Kerangka Konsep 1. Terpaan Media Hipotesis

14 Misalnya, pemilih partai Republik akan berlangganan majalah Republikan dan akan mendengarkan pidato politikus partai Republikan di radio Baran dan Dennis, 2009. d. Ketika efek media terjadi, biasanya sangat lemah dan terlalu spesifik. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa perubahan perilaku atau kebiasaan karena media sangat jarang terjadi. Ketika hal ini terjadi, biasanya dapat dijelaskan dengan keadaan yang tidak biasa Baran dan Dennis, 2009. Teori efek media terbatas memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Dalam teori ini diungkapkan bahwa komunikasi massa tidak langsung menyebabkan pengaruh pada audience, tetapi termediasi oleh variabel-variabel lain seperti faktor sosial psikologis memegang peran penting dan memiliki efek langsung dalam mempengaruhi sikap.

F. Kerangka Konsep 1. Terpaan Media

Terpaan atau exposure media adalah intensitas keadaan khalayak dimana terkena pesan-pesan yang disebarkan oleh suatu media. Terpaan media akan mempengaruhi perubahan sikap seseorang. Jadi, apabila seseorang terus-menerus diterpa oleh informasi media yang dipercayainya, hal pertama yang terjadi adalah bertambahnya pengetahuan dan selanjutnya ada kemungkinan terjadi perubahan sikap Effendy, 1990:10. dan akan mendengarka a n n pi pi d dato p ol ol it it ik ik us partai Republikan di radio Baran dan Dennis, 20 20 09. d. Ketika a efek media terjad di i, b b ia ia sa s ny ny a a sa s ng g at a lemah dan ter erla l lu spesifik. P Penelitian sec ec ar ra a k konsisten menunj juk uk ka kan n ba ba hw hwa perubahan n perilaku atau kebi bi as as aa aa n n karena a m m d ed ia sangat ja rang ter ja ja di di . . Ketika a h hal al i i ni n terjadi di , , biasanya da da pa pa t dije je la la sk an dengan keadaa n yang tidak bia sa B Bar a an d d an n D D en n ni n s, 2 2 009 Te T or r i i ef ek media t erbatas memberikan k on tribusi da la la m pe pe ne ne litian i i ni Da Dalam m teori ini diungk ap kan ba hwa ko mu nikasi massa t t idak k l l an an gsun ng meny y eb abkan pe ng ar uh pad a au di en ce, teta pi termedi as i ol eh v ar riabel l -variab ab e e lain s eperti faktor sosi al psi ko lo gis meme ga ng p eran penting dan m memilik ki ef fe ek la a ng ng s sung dalam m em m pe pe ng ng ar ar uh u i sikap.

