Faktor Risiko TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2. Klasifikasi tumor ganas ovarium 42 Tumor Frekuensi Epitel Kistadenokarsinoma serosum papilari Kistadenokarsinoma musinosum Karsinoma endometroid Karsinoma Clear cell Tumor brenner ganas Undifferentiated carcinoma 38 11 13 5 0.5 15 Sex Cord – stromal Tumor sel granulosa Tumor leydig-sertoli Tumor campuran 2 1 0.5 Germ Cell Teratoma imatur Karsinoma embrional Tumor sinus endodermal Khoriokarsinoma Campuran Disgerminoma 0.5 0.5 1 0.5 1 2 Stromal Sarkoma 0.5 Miscellanous Karsinoma metastatic Limphoma 10 0.5

2.3. Faktor Risiko

Secara definisi faktor risiko adalah segala sesuatu yang dapat merubah kemungkinan terjadinya suatu penyakit seperti kanker. Para peneliti T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009 USU Repository © 2008 menemukan beberapa faktor spesifik yang menimbulkan perubahan terjadinya kanker ovarium epitel. 11,22 • Obesitas Beberapa penelitian menyatakan adanya hubungan antara obesitas dan kanker ovarium. Secara keseluruhan, wanita obesitas mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi pada perkembangan kanker ovarium. Risiko terjadinya kanker ovarium meningkat 50 pada wanita yang mempunyai berat badan yang lebih. • Pembedahan ginekologi Ligasi tuba dapat mengurangi risiko terjadinya kanker ovarium sebanyak 67. Histerektomi juga menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium sebanyak sepertiga dari total pasien yang di histerektomi. • Obat-obatan fertilitas Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa penggunaan klomifen sitrat Clomid® untuk penggunaan yang lebih dari 1 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium. • Androgen Androgen merupakan hormon pria. Danazol meningkatkan kadar androgen. Penelitian terbaru menemukan adanya hubungan antara danazol digunakan untuk terapi endometriosis dan peningkatan risiko terjadinya kanker ovarium. • Terapi pengganti estrogen dan terapi pengganti hormon Beberapa penelitian terbaru menyatakan bahwa wanita yang menggunakan estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium. Terdapat risiko yang lebih tinggi pada wanita T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009 USU Repository © 2008 yang menggunakan estrogen tunggal selama beberapa tahun paling tidak 5 atau 10. • Riwayat keluarga menderita kanker ovarium, kanker payudara atau kanker kolorektal Kanker ovarium bersifat herediter. Risiko meningkat pada keluarga lapis pertama. Semakin muda usia keluarga yang terkena kanker ovarium semakin besar risiko terjadinya kanker ovarium. • Riwayat menderita kanker payudara Penderita kanker payudara, juga memiliki peningkatan terkena kanker ovarium. • Penggunaan bedak tabur Bahwasanya penggunaan bedak tabur langsung pada organ genital atau tissue pembersih bersifat karsinogenik menyebabkan kanker terhadap ovarium. Beberapa waktu lalu bedak tabur kadang mengandung asbestosis, bahan mineral penyebab kanker. Hal yang tersebut diatas merupakan faktor risiko secara umum. Namun faktor risiko ini dapat dicegah melalui kemopreventif yang masih diteliti. Adapun parameter untuk identifikasi wanita yang berisiko tinggi menderita kanker ovarium yang diperkirakan dapat dihindari dengan kemopreventif: 1. Riwayat pribadi atau keluarga menderita kanker payudara sebelum usia 50 tahun atau kanker ovarium pada usia berapapun. 2. Dua atau lebih dari satu kasus kanker payudara dan atau kanker ovarium. T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 – Desember 2006, 2009 USU Repository © 2008 3. Keturunan Yahudi Ashkenazi dengan riwayat pribadi atau keluarga menderita kanker payudara sebelum usia 50 tahun atau kanker ovarium pada usia berapapun. 4. Riwayat keluarga dengan kanker payudara pada pria. Wanita usia menopause dengan riwayat keluarga dengan kanker payudara dan atau kanker ovarium berada pada kelompok risiko tinggi dan merupakan target tepat untuk usaha pencegahan. Walaupun hanya 10 dari kanker ovarium berkaitan dengan terjadinya mutasi genetis, populasi risiko tinggi ini adalah pasien yang tepat untuk penelitian kemopreventif. Untuk penelitian agent kemopreventif kanker, populasi target harus termasuk wanita risiko tinggi dengan riwayat yang jelas kanker payudara dan ovarium dengan atau tanpa mutasi BRCA atau dengan keturunan Ashkenazi Yahudi. Walaupun belum ditemukan lesi preinvasif kanker yang dapat dideteksi terdapat bukti berdasarkan pada peningkatan kista inklusi dan area proliferasi yang terlihat di ovarium pada wanita dengan risiko tinggi pada beberapa penelitian, karenanya hal ini dapat digunakan sebagai biomarker. 23

2.4. Etiologi