merupakan salah satu komoditi andalan di Kabupaten Simalungun. Pada tahun 2014 produksi jagung sebesar 324.428 ton dengan tingkat produkstivitas
60,63tonHa. Penghasil jagung terbesar adalah Kecamatan Ujung Padang sebesar 61.748 ton, Sidamanik sebesar 23.487 ton dan Pematang Sidamanik sebesar
22.635 ton. Sedangkan penghasil jagung terendah adalah Kecamatan Haranggaol Horison sebesar 129 ton selama tahun 2014.
4.8. Pengeluaran dan Konsumsi
Konsumsi penduduk Simalungun 54,17 Rp 397.995 merupakan konsumsi makanan di tahun 2014 sementara pada tahun 2013 mencapai 56,55 Rp
351.454. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola makanan ke non- makanan. Berdasarkan golongan pengeluaran perkapita per bulan, persentase
sebesar pengeluaran penduduk berada pada golongan pengeluaran lebuh dari 500.000 rupiah dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan
pengeluaran tersebut, identik dengan peningkatan pendapatan penduduk. Untuk golongan pengeluaran 200.000 rupiah per kapita per bulan hanya 0,19 .
4.9. Pendapatan Regional
Laju pertumbuhan PDRB Simalungun sebesar 5,33. Nilai PDRB pada tahun 2014 mencapai 25,30 triliun rupiah berdasarkan harga berlaku atau meningkat
1,10 disbanding tahun 2013 yang nilainya 23,19 triliun rupiah. Kontribusi terbesar pembentuk PDRB Simalungun berasal dari sector pertanian 54,45,
sector perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor 13,91 dan sector industry pengolahan 11,67.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Penyaluran Dana P-LDPM
Program P-LDPM yang dilaksanakan sejak tahun 2009 oleh Badan Ketahanan Pangan melalui bantuan sosial mengalokasikan kegiatan pada 14 empat belas
Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Terdapat 3 tahapan dalam Program P-LDPM, yaitu pertama tahap penumbuhan, kedua tahap pengembangan dan
ketiga tahap kemandirian. Bantuan sosial ini merupakan dukungan dana yang bersumber dari APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan diberikan
kepada Gapoktan dalam tahapan 1 dan 2 pada tahun pertama dan tahun kedua, sedangkan tahap 3, Gapoktan hanya diberikan pembinaan dari pendamping tim
teknis maupun tim pembina. Pada tahapan 1 yaitu tahap penumbuhan, Gapoktan terpilih harus memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut : 1.
Kabupaten atau daerah tempat Gapoktan harus merupakan salah satu daerah
sentra produksi beras dan jagung
2. Memiliki berita acara kegiatan Gapoktan.
3. Tidak memiliki permasalahan dengan bank.
4. Memilki lahan untuk gudang yang diberikan secara hibah dengan tanda bukti.
5. Memiliki keinginan dalam membangun.
6. Membangun dengan swadaya
Persyaratan-persyaratan tersebut harus dipenuhi dalam pengajuan ke BKP Kabupaten agar dapat diseleksi dalam program P-LDPM. Setelah memenuhi
Universitas Sumatera Utara
persyaratan tersebut dari BKP Kabupaten melanjutkan pengajuan lanjutan ke BKP Provinsi sampai akhirnya pengajuan diterima oleh BKP Pusat untuk pencairan
dana Program P-LDPM. Sebelum pencairan dana dilakukan, Gapoktan harus membentuk kepengurusan untuk pelaksanaan program tersebut dimana terdapat
ketua, sekretaris, bendahara, pengurus cadangan, pengurus distribusi, pengawas internal tokoh masyarakat sebagai penasihat dan tim pendamping tiap gapoktan
untuk memantau kinerja masing-masing Gapoktan. Jumlah dana dalam tahap penumbuhan adalah sebesar Rp 150 juta, yang dibagi
dalam 3 bagian yaitu : 1.
Sebesar maksimal Rp 50 juta untuk pembangunan gudang dan lantai jemur.
2. Sebesar Rp 30 juta untuk membeli cadangan pangan.
3. Sebesar Rp 70 juta untuk proses distribusi jual beli hasil panen dalam
menjaga kestabilan harga dari ancaman panen raya dan paceklik.
