BAB 4 HASIL PENELITIAN
Dalam kurun waktu 5 tahun, dari 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2006 di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat 105 kasus kanker ovarium yang
terdiri dari 84 kasus 80 kanker ovarium jenis epitel dan 21 kasus 20 kanker ovarium non epitel.
Tabel 6. Karakteristik pasien kanker ovarium jenis epitel n
UMUR TAHUN • 29
• 30-39 • 40-49
• 50-59 • 60-69
• 70-79 12
15 30
21
4 1
14.3 17.9
36.9 25.0
4.8 1.2
Jumlah 84 100
PARITAS • O
• 1 • 2
• 3 • 3
30 19
11
9 15
35.7 22.6
13.1 10.7
17.9
Jumlah 84 100
RIWAYAT KB • TIDAK
DIKETAHUI • TANPA
KB 45
31 2
6 53.6
36.9 2.4
7.1
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
• HORMONAL • KONTAP
Jumlah 84 100
Dari tabel 6 diatas terlihat bahwa kanker ovarium epitel paling banyak didapati pada kelompok usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 30 orang 36.9. Di
Amerika Serikat, dilaporkan bahwa insiden karsinoma ovarium paling banyak pada populasi wanita berusia di atas 50 tahun sebesar 41.4 per 100.000
penduduk, sedangkan pada wanita yang lebih muda hanya 5.1 per 100.000 penduduk.
5
Dari penelitian lain di Amerika Serikat dilaporkan bahwa karsinoma ovarium dijumpai pada dekade delapan yaitu pada usia 75-79 tahun sebanyak 57
kasus per 100.000 wanita, sedangkan pada wanita yang berusia antara 40-44 tahun hanya 16 kasus per 100.000 wanita.
5
Dari penelitian Fadlan
di Medan tahun 1981-1990 dilaporkan insiden karsinoma ovarium terbanyak pada kelompok usia 41-50 tahun, sedangkan
Harahap
di Jakarta tahun 1984 melaporkan insiden tertinggi karsinoma ovarium terdapat pada kelompok usia 40-70 tahun.
12
Insiden tumor ovarium jenis epitel paling banyak dijumpai pada ibu dengan jumlah paritas 0 sebanyak 30 orang 35.7.
Seorang wanita yang sudah memiliki anak mempunyai faktor risiko yang lebih rendah terkena kanker
ovarium daripada wanita yang belum memiliki anak. Wanita dengan infertilitas juga mengalami peningkatan risiko karsinoma ovarium, dimana induksi
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
ovulasi klomifen atau gonadotropin dalam mengatasi infertilitas juga meningkatkan risiko karsinoma ovarium.
Insiden tumor ovarium jenis epitel paling banyak dijumpai pada ibu yang tidak menggunakan KB sebanyak 31 orang 36.9. Sedangkan pada kelompok
ibu-ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan kontrasepsi mantap kejadian kanker ovarium berturut-turut 2.4 dan 7.1.
Pike dkk
32
, melaporkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko
kejadian kanker ovarium.
Pada beberapa penelitian terakhir, berkurangnya risiko karsinoma ovarium pada wanita pemakai kontrasepsi oral dibandingkan yang bukan pemakai
adalah sebesar 30. Gross dkk
31
dan Tavani dkk
33
menunjukkan penurunan risiko dengan penggunaan kontrasepsi oral pada wanita dengan
riwayat keluarga yang kuat. Schildkraut dkk
34
, menunjukkan bahwa formulasi kontrasepsi oral progesteron rendah terkait dengan risiko kanker
ovarium yang lebih tinggi secara signifikan bila dibandingkan dengan formulasi kontrasepsi oral dengan progesteron tinggi.
