun 2009 yang bertujuan untuk membantu petani dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup petani. Program ini cukup
mudah untuk dijalankan oleh petani- petani terutama petani-petani yang bernaung di bawah Gapoktan.
Dengan adanya program P-LDPM diharapkan bisa memeberikan pengaruh positif dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Melalaui bansos yang
diberikan kepada Gapoktan melalui penguatan modal usaha untuk mendukung aktivitas dalam pembangunan sarana penyimpanan dan penyediaan dana dalam
kegiatan pemasaran. Sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap petani dalam menjaga ketersediaan komoditi beras dan menciptakan stabilitas harga
beras.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum Program P-LDPM
Sesudah Program P-LDPM
Keterangan :
= Menyatakan hubungan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 2.5. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Ada perbedaan yang nyata stabilitas harga beras sebelum dan sesudah adanya Program P-LDPM.
Petani
Produksi
Harga Jual
Program
Bansos
Gapoktan Stabilitas Harga
Panen Raya Paceklik
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang