commit to user
14
penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi setelah terbentuk sistem tanda-penanda-petanda, tanda tersebut akan menjadi
petanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.
20
Semiotik merupakan varian dari teori strukturalisme, yang berasumsi bahwa teks adalah fungsi dari isi dan kode, sedangkan makna adalah produk dari
sistem hubungan. Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks yang rumit,
tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian menimbulkan perhatian pada makna tambahan connotative dan arti penunjukan denotative
kaitan dan kesan yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda. Setiap esai dalam bukunya, Barthes membahas fenomena
keseharian yang luput dari perhatian. Dia menghabiskan waktu untuk menguraikan dan menunjukkan bahwa konotasi yang terkandung dalam mitologi-
mitologi tersebut biasanya merupakan hasil kontruksi yang cermat.
21
e. Nasionalisme dan Patriotisme
Beberapa tokoh seperti Blank schmidt melalui studi mereka mendukung pendapat bahwa patriotisme tidak sama dengan nasionalisme.
Nasionalisme lebih bernuansa dominasi, superioritas atas kelompok bangsa lain.
20
Ibid
21
Cobley Jansz dalam Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung, 2006, hal. 68
commit to user
15
tingkat nasionalisme suatu kelompok atau bangsa, ditekankan pada adanya perasaan “lebih” atas bangsa lain.
22
Dibandingkan dengan nasionalisme, patriotisme lebih berbicara akan cinta dan loyalitas. Patriotisme memiliki beberapa dimensi dengan berbagai istilah,
namun Staub membagi patriotisme dalam dua bagian yakni
Blind Patriotism
dan
constructive patriotism
patriotisme buta dan patriotisme konstruktif. Sementara Bar-Tal menyisipkan conventional patriotism diantaranya.
23
Staub menyatakan patriotisme sebagai sebuah keterikatan
attachment
seseorang pada kelompoknya suku, bangsa, partai politik, dan sebagainya keterikatan ini meliputi kerelaan seseorang dalam mengidentifikasikan dirinya
pada suatu kelompok sosial
attachment
untuk selanjutnya menjadi loyal. Patriotisme buta di definisikan sebagai sebuah keterikatan kepada negara
dengan ciri khas tidak mempertnyakan segala sesuatu. Loyal dan tidak toleran terhadap kritik.
“
blind patriotisme is defined as a attachment to country characterized by unquestioning positif evaluation, staunch allegiance, and intolerance of
critism” .
24
Melihat definisi tersebut, dimana patriotisme buta dengan ciri khas menuntut tidak adanya evaluasi positif dan tidak toleran terhadap kritik, mungkin
akan lebih mudah di pahami jika kita ingat akan pernyataan yang sangat populer
22
Blank,T. Schmidt, P, National Identity in a United Germany : Nationalism or Patriotism? An Emprical Test With Represntative Data. Artikel Journal Of political Psycology, vol. 24, No. 2,
2003
19
Staub, ESchatz, Manifestations of blind and Constructive Patriotism: personality correlates and individual-group relation
. Dalam Bar-Tal, The Monopolization of patriotism, dalam Bar-Tal, Daniel Staub, Ervin edPatriotism-in-the lives of individuals and nations, chicago, Nelson –
Hall Publisher, 1997.
24
Ibid.
commit to user
16
:”
right or wrong is my country”
. Pernyataan ini tanpa perlu dipernyatakan lagi memberikan implikasi bahwa apapun yang dilakukan kelompok bangsa saya,
haruslah didukung sepenuhnya, terlepas dari benar atau salah. Sedangkan patriotisme konstruktif di definisikan sebagai sebuah
keterikatan kepada bangsa dan negara dengan ciri khas mendukung adanya kritik dan pertanyaan dari anggotanya terhadap sebagai kegiatan yang dilakukan terjadi
sehingga diperoleh suatu perubahan positif guna mencapai kesejahteraan bersama. “
constructive patriotism is edfined as an attachment to country characterized by support for questioning and critism of current group practices
and that are intended to result in positive change” .
25
Sementara patriotisme konstruktife juga tetap menuntut kesetiaan dan kecintaan anggota rakyat kelompoknya bangsa, namun tidak meninggalkan
nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pandangan ini, pemimpin tidak selamanya benar, bahkan sebutan orang tidak patriotis oleh seorang pemimpin bisa jadi berarti
sebaliknya. Kritik dan evaluasi terhadap kelompok yang dicintai seseorang justru merupakan bentuk kesetiaanya. Kritik dan evaluasi ini bertujuan untuk menjaga
agar kelompoknya tetap pada jalur yang benar atau positif.
26
Begitu pula dengan nasionalisme yang merupakan suatu paham yang memberikan ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan yang mewajibkan
dirinya untuk
mengilhami segenap
anggota-anggotanya. Nasionalisme
menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sumber daripada semua tenaga
kebudayaan kreatif dan kesejahteraan rakyat. Nasionalisme adalah faham yang
25
Schatz, R.T ; Staub, E; Lavine, H, On The Varieties of national attachment : Constructive patriotism
. Artikel Journal of Political Psycology, vol. 20, No.1, 1999.
26
ibid
commit to user
17
menunjukkan bahwa kesetiaan dari setiap individu atau warga negara ditujukan kepada kepribadian bangsanya.
Nasionalisme di Asia diberi nama nasionalisme Asia dan yang di Indonesia disebut nasionalisme Indonesia. Menurut Hertz Nationality in History
and Politics, 1951 di dalam nasionalisme, setidaknya ada dua unsur yang penting yaitu persatuan dan kemerdekaan. Tanpa kemerdekaan sangat sukar membina
persatuan dan sebaliknya tanpa persatuan sangat sulit mencapai kemerdekaan. Khusus terhadap corak anti penjajahan yang dibenci jangan orang atau bangsa
asing tetapi fahamisme yang mereka laksanakan imperialisme. pengaruh agama yang dianut oleh bangsa Indonesia juga memberikan watak terhadap
nasionalismenya. Penghargaan atas manusia dalam kedudukan sama derajat, sesuai dengan ajaran-ajaran agama, demikian pula corak nasionalisme Indonesia
yang tetap menjunjung tinggi martabat manusia tersebut. Nasionalisme dapat membuat seorang individu lebih kuat daripada
ideologi yang manapun. Semua ideologi dapat mempengaruhi individu secara emosional, dan setiap ideologi mempunyai simbol-simbol sakral tertentu yang
menghasilkan sesuatu reaksi dalam diri orang yang meyakininya. Namun nasionalisme lebih kuat daripada semua ini karena simbol-simbolnya terkadang
menghasilkan reaksi bahkan dalam diri orang yang tidak percaya. Nasionalisme mempengaruhi individu secara lebih mendalam dan hanya membutuhkan
kekuatan yang lebih sedikit dibanding ideologi lainnya.
commit to user
18
f. Karakteristik Nasionalisme