Tabel 7. Sebaran stadium
Stadium n
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
• IA • IB
• IC • IIA
• IIB • IIC
• IIIA • IIIB
• IIIC • IV
3 15
1 3
5
44 2
4.1 20.5
1.4 4.1
6.8
60.3 2.7
Jumlah 73 100
Dari Tabel 7 memperlihatkan sebaran stadium dimana 84 kasus yang didapatkan pada penelitian ini ternyata sebanyak 11 kasus 13.5 tidak
diketahui stadiumnya oleh karena tindakan pembedahan dilakukan oleh dokter Obgin diluar RS. H. Adam Malik, sehingga jumlah kasus yang
diuraikan pada tabel 7 hanya 73 kasus. Dari tabel 7 tersebut terlihat bahwa insiden tumor ovarium jenis epitel paling banyak dijumpai adalah kasus
dengan stadium IIIC yaitu sebanyak 44 kasus 60.3. Keadaan ini menunjukkan bahwa sebagian besar kanker ovarium terdiagnosa pada
stadium yang telah lanjut. Hal ini disebabkan oleh karena pada stadium awal, karsinoma ovarium tidak menunjukkan gejala yang spesifik dan biasanya
ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Umumnya lebih dari 60 penderita di diagnosis setelah berada pada stadium lanjut.
12
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
Sedangkan kasus yang tidak diketahui stadiumnya berjumlah 11 orang 13.5, merupakan kasus-kasus yang dioperasi oleh dokter Obstetrik dan
Ginekologi di luar Divisi Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU RSUP. H. Adam Malik Medan.
Tabel 8. Sebaran histopatologi Jenis Histopatologi
n
• KISTA ADENOKARSINOMA SEROSUM • KISTA ADENOKARSINOMA MUSINOSUM
• ENDOMETRIOID 68
10 6
81 11.9
7.1
Jumlah
84 100
Dari tabel 8 terlihat bahwa jenis histologi terbanyak adalah Kista Adeno
Karsinoma Serosum yaitu sebanyak 68 orang 81.
Berek dkk
21
,
melaporkan bahwa sebanyak 75 dari kanker ovarium epitel adalah bentuk serosum.
Sebagian kecil adalah musinosum 20, endometrioid 2, clear
cell, Brenner
dan undifferentiated carsinoma
masing – masing sebanyak 1.
42
Tabel 9. Sebaran jenis operasi Jenis Operasi
n
• SURGICAL STAGING
• INTERVAL DEBULKING
62 8
84.9 11.0
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
• SOU KONSERVATIF
3 4.1
Jumlah 73 100
Dari tabel 9 terlihat bahwa sebagian besar kasus yaitu sebanyak 62 kasus 84.9 dilakukan tindakan
surgical staging , 8 kasus 11.0 dilakukan
sitoreduksi interval debulking
, 3 kasus 4.1 dilakukan SOU konservatif. Sedangkan 11 kasus lainnya dari 84 kasus dioperasi diluar oleh dokter Obgin
luar.
Pengobatan utama pada karsinoma ovarium adalah dengan cara pembedahan yang ditujukan untuk mengangkat massa tumor dan melakukan
penentuan stadium surgical staging
.
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 10. Sebaran kasus berdasarkan sisa massa tumor Ukuran Sisa Massa Tumor
n
• 1 cm OPTIMAL • ≥ 1 cm SUB OPTIMAL
60 13
82.2 17.8
Jumlah 73 100
Dari tabel 10 didapatkan bahwa dari keseluruhan operasi kanker ovarium sebanyak 60 kasus 82.2 tidak terdapat sisa massa atau sisa tumor
dengan diameter tumor 1 cm yang disebut sebagai optimal debulking
. Sedangkan 13 kasus 17.8 terdapat sisa massa tumor yang ukurannya
≥1 cm yang disebut sebagai
suboptimal debulking .
Tabel 11. Sebaran jenis kemoterapi Jenis Kemoterapi
n
• CP • CAP
42 4
91.3 8.7
Jumlah
46 100
Dari 73 kasus yang dioperasi, 27 kasus tidak dilakukan kemoterapi dengan perincian 13 kasus PAPS 17.8, 7 kasus
Loss of Follow Up 9.6 , 4 kasus
keadaannya memburuk paska operasi 5.5, dan 3 kasus stadium rendah IA IB 4.1.
Dari tabel 11 didapatkan bahwa jenis kemoterapi yang banyak digunakan adalah kombinasi cis-platin dengan cyclophospamide CP sebanyak 42
kasus 91.3 dari jumlah 46 kasus yang menggunakan kemoterapi.
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
Rimbos dkk , melaporkan bahwa penggunaaan obat kemoterapi golongan
cis-platin berhubungan dengan bertambahnya angka kemampuan bertahan hidup pasien. Terapi kombinasi menggunakkan campuran platinum seperti
cis-platin atau carboplatin, dengan golongan Taxane, seperti paclitaxel Taxol® atau docetaxel Taxotere®, merupakan pendekatan penanganan
yang baku standard.