F. Kerangka Konsep 1.

1. Te

Te rp rp aa aa n n Me Me di di a a Te Te r rpaan atau expo osure me e d dia adalah int t en en si si tas kead ad a aan khalayak dimana terkena pesan-p pesan yang g disebarkan oleh suatu media. Terpaan media akan mempeng ar a uhi peru rubahan sikap seseorang. Jadi, apabila seseorang terus-menerus d d it i erpa pa oleh informasi media yang dipercayainya hal pertama yang terjadi i adalah bertambahnya pengetahuan dan 15 Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa audiens yang menonton tayangan dalam penelitian ini yaitu tayangan program acara Warna, ada kemungkinan menimbulkan efek terhadap audiens tersebut baik secara pengetahuan maupun perubahan sikap. Menurut Ardianto dan Erdinaya 2005: 2, terpaan dapat diartikan sebagai kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi pada individu atau kelompok. Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan. Penggunaan jenis media meliputi media audio dan media cetak, media audio-visual dan media cetak. Frekuensi penggunaan media dalam satu bulan diukur dalam beberapa kali sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun. Untuk mengukur durasi penggunaan media adalah dengan menghitung berapa lama seseorang menggunakan media dan mengikuti suatu artikel dalam sebulan, sedangkan hubungan antara khalayak dengan isi media meliputi attention atau perhatian. Dengan demikian terpaan media dapat diukur melalui frekuensi, durasi, dan atensi khalayak pembaca Ardiyanto dan Erdinaya, 2005: 164. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: dalam penelitian in in i i ya it u ta ta ya ya ng ng an program acara Warna, ada kemungkina na n n menimbulkan efek terhadap au audiens tersebut baik secara peng ngetahuan maupun p p er r ub ub ah ah an an sik i ap p . . Menu nu ru ru t A Ardianto dan Erdinaya 200 00 5: 5 2, t t erpaan d d ap apat diartikan se eba ba g ga i kegi gi at an mendengar , melihat, d an m membaca ca p p es esan-pesan an medi ataupu pu n me mp unyai pengal am an dan per ha tian t er rha h da ap p pe pe sa s n ters rsebu ya yang dapat terja di p ada indi vi du atau ke lo mpok. Terp aa a n n me me di di a a be be rusa aha me nc ari data khala ya k te nt an g pe ng gunaan media bai k k jeni ni s me m di a a frekuensi pe ng gu naan m au pu n du rasi p engg unaan. Pen g ggunaan j jeni ni media meliputi med ia audio dan med ia cetak, media au d dio-visu sual d da an medi a a ce ce ta ta k k. Frekuensi pengguna a an an media dalam satu bulan diukur ur d dal al am be be be be ra ra pa pa k k al al i i se se bu bu la la n seseorang me e ng ng gu gu na na ka ka n n me me di di a a da da la lam sa satu tu ta ahun Untuk me me ng ng uk ukur ur d d ur u asi pe peng ngg gunaan n m m ed ed ia a ada da la la h dengan n m men enghitung be be ra rapa lama seseorang m menggu n nakan media dan me me ng ng ik ikuti suatu artike dalam sebulan, sedang gkan hubun gan antara khalayak dengan isi media meliputi attention atau p perhatian n. Dengan demikian terpaan media dapa diukur melalui frekuensi, du dura a s si, dan atensi khalayak pembaca Ardiyanto 16 a. Frekuensi penggunaan media Frekuensi penggunaan media berkaitan dengan mengumpulkan data khalayak tentang keajegan khalayak dalam menonton siaran televisi, mendengarkan radio atau membaca sebuah berita di media cetak, apakah itu berita harian, mingguan, bulanan dan tahunan. b. Durasi penggunaan Pengukuran durasi penggunaan media menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media berapa jam sehari; atau berapa lama menit waktu yang dihabiskan khalayak dalam membaca. c. Atensi Hubungan antara khalayak dengan isi media dapat meliputi perhatian attention. Menurut Anderson Rakhmat, 2005: 52 perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila seseorang mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. 2. Sikap 2.1. Definisi Sikap Sikap merupakan suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial Effendy, 1986:19. Dengan kata lain sikap merupakan salah satu Frekuensi penggu gu na na an med d ia ia b b er e kaitan dengan mengumpulkan data khalayak t t e entang keajegan khalayak dalam m menonton siaran televisi me e nd ndengarkan radio a ata a u u me me mb mb ac a a se se buah berita di di m m edia cetak, apakah itu berita h ha aria ia n , mingguan, bulanan n d d an an t t ah ah un unan. b. b. Du Du ra r si pen n gg gg u un aan Pe ng ng ukuran durasi penggunaan media m en enghit t u ung g be bera r pa lam kh h al ayak berga bu ng denga n su atu media b erapa jam s sehari ri ; ; a at tau bera rapa la ma menit waktu y ang di ha biskan k ha layak dalam me mb mbaca. a c. Aten si Hubungan ant ara kh alayak den ga n is i me dia dapat meli p puti per r h hati ia an attention . M M en en ur ur ut ut Anderson Rak ak hm hm at at , , 2005: 52 pe rh rhat at i ian ad d a al a ah proses mental ketika s ti ti m muli i a a t tau rangkaian stimuli menjadi me eno nonj nj o dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian an t ter er ja jadi di bila se se se se or or an an g g me me ng ng k kons s en entr tr as asik ik an an d d ir ir i i pa a da da s s al al ah ah s s at at u u al al t at i i nd nd er era a, dan meng g es es am ampingkan masu sukan-masu sukan melalui i al al at at ind d era ya y ng ng l lain. 2. Sikap 2.1. Definisi Sikap Sikap merupakan su uatu u kecenderungan pada diri seseorang untuk 17 komponen penting yang tidak bisa dihilangkan dalam diri setiap individu. Sikap dapat menunjukkan bagaimana seseorang berperilaku atau bertindak. Hal tersebut diungkapkan oleh Gerungan dalam bukunya yang berjudul Psichology Social Gerungan, 1983:151. Sikap adalah suatu predisposisi perilaku dari komponen kognitif, afektif dan konatif terhadap suatu obyek sikap. Komponen kognitif terdiri dari keseluruhan aspek kognisi yang dimiliki seseorang terhadap obyek tertentu. Sedangkan komponen afektif terdiri dari keseluruhan aspek perasaan dan emosi seseorang terhadap obyek. Sementara komponen konatif terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan berperilaku tertentu terhadap suatu obyek Stan, 1987: 65. Beberapa ciri sikap yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut; sikap itu tidak dibawa sejak lahir, selalu berhubungan dengan obyek sikap, sikap dapat tertuju pada satu obyek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan obyek-obyek; sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar; sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi Bimo, 2001: 113- 115. Dari ciri-ciri tersebut kita dapat mengetahui bahwa sikap bisa saja berubah ketika mendapat pengaruh dari obyek lain dan dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupun lama.

2.2. Pembentukan Sikap

Dari berbagai definisi sikap menurut para ahli, Alex Sobur 2003: 355 menyimpulkan bahwa ada dua ciri khas dari sikap yaitu mempunyai Sikap dapat menu u nj nj uk uk k kan ba ba ga ga im i ana seseorang berperilaku atau bertindak. H Hal tersebut diungkapkan oleh G G er erun u gan dalam bukunya yang berj rj ud udul Psichology S S o ocia ia l l G G er er un un ga g n, n, 1983:151. Sika ka p p ad ad a alah suatu predi d spos os is s i i pe pe ri rila laku k dari komp ponen kognitif af af ek ek ti ti f f d dan kona na ti ti f f te rhadap s ua tu oby ek ek s s ik i ap. Ko omp mp on on en kogni nitif terdir da da ri kes es el ur uhan aspek kog ni si yang dimili ki s es eseorang ng t t er erha hadap ob o yek tert rt en tu. Sedangkan komponen afektif t er diri dari ke k se lu lu ru ru h han as p pek pe rasaan dan emo si seseo ra ng terha da p obyek. Sem en n tara k k om om pone en konatif te rd iri dari kes ia pa n se seor an g untuk be reak si atau k kecend nd erun n ga ga n n berperilaku terten tu ter ha dap suatu ob yek Stan, 1987: 65. Be be ra ra pa pa c c ir ir i i sikap yang perlu lu k k it it a a ke ke tahui adalah s eb ebag agai ber r ik iku ut sikap itu tidak dibawa sej jak ak lah ah ir ir , selalu berhubungan dengan obyek k si sika ka p sikap dapat tertuju pada satu obyek saja, tetapi juga dapat t te tert t uj uju u p pada se se ku ku mp mp ul ul an an o o by by ek ek-o by by ek ek; ; si si ka kap p it itu u d dapa a t t be be rl rl an an gs gs un un g g la la m ma ata a u u se se b bentar i si k kap it t u u m mengandung f f aktor pe e r rasaan dan m m ot ot iv iv as i i Bi Bimo o, 2 2001: 113 115. Dari ciri-ciri ters sebut kita d dapat mengetahui bahwa sikap bisa saja berubah ketika mendapa at pengaruh uh dari obyek lain dan dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupu u n lam ma.

