16
a. Frekuensi penggunaan media Frekuensi penggunaan media berkaitan dengan mengumpulkan data
khalayak tentang keajegan khalayak dalam menonton siaran televisi, mendengarkan radio atau membaca sebuah berita di media cetak, apakah
itu berita harian, mingguan, bulanan dan tahunan. b. Durasi penggunaan
Pengukuran durasi penggunaan media menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media berapa jam sehari; atau berapa
lama menit waktu yang dihabiskan khalayak dalam membaca. c. Atensi
Hubungan antara khalayak dengan isi media dapat meliputi perhatian attention. Menurut Anderson Rakhmat, 2005: 52 perhatian adalah
proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila
seseorang mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
2. Sikap 2.1. Definisi Sikap
Sikap merupakan suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial
Effendy, 1986:19. Dengan kata lain sikap merupakan salah satu Frekuensi penggu
gu na
na an
med d
ia ia
b b
er e
kaitan dengan mengumpulkan data khalayak t
t e
entang keajegan khalayak dalam m menonton siaran televisi
me e
nd ndengarkan radio
a ata
a u
u me
me mb
mb ac
a a se
se buah berita di
di m
m edia cetak, apakah
itu berita h ha
aria ia
n ,
mingguan, bulanan n
d d
an an t
t ah
ah un
unan. b.
b. Du
Du ra
r si pen
n gg
gg u
un aan
Pe ng
ng ukuran durasi penggunaan media m
en enghit
t u
ung g be
bera r
pa lam
kh h
al ayak berga
bu ng denga
n su
atu media b
erapa jam s
sehari ri
; ;
a at
tau bera rapa
la ma menit waktu
y ang di
ha biskan
k ha
layak dalam me mb
mbaca. a
c. Aten si
Hubungan ant ara
kh alayak den
ga n is
i me
dia dapat meli p
puti per r
h hati
ia an
attention .
M M
en en
ur ur
ut ut
Anderson Rak ak
hm hm
at at
, ,
2005: 52 pe
rh rhat
at i
ian ad d
a al
a ah
proses mental ketika s ti
ti m
muli i
a a
t tau rangkaian stimuli menjadi me
eno nonj
nj o
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian an
t ter
er ja
jadi di
bila se
se se
se or
or an
an g
g me
me ng
ng k
kons s
en entr
tr as
asik ik
an an
d d
ir ir
i i pa
a da
da s
s al
al ah
ah s
s at
at u
u al
al t
at i i
nd nd
er era
a, dan meng
g es
es am
ampingkan masu sukan-masu
sukan melalui i
al al
at at
ind d
era ya y
ng ng
l lain.
2. Sikap 2.1. Definisi Sikap
Sikap merupakan su uatu
u kecenderungan pada diri seseorang untuk
17
komponen penting yang tidak bisa dihilangkan dalam diri setiap individu. Sikap dapat menunjukkan bagaimana seseorang berperilaku atau
bertindak. Hal tersebut diungkapkan oleh Gerungan dalam bukunya yang berjudul Psichology Social Gerungan, 1983:151.
Sikap adalah suatu predisposisi perilaku dari komponen kognitif, afektif dan konatif terhadap suatu obyek sikap. Komponen kognitif terdiri
dari keseluruhan aspek kognisi yang dimiliki seseorang terhadap obyek tertentu. Sedangkan komponen afektif terdiri dari keseluruhan aspek
perasaan dan emosi seseorang terhadap obyek. Sementara komponen konatif terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan
berperilaku tertentu terhadap suatu obyek Stan, 1987: 65. Beberapa ciri sikap yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut;
sikap itu tidak dibawa sejak lahir, selalu berhubungan dengan obyek sikap, sikap dapat tertuju pada satu obyek saja, tetapi juga dapat tertuju pada
sekumpulan obyek-obyek; sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar; sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi Bimo, 2001: 113-
115. Dari ciri-ciri tersebut kita dapat mengetahui bahwa sikap bisa saja berubah ketika mendapat pengaruh dari obyek lain dan dapat terjadi dalam
waktu yang singkat maupun lama.