13,16
Tabel 12. Sebaran jumlah siklus pemberian kemoterapi Siklus Pemberian Kemoterapi
n
• 1 Siklus
• 2 Siklus
• 3 Siklus
• 4 Siklus
• 5 Siklus • 6
Siklus 5
5 5
1 3
27 10.9
10.9 10.9
2.2 4.1
58.7
Jumlah 46 100
Dari tabel 12 didapati 27 kasus 58.7 yang mendapat kemoterapi secara lengkap 6 siklus, sedangkan 19 kasus lainnya 41.7 tidak melanjutkan
kemoterapinya sampai 6 siklus.
Tabel 13. Sebaran alasan tidak menyelesaikan kemoterapi n
KEMOTERAPI TERPUTUS • MENINGGAL
• LOSS OF FOLLOW UP
14 3
73.7 15.8
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
• ATAS PERMINTAAN
PASIEN 2 10.5
Jumlah
19 100
Pada tabel 13 terlihat dari 19 kasus yang tidak melanjutkan kemoterapi disebabkan oleh 14 kasus 73.7 karena pasien meninggal, 3 kasus 15.8
karena loss of follow up
, 2 kasus 10.5 karena atas permintaan pasien .
Tabel 14. Hubungan FDI dengan Operasi FDI
12 Bln 12 – 24 Bln
25 – 36 Bln 37 – 48 Bln
49 – 60 Bln
Jumlah n n n n n n
Operasi
• OPTIMAL
•
SUBOPTIMAL
11 8
18.3 61.5
15 25
14 2
23.3 15.4
7 3
11.7 23.1
13 21.7
60 13
100 100
Jumlah
19 26 15 20.5 16 21.9 10 13.7 13 17.8 73 100
Koefisien korelasi Spearman r = 0.033 ; p =
0.026 Pada Tabel 14 terlihat bahwa dalam masa 12 bulan sesudah terapi terdapat
61.5 8 kasus dari kelompok operasi suboptimal telah mengalami kekambuhan, sedangkan dari kelompok operasi yang optimal hanya dijumpai
18.3 11 kasus. Pada periode 49-60 bulan setelah terapi masih dijumpai 21.7 13 kasus dari kelompok operasi optimal yang mengalami
kekambuhan, sedangkan dari kelompok operasi suboptimal tidak dijumpai lagi kasus yang mencapai periode tersebut.
Dengan uji korelasi spearman dapat dilihat adanya hubungan yang bermakna p
≤ 0.05 antara waktu bebas penyakit dengan optimalisasi operasi, hal ini
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
menunjukkan bahwa besarnya sisa massa tumor mempengaruhi lamanya waktu bebas penyakit.
Tabel 15. Hubungan FDI dengan stadium FDI
12 Bln 12 – 24 Bln
25 – 36 Bln 37 – 48 Bln
49 – 60 Bln
60 bln n n n n n n
Stadium IA
IC IIC
IIIA IIIB
IIIC
IV 3
1
13 2
20 33.3
29.5 13.3
2 1
1
11 13.3
33.3 20
25 4
1 1
2 8
26.7 100
33.3 40
18.2 2
2 6
13.3
40 13.6
4 6
26.7
13.6 3
100
Jumlah 19 26 15 20.5 16 21.9
10 13.7 10 13.7 3 4.1
Koefisien korelasi Spearman r = 0.001, p
= 0.004
Tabel 15 terlihat bahwa pada kasus dengan stadium IA, semuanya yaitu 3 kasus mempunyai waktu bebas penyakit 60 bulan. Pada kasus dengan
stadium IC sebanyak 4 kasus 26.7 mempunyai waktu bebas penyakit 25-36 bulan dan 49-60 bulan. Pada kasus dengan stadium IIC sebanyak 1
kasus yang mempunyai waktu bebas penyakit 25-36 bulan. Pada kasus dengan stadium IIIA dan IIIB tidak satupun kasus yang dengan interval bebas
penyakit antara 49-60 bulan. Pada kasus dengan stadium IIIC sebanyak 13 kasus 29.5 yang mempunyai waktu bebas penyakit 12 bulan dan 6 kasus
13.6 yang mempunyai waktu bebas penyakit 49-60 bulan. Pada kasus
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
dengan stadium IV didapati 2 kasus yang mempunyai waktu bebas penyakit 12 bulan.