2.2. Pembentukan Sikap

18 obyek tertentu orang, perilaku, konsep, situasi, benda dan sebagainya dan mengandung penilaian suka-tidak suka, setuju-tidak setuju. Meskipun sikap merupakan salah satu komponen penting dalam setiap individu namun sikap tidak dibawa sejak lahir. Sikap berkembang seiring dengan proses pengetahuan individu akan sesuatu dan dapat berubah-ubah sekalipun suatu sikap memiliki kecenderungan untuk tetap. Sikap tidak hanya tertuju terhadap satu obyek saja, namun bisa juga sikap tertuju pada beberapa objek. Sikap yang terbentuk dapat berlangsung lama atau sebentar. Semua itu bergantung pada lama atau tidaknya individu memegang sikap terhadap obyek tertentu. Pembentukan sikap lebih sering melibatkan faktor perasaan dan motif sehingga dapat dipastikan bahwa ketika seseorang bersikap maka orang tersebut akan melibatkan perasaan tertentu terhadap obyek yang sedang dihadapinya Bimo, 1983:55-56. Pengalaman merupakan faktor penting dalam pembentukan sikap. Pengalaman seseorang akan menentukan bagaimana ia bersikap. Namun tidak hanya pengalaman yang dapat membentuk dan merubah sikap. Informasi atau peranan dari luar diri individu juga dapat membentuk bahkan merubah sikap. dan mengandung p p en en il ilaian su suka k -tidak suka, setuju-tidak setuju Meskipun s s ik ikap merupakan salah satu komp mpon o en penting dalam setiap indi di vi vidu namun sikap p tid d ak ak d d ib ib aw aw a se e ja j k lahir. Sikap p berkembang seiring dengan pro o se ses s pe pe ng n etah h uan indi i vi idu du a aka ka n n se sesu suatu dan dapa at t berubah-ubah se se ka ka li li pu pu n suat t u u si si k ka p memi li ki kecen de de r r un u gan un un tu tu k k te t tap. S S ik i ap tidak ha ha ny a te te rtuj u terhadap satu ob yek saja, namu n bi sa sa j j uga a sika ka p p te te rtuj u u pada be e b be rapa objek . Sikap yang terbentuk d apat ber la a ng n sung ng l l ama a atau se be ntar. Semua it u berg an tung p ad a lama atau ti da daknya ya i ind nd ivid du memega ng s ikap terha d ap o by ek t erte ntu. P embe nt uk an sik a ap leb eb ih ih ser r in in g melibatkan fak to r pe ra sa an dan m ot if s eh ingga dapat di pa a stikan b bahwa w ketika ses eo ra ra ng ng b b er er sikap maka orang ng t t er er se se bu b t akan m elib at atka kan pera a sa sa a an tertentu terhadap obyek ya yang ng s s ed ed ang dihadapinya Bimo, 1983:55-56 56 . . Pengalaman merupakan faktor penting dalam pemben n tu tu ka ka n n si si k kap Pe Pe ng ng al al am am an an s ses es e eorang g a aka kan n me mene nent nt k ukan n b b ag ag ai ai ma ma na na i i a a be bersik k ap ap . N Namun ti ti d da k k ha ha ny nya pengalam an a yang d dapat memb b en entu tu k d dan me me ru ru ba h sikap Informasi atau peranan n dari luar r diri individu juga dapat membentuk bahkan merubah sikap. 19

2.3. Komponen Sikap

Tiga komponen sikap menurut M. Chaffe, yaitu Rakhmat 2005: 218- 219: 1. Komponen Kognitif Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Berhubungan dengan pengetahuan, peneguhan informasi dan pemahaman. 2. Komponen Afektif Komponen Afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya. Berhubungan dengan perasaan. 3. Komponen Konatif Komponen konatif berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak, keinginan melakukan tindakan. Hal ini mencakup semua kesiapan perilaku yang berhubungan dengan sikap. Menurut Eiser, Sobur 2003: 356 setiap orang mempunyai sikap yang berbeda terhadap suatu objek tergantung oleh masing-masing individu. Perbedaan dan persamaan sikap tersebut pada prinsipnya dapat diukur melalui interaksi individu terhadap obyek yang bersangkutan. Louise Trustone Sobur, 2003: 382 menyarankan untuk mengukur sikap seseorang anak berdasarkan pendapatnya. Kita dapat mengetahui sikap Tiga komponen s s ik ik a ap menur r ut ut M M . Chaffe, yaitu Rakhmat 2005: 218 219: 1 1. Komponen Kog og ni ni ti i f f Kom om po po ne ne n kognitif ada d l lah h as aspe pe k k in i telektual ya yang berkaitan dengan n a pa yang diketahu i i ma ma nusia. B B er er hu hu bungan n dengan pe ng e tahuan, penegu ha n informasi dan pe m mahama m n. n. 2. Kompon en Afektif Komponen A fektif merupaka n aspek emosional d dari f f ak akto to r r sosi io ps ik ologis, di da hu lu ka n ka rena erat kait an ny a deng an n pem m b bicara ra an n sebelumn ya . Be rh ubungan de ngan perasaan. 3. Ko mp mp on on en en Ko K natif Komponen konat at if if ber er hu hu bu ngan dengan kebiasaan dan ke e ma mau uan bertindak, keinginan melakukan tindakan. Hal in n i i me menc nc a akup se se mu mua a ke ke i siapan an p per eril il ak aku u ya ya n ng b ber er hu hu bu bu ng ng an an d d en en ga ga n n i sika a p. p. Me Menurut Eiser, Sobu u r r 2003: : 356 setiap orang me me mp mpunyai sikap yang berbeda terhadap suatu o objek terga antung oleh masing-masing individu Perbedaan dan persamaan si i ka k p terse ebut pada prinsipnya dapat diukur melalu interaksi individu terhadap obye yek y yang bersangkutan. 20 seseorang terhadap suatu obyek berdasarkan pendapat orang tersebut atas pertanyaan yang kita berikan. Pengukuran sikap pada penelitian ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya perubahan secara langsung pada masing- masing individu. Tiap individu pasti memiliki pendapat yang berbeda. Pendapat tersebut dapat berupa menyetujui. Dari hasil inilah kita mendapat skor atas jawaban pendapat tadi. Kemudian dapat ditarik kesimpulan sikap rata-rata muncul terhadap obyek yang akan diteliti. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang” Ardiyanto dan Erdiyana 2005: 3. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa media massa berfungsi untuk memberikan pesan yang dapat memiliki pengaruh bagi penerimanya. Pengaruh media massa baik itu bersifat internal maupun eksternal, sangat erat kaitannya dengan respon dari khalayaknya. Yang dimaksud dengan respon itu sendiri adalah efek komunikasi yang terjadi pada diri khalayak setelah menerima pesan komunikasi yang ada pada sebuah media televisi Effendy, 2001: 254. pertanyaan yang kita ber r ik ik a an. Pe ng uk uk ur ur an a sikap pada penelitian ini berfungs untuk melihat ad ada atau tidaknya perubahan seca cara langsung pada masing masing g i individu. Tiap i indi di vi vi du u p p as a ti m m emiliki pend ndap ap at yang berbeda Pe Pe ndapat terse e bu but t da da pat be b rupa men ye tu tu ju ju i. i. D Dar ar i i hasil inilah h k k ita mendapa skor a a ta ta s ja ja waban n p pendap at tad i. Kemud ia ia n n da d pat di dita ta ri rik k ke k simp ul u an sikap ra ra ta ta -r -ra ata mu mu nc ul terhadap obyek ya ng akan diteli ti . Ko munikasi d ap at dipah am i sebaga i proses penya m mpai i an an p p es es an a , i ide at a au i nf or masi kepada or an g la in denga n me nggunakan sa ra na na ter rte tent nt u u gun na m me mpengaruhi ata u meng ub ah per ilak u peneri ma pesan. Defi ni i si komun n i ikas as m ma ssa yang paling seder hana dikemukak an oleh Bittner yakni “kom munik k a s ma ssa ad d al al ah ah p p esan yan n g g dikomu u ni ni k kasikan me e la la lu lu i i me di a massa pa p d da sejumlah besar orang” Ardiyan n to to dan Erdiyana 2005: 3. Dari teori t ter erse seb bu da dapa pa t t di di si si mp mp ul ul ka ka n n ba ba hw hw a media massa be be rf rf un un gs gs i i un un tu tu k k me me mb mber er ik ikan an p pesan ya ya ng dapat t m m em emi ilik k i i pe pe ng ng aruh uh b b ag agi i peneri ri ma ma ny ny a. Pengaruh media m a assa baik k itu bersifat internal maupun eksternal sangat erat kaitannya den ngan respo on dari khalayaknya. Yang dimaksud dengan respon itu sendiri a adalah efek komunikasi yang terjadi pada dir khalayak setelah menerima pesa sa n n komunikasi yang ada pada sebuah media 21 Dengan demikian, keterkaitan antara media televisi dengan sikap penonton sangatlah erat. Pesan yang terdapat dalam sebuah media televisi merupakan suatu stimulus yang nantinya mendapatkan respon dari penontonnya. Dimana efek-efek tersebut sangat beragam macamnya, salah satunya adalah mempengaruhi sikap penontonnya.