2.2. Pembentukan Sikap
Dari berbagai definisi sikap menurut para ahli, Alex Sobur 2003: 355 menyimpulkan bahwa ada dua ciri khas dari sikap yaitu mempunyai
Sikap dapat menu u
nj nj
uk uk
k kan
ba ba
ga ga
im i
ana seseorang berperilaku atau bertindak. H
Hal tersebut diungkapkan oleh G G
er erun
u gan dalam bukunya yang
berj rj
ud udul Psichology S
S o
ocia ia
l l
G G
er er
un un
ga g
n, n,
1983:151. Sika
ka p
p ad
ad a
alah suatu predi d
spos os
is s
i i
pe pe
ri rila
laku k
dari komp ponen kognitif
af af
ek ek
ti ti
f f d
dan kona na
ti ti
f f
te rhadap
s ua
tu oby ek
ek s s
ik i
ap. Ko omp
mp on
on en kogni
nitif terdir da
da ri kes
es el
ur uhan
aspek kog ni
si yang dimili ki
s es
eseorang ng
t t
er erha
hadap ob
o yek
tert rt
en tu. Sedangkan komponen afektif
t er
diri dari ke
k se
lu lu
ru ru
h han as
p pek
pe rasaan dan emo
si seseo
ra ng
terha da
p obyek. Sem en
n tara k
k om
om pone
en konatif
te rd
iri dari kes ia
pa n
se seor
an g
untuk be reak
si atau
k kecend
nd erun
n ga
ga n
n berperilaku terten
tu ter ha
dap suatu ob
yek Stan, 1987: 65.
Be be
ra ra
pa pa
c c
ir ir
i i
sikap yang perlu lu
k k
it it
a a
ke ke
tahui adalah s
eb ebag
agai ber r
ik iku
ut sikap itu tidak dibawa sej
jak ak lah
ah ir
ir , selalu berhubungan dengan obyek
k si
sika ka
p sikap dapat tertuju pada satu obyek saja, tetapi juga dapat
t te
tert t
uj uju
u p pada
se se
ku ku
mp mp
ul ul
an an
o o
by by
ek ek-o
by by
ek ek;
; si si
ka kap
p it
itu u
d dapa
a t
t be
be rl
rl an
an gs
gs un
un g
g la
la m
ma ata a
u u
se se
b bentar
i si
k kap it
t u
u m
mengandung f
f aktor pe
e r
rasaan dan m m
ot ot
iv iv
as i
i Bi
Bimo o,
2 2001: 113
115. Dari ciri-ciri ters sebut kita d
dapat mengetahui bahwa sikap bisa saja berubah ketika mendapa
at pengaruh uh dari obyek lain dan dapat terjadi dalam
waktu yang singkat maupu u
n lam ma.
2.2. Pembentukan Sikap
18
obyek tertentu orang, perilaku, konsep, situasi, benda dan sebagainya dan mengandung penilaian suka-tidak suka, setuju-tidak setuju.
Meskipun sikap merupakan salah satu komponen penting dalam setiap individu namun sikap tidak dibawa sejak lahir. Sikap berkembang seiring
dengan proses pengetahuan individu akan sesuatu dan dapat berubah-ubah sekalipun suatu sikap memiliki kecenderungan untuk tetap. Sikap tidak
hanya tertuju terhadap satu obyek saja, namun bisa juga sikap tertuju pada beberapa objek. Sikap yang terbentuk dapat berlangsung lama atau
sebentar. Semua itu bergantung pada lama atau tidaknya individu memegang sikap terhadap obyek tertentu. Pembentukan sikap lebih sering
melibatkan faktor perasaan dan motif sehingga dapat dipastikan bahwa ketika seseorang bersikap maka orang tersebut akan melibatkan perasaan
tertentu terhadap obyek yang sedang dihadapinya Bimo, 1983:55-56. Pengalaman merupakan faktor penting dalam pembentukan sikap.
Pengalaman seseorang akan menentukan bagaimana ia bersikap. Namun tidak hanya pengalaman yang dapat membentuk dan merubah sikap.