Pencairan dana APBN untuk program P-LDPM dilakukan dengan cara mentransfer dana dari BKP Pusat langsung ke rekening Gapoktan. Dana tersebut
untuk melaksanakan kegiatan tahap pertama pada tahun pertama. Jika dana diperlukan, dana hanya dapat diambil oleh ketua, bendahara beserta tim
pendamping secara bersamaan. Dan dengan disertai tanda bukti yang dimasukkan dalam pembukuan.
Pada tahapan 2 yaitu tahap pengembangan yang dilakukan pada tahun kedua dilaksanakan setelah adanya evaluasi kinerja Gapoktan pada satu tahun
sebelumnya. Pada tahap pengembangan ini Gapoktan dievaluasi dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Gudang penyimpanan sudah tersedia atau dibangun.
2. Pembelian gabah untuk kegiatan perdaganagan minimal telah terjadi dua kali
putaran dan membukukan keuntungan. 3.
Sudah melakukan pengelolaan cadangan pangan.
4.
Adanya catatan atau pembukan pengelolaan dana bansos, pembelian dan penjualan gabah serta pengelolaan cadangan pangan sudah dilaksanakan
dengan baik. Setelah memenuhi beberapa persyaratan pada evaluasi untuk kinerja tahun
pertama, Gapoktan mendapatkan dana sebesar Rp 75 juta yang akan diberikan ke rekening Gapoktan, dengan tujuan menambah unit distribusi. Kegiatan pada tahap
pengembangan ini antara lain adalah pembelian atau penjualan beras dari petani anggotanya atau di luar anggotanya pada saat panen raya maupun paceklik dan
untuk pengadaan beras dalam memperkuat cadangan pangan. Kemudian pada tahap terakhir yaitu tahap kemandirian, Gapoktan tidak lagi
mendapatkan bantuan dana bansos, tetapi Gapoktan tetap mendapatkan pembinaan secara teknis dan administrasi yang dilakukan oleh pendamping.
Pembinaan ini terus dilakukan sampai Gapoktan telah dikatakan mandiri dengan kriteria sebagai berikut :
1. Modal usaha sudah bertambah yang berasal dari keuntungan usahanya
2. Pelayanan pengelolaan cadangan pangan bagi anggota sudah lebih teratur.
3. Harga beli gabah saat panen raya bagi anggota dan wilayah disekitarnya sudah
stabil atau berada di atas HPP Harga Pembelian Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Secara skematis saluran Penguatan-LDPM dapat digambarkan sebagai berikut:
No. Aktivitas
Kelompok Tani
Gapoktan BKP
Kabupaten BKP
Provinsi BKP
Pusat Pendamping
1. Pembentukan Gapoktan
2. Pembuatan rekening
Gapoktan 3.
Pemenuhan persyaratan P-LDPM
4. Pengajuan proposal
keikutsertaan P-LDPM 5.
Verifikasi proposal pengajuan dana bansos
P-LDPM
6. Menerima hasil
verifikasi 7.
Rekomendasi proposal ke BKP pusat
8. Seleksi proposal
9. Menerima hasil seleksi
proposal 10.
Pencairan dana bansos P-LDPM
11. Konfirmasi pencairan
dana 12.
Menerima konfirmasi pencairan dana
13. Mentransfer dana
bansos P-LDPM 14.
Menerima dana bansos P-LDPM tahap 1,2
15. Pengambilan dana ke
bank 16.
Kegiatan P-LDPM tahap 1,2,3
17. Evaluasi kegiatan
tahap 1,2,3 18.
Seleksi kegiatan tahap 1,2,3
19. Menerima hasil seleksi
kegiatan tahap 1,2,3 20.
Pembinaan tahap 3
Gambar 2. Skema Saluran Dana P-LDPM
Terima Tolak
Terima Tolak
Universitas Sumatera Utara
Secara aktual penyaluran dana P-LDPM di Kabupaten Simalungun sudah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh pemerintah. Terdapat 5 Gapoktan yang terdaftar
sebagai anggota Program P-LDPM. Dilihat dari Tabel 3. Gapoktan yang mengikuti program tersebut cenderung menurun. Program P-LDPM di Kabupaten
Simalungun juga memiliki 3 tahapan yaitu tahap penumbuhan, tahap pengembangan dan tahap kemandirian. Dan pencairan dana juga hanya dilakukan
pada dua tahapan yaitu tahap penumbuhan sebesar Rp150 juta dan pada tahap pengembangan sebesar Rp 75juta. Namun beberapa daerah khususnya di Provinsi
Sumatera Utara memiliki kebijakan daerahnya masing-masing seperti dalam pembagian fungsi dana bansos dari Program P-LDPM tersebut.