3. Efek Komunikasi Massa

Dalam Nurudin 2007:220, Joseph Klapper sebagai seorang pencetus teori efek media terbatas yang mempengaruhi efek komunikasi massa. Dalam buku tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Jika ada pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa, pengaruh tersebut sangatlah kecil atau terbatas. Adapun beberapa faktor utama yang mempengaruhi efek komunikasi massa. Faktor-faktor itu turut membantu dalam menentukan besar atau tidaknya efek yang ditimbulkan oleh media massa. Faktor tersebut antara lain, Selective attention merupakan sifat individu yang cenderung menerima pesan media massa yang sesuai dengan minat dan pendapatnya. Selective perception merupakan keadaan individu akan mencari media lain guna mencari media informasi yang sesuai dengan keyakinannya. Selective retention merupakan kecenderungan individu untuk mengingat pesan yang sesuai dengan kebutuhannya. Tak hanya itu, motivasi dan pengetahuan juga ikut mempengaruhi dalam proses penerimaan pesan. Persuability merupakan penonton sangatlah erat. . P P e esan yang g te te rdapat dalam sebuah media televis merupakan su u a atu stimulus yang nantinya m m endapatkan respon dar penonton onnya. Dimana ef fe ek-e e fe fe k te te rs s ebut ut sangat beraga am m macamnya, salah sa a t tunya adalah h m mem emp pengar h uh i sikap peno no nt nt on on ny nya. a.

3. Ef Ef

ek ek Komun un i ikas i Massa Da Da la m Nu ru din 2007:22 , Joseph Kla pp er s eb b ag a ai s s eo eora ra ng pen n ce c tu teori i efek media ter ba tas yang m em pengaruhi efek komun ik kasi ma ma ss s a. a. Dala am bu u ku ter sebut dapat di si mpul ka n bahw a tidak selama nya me e di di a a mass s a m me miliki kekua tan untuk me mp en ga ru hi khala yak. Jika ada pe pengaruh y yan ng g d di timbulkan oleh med ia massa, pengar uh tersebut sangat la h h ke e c cil at ta au te rb at as. Ad Ad ap ap un beberapa fa fa ktor uta a m ma yang g memp mp en en ga ga ru hi e fe f k komuni ni ka ka s massa. Faktor-faktor itu turut ut m embantu dalam menentukan bes sar r a atau ti ti da da kn kn ya ya e e fe fe k k ya ya ng ng d d it it im im bu b lkan oleh me e di di a a ma ma ss ss a. a. F F ak ak to to r r te te rs rs eb ebut a a nt ntar ara a lain Se S lective at at te te nt ntio ion me me ru ru pa p kan n si sifa fa t t i indivi vi du du y y ang g ce cend nd erung me e ne neri rim ma pesan me di di a a m massa yang sesuai den ngan min inat dan pendapatnya. Se Se le lective perception merupakan keadaan indivi idu akan m mencari media lain guna mencari media informasi yang sesuai deng gan a keyak kinannya. Selective retention merupakan kecenderungan individu unt t uk u mengingat pesan yang sesuai dengan 22 keadaan dimana individu akan memperhitungkan apa yang dilakukan oleh orang lain terkait dengan informasi yang ia dapat dan ia butuhkan. Faktor sosial merupakan faktor yang melihat bahwa di dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial yang terbentuk, kemudian kelompok sosial itu dapat mempengaruhi individu dalam menerima pesan di media massa. Faktor sosial dapat digolongkan dari aspek usia dan jenis kelamin, pendidikan serta lingkungan. Aspek-aspek tersebut yang menentukan ke dalam kelompok mana yang nantinya cenderung memberikan kesamaan dalam memandang norma sosial, nilai dan cara bersikap ke anggotanya.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana masalah penelitian telah ditanyakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat ditanyakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik Sugiyono, 2006: 64. Perumusan hipotesa dalam penelitian ini dilihat dari ada atau tidak adanya pengaruh antar variabel yang telah ditentukan. Perumusan hipotesa tersebut antara lain: orang lain terkait dengan in in fo formasi i ya a ng ng ia dapat dan ia butuhkan. Faktor s sosial merupakan faktor yang me m lihat bahwa di dalam masyar r ak akat terdapat kelo o mp mp ok ok -ke ke lo lo mp m ok ok sosial yang t t er e bentuk, kemudian ke ke l lompok sosia ia l l it itu dapat mempengaruh uh i in indi di vi vi du du dalam men ner e ima pesan d medi i a a ma ma ss s a. Fak k to to r sosial dapat dig olon n gk gk an dar r i i as as pe pe k usia dan jeni ke kela lami m n, p p en di dikan serta li ngkungan. Aspe k k - - as a pek k te te rs rs eb e ut yang m menent nt uk an ke dala m kelompok mana yang n an tinya ce nd der e ung g me me mberik ikan kes sa ma an dalam me ma ndang no rma so si al, nilai dan ca a ra r b b er er si si ka ka p k ke an an ggotanya. G G. Hipotesis Hipotesis me me ru ru pa pa kan jawaban se se me me nt nt ar ar a terhad ap r um m us usa an mas s a al a ah penelitian, dimana masalah p p en enelit itia ian telah ditanyakan dalam bentuk ka ka li im ma pe p rtanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan n b ber r d dasa sa r rkan pa da da t t eo eo ri ri y y an an g g re re le levan, b b el el um um d did idas asar ka kan n pa pa da da f f ak ak ta ta f -f ak ak ta ta emp mpir iris is yang di d pe pe ro l le h h me me la lalui pengum pu pu lan data ta. Jadi hipotes es is is j j uga d dapa pa t t di tanyakan sebagai jawaban teoritis ter rhadap rumu musan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik Sugiyono, 20 06: 64. Perumusan hipotesa d dalam m penelitian ini dilihat dari ada atau tidak adanya pengaruh antar variabel l yang telah ditentukan. Perumusan hipotesa 23 a. Hipotesa Nol Ho ialah hipotesa yang dirumuskan untuk memperlihatkan bahwa tidak ada pengaruh antar satu variabel dengan variabel lain Nawawi, 1993:162. Hipotesa Nol dalam penelitia ini yaitu Tidak ada pengaruh terpaan tayangan program acara Warna Trans7 episode yang membahas tentang fashion dan kesehatan pada periode April- Juni 2013 terhadap sikap mahasiswi FISIP UAJY . b. Hipotesa Alternatif Ha ialah hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain Nawawi, 1993:163. Hipotesa Alternatif dalam penelitian ini yaitu Ada pengaruh terpaan tayangan program acara Warna Trans7 episode fashion dan kesehatan pada periode April-Juni 2013 terhadap sikap mahasiswi FISIP UAJY .

G. Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

PENGARUH TAYANGAN PROGRAM ACARA BOCAH PETUALANG TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON (Studi Eksplanatif Kuantitatif mengenai Pengaruh Tayangan Program Acara Bocah Petualang Trans7 Episode Pulau Jawa Periode Mei-Juli 2015 terhadap sikap siswa SD Kanisius Demanga

0 5 19

PENGARUH TAYANGAN PROGRAM ACARA BOCAH PETUALANG TRANS7TERHADAP SIKAP PENONTON PENGARUH TAYANGAN PROGRAM ACARA BOCAH PETUALANG TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON (Studi Eksplanatif Kuantitatif mengenai Pengaruh Tayangan Program Acara Bocah Petualang Trans7 Epi

1 5 16

PENDAHULUAN PENGARUH TAYANGAN PROGRAM ACARA BOCAH PETUALANG TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON (Studi Eksplanatif Kuantitatif mengenai Pengaruh Tayangan Program Acara Bocah Petualang Trans7 Episode Pulau Jawa Periode Mei-Juli 2015 terhadap sikap siswa SD Kani

1 6 43

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN PENGARUH TAYANGAN PROGRAM ACARA BOCAH PETUALANG TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON (Studi Eksplanatif Kuantitatif mengenai Pengaruh Tayangan Program Acara Bocah Petualang Trans7 Episode Pulau Jawa Periode Mei-Juli 2015 terhadap sika

0 7 15

PENUTUP PENGARUH TAYANGAN PROGRAM ACARA BOCAH PETUALANG TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON (Studi Eksplanatif Kuantitatif mengenai Pengaruh Tayangan Program Acara Bocah Petualang Trans7 Episode Pulau Jawa Periode Mei-Juli 2015 terhadap sikap siswa SD Kanisius

0 3 8

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON.

0 2 11

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON.

1 10 21

PENUTUP PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON.

0 8 38

MOTIF PENONTON REMAJA SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “CCTV” TRANS7 SKRIPSI

0 0 18

SIKAP PENONTON SURABAYA TERHADAP TAYANGAN E-NEWS NET TV

0 0 20