Informasi atau peranan dari luar diri individu juga dapat membentuk bahkan merubah sikap.
dan mengandung p p
en en
il ilaian
su suka
k -tidak suka, setuju-tidak setuju
Meskipun s s
ik ikap merupakan salah satu komp
mpon o
en penting dalam setiap indi
di vi
vidu namun sikap p
tid d
ak ak
d d
ib ib
aw aw
a se e
ja j
k lahir. Sikap p berkembang seiring
dengan pro o
se ses
s pe
pe ng
n etah
h uan indi
i vi
idu du
a aka
ka n
n se
sesu suatu dan dapa
at t
berubah-ubah se
se ka
ka li
li pu
pu n suat
t u
u si
si k
ka p memi
li ki kecen
de de
r r
un u
gan un un
tu tu
k k
te t
tap. S S
ik i
ap tidak ha
ha ny
a te te
rtuj u terhadap satu
ob yek saja, namu
n bi
sa sa j
j uga
a sika
ka p
p te te
rtuj u
u pada be
e b
be rapa objek
. Sikap yang terbentuk
d apat ber
la a
ng n
sung ng l
l ama a
atau se
be ntar. Semua
it u
berg an
tung p
ad a lama atau ti
da daknya
ya i ind
nd ivid
du memega
ng s
ikap terha d
ap o
by ek
t erte
ntu. P embe
nt uk
an sik a
ap leb eb
ih ih ser
r in
in g
melibatkan fak to
r pe ra
sa an dan
m ot
if s eh
ingga dapat di pa
a stikan b
bahwa w
ketika ses eo
ra ra
ng ng
b b
er er
sikap maka orang ng
t t
er er
se se
bu b
t akan m
elib at
atka kan pera
a sa
sa a
an tertentu terhadap obyek ya
yang ng s
s ed
ed ang dihadapinya Bimo, 1983:55-56
56 .
. Pengalaman merupakan faktor penting dalam pemben
n tu
tu ka
ka n
n si
si k
kap Pe
Pe ng
ng al
al am
am an
an s
ses es
e eorang
g a
aka kan
n me
mene nent
nt k
ukan n
b b
ag ag
ai ai
ma ma
na na
i i
a a
be bersik
k ap
ap .
N Namun
ti ti
d da
k k ha
ha ny
nya pengalam an
a yang
d dapat memb
b en
entu tu
k d
dan me me
ru ru
ba h sikap
Informasi atau peranan n dari luar
r diri individu juga dapat membentuk bahkan merubah sikap.
19
2.3. Komponen Sikap
Tiga komponen sikap menurut M. Chaffe, yaitu Rakhmat 2005: 218- 219:
1. Komponen Kognitif Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan
dengan apa yang diketahui manusia. Berhubungan dengan pengetahuan, peneguhan informasi dan pemahaman.
2. Komponen Afektif Komponen Afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosio
psikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya. Berhubungan dengan perasaan.
3. Komponen Konatif Komponen konatif berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan
bertindak, keinginan melakukan tindakan. Hal ini mencakup semua kesiapan perilaku yang berhubungan dengan sikap.
Menurut Eiser, Sobur 2003: 356 setiap orang mempunyai sikap yang berbeda terhadap suatu objek tergantung oleh masing-masing individu.
Perbedaan dan persamaan sikap tersebut pada prinsipnya dapat diukur melalui interaksi individu terhadap obyek yang bersangkutan.
Louise Trustone Sobur, 2003: 382 menyarankan untuk mengukur sikap seseorang anak berdasarkan pendapatnya. Kita dapat mengetahui sikap
Tiga komponen s s
ik ik
a ap menur
r ut
ut M
M . Chaffe, yaitu Rakhmat 2005: 218
219: 1
1. Komponen Kog og
ni ni
ti i
f f
Kom om
po po
ne ne
n kognitif ada d l
lah h
as aspe
pe k
k in
i telektual ya
yang berkaitan dengan
n a
pa yang diketahu
i i
ma ma
nusia. B B
er er
hu hu
bungan n dengan
pe ng
e tahuan, penegu
ha n informasi dan pe
m mahama
m n.
n. 2.
