50
deviden yang dibagikan perusahaan maka perusahaan tersebut bisa dikatakan berhasil dalam mengelola usahanya. Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui
bahwa deviden terendah selama 2 tahun dari 35 perusahaan manufaktur adalah sebesar 5,00 dan nilai tertinggi adalah sebesar 696457,00. Secara
umum nilai rata-rata deviden selam 2 tahun beruntun adalah sebesar 12097,79. Standar deviasi sebesar 83487,86 yang berarti bahwa penyebaran
dari variabel deviden adalah sebesar 83487,86.
4. Variabel Profitabilitas
Profitabilatas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang sebesar-besarnya di dalam operasinya. Semakin besar rasio
profitabilitas perusahaan dalam laporan keuangannya maka kemungkinan besar semakin baik jugalah perusahaan tersebut dalam mengoperasikan
usahanya. Dari tabel 4.1 diatas dapat diketaui bahwa nilai profitabilitas terendah selama 2 tahun dari 35 perusahaan yang diteliti adalah sebesar 1,00
dan nilai tertinggi sebesar 13746,00. Secara umum nilai rata-rata dari seluruh perusahaan selama 2 tahun adalah sebesar 1666,17. Standar deviasi 2623,37
yang berarti bahwa penyebaran variabel profitabilitas selama 2 tahun dari 35 perusahaan adalah sebesar 2623,37.
4.2 Uji Asumsi Klasik 1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah keseluruhan variabel terdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah keseluruhan variabel secara
normal dapat digunakan dengan uji jarque-berra JB test
51
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Keterangan Kebijakan
Hutang Free cash
Flow Deviden
Profitabilitas Jarque-
berrra 679,4701
699,1847 12471,52
546,2195 Probability
0,578358 0,538290
0,642937 0,090641
Sumber: Lampiran
Untuk mengetahui apakah suatu variabel terdistribusi normal dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Suatu variabel terdistribusi secara normal apabila nilai
probabilitasnya berada diatas 0,05. Jadi berdasarkan tabel 4.2 diatas maka keseluruhan variabel yang terdiri dari kebijakan hutang, free cash flow, deviden,
dan profitabilitas terdistribusi secara normal dengan nilai signifikansi diatas 0,05.
2.Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen mempunyai tingkat korelasi yang sempurna. Uji
multikolinineritas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan nilai R2. Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 tidak terlalu tinggi yaitu 0,2083 dan semua
variabel independen searah dengan teori yang ada. Berdasarkan estimasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa estimasi persamaan dalam medel yang digunakan
terbebas dari masalah multikolinieritas.
4.3 Uji Hausman
Uji hausman merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan model mana yang paling bagus dilakukan dalam model estimasi. Hasil uji
hausman dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Ho : Random Effect Model diterima dan H1 ditolak
52
H1 : Fixed Effect Model diterima dan Ho ditolak
Tabel4.3 Uji hausman
CorrelatedRandom Effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq d.f. Prob.
Cross-section random
0,019226 3
0,7748 Redundant Fixed Effects
Effects Test Statistic
d.f. Prob.
Cross-section F 1,061514
34,32 0,4339
Chi-section Chi- square
52,858114 34
0,0206
Sumber: Lampiran
Berdasarkan hasil uji hausman yang dilakukan, diperoleh nilai chi square correlated random effect adalah sebesar 0,0192 dengan probabilitas signifikansi
0,77 sedangkan nilai chi square Redundant Fixed Effects Test adalah sebesar 52,85 dengan probabilitas signifikansi 0,02. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa model yang sesuai untuk estimasi persamaan regresi dalam penelitian ini adalah random effect model.
Hasil Model Estimasi
Secara matematis model persamaan regresi data panel didalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
DPR
it
= α + β
1
FCF
it
+ β
2
ROE
it
+ β
3
DER
it
+ ε...............................................3
Kemudian persamaan tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural:
LnDPRit= α + β
1
Ln FCFit + β
2Ln
ROEit + β
3
Ln DERit + ε..
...........................4
53
Berdasarkan hasil regresi data pael dengan menggunakan program eviews 7, maka diperoleh hasil estimasi sebagai berikut:
Tabel 4.4 Koefisien Variabel
Variable Coefficiient
Std.Error t-Statistic
Prob.
C 107,7104
24,6313 4,3728
0,0000 FCF?
1,2300 0,0001
0,0820 0,9349
DPR? 0,0002
5,5000 3,9730
0,0002 ROE?
-0,0017 0,0037
-0,4591 0,6476
Sumber: Lampiran
Berdasarkan hasil uotput dalam tabel 4.4 diatas, interpretasi model persamaan yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:
LnDPR= 107,7104 + 1,2300LnFCF + 0,0002LnROE – 0,0017LnDER..............5 Adapun interpretasi dari hasil estimasi yang di peroleh dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. free cash flow FCF
free cash flow memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang dengan koefisien 1,23. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi kenaikan 1 satuan
pada variabel free cash flow, ceteris paribus, maka kebijakan hutang akan meningkat sebesar 1,23.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, yang ditunjukkan oleh nilai probability
dari FCF sebesar 0,93 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel free cash flow tidak dapat digunakan untuk memprediksi kebijakan hutang pada
perusahaan-perusahaan manufaktur di indonesia pada tahun 2012 sampai
54
dengan tahun 2013. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Achmad Fauz Rosidi 2007, dan Bram Hadianto dan Herlina 2010,
meskipun dengan model regresi yang berbeda. Tidak dapatnya arus kas ini untuk memprediksi rasio hutang, didasari pada pendapat Tarjo 2005 yang
menyatakan bahwa aliran kas bebas belum mendapat perhatian di Indonesia karena perusahaan yang ada tidak melaporkan keberadaannya dan besarannya
secara aksplisit. Sehingga orang tidak tau pastinya berapa besaran arus kas bebas free cash flow yang dimiliki oleh suatu perusahaan di Indonesia.
2. Devidend Payout Ratio DPR
Devidend Payout Ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap kebijakan hutang yaitu dengan koefisien 0,000218. Hal ini berarti apabila
terjadi kenaikan 1 satuan variabel deviden, ceteris paribus maka akan menaikkan 0,000218 rasio hutang perusahaan.
Nilai probability 0,0002 yang lebih kecil dari 0,05 0,0002 0,05 menunjukkan bahwa deviden DPR berpengaruh signifikan pada tingkat
signifikansi 5 terhadap kebijakan hutang pada perusahaan-perusaahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2012 sampai
dengan tahun 2013. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu lidya agustina 2010 yang mengatakan
bahwa variabel deviden mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang, meskipun penelitian metode berbeda yaitu dengan metode
regresi berganda sedangkan penelitian ini menggunakan metode regresi random effect model REM.
55
3. Profitabilitas ROE
Tingkat profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap kebijakan hutang dengan koefisien sebesar -0,001727. Hal ini berarti apabila
terjadi kenaikan 1 satuan pada variabel profitabilitas, ceteris paribus maka akan menurunkan rasio hutang sebesar 0,001727.
Nilai probability 0,6476yang lebih besar dari 0,05 0,6476 0,05 menunjukkan bahwa profitabilitas ROE tidak berpengaruh signifikan pada
tingkat signifikan 5 terhadap kebijakan hutang pada perusahaan- perusahaan manufakur yangterdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2012
sampai dengan tahun 2013, penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Harjanti dan Tandelin 2007 dalam lidya
agustina yang menyatakan bahwa Profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap kebijakan hutang dan hasil penelitian tersebut juga konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faisal 2000.
4.4 Test Koefisien Determinasi R2