Tabel 3. Jumlah Gapoktan Penerima Dana Bansos Kegiatan P-LDPM Tahun 2009-2015 di Kabupaten Simalungun.
No. Tahapan Gapoktan Penerima Dana
2009 2010
2011 2012
2013 2014 2015
1. Penumbuhan
3 -
- 1
- -
1 2.
Pengembangan 3
- -
1 -
- 3.
Pembinaan 3
- -
1 -
Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2015 Pada Tabel 3 menjelaskan di Kabupaten Simalungun, pelaksanaan Program P-
LDPM pada tahap penumbuhan tahun pertama pada tahun 2009 terdapat 3 Gapoktan yaitu Gapoktan Pariama Ds. Sari Matondang, Kec. Sidamanik,
Gapoktan Harapan Maju Ds. Silau Malela, Kec. Gunung Malela, dan Gapoktan Horas Ds. Silakkidir, Kec. Huta Bayu Raja. Pada tahun 2010 dan 2011 tidak ada
Gapoktan yang mendaftar Program P-LDPM. Pada tahun 2012 terdapat 1 Gapoktan yaitu Gapoktan Jaya Tani Ds. Bahalat Raya, Kec. Jawa Maraja Bah
Jambi. Pada tahun 2013 dan 2104 tidak ada Gapoktan yang mendaftar Program
Universitas Sumatera Utara
P-LDPM. Dan pada tahun 2015 terdapat 1 Gapoktan yaitu Gapoktan Bersatu Maju Ds. Penambean Marjanji, Kec. Tanah Jawa.
Di Kabupaten Simalungun dana bantuan sosial dari Program P-LDPM disalurkan melalui dua tahapan, yaitu :
1. Tahap Penumbuhan
Jumlah gapoktan yang menerima dana bantuan social P-LDPM pada tahap penumbuhan di Kabupaten Simlaungun adalah 5 Gapoktan, yaitu alokasi dana
sebesar Rp 150 juta per Gapoktan dengan komponen kegiatan sebagai berikut: a.
Dana sebesar Rp 50 juta digunakan untuk pembangunan atau renovasi gudang milik Gapoktan untuk penyimpanan cadangan pangan.
b. Dana sebesar Rp 30 juta digunakan untuk penguatan Gapoktan dalam
melakukan pengadaan gabahberas dan atau pangan pokok local spesifik lainnya sebagai cadangan pangan.
c. Dana sebesar Rp 70 juta digunakan untuk penguatan modal usaha
Gapoktan dalam melakukan pembelian-penjualan gabahberas dari petani anggotanya atau di luar keanggotaan pada saat-saat tertentu seperti panen
raya atau paceklik. 2.
Tahap Pengembangan Jumlah Gapoktan yang menerima dana bantuan social P-LDPM pada tahap
pengembangan di Kabupaten Langkat adalah 4 Gapoktan diberikan dana sebesar Rp 75 juta per Gapoktan yang pada tahap sebelumnya telah dievaluasi
kelayakannya. Komopnen kegiatan dana bantuan social tersebut adalah sebagai berikut ;
Universitas Sumatera Utara
a. Menambah unit distribusi pemasaran, yaitu melakukan pembelian-
penjualan gabahberas dari petani anggotanya atau di luar keanggotaan pada saat-saat tertentu seperti panen raya atau paceklik.
b. Untuk pengadaan gabahberas atau pangan pokok lokal spesifik lainnya
dalam memperkuat cadangan pangan. Dan pada tahap selanjutnya di Kabupaten Simalungun Gapoktan yang sudah
melewati tahap pengembangan mendapatkan tahap pembinaan. Namun Gapoktan wajib mengelola dana yang sudah diterima secara berkelanjutan untuk terus
digunakan dalam pembelian-penjualan gabahberas dan pangan strategis lainnya di luar masa panen atau paceklik sehingga terjadi pemupukan modal. Selain itu,
pada tahap kemandirian tim teknis kabupatenkota dan tim Pembina provinsi melanjutkan pembinaan teknis dan administrasi terhadap Gapoktan tahap
kemandirian agar dapat terus mengembangkan unit usahanya sehingga akumulasi belanja bantuan sosial yang dikelola terus meningkat.
5.2. Stabilitas Harga Beras di Kabupaten Simalungun