Kompon en
Afektif Komponen
A fektif merupaka
n aspek emosional
d dari
f f
ak akto
to r
r sosi
io ps
ik ologis, di
da hu
lu ka
n ka
rena erat kait
an ny
a deng an
n pem m
b bicara
ra an
n sebelumn
ya .
Be rh
ubungan de
ngan perasaan.
3. Ko mp
mp on
on en
en Ko
K natif
Komponen konat at
if if ber
er hu
hu bu
ngan dengan kebiasaan dan ke e
ma mau
uan bertindak, keinginan melakukan tindakan. Hal in
n i
i me menc
nc a
akup se
se mu
mua a ke
ke i
siapan an
p per
eril il
ak aku
u ya ya
n ng
b ber
er hu
hu bu
bu ng
ng an
an d
d en
en ga
ga n
n i
sika a
p. p.
Me Menurut Eiser, Sobu
u r
r 2003:
: 356 setiap orang me
me mp
mpunyai sikap yang berbeda terhadap suatu o
objek terga antung oleh masing-masing individu
Perbedaan dan persamaan si i
ka k
p terse ebut pada prinsipnya dapat diukur melalu
interaksi individu terhadap obye yek
y yang bersangkutan.
20
seseorang terhadap suatu obyek berdasarkan pendapat orang tersebut atas pertanyaan yang kita berikan. Pengukuran sikap pada penelitian ini berfungsi
untuk melihat ada atau tidaknya perubahan secara langsung pada masing- masing individu. Tiap individu pasti memiliki pendapat yang berbeda.
Pendapat tersebut dapat berupa menyetujui. Dari hasil inilah kita mendapat skor atas jawaban pendapat tadi. Kemudian dapat ditarik kesimpulan sikap
rata-rata muncul terhadap obyek yang akan diteliti. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide
atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan. Definisi komunikasi
massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang” Ardiyanto dan Erdiyana 2005: 3. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa media massa berfungsi untuk memberikan pesan
yang dapat memiliki pengaruh bagi penerimanya. Pengaruh media massa baik itu bersifat internal maupun eksternal,
sangat erat kaitannya dengan respon dari khalayaknya. Yang dimaksud dengan respon itu sendiri adalah efek komunikasi yang terjadi pada diri
khalayak setelah menerima pesan komunikasi yang ada pada sebuah media televisi Effendy, 2001: 254.
pertanyaan yang kita ber r
ik ik
a an.
Pe ng
uk uk
ur ur
an a
sikap pada penelitian ini berfungs untuk melihat ad
ada atau tidaknya perubahan seca cara langsung pada masing
masing g
i individu. Tiap
i indi
di vi
vi du
u p
p as
a ti m
m emiliki pend
ndap ap
at yang berbeda Pe
Pe ndapat terse
e bu
but t
da da
pat be b
rupa men ye
tu tu
ju ju
i. i.