Dengan uji korelasi spearman dapat dilihat adanya hubungan yang bermakna p
≤ 0.05 antara waktu bebas penyakit dengan stadium, hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat stadium semakin pendek interval bebas
penyakitnya.
Tabel 16. Hubungan kelangsungan hidup dengan operasi Kelangsungan hidup
12 Bln 12 – 24 Bln
25 – 36 Bln 37 – 48 Bln
≥
49 Bln
Jumlah n n n n n n
Operasi
• OPTIMAL
•
SUBOPTIMAL
7 5
11.7 38.5
5 8.3
1 1
1.7 7.7
1 1
1.7 7.7
46 6
76.7 46.2
60 13
100 100
Jumlah
12 16.4 5 6.8 2 2.7 2 2.7 52
71.2 73
100
Koefisien korelasi Spearman r = 0.038 ; p =
0.023
Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa sebanyak 46 kasus 76.7 pada kelompok operasi optimal, masih bertahan hidup
≥ 49 bulan setelah tindakan
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
operasi. Sedangkan pada kasus operasi suboptimal hanya terdapat 6 kasus 46.2 yang masih bertahan hidup
≥ 49 bulan setelah operasi.
Dengan uji korelasi spearman dijumpai adanya hubungan yang bermakna p ≤ 0.05 antara kelangsungan hidup dengan optimalisasi operasi atau sisa
tumor.
sa Tumor Grafik
Ketahanan hidup dengan Sisa Mas
Kurve Kaplan-Meier diatas menunjukkan ketahanan hidup dengan sisa massa
tumor. Terlihat dari kurve
tersebut bahwa kasus operasi optimal memiliki kelangsungan hidup lebih lama dengan rata-rata 17.8 bulan dibandingkan
dengan kasus suboptimal dengan rata-rata 11.7 bulan.
60 40
20
JARAK MATI BULAN
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Cum Surviv al
OPTIMAL- SISA TUMOR
1 cm SUB OPTIMAL
OPERASI
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 17. Hubungan kelangsungan hidup dengan stadium Kelangsungan hidup
12 Bln 12 – 24 Bln
25 – 36 Bln 37 – 48 Bln
49 – 60 Bln
60 Bln n n n n n n
Stadium IA
IC IIC
IIIA IIIB
IIIC
IV 1
9 2
33.3 20.5
13.3 2
3 13.3
6.8 2
4.5 1
1 100
2.3 13
2 5
29 86.7
66.7 100
65.9 3
100
Total 12
16.4 5 6.8 2 2.7 2 2.7 49 67.1 3 4.1 Koefisien korelasi Spearman r = 0.004,
p = 0.001
Tabel 17 menunjukkan hubungan antara kelangsungan hidup dengan stadium. Pada kasus dengan stadium IA sebanyak 3 kasus yang mempunyai
waktu kelangsungan hidup 60 bulan. Pada kasus dengan stadium IC sebanyak 13 kasus yang mempunyai waktu kelangsungan hidup 49-60 bulan
dan 2 kasus yang mempunyai kelangsungan hidup 12-24 bulan. Pada kasus dengan stadium IIC sebanyak 1 kasus yang mempunyai waktu kelangsungan
hidup 37-48 bulan. Pada kasus dengan stadium IIIA sebanyak 2 kasus yang mempunyai waktu kelangsungan hidup 49-60 bulan dan IIIB sebanyak 7
kasus yang mempunyai waktu kelangsungan hidup 49-60 bulan. Pada kasus dengan stadium IIIC terbanyak 29 kasus yang mempunyai waktu
kelangsungan hidup 49-60 bulan. Pada kasus dengan stadium IV sebanyak 2 kasus yang mempunyai waktu kelangsungan hidup 12 bulan.
Dengan uji korelasi spearman dapat dilihat ada hubungan yang bermakna p ≤ 0.05 antara kelangsungan hidup dengan stadium, hal ini menunjukkan
bahwa tingkat stadium mempengaruhi lamanya kelangsungan hidup.
T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN