Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Free cash flow Deviden Profitabilitas Variabel Pengontrol

33

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel bebas terhadap satu variabel terikat, untuk melihat dan membuktikan pengaruh free cash flow, deviden,dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua, yaitu variabel terikat dependen dan variabel bebas independen. 1. Variabel terikat Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan Hutang, Kebijakan hutang diproksikan dengan DER debt equity ratio, yaitu rasio hutang yang diukur dari perbandingan hutang dengan ekuitas modal sendiri, dengan rumus: DER = ����� ���� ����� ������ x 100 2. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri atas :

a. Free cash flow

Free cash flow yaitu sisa arus kas setelah perusahaan membayar semua beban operasi dan melakukan investasi.Rumus singkat untuk menghitung arus kas bebas adalah: Arus kas bebas = Arus kas dari Operasi – Belanja modal 34

b. Deviden

Deviden diproksikan dengan Dividend Payout Ratio DPR, yang merupakan bagian laba bersih setelah pajak yang ditetapkan oleh pihak perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham atau rasio yang mengukur pendapatan bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Dapat diukur dengan: ������������������� = ������������ℎ��� �����������ℎ���

c. Profitabilitas

Profitabilitas diproksikan dengan Return on Equity ROE, yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. ROE = ����������ℎ����� ����������������� x 100

3.2 Variabel Pengontrol

1. Tingkat Pertumbuhan Growth

Variabel growthdidefinisikan sebagai perubahan tingkat pertumbuhan tahunan dari total aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan positif dengan β. Pengukuran tingkat pertumbuhan aktiva growth diukur dengan pertumbuhan total asset. Growth dihitung dengan persamaan: Grow = �� � −�� �−1 −1 2 ∝ x100 35 Keterangan: TA t : Total asset tahun ini TA t-1 : Total asset tahun sebelumnya 2. Risiko bisnis Resiko bisnis merupakan ketidakpastian perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Risiko bisnis ini merupakan risiko yang dihadapi perusahaan ketika tidak menggunakan hutang sehingga dapat dilihat pengaruhnya terhadap pengambilan kebijakan hutang perusahaan. Risiko bisnis pada penelitian ini diproksikan dengan standar deviasi dari EBIT Earning Before Interest and Tax seperti pada penelitian Lopez, dan Fransisco Sogorb 2008. Risiko bisnis BRISK dapat dirumuskan sebagai berikut : BRISK = stdev EBIT Menurut Imam 2007, deviasi standar merupakan ukuran dispersi penyebaran,deviasi standar merupakan ukuran secara statistik dari risiko dimana semakin besar nilai deviasi standar maka semakin besar risikonya.

3. Ukuran Perusahaan

Menurut Imam Subekti dan Novi Wulandari 2004, ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan selama akhir periode yang telah diaudit.Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat diukur berdasarkan total penjualan, total 21 nilai buku 36 asset, nilai total aktiva dan jumlah tenaga kerja. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan di-proxy dengan nilai logaritma natural dari total penjualan. Ukuran perusahaan Size dalam jangka panjang merupakan wujud pertumbuhan yang baik. Banz, 1981 dalam Widyastuti, 2007 menyatakan bahwa faktor ukuran perusahaan penting dalam signifikansi secara statistik terhadap imbal hasil. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva atau total penjualan bersih. Semakin besar total aktiva maupun penjualan maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan maka semakin banyak juga perputaran uang dalam perusahaan. Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan Nisa Fidyati, 2003.Ukuran perusahaan dapat berupa total aktiva, penjualan, nilai pasar saham atau ekuitas pemilik. Dalam penelitian ini, variabel yang akan digunakan adalah total aktiva. Maksud dari total aktiva disini adalah total aktiva perusahaan pada tahun terakhir Sunaryah, 2002. Dalam beberapa penelitian, variabel ukuran perusahaanmerupakan variabel yang paling 37 sering diteliti. Hal senada juga dikemukakan Subekti dan Wulandari 2004, ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimliki perusahaan atau total aktiva perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan selama akhir periode yang telah diaudit. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Pengkategorian ukuran perusahaan ini dilakukan dengan menggunakan analisis klaster terhadap log natural total aktiva seluruh perusahaan sampel. Menurut Courtis, et al 1977 dalam Subekti dan Widiyanti 2004 bahwa ukuran perusahaan dapat dihitung sebagai berikut : Ukuran Perusahaan = ln Total Aktiva Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan di- proxy dengan nilai logaritma natural dari total aktiva natural logarithm of total aktiva. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan perusahaandalam laporan keuangan dan menentukan lamanya audit tersebut. Yang dimaksud dengan teori expectation gap adalah perbedaan antara apayang outsider dan pemakai laporan keuangan percayai insider atau harapkan denganapa yang insider yakini tanggung jawab yang diberikannya Guy and Sullivan, 1988.Pemakai laporan keuangan insider mengharapkan untuk lebih bertanggung jawabapa yang dilaporkan, mengkomunikasikan kepada pemakaian laporan keuanganinformasi yang lebih berguna termasuk peringatan awal kemungkinan kegagalanbisnis dan mengkomunikasikan dengan lebih 38 jelas.Guy and Sullivan 1988 menyatakan, ekspektasi masyarakat sebenarnyasudah melebihi opini insider dan perannya sebagai penjamin kewajaran penyajianlaporan keuangan. Masalahnya jauh lebih kompleks dari apa yang disajikan dalamlaporan keuangan. Tanggung jawab keandalan laporan keuangan merupakan suaturangkaian tugas yang tumpang tinding. Manajemen bertanggung jawab padapenyajian laporan keuangan, internal auditor bertanggung jawab pada manajemen,direktur dan komite audit bertanggung jawab pada kekeliruan yang mungkin terjadi,dan auditor ekstern bertanggung jawab mengaudit dan melaporkan temuannya selamapemeriksaan.

3.3 Populasi dan sampel