D Dar
ar i
i hasil inilah
h k k
ita mendapa skor a
a ta
ta s ja
ja waban
n p
pendap at tad
i. Kemud
ia ia
n n da
d pat di
dita ta
ri rik
k ke
k simp
ul u
an sikap ra
ra ta
ta -r
-ra ata mu
mu nc
ul terhadap obyek ya
ng akan diteli ti
. Ko
munikasi d
ap at dipah
am i sebaga
i proses penya
m mpai
i an
an p
p es
es an
a , i
ide at
a au i
nf or
masi kepada or
an g la
in denga
n me
nggunakan sa
ra na
na ter rte
tent nt
u u
gun na
m me
mpengaruhi ata
u meng
ub ah
per ilak
u peneri
ma pesan. Defi
ni i
si komun n
i ikas
as m
ma ssa yang paling seder
hana dikemukak an
oleh Bittner yakni “kom
munik k
a s
ma ssa ad
d al
al ah
ah p p
esan yan n
g g
dikomu u
ni ni
k kasikan me
e la
la lu
lu i
i me
di a
massa pa
p d
da sejumlah besar orang” Ardiyan
n to
to dan Erdiyana 2005: 3. Dari teori
t ter
erse seb
bu da
dapa pa
t t
di di
si si
mp mp
ul ul
ka ka
n n
ba ba
hw hw
a media massa be be
rf rf
un un
gs gs
i i
un un
tu tu
k k
me me
mb mber
er ik
ikan an
p pesan
ya ya
ng dapat t
m m
em emi
ilik k
i i
pe pe
ng ng
aruh uh
b b
ag agi
i peneri ri
ma ma
ny ny
a. Pengaruh media m
a assa baik
k itu bersifat internal maupun eksternal sangat erat kaitannya den
ngan respo on dari khalayaknya. Yang dimaksud
dengan respon itu sendiri a adalah
efek komunikasi yang terjadi pada dir khalayak setelah menerima pesa
sa n
n komunikasi yang ada pada sebuah media
21
Dengan demikian, keterkaitan antara media televisi dengan sikap penonton sangatlah erat. Pesan yang terdapat dalam sebuah media televisi
merupakan suatu stimulus yang nantinya mendapatkan respon dari penontonnya. Dimana efek-efek tersebut sangat beragam macamnya, salah
satunya adalah mempengaruhi sikap penontonnya.
3. Efek Komunikasi Massa
Dalam Nurudin 2007:220, Joseph Klapper sebagai seorang pencetus teori efek media terbatas yang mempengaruhi efek komunikasi massa. Dalam
buku tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Jika ada pengaruh yang
ditimbulkan oleh media massa, pengaruh tersebut sangatlah kecil atau terbatas. Adapun beberapa faktor utama yang mempengaruhi efek komunikasi
massa. Faktor-faktor itu turut membantu dalam menentukan besar atau tidaknya efek yang ditimbulkan oleh media massa. Faktor tersebut antara lain,
Selective attention merupakan sifat individu yang cenderung menerima pesan media massa yang sesuai dengan minat dan pendapatnya. Selective perception
merupakan keadaan individu akan mencari media lain guna mencari media informasi yang sesuai dengan keyakinannya. Selective retention merupakan
kecenderungan individu untuk mengingat pesan yang sesuai dengan kebutuhannya. Tak hanya itu, motivasi dan pengetahuan juga ikut
mempengaruhi dalam proses penerimaan pesan. Persuability merupakan penonton sangatlah erat.
. P
P e
esan yang g
te te
rdapat dalam sebuah media televis merupakan su
u a
atu stimulus yang nantinya m
m endapatkan respon dar
penonton onnya. Dimana ef
fe ek-e
e fe
fe k te
te rs
s ebut
ut sangat beraga
am m
macamnya, salah sa
a t
tunya adalah h m
mem emp
pengar h
uh i
sikap peno no
nt nt
on on
ny nya.
a.
3. Ef Ef
ek ek
Komun un
i ikas
i Massa
Da Da
la m Nu
ru din 2007:22
, Joseph Kla pp
er s eb
b ag
a ai
s s
eo eora
ra ng pen
n ce
c tu
teori i
efek media ter ba
tas yang m
em pengaruhi efek komun
ik kasi ma
ma ss
s a.
a. Dala
am bu
u ku
ter sebut dapat
di si
mpul ka
n bahw a
tidak selama nya
me e
di di
a a
mass s
a m
me miliki kekua
tan untuk
me mp
en ga
ru hi
khala yak.
Jika ada pe
pengaruh y yan
ng g
d di
timbulkan oleh med ia massa, pengar
uh tersebut sangat la
h h ke
e c
cil at ta
au te
rb at
as. Ad Ad
ap ap
un beberapa
fa fa
ktor uta a
m ma yang
g memp
mp en
en ga
ga ru
hi e
fe f
k komuni ni
ka ka
s massa. Faktor-faktor itu turut
ut m
embantu dalam menentukan bes sar
r a
atau ti
ti da
da kn
kn ya
ya e
e fe
fe k
k ya
ya ng
ng d
d it
it im
im bu
b lkan oleh me
e di
di a
a ma
ma ss
ss a.
a. F
F ak
ak to
to r
r te
te rs
rs eb
ebut a a
nt ntar
ara a
lain Se
S lective at
at te
te nt
ntio ion me
me ru
ru pa
p kan
n si
sifa fa
t t
i indivi
vi du
du y
y ang
g ce
cend nd
erung me e
ne neri
rim ma pesan
me di
di a
a m
massa yang sesuai den ngan min
inat dan pendapatnya. Se
Se le
lective perception merupakan keadaan indivi
idu akan m mencari media lain guna mencari media
informasi yang sesuai deng gan
a keyak
kinannya. Selective retention merupakan kecenderungan individu unt
t uk
u mengingat pesan yang sesuai dengan
22
keadaan dimana individu akan memperhitungkan apa yang dilakukan oleh orang lain terkait dengan informasi yang ia dapat dan ia butuhkan.
Faktor sosial merupakan faktor yang melihat bahwa di dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial yang terbentuk, kemudian
kelompok sosial itu dapat mempengaruhi individu dalam menerima pesan di media massa. Faktor sosial dapat digolongkan dari aspek usia dan jenis
kelamin, pendidikan serta lingkungan. Aspek-aspek tersebut yang menentukan ke dalam kelompok mana yang nantinya cenderung memberikan
kesamaan dalam memandang norma sosial, nilai dan cara bersikap ke anggotanya.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana masalah penelitian telah ditanyakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat ditanyakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik Sugiyono, 2006: 64. Perumusan hipotesa dalam penelitian ini dilihat dari ada atau tidak
adanya pengaruh antar variabel yang telah ditentukan. Perumusan hipotesa tersebut antara lain:
orang lain terkait dengan in in
fo formasi
i ya
a ng
ng ia dapat dan ia butuhkan.
Faktor s sosial merupakan faktor yang
me m
lihat bahwa di dalam masyar
r ak
akat terdapat kelo o
mp mp
ok ok
-ke ke
lo lo
mp m
ok ok
sosial yang t
t er
e bentuk, kemudian
ke ke
l lompok sosia
ia l
l it
itu dapat mempengaruh uh
i in
indi di
vi vi
du du
dalam men ner
e ima pesan d
medi i
a a
ma ma
ss s
a. Fak k
to to
r sosial dapat dig olon
n gk
gk an dar
r i
i as
as pe
pe k usia
dan jeni ke
kela lami
m n,
p p
en di
dikan serta li
ngkungan. Aspe k
k -
- as
a pek
k te
te rs
rs eb
e ut
yang m
menent nt
uk an ke dala
m kelompok mana yang
n an
tinya ce nd
der e
ung g
me me
mberik ikan
kes sa
ma an dalam me
ma ndang
no rma
so si
al, nilai dan ca
a ra
r b
b er
er si
si ka
ka p k
ke an
an ggotanya.
G G.
Hipotesis
Hipotesis me me
ru ru
pa pa
kan jawaban se se
me me
nt nt
ar ar
a terhad
ap r
um m
us usa
an mas s
a al
a ah
penelitian, dimana masalah p p
en enelit
itia ian telah ditanyakan dalam bentuk ka
ka li
im ma
pe p
rtanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan n
b ber
r d
dasa sa
r rkan
pa da
da t
t eo
eo ri
ri y
y an
an g
g re
re le
levan, b
b el
el um
um d did
idas asar
ka kan
n pa
pa da
da f
f ak
ak ta
ta f
-f ak
ak ta
ta emp mpir
iris is yang
di d
pe pe
ro l
le h
h me me
la lalui pengum
pu pu
lan data ta. Jadi hipotes
es is
is j
j uga
d dapa
pa t
t di
tanyakan sebagai jawaban teoritis ter
rhadap rumu musan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik Sugiyono, 20 06: 64.
Perumusan hipotesa d dalam
m penelitian ini dilihat dari ada atau tidak adanya pengaruh antar variabel
l yang telah ditentukan. Perumusan hipotesa